ELECTRICAL DEPARTEMEN
DISUSUN OLEH:
AZZURA 200402005
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SOLUSI BANGUN ANDALAS (SBA)
Jl. Banda Aceh-Meulaboh No.KM. 16.5, Mon Ikeun, Kec.
Lhoknga, Aceh
Tanggal 10 Juli 2023 s/d 10 Agustus 2023
Disusun Oleh:
AZZURA 200402005
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
DOSEN KOORDINATOR KERJA PRAKTEK
DIKETAHUI OLEH
KETUA DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
DISUSUN OLEH:
AZZURA (200402005)
ELECTRICAL DEPARTEMENT
DISETUJUI OLEH:
Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan perlindungan-
Nya penulis mampu melalui berbagai tahapan mulai dari persiapan, pelaksanaa,
hingga penyusunan laporan kerja praktek ini dapat berjalan dengan baik.
Laporan kerja praktek ini adalah salah satu bentuk pertanggung jawaban secara
formal baik terhadap pihak PT Solusi Bangun Andalas maupun pihak
Universitas Sumatera Utara atas pelaksanaan program kerja praktek yang telah
dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan.
Dalam kegiatan kerja praktek ini, penulis telah menerima bantuan,
bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, izinkan
penulis untuk memberikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua, Mahmudy Humala dan Khairuna. Serta Keluarga saya
yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, bimbingan dan doa
hingga selesainya program kerja praktek ini.
2. Bapak Suherman S.T., M.Comp., Ph.D selaku ketua Departemen Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Ali Hanafiah Rambe, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing
Akademik saya.
4. Bapak Ir. Arman Sani, M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek saya.
5. Bapak Effendi Siddiq selaku Abang saya dan juga Manager Port and
Packing Plan di PT Solusi Bangun Andalas yang telah membantu untuk
mengurus berkas lamaran ke PT Solusi Bangun Andalas.
6. Bapak Teungku Helmi selaku Administrator yang telah membantu segala
administrasi.
7. Bapak Mukhlis Syuib selaku Electrical Manager di Department PT Solusi
Bangun Andalas.
8. Bapak Risvani Saputra selaku Electrical Engineer yang telah menyambut
kami bergabung di Electrical Department.
9. Bapak Heza Firdaus selaku Technician Electrical Department PT Solusi
Bangun Andalas sekaligus Pembimbing Kerja Praktek saya.
i
10. Bapak Rahmat Hidayat selaku Super Intendent dan Alumni Teknik Elektro
USU angkatan 2002.
11. Bapak Faujita Agam selaku Super Intendent yang selalu mengingatkan
saya untuk menyicil laporan Kerja Praktek.
12. Bang Syawal, Pak Musrizal, Pak Victor, Bang Fajral, Bang Aulia, Bang
Fajrul yang telah memberikan ilmu selama kerja praktek berlangsung.
13. Kak Sintia Fadila selaku Administrator Electrical Department.
14. Teman-teman kerja praktek saya yaitu Muhammad Aji Imansyah dan
Muhammad Rifat Muzhaffar Harahap.
15. Teman-teman dekat saya yaitu Fariz, Suha, Rania, Muti, Cuko, Ayep,
Wahyu, Aji, Puan, Suci, Alfina dan lain-lain.
16. Serta pihak-pihak yang tidak dapat di tuliskan satu persatu namanya yang
telah membantu dan mendukung penulis secara tidak langsung hingga saya
dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kerja Praktek ini.
Saya menyadari bahwa Laporan Akhir Kerja Praktek ini masih
ditemukan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
melengkapi kekurangan laporan ini.
