Menyetujui
Dosen Pembimbing Kerja Praktek
Ir. Cokorda Gede Indra Partha, M.Erg., MT., IPU., ASEAN Eng.
NIP : 196505251992031004
Menyetujui
Koordinator Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Udayana
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN
NIM 2005541153
Menyetujui Pembimbing
Lapangan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugrah-Nya laporan kerja praktek yang berjudul Treatment Oil Trafo
Untuk Kinerja Trafo Lebih Optimal Pada Trafo Distribusi KA 1286 250 kVA
Penyulang Mumbul Wilayah Kerja PT. PLN ULP Kuta dapat diselesaikan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK ......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
2.2.1 Transformator.......................................................................................................... 6
iv
2.8 Transformator Hubung Zig-zag .................................................................................... 15
v
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 43
5.2 Saran ............................................................................................................................. 43
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4. 9 Gambar Kotak P3K Yang di Pakai ........................................................ 37
Gambar 4. 10 Contoh Gambar Sabuk Pengaman Yang di Pakai ................................ 37
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran Arus dan Tegangan Trafo Sebelum dan Sesudah......... 39
Tabel 4. 2 Spesifikasi Gardu Distribusi KA 1286 ............................................................... 40
Tabel 4. 3 Spesifikasi Transformator KA 1286................................................................... 40
Tabel 4. 4 Analisa Tengangan Tembus ............................................................................... 41
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kuta adalah unit layanan pelanggan di
bawah PT. PLN (Persero) UP3 Bali Selatan, yang mempunyai tugas membantu pengurusan
pelayanan pelanggan dan pelayanan jaringan listrik distribusimenjadi lebih dekat dengan ruang
lingkup pembagian dari wilayah unit pelaksana. PT. PLN (Persero) ULP Kuta terletak di Jl.
Sunset Road, Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
1
1.3 Visi, Misi, dan Tata Nilai PT PLN (Persero)
a. Visi Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan Pilihan Pelanggan
untuk Solusi Energi.
b. Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
c. Motto Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
d. Tata Nilai
1. Amanah : memegang teguh kepercayaan yang diberikan
2. Kompeten : terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
3. Harmonis : saling peduli dan menghargai perbedaan
4. Loyal : berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara
5. Adaptif : terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan
6. Kolaboratif : Membangun kerjasama yang sinergis
2
Gambar 1. 1 Struktur Organisasi PT PLN ULP Kuta
Sumber : (Arsip PLN Kuta 2023)
3
distribusi.
Kerja praktek merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa semester
VI untuk memenuhi ketentuan kurikulum S1 Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Udayana.
2. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan selama 3 bulan dari tanggal 26 Desember
2022 sampai dengan 24 Februari 2023 di PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan
(ULP) Kuta.
3. Bidang Kegiatan
Kegiatan kerja praktek yang dilakukan oleh penyusun ini lebih dikonsentrasikanpada
treatment oil pada tranformator distribusi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 2. 1 Alur Proses dari Pembangkit.
Sumber : (Arsip PLN Kuta 2023)
Selain itu, transformator juga memiliki beberapa parameter yang perlu diperhatikan
dalam pemilihannya, seperti tegangan primer dan sekunder, daya, arus, dan efisiensi.
Pemilihan transformator yang tepat sangat penting untuk menjaga keandalan dan efisiensi
6
sistem listrik (Chandra, 2014).
7
2.2.2 LV Board
LVboard biasanya dipasang di gedung atau bangunan komersial yang
membutuhkan banyak sumber listrik. LVboard memungkinkan penggunaan daya
listrik yang efisien dan aman karena memiliki perlindungan dari kelebihan beban dan
korsleting. Menurut situs web Schneider Electric, LVboard juga dapat dilengkapi
dengan berbagai teknologi digital untuk memudahkan pemantauan dan pengawasan
sistem listrik. Teknologi digital ini dapat membantu dalam mendeteksi dan mencegah
kejadian yang tidak diinginkan pada sistem listrik (Electric, 2023). Berikut merupakan
contoh dari LV Board pada gambar 2.4.
Indikator
Lamp
Busbar
Voltmeter/
Ammeter
Miniature
Circuit Breaker
(MCB)
Transformer
Terminal
Block
Gambar 2. 4 LVBoard
Sumber : (Dokumentasi Pribadi 2023)
8
LVboard atau Low Voltage Distribution Board terdiri dari beberapa bagian utama
yang berfungsi untuk mengatur dan mendistribusikan daya listrik secara aman dan efisien.
