5200711083
2023
2
PERNYATAAN
NPM : 5200711083
Program : Sarjana
Apabila terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab saya.
Penulis,
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas kerja praktik sebagai
salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro. Laporan Kerja
Praktik ini disusun sebagai hasil penelitian yang telah dilaksanakan
PT.PERTAMINA HULU ROKAN REGIONAL 1 ZONA 4 PENDOPO baik
selama Kerja Praktik (KP) maupun dalam hal pengambilan data. Dalam laporan
Kerja Praktik ini penyusun memaparkan setudi kasus electrical motor pompa
recovery pit air asin.
Penyusun menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah
diberikan dari berbagai pihak kepada penyusun hingga tugas karya akhir ini dapat
selesai, kepada antara lain:
1.Allah SWT atas segala ridho-Nya yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk menyelesaikan kerja praktik hingga selesai.
2.Kedua orangtua, adik, dan keluarga penulis yang selalu memberikan do’a serta
dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktik lapangan.
3.Bapak Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., Akt., CA. selaku Rektor
Universitas Teknologi Yogyakarta.
4.Bapak Sutarman, S. Kom., M. kom., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
5.Bapak Fredi Prima Sakti, S.Pd., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
6.Bapak Wira Fadlun, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberi pengarahan dalam menyusun laporan kerja praktik.
4
ABSTRAK
Motor listrik adalah komponen penting dalam berbagai aplikasi industri, termasuk
di perusahaan minyak dan gas bumi seperti PT Pertamina. Pemeliharaan yang
tepat dan kinerja yang handal dari motor listrik sangat penting untuk menjaga
operasi yang efisien dan aman. Penelitian ini menyajikan sebuah studi kasus
tentang pemeliharaan motor listrik di fasilitas PT Pertamina. Kerja praktik ini
berfokus pada identifikasi masalah umum yang sering muncul pada motor listrik,
termasuk overheating, kelembaban, keausan mekanis, pembebanan berlebihan,
kontaminasi kimia, masalah listrik, dan pemeliharaan yang tidak tepat. Hasil kerja
praktik menunjukkan bahwa faktor-faktor ini dapat mengganggu kinerja motor
dan mengurangi umur pakainya. Selain itu, kerja praktik ini menyoroti praktik
pemeliharaan yang efektif yang dapat diterapkan di PT Pertamina untuk
mencegah dan mengatasi masalah motor listrik. Hal ini mencakup perawatan
preventif berkala, inspeksi berkala, pemantauan kondisi motor, dan pelatihan
operator motor listrik.
5
ABSTRACT
Electric motors are an important component in various industrial
applications, including in oil and gas companies such as PT
Pertamina. Proper maintenance and reliable performance of electric
motors is essential to maintain efficient and safe operation. This
research presents a case study of electric motor maintenance at PT
Pertamina facilities. This practical work focuses on identifying
common problems that often arise in electric motors, including
overheating, moisture, mechanical wear, overloading, chemical
contamination, electrical problems, and improper maintenance. The
results of practical work show that these factors can disrupt the
performance of the motor and reduce its service life. In addition, this
practical work highlights effective maintenance practices that can be
implemented at PT Pertamina to prevent and overcome electric motor
problems. This includes regular preventative maintenance, periodic
inspections, motor condition monitoring, and electric motor operator
training.
Keywords: Pump motor, salt water recovery pit.
6
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 BATASAN MASALAH..........................................................................................2
1.4 TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................2
1.5 MANFAAT PENELITIAN......................................................................................2
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
2.1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN.....................................................................5
2.1.1 SEJARAH DAN PROFIL.................................................................................5
2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI.............................................................................6
2.1.3 VISI & MISI.....................................................................................................8
2.2 TEORI PENDUKUNG............................................................................................9
2.2.1 MOTOR LISTRIK............................................................................................9
2.2.2 STAR-DELTA................................................................................................14
BAB III METODOLOGI..............................................................................................16
3.1 LANGKAH PENELITIAN....................................................................................16
3.2 ALAT DAN BAHAN............................................................................................17
3.2.1 Alat..................................................................................................................17
3.2.2 Bahan..............................................................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................22
4.1 PEMBAHASAN HASIL........................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................28
5.1 KESIMPULAN......................................................................................................28
5.2 SARAN..................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................30
LAMPIRAN...................................................................................................................31
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Motor listrik adalah salah satu alat yang mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik atau sebaliknya, motor listrik sering kali digunakan
dalam dunia industri, motor listrik digunakan sebagai alat pemrosesan produksi
suatu Perusahaan.