Akhir kata, semoga Laporan Akhir Kerja Praktek saya dapat memberikan
manfaat bagi pembaca, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
Lhoknga, 10 Agustus 2023
Penulis
Azzura
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktek.................................................................................2
1.3 Manfaat kerja Praktek...............................................................................2
1.3.1 Bagi Mahasiswa.....................................................................................2
1.3.2 Bagi Perusahaan.....................................................................................2
1.3.3 Bagi Perguruan Tinggi...........................................................................3
1.4 Ruang Lingkup..........................................................................................3
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................4
1.6 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.7 Batasan Masalah........................................................................................4
1.8 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek...........................................................5
1.9 Sistematika Penulisan................................................................................6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN..........................................................................7
2.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................7
2.2 Logo Perusahaan.....................................................................................10
2.2 Substation Distribusi...............................................................................10
2.3 Sarana dan Fasilitas Perusahaan..............................................................11
2.2 Visi dan Misi Perusahaan........................................................................12
2.4 Struktur Organisasi PT Solusi Bangun Andalas......................................13
2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja..........................................................16
2.5 Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Solusi Bangun
Andalas...............................................................................................................16
2.6 Alat Pelindung Diri (APD)......................................................................17
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................23
3.1 Sistem Tenaga Listrik..............................................................................23
iii
3.2 Pembangkit Tenaga Listrik.....................................................................23
3.3 Sistem Distribusi Listrik..........................................................................24
3.4 Switchgear...............................................................................................24
3.5 Fungsi Switchgear...................................................................................25
3.6 Komponen Switchgear............................................................................29
3.7 Cara Kerja Switchgear.............................................................................30
3.8 Jenis-jenis Switchgear.............................................................................30
3.9 Kubikel....................................................................................................32
3.10 Kubikel Tegangan Menengah..............................................................33
3.10.1 Jenis-jenis Kubikel dan Komponennya.....................................................33
3.11 Proteksi................................................................................................38
3.11.1 Jenis-jenis Gangguan Listrik....................................................................39
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan program kerja praktek ini, mahasiswa dituntut untuk belajar melihat
secara langsung pekerjaan yang ada di lapangan untuk memperluas wawasan dan
cara berfikir. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan
yang luas namun juga harus memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
menerapkan ilmu yang dimiliki sehingga ilmu pengetahuan yang telah didapatkan
dapat berkembang dengan mengetahui masalah yang akan dihadapi di lapangan
dan dunia nantinya.
Pada zaman sekarang ini Industri sudah menjadi bagian yang penting bagi
masyarakat, maka dari itu sebuah industri atau biasa disebut pabrik produksi harus
mempunyai kualitas yang sangat baik terutama di bidang kelistrikan karena listrik
adalah sumber untuk menghidupkan seluruh alat dan sumber penerangan bagi
pabrik. Walaupun terjadi gangguan pada industri tersebut maka waktu berhenti
(Down Time) harus seminimal mungkin.
1. Metode Literatur
Mempelajari berbagai referensi, karangan ilmiah, laporan penelitian
dan berbagai media yang mendukung dan berhubungan dengan
pemecahan masalah yang ada di lapangan, sehingga secara teoritis
dan praktis dapat sesuai dan mahasiswa dapat memahaminya.
2. Metode Praktek Lapangan
Dibawah pengawasan pegawai PT SBA (Solusi Bangun Andalas)
Lhoknga-Aceh Besar, untuk memenuhi penyelesaian tugas mengukur
besar hambatan pada kabel fasa R, S, T dan kabel Netral pada 4 buah
surge arrester distribusi area Pozolana PT SBA Lhoknga-Aceh Besar.
3. Pengamatan Langsung
Mengamati secara langsung pekerjaan yang dilakukan dilapangan
oleh tim Electrical Departement seperti mengganti surge arrester
yang sudah tidak layak pakai, mengukur hambatan surge arrester dan
proses pencabutan dan pemasangan surge arrester.
4. Metode Diskusi
Penyelesaian tugas yang dilakukan penulis dengan rekan selama masa
kerja praktek dibantu dengan berdiskusi secara langsung dengan staf
teknik di PT SBA (Solusi Bangun Andalas) Lhoknga-Aceh Besar.