Beberapa bagian pada LVboard antara lain :
1. Main Switch: Bagian utama pada LVboard yang berfungsi sebagai pemutus arus listrik
utama atau sumber daya utama pada panel.
2. Busbar: Bagian yang terbuat dari logam yang digunakan untuk mendistribusikan daya
listrik dari main switch ke berbagai bagian panel. Busbar terdiri dari busbar utama dan
busbar sub yang terhubung dengan MCB atau RCD.
3. Miniature Circuit Breaker (MCB): Komponen yang berfungsi untuk memutus arus
listrik saat terjadi korsleting atau kelebihan arus pada rangkaian listrik yang terhubung
dengan LVboard.
4. Residual Current Device (RCD): Komponen yang berfungsi untuk melindungi pengguna
dari kejutan listrik dengan memutus arus listrik saat terjadi bocor arus pada rangkaian
listrik.
5. Indicator Lamp: Bagian yang berfungsi untuk menunjukkan status panel, misalnya
apakah panel dalam kondisi on atau off.
6. Terminal Block: Bagian yang berfungsi sebagai penghubung listrik antara kabel masuk
dan kabel keluar, serta kabel ke komponen lain pada LVboard.
7. Voltmeter/ Ammeter: Bagian yang berfungsi untuk mengukur tegangan atau arus listrik
pada rangkaian listrik yang terhubung dengan LVboard.
8. Transformer: Bagian yang berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik
yang masuk ke LVboard, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan
listrik.
9. Incomer: Bagian yang berfungsi sebagai penghubung utama antara sumber daya listrik
dari jaringan listrik dengan LVboard.
10. Outgoing Circuit: Bagian yang berfungsi sebagai penghubung antara LVboard dengan
rangkaian listrik di gedung atau bangunan yang membutuhkan daya listrik.
Kombinasi dari berbagai komponen di atas pada LVboard memungkinkan penggunaan daya
listrik yang efisien dan aman karena memiliki perlindungan dari kelebihan beban dan
korsleting (Electric, 2023).
9
2.3 Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum ampere dan faraday yaitu
“arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik”. Jika salah satu kumparan pada trafo dialiri arus listrik, maka
timbul gaya garis magnet yang berubah-ubah. Kumparan sekunder akan menerima garis
gaya magnet dari kumparan primer yang besarnya berubah- ubah dan di kumparan
sekunder juga timbul induksi yang diakibatkan antara dua ujung kumparan terdapat beda
tegangan, jumlah garis gaya (fluks) yang masuk kumparan sekunder adalah sama dengan
garis gaya yang keluar dari kumparan primer. (Irwan, 2017)
Prinsip kerja transformator didasarkan pada hukum elektromagnetik induksi yang pertama kali
dijelaskan oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Rumus sederhana untuk prinsip kerja
transformator adalah sebagai berikut:
Tegangan:
Perbandingan tegangan antara gulungan primer (gulungan input) dan gulungan sekunder (gulungan
output) pada transformator ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan pada masing-masing
gulungan. Jika N1 adalah jumlah lilitan pada gulungan primer dan N2 adalah jumlah lilitan pada
gulungan sekunder, maka perbandingan tegangan dapat dihitung dengan rumus:
𝑉1 𝑁1
=
𝑉2 𝑁2
Di mana :
V1 = Tegangan pada gulungan primer (input)
V2 = Tegangan pada gulungan sekunder (output)
N1 = Jumlah lilitan pada gulungan primer
N2 = Jumlah lilitan pada gulungan sekunder
Arus :
Transformator mengikuti hukum konservasi daya (power law), yang menyatakan bahwa daya
pada gulungan primer sama dengan daya pada gulungan sekunder. Dengan kata lain, daya input pada
gulungan primer sama dengan daya output pada gulungan sekunder. Daya dapat dihitung sebagai
hasil perkalian antara tegangan dan arus:
𝑃1 = 𝑉1 × 𝐼1
𝑃2 = 𝑉2 × 𝐼2
10
Di mana :
P1 = Daya pada gulungan primer
P2 = Daya pada gulungan sekunder
I1 = Arus pada gulungan primer
I2 = Arus pada gulungan sekunder
Dengan menggunakan perbandingan tegangan di atas (V1 / V2 = N1 / N2), kita juga bisa
mendapatkan perbandingan arus:
𝐼1 𝑁2
=
𝐼2 𝑁1
Jadi, perbandingan tegangan dan arus pada transformator berbanding terbalik dengan perbandingan
jumlah lilitan pada gulungan primer dan sekunder. Penting untuk dicatat bahwa transformator ideal
(tanpa kehilangan daya) diasumsikan dalam rumus ini. Pada kenyataannya, transformator nyata
memiliki beberapa kerugian daya karena resistansi kawat gulungan dan gaya-gaya magnetik.