Seperti halnya pada Recovery Pit air asin pada SP 10 Talang akar
Pertamina Pendopo, motor listrik tersebut mengalami short-circuit dikarenakan
air masuk ke dalam komponen kelistrikan, kinerja filter air asin menjadi
terganggu. Beberapa hasil produksi minyak bumi mengalami pencampuran
dengan air asin.
Maka dari itu motor tersebut perlu dilakukan penggantian serta membuat
solusi agar kedepannya tidak terjadi gangguan, dengan melakukan
Maintenance secara berskala kita akan tahu bahwa kinerja motor listrik kurang
maksimal atau sudah bekerja dengan sesuai harapan
(TUGAS AKHIR ANALISA STARTING M
.
1
3. Bagaimana cara mendeteksi potensi kerusakan pada motor listrik secara
dini?
2
2. Bagi Perusahaan
Penelitian motor listrik dapat membantu PT Pertamina mengembangkan
dan meningkatkan teknologi motor listrik. Ini mencakup peningkatan
efisiensi, keandalan, dan kinerja motor listrik. Inovasi dalam teknologi
motor listrik dapat membantu PT Pertamina tetap kompetitif dalam
industri energi yang sedang berubah.
3. Bagi Universitas
Penelitian motor listrik bersama PT Pertamina dapat memberikan
universitas peluang untuk melakukan penelitian terapan yang relevan
dengan dunia nyata. Hasil penelitian ini dapat dipublikasikan dalam jurnal
ilmiah, memperkuat reputasi universitas sebagai pusat pengetahuan dan
penelitian.
Bab I Pendahuluan
Merupakan bab yang berisi tentang gambaran umum dari permasalahan yang akan
di bahas. Dalam pendahuluan terdiri dari enam sub bab, yaitu latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulis.
Pada bab ini terdiri dari tinjauan umum permasalahan dari teori pendukung.
Dalam tinjauan umum perusahaan di uraikan mengernai sejarah dan profil,
struktur organisasi, dan unit usaha. Sedangkan teori pendukung menyampaikan
bahasan tentang teori-teori yang menunjang penelitian dan pengamatan selama
kerja praktik di perusahaan atau industri.
3
Pada bab ini terdiri dari langkah-langkah penelitian, alat dan bahan yang
digunakan saat penelitian kerja praktik. Dalam langkah penelitian menjelaskan
mengenai tahapan penelitian dan bentuk flowchart. Sedangkan alat dan bahan
merupakan tentang piranti apa saja yang di gunakan selama proses penelitian.
Pada bab ini terdiri dari hasil pengamatan dan pembahasan hasil penelitian. Hasil
pengamatan pengamatan menyampaikan data – data secara visual maupun hasil
pengukuran terhadap obyek pengamatan. Sedangkan pembahasan hasil membahas
mengenai bagaimana obyek – obyek pengamatan tersebut dioperasikan pada
perusahaan.
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyatakan hipotensi
penelitian yang tertuang pada tujuan penelitian adalah terbukti atau tidak terbukti
berdasarkan hasil yang dibahas pada bab sebalumnya. Sedangkan saran untuk
memberikan gambaran bagi pembaca baik secara civitas akademika maupun
perusahaan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
II.1.1 SEJARAH DAN PROFIL
Pertamina (2006), menyatakan bahwa Standard Oil of New Jersey
memulai aktivitas industrinya di Indonesia melalui The American
Petroleum Company yang berada di Negara Belanda, tepatnya pada
tanggal 24 April 1912. Perusahaan Amerika ini memulai operasinya di
Sumatera Selatan pada Tahun 1916 dan dalam sekejap perusahaan ini
mampu menjadi perusahaan yang sangat dikenal masyarakat luas karena
mampu produksi minyak hingga 10.000- 20.000 berel per hari, karena
ditemukannya ladang minyak di daerah Talang Akar tepatnya pada sumur
Talang Akar-6 di kedalaman 2000 kaki pada tahun 1922.
