Disusun oleh :
PETRUS NARI
NIS : 7181
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1) Manfaat Teoritis :
Makalah ini di harapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terkait Sistem
Pentanahan Instalasi Rumah pada siswa maupun khalayak umum yang berkecimpung
dalam bidang listrik khususnya pada konsentrasi Listrik Tenaga agar lebih memahami
Sistem Pentanahan Instalasi Rumah.
2) Manfaat Praktis
Siswa dapat mengetahui Jenis – Jenis skema Pentanahan netral sistem daya
Siswa dapat mengetahui Jenis – Jenis elektroda pentanahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi (Ground) sehingga
dapat mengamankan manusia (Human) dari sengatan listrik, dan mengamankan
komponen komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu
sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik.
Pada saat ini pemasangan pentanahan pada titik netral dari sistem tenaga merupakan
suatu keharusan, karena sistem ini sudah besar dengan jangkauan yang luas dan
tegangan yang tinggi. Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator pembangkit
listrik dan transformator daya pada gardu – gardu induk, gardu – gardu distribusi dan
Instalasi Rumah.
Pada gambar diatas, dapat terlihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan melalui
sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Pada sistem ini
titik netralnya disambungkan langsung ke tanah, namun bagian – bagian instalasi
yang konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan (Ground) yang berbeda
(berdiri sendiri).
Pada sistem pentanahan ini saluran netral dan saluran penagman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisaj pada sebagian sistem lainnya. Pada
gambar diatas dijelaskan bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satuhantaran
PEN (combined) sedangkan pada sistem 3 menggunakan dau kabel hantaran yaitu
Netral dan PE secara terpisah (separated).
Pada sistem pentanahan ini, saluran netral dan saluran pengaman terdapat pada
sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua sistem mempunyai dua saluran
N dan PE secara sendiri sendiri (separated).
Ada beberapa jenis sambungan titik netral secara tidak langsung ini, antaranya
melalui reaktansi, tanah dan kumparan petersen. Antara ketiga jenis media
sambungan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, secara teknis jenis
sambungan kumparan petersen yang mempunyai kinerja terbaik.
Tegangan sentuh tidak langsung adalah tegangan pada bagian alat/ komponen/
rangkaian/ instalasi yang secara normal tidak dilalui arus namun akibat kegagalan
isolasi pada peralatan tersebut maka bagian – bagian tersebut mempunyi tegangan
terhadap tanah.
Bila tidak ada petanahan, maka tegangan sentuh tersebut sama tingginya dengan
tegangan kerja (tegangan langsung). Hal ini sudah tentu membahayakan manusia
yang mengoprasikannya atau yang ada di sekitar tempat itu.
Selama alat pengaman arus lebih tidak bekerja memutuskan rangkaian, keadaan ini
akan tetap bertahan. Namun dengan adanya pentanahan secara baik, kemungkinan
tegangan sentuh selama terjadi gangguan dibatasi pada tingkat aman. Yaitu
maksimum 50 Volt (V) untuk tegangan bolak balik (AC).
Gambar diatas adalah contoh terjadinya tegangan sentuh tidak langsung dari body
peralatan elektronik. Pada gambar tersebut terlihat jelas perbedaan antara sebelum
dan sesudah ada pentanahan (grounding) pada alat yang berbody logam.
Pada keadaan sebelum diketanahkan, bila terjadi gangguan (arus bocor), maka
selungkup alat mempunyai tegangan terhadap tanah sama dengan tegangan sumber
(tegangan antara fasa dan Netral). Tegangan ini tentu sangat membahayakan
operator atau orang yang menyentuh selungkup alat tersebut dan pengaman arus
beban lebih tidak bekerja memutuskan aliran bila tidak melampaui batas kerjanya.
b. Tegangan eksposur
Tegangan eksposur adalah tegangan Ketika terjadinya gangguan tanah dengan arus
yang besar, akan memungkinkan timbulnya beda potensial antara bagian – bagian
yang dilalui arus dan antara bagian – bagian yang tidak dilalui arus terhadapat
tanah
Tegangan ini bisa menimbulkan busur tanah (grounding arc) yang memungkinkan
terjadinya kebakaran bahkan ledakan. Dengan adanya sistem pentanahan, akan
membuat potensial semua bagian struktur, peralatan dan prmukaan tanah menjadi
sam (uniform) shingga mencegah terjadinya loncatan listrik dari bagian peralatan
ke tanah.
Selain itu, ketika terjadi gangguan tanah, tegangan fasa yang mengalami ganguan
akan menurun. Pnurunan tegangan ini sangat menggangu karja paralel generator-
generator sehingga secara ksluruhan akan mengganggu kinerja sistem tenaga.
c. Tegangan langkah
Tegangan langkah adalah tegangan yang terjadi akibat arus gangguan yang
melewati tanah. Arus gangguan ini relatif besar dan apabila mengalir dari tempat
terjadinya gangguan kembali ke sumber (titik Netral) malalui tanah yang
mempunyai tahanan relatif besar maka tegangan di permukaan tanah akan menjadi
tinggi.