1. Transformator Step Up
Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf atau level
tegangan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Transformator step up adalah
transformator yang digunakan untuk menaikkan taraf tegangan listrik. Pada trafo ini
jumlah lilitan di kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan di
kumparan primer (Ns>Np). Akibatnya, induksi elektromagnetik yang terjadi pada
kumparan sekunder akan lebih besar daripada di kumparan primer.Hal tersebut yang
menyebabkan tegangan pada output trafo ini lebih tinggi dibanding inputnya. Trafo
jenis ini juga biasa disebut dengan trafo penaik tegangan. Transformator step up
biasa digunakan pada daerah pembangkit untuk menaikkan tegangan sebelum
ditransmisikan ke jaringan listrik.Tujuannya adalah untuk meminimalisir kerugian
daya yang terjadi ketika daya ditransmisikan ke jaringan listrik.
11
2. Transformator Step Down
Transformator Step Down adalah transformator yang digunakan untuk
menurunkan taraf atau level tegangan listrik. Tegangan yang dihasilkan pada
terminal output trafo ini akan lebih rendah daripada tegangan di terminal inputnya.
Hal tersebut karena pada trafo ini jumlah lilitan di kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan di kumparan sekunder (Np>Ns). Akibatnya, induksi
elektromagnetik yang terjadi pada kumparan sekunder akan lebih kecil daripada di
kumparan primer. Dengan demikian taraf tegangan pada kumparan sekunder akan
lebih rendah dibandingkan pada kumparan primer. Trafo ini juga biasa disebut
sebagai trafo penurun tegangan. Transformator step down sering kita jumpai pada
distribusi energi listrik dari tegangan tinggi menjadi tegangan menengah atau
tegangan rendah milik PLN seperti yang kita lihat pada tiang-tiang listrik dipinggir
jalan. Berikut merupakan gambar dari Trafo Step Down dan Trafo Step Up pada
gambar 2.5
12
Gambar 2. 6 Vektor Diagram Arus Seimbang
Sumber : (Ambabunga, 2021)
13
2.6 Transformator Hubung Delta
Transformator hubung segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana
cara penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula
lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan
ujung mula fasa pertama, Tegangan transformator tiga fasa dengan kumparan yang
dihubungkan segitiga yaitu ; VA, VB,VC masing-masing berbeda 120°.
Dari diagram vector diketahui arus U (arus jala-jala) adalah √3x IAB (arus fasa) atau
IL = √3 IP Tegangan jala-jala dalam hubungan deltasama dengan tegangan fasanya
dimana VL = VP. (Irwan, 2017)
Besarnya daya pada hubung delta adalah S = 3 V PIP= 3VLIL/√3 atau S = √3VLIL.
Untuk beban tidak seimbang U = IAB-ICA, IB = IBC-IAB, Ic = ICA-IBC, dimana
VAB+VBCVCA-0
𝐼𝐴 = 𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 = 𝐼𝐿
𝐼𝐴 = 𝐼𝑝ℎ
𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝐵𝐶 = 𝑉𝐶𝐴 = 𝑉𝐿−𝐿
𝑉𝐿−𝐿 = 𝑉𝑝ℎ
14
Dimana
Inti besi Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang ditimbulkan
oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan- lempengan besi
tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
15
dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan
sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagai bagian dari bahan
isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus,
sedangkan sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredampanas
yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak
diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan. Adapun sifat
dari minyak trafo sebagai berikut :
5. Tekanan tembus minyak trafo tidak kurang dari 30 kV/2,5 mm atau 120
kV/cm
6. Coefisien volume (cv ) = 0,069 % per 1o C
7. Titik api (flash point ) = 1800o C – 1900o C
8. Titik nyala (burning point) = 2050o C
9. Kelembaban terhadap uap air (moisture) = nihil
4. Bushing
16
6. Peralatan-Peralatan Bantu Transformator
a. Alat Pendingin (cooler)
Pada inti besi dan kumparan - kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi
tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan,ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu
yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau
sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator, media yang
dipakai pada sistem pendingin dapat berupa udara atau gas, minyak dan air.