5
meningkatkan jumlah produksi juga terus dilakukan pada Tahun 1981
dengan melakukan pemboran di beberapa daerah bagi hasil yaitu Tabunan,
Marga Rimba Asam Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Musi Banyasin.
Berdasarkan pasal 3 kontrak karya dan Undang-Undang No.14 tahun 1963
pada tanggal 28 November 1983, pengoperasian dan pengolahan lapangan
minyak “old area”, Pendopo diserahkan kepada PT PERTAMINA setelah
lebih dari setengah abad dikelolah oleh pihak asing. Dalam
pengelolaannya dipimpin oleh kepala Lapangan Pendopo yang berkantor
di Pendopo dan merupakan bagian dari Pertamina UEP II Sumbangsel
yang berkantor di Plaju.
6
pengumpul, serta mempertahankan produksi yang sudah ada.
3. Work Over and Well Service, departemen ini berfungsi untuk
melakukan pengawasan proses work over maupun well service dan
bertanggung jawab atas perbaikan sumur produksi yang ada di
wilayah kerja operasional PT Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo.
4. Reliable Available Maintenance (RAM), merupakan departemen
yang bertanggung jawab tentang perawatan peralatan-peralatan
produksi diatas permukaan, ataupun sebagai tempat penyediaan
suku cadang peralatan di permukaan.
5. Legal & Relationship, merupakan departemen yang berfungsi
untuk mengatur persyaratan UU untuk melakukan kegiatan
operasional kerja di bidang migas dan bertanggung jawab untuk
menjalin hubungan sosial antar sesama untuk membangun
kerjasama di wilayah operasional.
6. Supply chain Management (SCM), merupakan departemen yang
mengatur supply agar dapat melakukan kegiatan di area
operasional dan juga mengatur untuk ketersediaan peralatan yang
akan digunakan dalam suatu pekerjaan tanpa terkecuali.
7. Human Resources Departement, merupakan departemen yang
bertanggung jawab untuk semua berkas-berkas yang masuk
kedalam perusahaan, seperti Proposal PKL/TA dan surat lamaran
kerja.
7
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT.Pertamina Hulu Rokan
Sumber : Data dari PT.Pertamina
II.1.3 VISI & MISI
Visi dan Misi PT Pertamina EP Asset 2
VISI:
Menjadi unit usaha hulu migas terbaik di PT PERTAMINA EP.
MISI:
Mengelola kegiatan bisnis di bidang hulu migas secara professional,
kompetitif dengan menerapkan Good Oil & Gas Engineering Practices,
berwawasan lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
Tata Nilai:
1. Profesional
2. Sinergi
3. Integritas
4. Ikhlas
5. Fokus Pelanggan
SLOGAN:
“BE AN EXCELLENT COMPANY”
Sincere Strong Sensible
8
II.2 TEORI PENDUKUNG
Penelitian ini dilakukan dengan teori pendukung yang memiliki
kertekaitan dengan Motor Listrik sebagai berikut:
9
b. Motor induksi tiga fasa : memiliki 3 lilitan. Motor induksi 3 fasa ini
dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar daripada motor induksi satu
fasa.
1. Motor induksi 3 phase
Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC
1 phase untuk menghasilkan beda phase diperlukan penambahan
komponen Kapasitor pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat
langsung dari sumber. Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen
dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator
oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai
4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor
dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe
motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan
lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe
motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor
induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat
batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Jadi pengertian motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik
yang merubah energi listrik menjadi energi gerak, motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus
yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh
arus stator, di dalam penyambungan rangakain ada 2 model , Ada 2 model
penyambungan pada rangkaian motor 3 phase:
a. Sambungan Bintang
Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu
ujung dari ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang
digabung tersebut menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase
10
yang jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral atau nol.
b. Sambungan Segitiga
Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan
kumparan - kumparan motor sehingga membentuk segitiga.
Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor
Induksi juga memiliki konstruksi yang sama baik motor DC
maupun AC. Konstruksi dimaksud terdiri dari 2 bagian utama yaitu
stator dan rotor.
2. Stator
Stator motor induksi adalah sama dengan yang di miliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-
laminasi dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan
dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan.Dalam alur-alur
stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda satu dengan
lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3
fase). Khusus untuk Stator pada motor - motor listrik dengan ukuran kecil
dibentuk dalam potongan utuh. Sedangkan untuk motor-motor dengan
ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah besar segmen - segmen
laminasi. Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari
bahagian-bahagian sebagai
berikut :
a. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
b. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
c. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat
meletakkan belitan (kumparan stator).
d. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.