Gambar diatas menunjukkan bahwa satu tangan memegang dudukan lampu dan
tangan satunya lagi memegang krain air. Diantara kran air dan dudukan lampu
dalam keadaan normal tidak bertegangan. Tetapi ketika terjadi gangguan ketanah,
arus mengalir kembali ke sumber melalui pentanahan Ra dan Rb. Adanya aliran
arus gangguan ini menimbulkan tegangan antara letak dangguan dan Ra sebesar Vf
dan antara krain air dan dudukdan lampu sebesar Vb.
Besar tegangan ini ditentukan oleh besar arus gangguan dan tahanan
pentanahannya. Semakin besar arus dan tahanan maka. Akan semakin besar pula
tegangan sentuhnya.
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa dimana ada salah satu saluran fasa yang
putus dan menyentuh tanah, maka akan terjadi tegangan eksposur dengan gardien
(perhatikan gambar).
Tegangan tersebut ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah yang besar dan
mengalir melalui tanah untuk kembali lagi ke sumber. Gardien tersebut akan
semakin menurun searah dengan semakin jaunya jarak dari gangguan tersebut
Tegangan ini akan sangat membahayakan orang yang ada diatas permukaan tanah
diskitar tempat tersebut (terjadinya gangguan), walaupun yang bersangkutan tidak
meyentuh bagian – bagian mesin.
Tegangan ini adalah tegangan antar kaki dan keara itulah kemudian disebut
tegangan langkah
Dengan keterangan :
RG = Tahanan pentanahan (ohm)
RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)
Ρ = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LR = panjang elektroda (meter)
AR = diameter elekroda (meter)
b. Eletroda pelat
Elektroda plat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau
dari kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang
kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis – jenis elektroda yang lain.
Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) :
Yaitu :
RP = tahanan pentanahan pelat (ohm)
P = tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LP = panjang pelat (m)
WP = lebar pelat (m)
TP = tebal pelat (m)
c. Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara
dalam. Pemasangan eketroda jenis ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan
– lapisan tanah yang berbatu.
Disamping sulit pemasangannya, untuk mendapati nilai tahanan yang rendah juga
akan bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut pemasangan secara vertikal
kedalam tanah dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar
(horizontal) dan dangkal.
Disamping itu, ternyata tahanan pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi
oleh bentuk konfigurasi elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau
kombinasi antar keduanya.
Berikut rumus dari perhitungannya :
Dimana :
RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)
P = Tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
LW = panjang total grid kawat (m)
dW = Diameter kawat (m)
AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m²0)
ZW = kedalaman penanaman (m)
Tabel dibawah ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan jenis,
bahan dan luas penampang elektroda pentanahan.
Tabel berikut ini memberikan petunjuk tentang luas penampang minimum dari
beberapa jenis kondisi hantaran pengaman.
2.6 Pengukuran Tahanan pentanahan (Earth Tester)
Maksud dari pengukuran ini adalah pengujian, pengujian yang dimaksud sebenarnya
adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah pemasangan
elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap satu tahun sekali.
Pada saat ini telah banyak beredar dipasaran alat ukur tahanan pentanahan yang biasa
disebut Earth tester atau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi sampai
dengan yang banyak fungsi dan kompleks.
Pada instrument cara pengukuran terbagi menjdi dua yaitu Pengukuran Normal
(metode 3 kutub), dan pengukuran praktis (metode 2 kutub) :
a. Cara pengukuran normal (metode 3 kutub)
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal Earth tester pada 3a,
Cek tegangan baterai! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar /ON). Jarum harus
dalam range BATT
Cek tegangan pentanahan (range saklar : - V, matikan saklar / OFF)
Cek tahanan pentanahan bantu (range saklar : C&P, matikan saklar 0)
Ukurlah tahanan pentanahan (range saklar : x1Ω ke x1000 Ω) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selektor, sehingga diperoleh jarum pada
galvometer seimbang / menunjukan angka Nol. Maka hasil pengukuran adalah
angka yang ditunjukan pada selektor dikalikan dengan posisi range saklar (x1 Ω)
atau (x1000 Ω)
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar dibawah ini adalah gambar daerah resistansi efektif tumpang tindih :
2.7 Fungsi Grounding
Sebagai bagian dari proteksi instalasi listrik rumah, grounding ini mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang besar, bumi itu sendiri dapat
digunakan sebagai salah satu penghantar bagi jalur kembali dari rangkaian tersebut,
dimana dapat menghemat biaya bila dibandingkan pemasangan satu penghantar fisik
sebagai saluran kembali. Perlu diketahui, arus listrik yang mengalir ke beban akan
mengalir kembali ke sumber arus listrik tersebut.
2. Untuk tujuan pengukuran, bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang
relatif cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.
3. Pada pesawat terbang, saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang
langsung ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar
yang berfungsi sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus
listrik. Selain itu pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang pada
ujung-ujung sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan listrik yang
timbul akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari
sambaran petir.