Sedangkan cara pendinginan transformator terdapat dua macam yaitu :
alamiah atau natural (Onan) dan paksaan atau tekanan (Onaf). Pada
pendinginan alamiah (natural) melalui sirip-sirip radiator yang bersirkulasi
dengan udara luar dan untuk trafoyang besar minyak pada transformator
disirkulasikan dengan pompa. Sedangkan pada pendinginan paksa pada sirip-
sirip transformator terdapat fanyang bekerjanya sesuai setting temperaturnya.
b. Tap Charnger
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan,
tetapi pada saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga
kualitasnya menurun, konstan dan berkelanjutan. Untuk itu transformator
dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada sisi primer
atau input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi sekunder atau
output, dengan kata lain tegangan di sisi output-nya tetap. Alat ini disebut
sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa
disebut On Load Tap Changer (OLTC).
7. Indikator Pendingin
a. Alat Pernapasan Transformator
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar,
maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara diatas permukaan
minyak keluar dari tangki, sebaliknya bila suhu minyak turunatau dingin,
minyak akan menyusut maka udara luar akan masuk kedalam tangki. Kedua
proses tersebut diatas disebut pernapasan transformator, akibatnya permukaan
minyak akan bersinggungan dengan udara luar. Sebagai deteksi keadaan-
keadaan transformator selama operasi maka dilengkapi dengan indikator-
17
indikator yaitu :
1. Indikator suhu minyak
2. Indikator permukaan minyak
3. Indikator kedudukan tap
3. Memiliki sifat listrik dan sifat kimia yang dapat menunjang ketahanan
isolasi tersebut.
18
minyak jenis mineral oil.
3. Minyak Sintetis : Merupakan hasil pengembangan bidang industri
kimia.Contoh minyak jenis sintetis adalah askarel dan minyak silicon.
Adapun fungsi dari minyak trafo antara lain :
19
Gambar 2. 10 Gardu Cantol
Sumber : (Arsip PLN Kuta 2023)
20
bangunan sipil yang di rancang di bangun dan di fungsikan dengan kontruksi pasangan Batudan
Beton. Kontuksi Bangunan Gardu ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan terbaik bagi sistem
keamananketenagalistrikan.
1. Selalu periksa Magnetic Oil Gauge (MOG) dari rangka utama dan tangkikonservatori.
Pastikan Magnetic Oil Gauge berada pada level tepat.
2. Cek silika dan ganti jika warnya sudah berubah menjadi merah muda.
3. Periksa kebocoran dan jika terjadi segera segel.
21
1. Periksa level minyak dalam tutupnya agar tidak turun dibawah batas yang disarankan.
Proses ini berguna untuk mencegah kerusakan trafo listrik.
2. Periksa kebersihan silika gel untuk menjaga lubang ‘pernapasan’ di silika gel
3. Jika terdapat oil filing bushing pada trafo listrik anda, pastikan selalu oil didalamnya
berada di level yang benar. Proses ini sangat penting dan perludilakukan secara berkala
setiap bulannya.
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat
dipergunakan dalam jangka waktu Panjang
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan
22
lancer
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama
proses produksi berjalan
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi
yang digunakan
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapln bahan
baku dapat berjalan normal
7. Perlengkapan treatment, meliput :
a. Filter
Filter memiliki fungsi sebagai penyaring minyak dari butiran butiran pengotor yang
dapat mempercepat terjadinya penurunan tegangan tembus.
Mesin treatment menggunakan 2 buah filter yang ditempatkan di masukan dan keluaran
mesin purifikasi.
- Filter awal : Berbentuk tabung dengan diameter 10 inchi dan tinggi 55cm.
Covernya terbuat dari plat stainless steel dan bahan filter terbut dari creape
paper dengn bahan pori pori 0.5 mikron.
- Filter Akhir : Berbentuk tabung dengan diameter 13 inchi dan tinggi 70
cm.Cover nya terbuat dari plat stainless steel,dan bahan filter berupa creape
paper dengan ukuran pori pori 0.5 mikron.
b. Tabung Vacum
Tabung vacum juga diperlukan untuk melakukan treatment.Di dalam tabung vacum
berisi alat pemanas (heater) yang berfungsi memanaskan minyak sehingga butiran
butiran air dapat menguap.