5. Studi Pustaka
Data yang diperoleh didapat dari PT SBA (Solusi Bangun Andalas)
Lhoknga-Aceh Besar serta membandingkan dari yang diperoleh
dengan buku-bukuatau referensi yang sesuai.
6
DAFTAR PUSTA
LAMPIRAN
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Pada tanggal 11 April 1995, PT Rencang Aceh Semen dan Blue Circles
Industries Ltd mengundurkan diri sebagai pemegang saham. Selanjutnya pada
tanggal 14 April 1995 saham PT Lafarge Cement Indonesia dipegang oleh PT
Mandraka Buana Sakti, PT Inter Mantra Comperta, PT Tridaya Upaya.
7
8
Pada akhir tahun 1996 saham PT Lafarge Cement Indonesia dibeli oleh
Lafarge dari Perancis sebesar 72,47% dan menjadi 100% pada tahun 1999 hingga
2016 Mengenai pemindahan saham dari Cementia Holding A.G kepada Lafarge
antara lain masalah ditutupaya kran ekspor semen dari PT Lafarge Cement
Indonesia ke beberapa negara yang dituju, hal ini juga disebabkan oleh
permintaan pasar yang menurun yang mengakibatkan angka penjualan rendah
dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga dewan komisaris memandang perlu
menggantikan kepemilikan saham kepada perusahaan lain yang mampu
memulihkan keadaan pasar PT Lafarge Cement Indonesia (LCI).
Setelah bencana gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 lalu,
sebagian peralatan pabrik hancur dan sebagian karyawan PT Lafarge Cement
Indonesia juga ikut menjadi korban bencana tersebut. Sehingga pada tahun 2005
PT Lafarge Cement Indonesia kembali melakukan rekontruksi peralatan yang
rusak akibat gempa dan tsunami. Selama rekontruksi, PT Lafarge Cement
Indonesia mengganti nama pabrik yang sebelumnya PT Semen Andalas Indonesia
menjadi PT Lafarge Cement Indonesia. Pada awal tahun 2009 PT Lafarge Cement
Indonesia kembali beroperasi untuk memenuhi permintaan semen lokal yang
tinggi Beberapa peralatan pabrik masih dalam tahap start-up sehingga produksi
pabrik masih dibawah target. Untuk memenuhi kebutuhan semen, pihak Lafarge
Cement Indonesia mendatangkan clinker dari Malaysia. Pada tahun 2010 pabrik
semen PT Lafarge Cement Indonesia kembali beroperasi dengan normal
sehingga target
9
produksi dari PT Lafarge Cement Indonesia untuk memenuhi kebutuhan lokal dan
ekspor sudah dicapai.
1. Cadangan material yang cukup luas yang berada dalam kawasan pabrik
2. Keadaan pantai dan kedalaman laut yang sangat cocok untuk tempat
dermaga
3. Fasilitas yang sangat memadai dan kondisi tanah yang baik dan lokasi
pabrik relatif jauh dari pemukiman.
1. Main
2. Siltstone Crusher
3. Limestone Crusher
5. Raw Mill
6. Kiln Inlet
7. Coal Mill
8. Pozzolana
11
9. Kiln Outlet
14. Jetty
5. ID badge harus selalu dibawa dan dipakai semasa berada di dalam pabrik
6. Kehilangan ID badge harus segera dilaporkan kepihak user atau
supervisor
7. ID badge yang sudah habis masa berlaku dan pekerjaan masih
berlangsung harus segera di laporkan ke SBA user atau supervisor
untuk diperpanjang.
Gloves ini harus terbuat dari bahan isolator yang tidak menghantarkan arus
listrik seperti karet sehingga dapat mencegah aliran arus listrik mengalir ke
tubuh. Tampilan dari sarung tangan safety dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2. 4 Gloves
18
Gambar 2. 5 Helmet
4. Safety shoes
Safety shoes merupakan sepatu dengan sol yang berbahan isolasi tinggi
serta bagian depannya dilengkapi dengan besi pelindung sehingga akan
melindungi kaki dari benda berat yang jatuh dan memberikan tambahan
tahanan sehingga meminimalisir sengatan listrik. Tampilan dari safety
shoes dapat dilihat pada Gambar 2.7.