Rangka stator motor induksi ini di desain dengan baik dengan empat
tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak
langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan
11
oleh gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan
oleh karena itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar
dan goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga
pendinginan lebih efektif.
3. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas rotor
terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk
jalur magnetik silinder dan sirkuit listrik. Konstruksi rotor motor induksi
terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.
a. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti
stator.
b. Alur bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur
merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
c. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
d. Poros atau as.
Bagian lainnya, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:
a. Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan.
b. Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros.
c. Poros baja untuk transmisi torsi ke beban.Kipas pendingin untuk
memberi pendinginan pada stator dan rotor.
d. Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan
listrik eksternal.
Prinsip Kerja Motor Induksi Motor induksi bekerja berdasarkan
induksi elektromagnetik dari kumparan stator tersebut kepada kumparan
rotornya itu. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan
dengan suatu sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya
sehingga timbul tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor
12
merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada
kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada
dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator tersebut sehingga
kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi
yang cenderung menggerakkan rotor tersebut sesuai dengan arah
pergerakan medan induksi stator. Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan
sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti
medan putar stator, perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor
disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang
oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga
slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar.
Jadi bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Pada
rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slotslotnya
yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan
kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan ke
rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya
kecepatan putar medan stator dan sebaliknya Kecepatan
berputarnya (Sulastri & Darmawan, n.d.).
13
II.2.2 STAR-DELTA
Star Delta adalah metode penyambungan (koneksi) yang umum
digunakan dalam pengoperasian motor listrik, terutama pada motor induksi
tiga fasa. Metode ini juga dikenal dengan nama lain, yaitu "Y Δ" karena
simbolnya yang mirip huruf Y (star) dan Δ (delta).
14
Penerapan metode star delta perlu mempertimbangkan kapasitas
dan kebutuhan motor serta kondisi sistem daya yang digunakan.
Perancangan dan penerapan metode ini biasanya disesuaikan dengan
spesifikasi dan persyaratan dari motor dan sistem daya yang
digunakan (Addawami & Yhuto Wibisono Putra, 2022).
15
BAB III
METODOLOGI
III.1 LANGKAH PENELITIAN
Dalam menyelesaikan tanggungjawab kegiatan kerja praktik sebagai
salah satu syarat kelulusan, laporan kegiatan kerja praktik ini penulis
menyusun langkah-langkah penelitian guna mempermudah penysunan
laporan. Langkah penelitian disusun dalam bentuk flowchart seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
16
a. Penentuan masalah penelitian
b. Setudi literatur
Studi literatur merupakan perolehan data sekunder yang memiliki
keterkaitan dengan permasalahan yang diangkat. Data ini diperoleh dari jurnal
penelitian, ataupun bukubuku terkait dan situs-situs yang ada di internet.
c. Observasi
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data dari lapangan dengan
cara mempelajari dan melakukan perbaikan motor listrik dengan didampingi
oleh seorang teknisi.
d. Pengambilan data
Data yang di peroleh dari hasil wawancara dan observasi akan dibuat
dan akan diolah kemudian divalidasi oleh pendamping lapangan dan seorang
supervisior. Data yang diperoleh digunakan sebagai data primer pada
penulisan naskah laporan kerja praktik.
e. Penulisan Laporan
Penulisan laporan serangkaian kegiatan yang telah dilakukan dengan
maksud memaparkan hasil secara logis dan kronologis sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
17
Gambar 3. 2 Kunci Pas
Sumber : Data Dari Google
2. Kunci L
Gambar 3. 3 Kunci L
Sumber : Data Dari Google
3. Obeng
18
Gambar 3. 4 Obeng
Sumber : Data Dari Google
19
Gambar 3. 5 Amper Clam meter
Sumber : Data Dari PT.Pertamina Hulu Rokan
III.2.2 Bahan
1. Motor listrik tiga fasa
Motor listrik tiga fasa adalah jenis motor listrik yang menggunakan
tiga fasa tegangan AC (arus bolak-balik) untuk menghasilkan
gerakan mekanis. Motor listrik ini banyak digunakan dalam
membantu memfilter air asin sehingga minyak bumi dan air asin
tidak tercampur.