23
untuk pernapasan.Indikator permukaan minyak ini terletak pada tabung vacum.
Filter
e. Mesin Vacum
Mesin vacum adalah mesin untuk menyedot udara keluar dari dalam tabungvacum. Mesin
vacum ini memiliki daya 1 Hp dengan tengangan sumber 380 V.
f. Panel Indikator
Panel indicator/panel control berisi control frekuensi putaran motor danderajat panas heater.
24
Gambar 2. 15 Panel Indikato
(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2023)
25
BAB III
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
1. Minggu pertama :
c. Mempelajari ground patrol Untuk Pertama kali, Ground Patrol (GP) dilakukan setiap
pagi sekitar jam 09.00 hingga selesai dengan tujuan mengamati seluruh jaringan
distribusi wilayah kuta selatan apakah tetap aman atau sedang mengalami masalah.
Masalah-masalah yang sering di temukan Ketika melakukan ground patrol adalah sebagai
berikut
- Tiang miring yang dapat menyebabkan masalah pada kabel yang di tahan
26
Masalah yang sering di temukan dan membutuhkan penanganan
serius adalah masalah pada transformator yaitu transformator yang rembes (mengalami
kebocoran)
-
d. Melakukan ground patrol
Berikut adalah contoh hasil ground patrol yaitu pohon yang sudahmenyentuh jaringan
dan tiang miring.
2. Minggu kedua :
b. Merekap data hasil inspeksi atau ground patrol yang telah dilakukan pada pagi hari.
27
Gambar 3. 2 Pemeliharaan Pergantian Tiang Miring
(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2023)
3. Minggu Ketiga :
a. Melaksanakan Ground Patrol (GP) secara rutin setiap pagi.
b. Merekap data – data temuan yang diperoleh dari Ground Patrol.
c. Mulai membuat laporan kegiatan harian mahasiswa selama melakukan Kerja
Praktek
d. Berdiskusi mengenai laporan kerja praktek bersama rekan – rekan kerja praktek
28
4. Minggu keempat :
a. Melakukan ground patrol
5. Minggu kelima :
a. Melakukan ground patrol
b. Melakukan perekapan data setelah ground patrol
c. Menuju lapangan untuk mengamati penggatian transformator
d. Menuju lapangan untuk mengamati penyempurnaan konstruksi
Berikut adalah gambar pada minggu kelima dimana saya mengamati prosespengerjaan
pergantian traformator
29
Gambar 3. 5 Mengamati Penggantian Transformator
(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2023)
6. Minggu keenam :
Berikut adalah gambar pada minggu keenam saat melakukan ground patrol
7. Minggu ketujuh :
a. Melakukan ground patrol
b. Melakukan perekapan data setelah ground patrol
c. Menuju lapangan untuk mengamati treatment tafo
Berikut adalah gambar pada minggu ketujuh dimana saya mengamati prosespengerjaan
30
treatment trafo
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis memfokuskan laporan pada
Pekerjaan Treatment Oil Trafo distribusi di gardu KA 1286 Penyulang Mumbul yang
mengalami kebocoran pada seal bushing sekunder (rembes pada seal bushing TR) dan seal
bushing TR phase S dan T mengalami kerusakan sehingga tidak bisa bekerja dengan normal.
32
4.2 Treatment Oil Trafo Gardu Distribusi
Kebocoran pada trafo disebabkan karena bagian seal trafo mengalami kerusakan.
Penyebab kerusakan seal trafo distribusi No. Gardu KA 1286 karena dudukan gardu miring
dan keadaan trafo pasang luar sehingga rentan terhadap gangguan panas dan dingin dari
lingkungan sekitar, shield trafo yang terbuat dari bahan karet sehingga tidak tahan dengan
adanya gangguan panas ataupun dingin. Kemudian terjadi kerusakan pada seal bushing TR
phase S dan T yang disebabkan oleh land flash (sambaran arus listrik) sehingga
menyebabkan bushing TR mengalami hangus dan membuat kinerjanya menjadi tidak
normal. Dikatakan tidak normal dikarenakan terjadi trip beberapa kali pada daerah yg
disupply oleh trafo KA 1286 penyulang Mumbul.