5. Face shield
Face shield biasanya digunakan untuk melindungi diri dari percikan api
akibat kesalahan instalasi listrik. Tampilan dari face shield dapat dilihat
pada Gambar 2.8.
6. Safety Belt
Sabuk pengaman atau safety belt biasanya digunakan pada saat bekerja di
ketinggian, agar dapat meminimalisir resiko jatuh dari ketinggian. Cara
kerja dari alat ini yaitu dengan diikat pada pinggang lalu tali pengaman
dilingkarkan pada tiang sehingga apabila pekerja terjatuh alat ini akan
mengamankan dengan cara menggantung. Tampilan dari safety belt dapat
dilihat pada Gambar 2.9.
7. Body Harness
Body Harness juga merupakan alat yang digunakan pada saat bekerja di
ketinggian. Hampir sama dengan safety belt hanya body harness
digunakan pada punduk sampai paha dan beberapa jenis memiliki
keunggulan karena digunakan untuk meletakkan alat-alat saat proses
pengerjaan. Tampilan dari body harness dapat dilihat pada Gambar 2.10.
8. Safety Vest
Safety vest merupakan rompi yang terbuat dari beberapa bahan pilihan
seperti nylon, drill, net/jaring, polyster, plastic yang di beberapa sisinya
dirancang khusus dengan dilengkapi reflektor atau pemantul cahaya.
Tampilan dari safety vest dapat dilihat pada Gambar 2.11.
9. Safety Mask
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara
yang dihirup saat bekerja. Apalagi kita yang bekerja di tempat udara
yang berdebu. Masker harus selalu dipakai. Tampilan dari safety mask
dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Tujuan utama dari operasi sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi
kebutuhan beban listrik secara efisien (beban terpenuhi dengan biaya yang
minimum), dengan mempertimbangkan sasaran operasi tenaga listrik yaitu sistem
harus dapat memenuhi standar dalam keamanan lingkungan, memiliki keandalan
yang baik dan dapat melayani permintaan secara berkala dari waktu ke waktu.
23
24
3.4 Switchgear
Switchgear adalah perangkat kelistrikan berupa panel yang digunakan
sebagai alat kontrol (menghubungkan / memutuskan distribusi listrik), alat
proteksi (melindungi perangkat listrik lain ketika ada gangguan) dan sebagai alat
pengukuran besaran listrik (arus, tegangan, daya dll)[2].
25
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Z = Impedansi (ohm)
b) Daya Aktif
P = V x I x cos(θ).................................................. 3.2
Keterangan:
V = Magnitudo tegangan pada bus
I = Magnitudo arus pada bus
θ = Sudut fase antara tegangan dan arus pada bus
c) Daya Reaktif
Q = V x I x sin(θ).................................................. 3.3
Keterangan:
V = Magnitudo tegangan pada bus
I = Magnitudo arus pada bus
θ = Sudut fase antara tegangan dan arus pada bus
28
4. Switches
Switches merupakan bagian yang berfungsi untuk menghubungkan atau
memutuskan arus (interupting) pada saat kondisi beban lebih (overload).
5. Fuse
Fuse merupakan komponen proteksi switchgear yang berfungsi sebagai
proteksi arus lebih.
30
6. Kontaktor
kontaktor merupakan bagian switchgear yang memiliki kemampuan
penghubung dan pemutus yang lebih sering pada fungsi switches
(penyambung atau pemutus aliran listrik)[2].
3.9 Kubikel
Kubikel adalah peralatan listrik atau suatu peralatan yang mempunyai fungsi
sebagai pembagi, pengendali, penghubung, dan pelindung dari tenaga listrik[3].