20
Gambar 3. 6 Pemasangan Motor Listrik Tiga Fasa
Sumber : Data Dari PT.Pertamina Hulu Rokan
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 PEMBAHASAN HASIL
Motor listrik dapat mengalami berbagai masalah selama
operasionalnya. Beberapa masalah umum pada motor listrik meliputi:
1. Overheating (Panas Berlebihan):
Pemanasan berlebihan dapat disebabkan oleh beban berlebih,
kegagalan ventilasi, atau masalah pada sistem pendingin. Hal ini dapat
mengurangi umur pakai motor dan memicu kerusakan.
2. Arus Tinggi:
Arus yang lebih tinggi dari biasanya dapat menunjukkan adanya
masalah pada motor seperti korsleting atau gesekan berlebihan. Pemantauan
arus listrik yang tidak biasa perlu dilakukan.
3. Keausan Bantalan (Bearing Wear):
Keausan bantalan dapat menyebabkan getaran dan kebisingan yang
tidak normal. Bantalan yang aus perlu diganti untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut.
4. Isolasi Pembungkus (Insulation Failure):
Gagalnya isolasi pada gulungan motor dapat menyebabkan korsleting
listrik. Pemeriksaan rutin diperlukan untuk mendeteksi dan mengganti isolasi
yang rusak.
5. Pergeseran atau Patah Kumparan (Coil Shift or Coil Failure):
Pergeseran atau patah kumparan pada gulungan stator dapat
menyebabkan masalah operasional. Hal ini dapat disebabkan oleh getaran
berlebih atau kondisi operasional yang ekstrem.
6. Keausan Sikat (Brush Wear):
Jika motor menggunakan sikat, keausan sikat adalah masalah umum.
Sikat yang aus dapat mengurangi efisiensi motor dan memicu masalah
lainnya.
7. Kelebihan Beban (Overload):
22
Kelebihan beban pada motor dapat mengakibatkan peningkatan arus
dan pemanasan berlebih. Penggunaan motor di luar batas kapasitasnya dapat
merusak komponen internal.
8. Ketidakseimbangan (Imbalance):
Ketidakseimbangan pada rotor dapat menyebabkan getaran yang dapat
merusak motor dan peralatan terkait. Pemeliharaan rutin termasuk pengecekan
keseimbangan.
9. Kurang atau Terlalu Banyak Pelumasan (Lubrication Issues):
Masalah dengan sistem pelumasan dapat menyebabkan gesekan
berlebih, keausan, dan panas berlebih. Pastikan tingkat pelumasan dan kualitas
oli sesuai dengan persyaratan motor.
10. Masalah dengan Kontrol Elektronik (Electronic Control Issues):
Masalah dengan sistem kontrol elektronik atau pengendali frekuensi
dapat menyebabkan motor tidak berfungsi dengan baik. Pemantauan dan
pemeliharaan sistem kontrol perlu dilakukan.
11. Gangguan Daya (Power Supply Issues):
Ketidakstabilan atau gangguan daya dapat merusak motor listrik.
Pemasangan perangkat pelindung tegangan dan arus dapat membantu
mencegah kerusakan akibat fluktuasi daya.
23
Gambar 4. 1 Motor yang mengalami Short-circuit
Sumber : Data Dari PT.Pertamina Hulu Rokan
Pengukuran arus motor pada motor Untuk mengetahui atau mengukur
arus listrik(ampere) yang mengalir pada beban, bisa digunakan alat ukur
ampere meter yang dipasang secara seri. Namun pengukurannya akan
menyulitkan dan mengganggu pengoperasian motor atau mesin, karena dalam
pemasangannya diperlukan penyambungan dengan rangkaian. Pengukuran
dengan ampere meter ini lebih cocok bila alat ukurnya dipakai secara
permanen pada rangkaian tersebut. Dan untuk pengukuran yang lebih mudah
dan lebih flexible akan lebih baik pengukurannya menggunakan clamp meter
atau yang biasa disebut tang ampere. karena penggunaan tang ampere ini lebih
mudah disesuaikan dalam melakukan pengukurannya, dan tanpa mengganggu
rangkaian tersebut.