33
4.2.2 Peralatan
A. Alat Kerja :
1. Stick 20kV
Stick 20 kV ini berfungsi untuk memberi jarak pelindung bagi pekerja yang
berhubungan langsung dengan kabel listrik seperti mencabut FCO (Fuse Cut
Out) ataupun memasangnya lagi.
2. Tool Kit
Tool kit berisi alat-alat pembantu pengerjaan seperti membuka bushing pada
transformator
HT di gunakan oleh para pekerja untuk saling berkomunikasi saat sedang bertugas di atas
terkadang kesulitan mendengar informasi dari pekerja yangbertugas di bawah. Maka
digunakan HT untuk bisa mendapatkan informasidengan jelas.
2. Handphone/ Smartphone
Sepatu boat 20 kV sangat penting di pakai oleh pekerja. Sepatu tersebut dirancang
dengan standar agar melindungi pekerja. Spesifikasi inidirancang untuk mengurangi
resiko gangguan pada serangan jantung oleh arus listrik yang melewati pemakainya.
2. Sarung Tangan
Sarung tangan juga sanat penting untuk para pekerja, karena untuk memanjat
dan memegang alat elektronik bisa saja menyebabkan cedera.
35
Gambar 4. 6 Contoh Gambar Sarung Tangan Yang di Pakai
(Sumber : PT PLN ULP KUTA)
Helm pengaman dapat mengankan pekerja dari bahaya benda yang jatuh,
sedangakan kacamata mengamankan mata dari debu atau terik matahari
sehingga mata pekerja bisa aman dan tidak terjadi masalah saat proses
pekerjaan.
36
Gambar 4. 8 Contoh Gambar Baju Kerja Yang di Pakai
(Sumber : PT PLN ULP KUTA)
37
5 Peralatan P3K
Peralatan P3K di siapkan agar jika terjadi cedera pada pekerja maka pekerjalain
langsung bisa mengobatinya sebagai pertolongan pertama sebelum di tindak
lebih lanjut.
39
23. Melakukan pengukuran tegangan dan arah putaran phasa pada PHB-TR.
24. Memasukan helfboom saklar gardu.
25. Mengukur arus gardu seelah dinormalkan.
26. Membersihkan area sekitar gardu.
27. Pekerjaan telah selesai.
Secara detail, proses treatment oil dilakukan dengan menggunakan motor 3 fasa yang
dipasangkan dengan filter dan tabung vakum. Motor 3 fasa dijlankan menyebabkan minyak
pada trafo keluar menuju filter pertama yang dipasang dengan lebar pori-pori sesuai standar 0,5
mikron sehingga segala kotoran dan partikel debu akan tersangkut pada filter. Lalu, minyak
akan dibawa menuju tabung vacum yang akan memanaskan minyak untuk menghilangkan
mositure atau kelembapan air pada minyak sehingga minyak pada trafo tidak terkontaminasi
oleh air (umumnya air hujan). Setelah dipanaskan dan divakum, udara pada minyak juga
dipisahkan sehingga minyak trafo yang sudah difilter pada filter pertama akan dialirkan pada
filter kedua. Hal tersebut bertujuan untuk kembali memastikan tersaringnya partikel-partikel
kecil dan debu halus tidak masuk mengotori minyak pada trafo. Setelah proses filtrasi kedua
berhasil maka akan dialirkan kembali menuju filter pertama dan siklus akan diulang sesuai
dengan kondisi minyak. Panduan standar SNI PLN mengharuskan sirkulasi treatmetnt oil pada
trafo dilakukan maksimal 10 siklus, pada kondisi minyak masih baru dilakukan setidaknya 2 –
3 siklus dan pada kondisi minyak sudah lama dilakukan setidaknya 4 – 6 siklus.