Adapun fungsi dari kubikel secara umum yaitu:
a. Kubikel Incoming
3. Earting Switch
Saklar pentanahan digunakan jika akan dilakukan
pemeliharaan terhadap sistem dan menghilangkan tegangan
akibat kapasitansi yaitu dengan menghubungkan saluran yang
bertegangan ke bumi. Dalam keadaan normal saklar
pentanahan pada posisi terbuka dan bila saluran transmisi
36
4. Heater
Gambar 3. 10 Heater
Gambar 3.10 di atas adalah tampilan dari sebuah heater yang
terdapat di dalam sebuah kubikel. Heater adalah alat yang
berfungsi untuk menjaga komponen-komponen kubikel dari
kelembapan udara, karena kelembapan udara bisa
menimbulkan bercak-bercak kotoran sehingga bercak kotoran
akan menjadi karatan di peralatan kubikel. Alat ini di
operasikan pada tegangan 220 Volt dan akan tetap beroperasi
walaupun kubikel dalam kondisi normal/off maupun saat
terhubung ke bumi. Heater juga terdapat pada Kubikel
Metering dan Outgoing.
b. Kubikel Metering
Kubikel ini berfungsi untuk keperluan pengukuran. Kubikel ini
dilengkapi dengan alat pengukuran seperti amperemeter,
voltmeter, dan wattmeter. Selain itu, kubikel ini juga dilengkapi
37
1. Fuse
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah
yang sering disebut sebagai solefuse yang digunakan untuk
melindungi trafo tegangan dari gangguan.
2. Trafo Tegangan (Potensial Transformer)
Trafo Tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan
tinggi atau tegangan menengah menjadi tegangan
rendah.Trafo ini mengubah tegangan menjadi besaran ukur
sesuai dengan tegangan alat-alat pengukuran. Trafo ini
berhubungan dengan jaringan tegangan 20 kV melalui
perantara fuse.
c. Kubikel Outgoing
3.11 Proteksi
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator,
transformator, jaringan dan bus bar[4]. Proteksi akan terjadi saat kondisi
abnormal, kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat,
tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron. Adapun manfaat
untuk sistem proteksi yaitu sebagai berikut.
39
1. Pemadaman Listrik
Situasi di mana pasokan listrik diputuskan sepenuhnya.
Pemadaman bisa terjadi karena pemeliharaan rutin, gangguan
pada saluran listrik, atau masalah besar di sistem tenaga.
2. Lonjakan Teganga
Lonjakan tegangan adalah peningkatan mendadak dalam
tegangan listrik yang melebihi nilai normal. Ini dapat disebabkan
oleh hal- hal seperti petir, gangguan pada jalur transmisi, atau
penyebab internal di dalam instalasi listrik.
3. Jatuh Tegangan
Jatuh tegangan terjadi ketika tegangan listrik menurun dari nilai
normal. Hal ini bisa terjadi karena kelebihan beban, kualitas
rendah pada jalur transmisi, atau masalah di transformator
distribusi.
4. Gangguan Transien
Gangguan transien adalah fluktuasi singkat dalam tegangan yang
biasanya disebabkan oleh peralatan besar yang beralih on/off,
seperti mesin industri atau peralatan rumah tangga besar.
40
5. Gangguan Frekuensi
Gangguan Frekuensi adalah Perubahan tiba-tiba dalam frekuensi
sistem tenaga dapat menyebabkan masalah bagi peralatan yang
sensitif terhadap frekuensi, seperti jam digital atau peralatan
dengan motor listrik.
6. Voltage Regulator
Regulator tegangan digunakan untuk menjaga tegangan keluaran stabil
dari generator listrik atau perangkat listrik lainnya.
Panjang Elektroda
Tanah tidak tetap tahanannya dan tidak dapat diprediksi.