24
Gambar 4. 2 Pengukuran Arus Motor
Sumber : Data Dari PT.Pertamina Hulu Rokan
25
Periksa dan ganti sikat yang aus. Pastikan gesekan antara sikat dan
komutator sesuai dengan spesifikasi pabrik. Lakukan pemeliharaan rutin pada
sikat untuk memastikan kinerja yang optimal.
5. Gesekan atau Keausan pada Komutator:
Periksa kondisi komutator dan ganti jika ditemukan keausan atau
kerusakan. Pastikan permukaan komutator bersih dan halus. Hindari
menggunakan sikat yang terlalu keras yang dapat merusak permukaan
komutator.
6. Masalah Kontak atau Konektor:
Periksa semua koneksi dan pastikan tidak ada konektor yang longgar
atau aus. Bersihkan terminal dan pastikan kontak yang baik. Ganti konektor
atau kabel yang rusak.
7. Kelebihan Beban (Overload):
Kurangi beban pada motor atau upgrade ke motor dengan kapasitas
yang lebih besar jika diperlukan. Pastikan penggunaan motor sesuai dengan
spesifikasi dan batas kapasitasnya.
26
Gambar 4. 3 Penggantian Motor Listrik
Sumber : Data Dari PT.Pertamina Hulu Rokan
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Dari kerja praktik yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Perpindahan panas yang berbentuk frame yang diberi plate sebagai sekat-
sekat.
2. Dari hasil pengecekan dapat dsimpulkan kondisi Motor Listrik masih
dalam kondisi yang baik dalam menjalankan sebuah proses kimia. Namun
tetap perlu dilakukan perawatan dan berbaikan rutin untuk mengatasi
penyusutan kondisi alat.
3. Inspeksi dan pengecekan kebersihan Motor Listrik wajib dilakukan secara
rutin agar kualitas transfer panas dapet terjaga pada kondisi yang optimal
dan mencegah adanya kebocoran diatara saluran plate.
V.2 SARAN
Saran untuk penggunaan motor listrik di Pertamina dapat melibatkan
beberapa aspek kunci, termasuk efisiensi operasional, keberlanjutan, dan
keamanan energi. Berikut adalah beberapa saran yang mungkin relevan untuk
Pertamina terkait dengan penggunaan motor listrik:
1. Pemantauan dan Pemeliharaan Prediktif:
Implementasikan sistem pemantauan dan pemeliharaan prediktif untuk
motor listrik. Ini dapat membantu Pertamina mendeteksi potensi masalah atau
kegagalan sebelum terjadi, mengurangi downtime, dan meningkatkan
ketersediaan sistem.
2. Keamanan dan Keselamatan Operasional:
Pastikan bahwa motor listrik yang digunakan memenuhi standar
keamanan industri. Berikan pelatihan kepada operator dan teknisi terkait
keamanan dan keselamatan dalam penggunaan dan pemeliharaan motor listrik.
3. Diversifikasi Penggunaan Motor Listrik:
28
Eksplorasi berbagai aplikasi di Pertamina yang dapat memanfaatkan
motor listrik. Ini mungkin termasuk penggunaan motor listrik dalam proses
produksi, pengangkutan, dan aplikasi industri lainnya.
4. Pengembangan Inovasi Khusus Industri Minyak dan Gas:
Jika mungkin, Pertamina dapat berkolaborasi dengan pihak industri
atau penelitian untuk mengembangkan motor listrik yang dioptimalkan khusus
untuk aplikasi di industri minyak dan gas.
5. Pengoptimalan Biaya Operasional:
Lakukan analisis ekonomi menyeluruh terkait penggunaan motor
listrik. Pertamina dapat mempertimbangkan pengoptimalan biaya operasional
dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang investasi jangka
panjang.
6. Peningkatan Keterlibatan Karyawan:
Berikan pelatihan dan dukungan kepada karyawan terkait penggunaan,
pemeliharaan, dan manfaat dari penggunaan motor listrik. Keterlibatan
karyawan dapat meningkatkan penerimaan dan efektivitas implementasi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Addawami, F., & Yhuto Wibisono Putra, A. (2022). Sistem Kerja Rangkaian Kontrol Star Delta
Pada Motor 3 Fasa (Vol. 1, Issue 4).
30
LAMPIRAN
Lampiran PT. PERTAMINA HULU ROKAN ZONA 4 PENDOPO FIELD
31
32
-Surat Pengajuan Kerja Praktik
33
-Sertifikat
34