Gambar 4.11 Diagram Alir Teknis Treatment Oil Pada Trafo KA1286
40
4.4 Data Hasil Pengukuran
Berdasarkan Treatment trafo pada gardu distribusi KA 1286 didapatkan data pengukuran
Arus dan Tegangan sebelum dan sesudah treatment sebagai berikut pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4. 1 Data Hasil Pengukuran Arus dan Tegangan Trafo Sebelum dan Sesudah
Sumber : (PT. PLN ULP KUTA 2023)
Gardu distribusi KA 1286 merupakan salah satu gardu yang ada pada penyulang
Mumbul, adapun spesifikasi gardu distribusi KA 1286 adalah sebagai berikut pada tabel 4.2
41
Tabel 4. 2 Spesifikasi Gardu Distribusi KA 1286
Sumber : (PT. PLN ULP KUTA 2023)
No Uraian Informasi
6 Penyulang Mumbul
7 Gardu Induk Nusa Dua
No Uraian Spesifikasi
1 Merk B&D
2 Standar SPLN-03.002-1:2007
3 Fase Tegangan 3 Fasa
4 No. Seri 1849.D025.236
5 Frekwensi 50 Hz
6 Tahun pembuatan 2018
7 Daya nominal 250 kVA
8 Vektor hubungan Dyn5
9 Tegangan nominal 1. V 21000
2. V 20500
3. V 20000
4. V 19500
5. V 19000
6. V 18500
42
7. V 18000
10 Arus nominal 7.2 / 360.8 A
11 Impedansi 4%
12 Cara pendinginan ONAN
13 Tingkat isolasi 125 kV
Dasar
14 Berat minyak 278 kg
15 Berat total 1020
Hasil Pengujian Tegangan Tembus Sebelum dan Sesudah dilakukan TreatmentOil pada
Transformator KA 1286 menggunakan Insulation test dilampirkan pada tabel 4.4.
43
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa minyak yang belum di treatment memiliki
tegangan tembus terendah sebesar 28.7 kV. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa tegangan
tembus minyak sebelum di treatment mendekati standar minimal yang di ijinkan. Menurut
SNI 6728:2013, standar nilai tegangan tembus minyak trafo minimal 30kV pada ketebalan
2,5 mm ini berarti minyak sudah mendekati batas layak dipakai. Untuk memenuhi standar,
maka di perlukan treatment oil pada transformator agar mendapatkan tegangan tembus yang
sesuai yaitu meningkatkan isolasi (Tegangan Tembus).
Pada tabel juga dapat dilihat hasil sesudah treatment oil transformator sehingga,
Tegangan tembus telah dimurnikan dengan proses treatment bisa dan untuk digunakan
kembali karena hasil tes dari tes tengangan tembus hasilnya sudah sesuai dengan standar.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kerja praktek yang telah dilakukan di PT. PLN (Persero) ULP Kuta mengenai
treatment oil ada trafo di KA 1286 pada penyulang Mumbul, dapat saya tarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Treatment oil trafo pada KA 1286 penyulang Mumbul di lakukan karena ada kebocoran
pada bushing TR, jika trafo mengalami kebocoran maka dapat mengurangi kualitas
kinerja pada trafo. Hal ini di karenakan minyak pada trafo sangat penting sebagai
pendingin terutama sebagai isolasi. Dengan menggunakan ONAN (Oil Natural Air
Natural) maka suhu pada trafo akan terjaga tetap stabil dan bisa bekerja dengan optimal
serta mencegah terjadinya flash over akibat kegagalan isolator pada trafo.
2. Percobaan insulation test dilakukan untuk mengecek kualitas minyak trafo yang baik.
Menurut SNI 6728:2013 standar minyak yang baik adalah minimal 30 kV pada
ketebalan 2,5 mm. Sebelum dilakukan treatment didapatkan tegangan tembus pada trafo
bernilai di bawah SNI yaitu 28.7 kV – 29.7 kV pada ketebalan 2,5 mm. Lalu, setelah
melakukan pengukuran maka memperoleh tegangan tembus sebesar 60.1 kV.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pihak PLN melakuan pengecekan
Traformator secara rutin dan berkala untuk mencegah terjadinya kerukasan pada Traformator.
Kerusakan peralatan secara tiba – tiba dan untuk mempertahankan kinerja peralatan yang
optimum.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
HALAMAN BELAKANG LAINNYA
45
Proses Pengerjaan Treatment Oil Trafo KA 1286 Penyulang Mumbul
46
Proses Pengukuran Tegangan dan Arus Saat Sudah di Treatment
47
Data Hasil Treatment Oil Trafo KA 1286 Penyulang Mumbul
48
Surat Permohonan Survey Kerja Praktek
49
Surat Ijin Kerja Praktek dari PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi
50
Surat Tugas Pembimbing Kerja Praktek
51
Catatan Kegiatan Kerja Praktek
52
3
52
3
52
3
52
3
52
3
52
3
52
3