Pemasangan elektroda akan berada di bawah garis beku
(frosting line), hal tersebut dilakukan agar tahanan tanah tidak
akan dipengaruhi oleh pembekuan tanah di sekitarnya.. Satu
cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah
adalah memperdalam elektroda. Menggandakan panjang
elektroda bisa mengurangi tingkat tahanan 40%. Ada kejadian-
kejadian di mana secara fisik tidak mungkin dilakukan
pendalaman batang elektroda di daerah-daerah yang terdiri atas
batu, granit, dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, metode
alternatif yang dapat digunakan adalah grounding cement.
Diameter Elektroda
Menambah diameter elektroda berpengaruh sangat kecil dalam
menurunkan tahanan. Jika diameter elektroda digandakan,
maka tahanan grounding system hanya menurun sebesar 10%.
Jumlah Elektroda
Cara lain menurunkan tahanan tanah adalah dengan
menggunakan banyak elektroda. Lebih dari satu elektroda yang
akan dimasukkan ke dalam tanah dan dihubungkan secara
paralel untuk mendapatkan tahanan yang lebih rendah. Agar
penambahan elektroda efektif, jarak batang tambahan
setidaknya harus sama dalamnya dengan batang yang ditanam.
Untuk mempermudah pemasangan batang grounding system
maka dapat menggunakan tabel tahanan grounding system
berikut ini.
45
(a)
(b)
(c)
3.13.6 Bentonit
Dalam aplikasi grounding system, bentonit digunakan untuk
membantu menurunkan nilai resistans atau tahanan tanah. Bentonit
digunakan saat pembuatan grounding (jika sudah tidak ada cara lain untuk
menurunkan nilai resistans)[7]. Tampilan dari bentonit terdapat pada
Gambar 3.23.
Gambar 3. 23 Bentonit
Aliran arus ke tanah ini akan membawa kelebihan energi listrik dan
melindungi peralatan di sekitarnya dari tegangan berlebih.
Surge arrester menahan tegangan listrik dalam batas aman sehingga
peralatan yang dilindungi tidak mengalami kerusakan atau kegagalan.
MOV terdiri dari lapisan bahan semikonduktor yang diapit oleh dua
terminal logam. Bahan semikonduktor dalam MOV terbuat dari oksida
logam seperti zinc oxide (ZnO). Pada tegangan rendah, MOV memiliki
resistansi yang sangat tinggi, sehingga hampir tidak mengalirkan arus. Saat
terjadi lonjakan tegangan yang melebihi batas normal, MOV akan mulai
mengalirkan arus dengan cepat, menjadikannya konduktor yang baik.
Kondisi Normal
Pada kondisi normal, arus listrik mengalir melalui surge arrester
menuju peralatan yang dilindungi. MOV pada surge arrester
memiliki resistansi yang sangat tinggi dalam kondisi normal
sehingga hampir tidak mengalirkan arus.
Lonjakan Tegangan
Ketika terjadi lonjakan tegangan yang melebihi batas normal,
tegangan tersebut mencapai MOV dalam surge arrester.
Perubahan Resistansi MOV
Lonjakan tegangan menyebabkan perubahan pada karakteristik
resistansi MOV. MOV terbuat dari bahan semikonduktor yang
memiliki resistansi yang dapat berubah dengan cepat ketika
tegangan diterapkan padanya.
Aktivasi MOV
Dengan adanya lonjakan tegangan, resistansi MOV menurun
secara drastis dan tiba-tiba menjadi konduktor yang baik bagi
arus listrik.
Mengalirkan Kelebihan Energi
Arus yang dihantarkan oleh MOV dialirkan ke sistem tanah atau
grounding. Aliran arus ini membawa kelebihan energi listrik
dari lonjakan tegangan, mengurangi tegangan berlebih yang
dapat mencapai peralatan yang dilindungi.
Melindungi Peralatan
Dengan adanya surge arrester yang aktif, tegangan berlebih
tidak akan mencapai peralatan yang dilindungi. Ini membantu
59
Kerusakan akibat transien pada peralatan listrik dapat sangat merugikan dan
menyebabkan berbagai masalah dalam sistem kelistrikan dan perangkat
elektronik. Adapun kerusakan dan dampak negatif yang bisa terjadi akibat transien
listrik adalah sebagai berikut.
Kerusakan Fisik
Transien listrik yang sangat kuat dapat menyebabkan kerusakan fisik pada
peralatan listrik, seperti komponen mekanis yang rusak, terbakar, atau
meledak.
Kegagalan Peralatan
Lonjakan tegangan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen sensitif peralatan elektronik, menyebabkan kegagalan
peralatan secara permanen.
Kehilangan Data
Transien listrik dapat menyebabkan gangguan pada peralatan
penyimpanan data, seperti hard drive atau solid-state drive (SSD), yang
mengakibatkan kehilangan data yang tidak dapat dipulihkan.
Gangguan Operasional
Transien listrik dapat menyebabkan gangguan operasional pada peralatan
dan sistem kelistrikan, mengakibatkan downtime yang tidak diinginkan.
60
Transien listrik dapat terjadi karena berbagai faktor, yaitu Petir, Switching
Peralatan Listrik, Gangguan pada Jaringan Listrik, Sistem Tenaga Yang Tidak
Stabil, Perubahan Beban Listrik, Gangguan Elektromagnetik Eksternal, Gangguan
dari Perangkat Elektronik.
kinerja yang ditetapkan. Berikut ini beberapa standar dan spesifikasi yang umum
digunakan untuk surge arrester.
peralatan dan sistem kelistrikan dari transien listrik[10]. Berikut adalah beberapa
kriteria dan pertimbangan penting seputar surge arrester.
Tahanan isolasi yang tinggi adalah tahanan isolasi yang baik. Tahanan
isolasi yang tinggi menujukkann kemampuan surge arrester untuk mencegah
lonjakan tegangan yang dapat merusak peralatan, sehingga menjaga integritas
sistem listrik dan mengurangi risiko kebakaran atau kerusakan lainnya.
Adapun alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi surge arrester
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
65
66
Alat ukur pada Gambar 4.1 bernama Insulation Resistance Tester atau
biasa disebut Megger (Megger adalah salah satu merek dagang yang sering
disebut untuk alat yang mengukur arus tahanan isolasi dan perangkat listrik
lainnnya). Dari hasil pengukuran yang dihasilkan berfungsi untuk menentukan
seberapa baik tahanan isolasi yang diberikan surge arrester. tahanan isolasi yang
rendah menandakan adanya masalah isolasi atau kebocoran arus yang dapat
mempengaruhi kinerja surge arrester.
Berikut ini adalah nilai standar isolasi tahanan yang di tetapkan oleh
ANSI/NETA untuk surge arrester tipe TBP-B-12.7F/85 yang ada pada substation
Raw Mill di PT Solusi Bangun Andalas akan ditampilkan pada Tabel 4.1.
2. Incoming 8n DH05
Adapun hasil pengukuran untuk panel Incoming 8n DH05 akan
ditampilkan pada Tabel 4.3.
69
3. PT Panel
Adapun hasil pengukuran untuk panel PT Panel akan ditampilkan pada
Tabel 4.4.
dinyatakan bahwa surge arrester yang telah di ganti dengan yang baru
sudah layak pakai dan memenuhi standar pada panel Raw Mill
Transformer #1.
Untuk kondisi tahanan isolasi surge arrester pada panel Raw Mill Motor
#1 masih memenuhi standar yang ada, dimana nilai tahanan isolasi lebih
besar dari 5.000 MΩ. Dapat disimpulkan bahwa surge arrester pada panel
Raw Mill Motor #1 masih sesuai standar dan masih layak digunakan.
8. ID of Fan Fa03
Adapun hasil pengukuran untuk panel ID of Fan Fa03 akan ditampilkan
pada Tabel 4.10.
Untuk kondisi tahanan isolasi surge arrester pada panel ID of Fan Fa03
masih memenuhi standar besar dari 5.000 MΩ. Dapat disimpulkan bahwa
surge arrester ID of Fan Fa03 masih layak digunakan karena sesuai
standar.
9. Raw Mill Separator
Adapun hasil pengukuran untuk panel Raw Mill Separator akan
ditampilkan pada Tabel 4.11.
Untuk kondisi tahanan isolasi surge arrester pada panel Raw Mill Fan
masih memenuhi standar yang ada, dimana nilai tahanan isolasi lebih
besar dari
5.000 MΩ. Dapat disimpulkan bahwa surge arrester pada panel Raw Mill
Fan masih sesuai standar dan masih layak digunakan.
11. Klin Exhaus Fan
Adapun hasil pengukuran untuk panel Klin Exhaus Fan akan ditampilkan
pada Tabel 4.13.
Untuk kondisi tahanan isolasi surge arrester pada panel Raw Material
Mixing masih memenuhi standar yang ada, dimana nilai tahanan isolasi
lebih besar dari 5.000 MΩ. Dapat disimpulkan bahwa surge arrester pada
panel Raw Material Mixing masih sesuai standar dan masih layak
digunakan.
13. Bucket 216 BE 52 MT 10/MT 20
Adapun hasil pengukuran untuk panel Bucket 216 BE 52 MT 10/MT 20
akan ditampilkan pada Tabel 4.15.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari laporan hasil kerja praktek ini
adalah sebagai berikut.
5.2 Saran
Pelaksanaan Kerja Praktek merupakan salah satu kurikulum yang wajib
dilaksanakan di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara. Tujuan adanya kerja praktek yaitu agar mahasiswa/i dapat
menumbuhkan etos kerja yang tinggi atau mendapat pemahaman di dunia kerja.
Maka dari itu, adapun saran yang diberikan sebagai berikut.
1. Sebaiknya surge arrester yang salah satu hubungannya tidak sesuai tetap
harus di ganti tidak hanya di bongkar dan dicabut pemasangannya.
76
77
2. Surge arrester harusnya dimiliki oleh semua panel, jika ada yang
bermasalah harus segera diganti agar jika kedepannya ada lonjakan
tegangan dan transien listrik maka peralatan dan mesin listrik tetap
aman.
3. Sebaiknya pelaksanaan kerja praktik lebih terstruktur lagi agar
mahasiswa/i yang bersangkutan dapat mengikuti kerja praktik dengan
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suripto, Slamet (2017). “Sistem Tenaga Listrik”. Bantul: Penerbit LP3M
UMY.
[2] Ashar Arifin (2021). “Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Kerja
Switchgear”. Penerbit Cara Ilmu.
URL: https://www.carailmu.com/2021/09/materi-switchgear.html.
[3] Ashar Arifin (2022). “13 Komponen dan Bagian Utama Kubikel Beserta
Fungsinya”. Penerbit Cara Ilmu.
URL: https://www.carailmu.com/2022/03/bagian-komponen-utama-
kubikel.html.
[4] Bistek Solusindo (2018). “Artikel Bagus Mengenai Dasar Sistem Proteksi
Listrik”. Penerbit Linkedin.
URL: https://id.linkedin.com/pulse/artikel-bagus-mengenai-dasar-sistem-
proteksi-listrik- kencana#:~:text=proteksi%20sistem%20tenaga%20listrik
%20adalah,abnor mal%20operasi%20sistem%20itu%20sendiri.
[6] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional, 2000.
[8] Pranoto, B. (2020). “Surge Arrester dan Proteksi Transien dalam Sistem
Kelistrikan”. Penerbit Penerbit ITB.
78
79
[10] Gunawan, A., & Wibowo, B. (2017). “Kriteria Pemilihan Surge Arrester
untuk Proteksi Sistem Tenaga Listrik”. Jurnal Teknik Elektro.
[11] Gunawan, A., & Wibowo, B. (2019). “Pengaruh Tahanan Isolasi terhadap
Performa Surge Arrester”. Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro.