Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM PENTANAHAN PADA SISTEM TENAGA


(GROUNDING)

Disusun oleh :
PETRUS NARI
NIS : 7181

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi (Ground) sehingga
dapat mengamankan manusia (Human) dari sengatan listrik, dan mengamankan
komponen komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu
sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik
Sistem pentanahan ini sendiri mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelum tahun tersebut
sistem pentanahan belum dilakukan karena ukuranya masih terlalu kecil dan tidak
berbahaya. Namun setelah sistem tenga listrik berkembang menjadi semakin besar
dengan tegangan yang semakin tinggi pula dan jangkauan semakin jauh, barulah
diperkenalkan sistem pentanahan.
Sistem pentanahan tidak terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga
sistem peralatan elektronik, seperti telekomunikasi, komputer, kontrol dimana
diperlukan komunikasi data secara intensif dan sangat peka terhadap interferensi
gelombang elektromagnetik dari luar.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan didapat dari latar belakang masalah antara lain
adalah :
a. Tujuan dibuat sistem pentanahan
b. Jenis – Jenis skema Pentanahan (Grounding) netral sistem daya
c. Jenis – Jenis elektroda pentanahan

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Siswa mampu memahami tujuan dibuat sistem pentanahan
b. Siswa mampu memahami Jenis – Jenis skema Pentanahan (Grounding) netral
sistem daya
c. Siswa mampu memahami Jenis – Jenis elektroda pentanahan

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis :
Makalah ini di harapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terkait Sistem
Pentanahan Instalasi Rumah pada siswa maupun khalayak umum yang berkecimpung
dalam bidang listrik khususnya pada konsentrasi Listrik Tenaga agar lebih memahami
Sistem Pentanahan Instalasi Rumah.

2) Manfaat Praktis
 Siswa dapat mengetahui Jenis – Jenis skema Pentanahan netral sistem daya
 Siswa dapat mengetahui Jenis – Jenis elektroda pentanahan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi (Ground) sehingga
dapat mengamankan manusia (Human) dari sengatan listrik, dan mengamankan
komponen komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu
sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik.
Pada saat ini pemasangan pentanahan pada titik netral dari sistem tenaga merupakan
suatu keharusan, karena sistem ini sudah besar dengan jangkauan yang luas dan
tegangan yang tinggi. Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator pembangkit
listrik dan transformator daya pada gardu – gardu induk, gardu – gardu distribusi dan
Instalasi Rumah.

2.2 Jenis – Jenis skema Pentanahan (Grounding) netral sistem daya


Jenis sistem pentanahan akan menentukan skema proteksinya. Berikut ini adalah jenis-
jenis skema pentanahan (Grounding) :

a. TT (Terra-Terra) system : saluran (kabel) tanah dan tanah

Pada gambar diatas, dapat terlihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan melalui
sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Pada sistem ini
titik netralnya disambungkan langsung ke tanah, namun bagian – bagian instalasi
yang konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan (Ground) yang berbeda
(berdiri sendiri).

b. TN-C 9Terra Neutral-Combined) : Kabel Ground (tanah) dan Netral disatukan


Pada sistem ini, saluran netral dan saluran pengaman (ground) disatukan secara
keseluruhan. Semua bagian sisem mempunyai saluran PEN yang merupakan
kombinasi antara saluran N dan PE. Disini seluruh bagian sistem mempunyai
saluran PEN yang sama.

c. TN-C-S (Terra Neutral-Combined-Separated) : kabel tanah dan Netral dapat


disatukan juga ada yang dipisahkan

Pada sistem pentanahan ini saluran netral dan saluran penagman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisaj pada sebagian sistem lainnya. Pada
gambar diatas dijelaskan bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satuhantaran
PEN (combined) sedangkan pada sistem 3 menggunakan dau kabel hantaran yaitu
Netral dan PE secara terpisah (separated).

d. TN-S (Terra Neutral-Separated) : Saluran (kabel) Tanah dan Netral-dipisahkan

Pada sistem pentanahan ini, saluran netral dan saluran pengaman terdapat pada
sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua sistem mempunyai dua saluran
N dan PE secara sendiri sendiri (separated).

e. IT (Impedance Terra) System : saluran Tanah melalui Impedansi


Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah namun, melalui
suatu impedansi. Bagian konduktif instalasi dihubungkan langsung ke elektroda
pentanahan secara terpisah. Sistem ini juga disebut sistem pentanahan Impedansi.

Ada beberapa jenis sambungan titik netral secara tidak langsung ini, antaranya
melalui reaktansi, tanah dan kumparan petersen. Antara ketiga jenis media
sambungan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, secara teknis jenis
sambungan kumparan petersen yang mempunyai kinerja terbaik.

2.3 Tujuan Sistem Pentanahan

Sistem Pentanahan dipasang bertujuan untuk mengamankan manusia dari :

a. Tegangan sentuh tidak langsung

Tegangan sentuh tidak langsung adalah tegangan pada bagian alat/ komponen/
rangkaian/ instalasi yang secara normal tidak dilalui arus namun akibat kegagalan
isolasi pada peralatan tersebut maka bagian – bagian tersebut mempunyi tegangan
terhadap tanah.

Bila tidak ada petanahan, maka tegangan sentuh tersebut sama tingginya dengan
tegangan kerja (tegangan langsung). Hal ini sudah tentu membahayakan manusia
yang mengoprasikannya atau yang ada di sekitar tempat itu.

Selama alat pengaman arus lebih tidak bekerja memutuskan rangkaian, keadaan ini
akan tetap bertahan. Namun dengan adanya pentanahan secara baik, kemungkinan
tegangan sentuh selama terjadi gangguan dibatasi pada tingkat aman. Yaitu
maksimum 50 Volt (V) untuk tegangan bolak balik (AC).

Gambar diatas adalah contoh terjadinya tegangan sentuh tidak langsung dari body
peralatan elektronik. Pada gambar tersebut terlihat jelas perbedaan antara sebelum
dan sesudah ada pentanahan (grounding) pada alat yang berbody logam.

Pada keadaan sebelum diketanahkan, bila terjadi gangguan (arus bocor), maka
selungkup alat mempunyai tegangan terhadap tanah sama dengan tegangan sumber
(tegangan antara fasa dan Netral). Tegangan ini tentu sangat membahayakan
operator atau orang yang menyentuh selungkup alat tersebut dan pengaman arus
beban lebih tidak bekerja memutuskan aliran bila tidak melampaui batas kerjanya.
b. Tegangan eksposur

Tegangan eksposur adalah tegangan Ketika terjadinya gangguan tanah dengan arus
yang besar, akan memungkinkan timbulnya beda potensial antara bagian – bagian
yang dilalui arus dan antara bagian – bagian yang tidak dilalui arus terhadapat
tanah

Tegangan ini bisa menimbulkan busur tanah (grounding arc) yang memungkinkan
terjadinya kebakaran bahkan ledakan. Dengan adanya sistem pentanahan, akan
membuat potensial semua bagian struktur, peralatan dan prmukaan tanah menjadi
sam (uniform) shingga mencegah terjadinya loncatan listrik dari bagian peralatan
ke tanah.

Selain itu, ketika terjadi gangguan tanah, tegangan fasa yang mengalami ganguan
akan menurun. Pnurunan tegangan ini sangat menggangu karja paralel generator-
generator sehingga secara ksluruhan akan mengganggu kinerja sistem tenaga.

c. Tegangan langkah

Tegangan langkah adalah tegangan yang terjadi akibat arus gangguan yang
melewati tanah. Arus gangguan ini relatif besar dan apabila mengalir dari tempat
terjadinya gangguan kembali ke sumber (titik Netral) malalui tanah yang
mempunyai tahanan relatif besar maka tegangan di permukaan tanah akan menjadi
tinggi.

Gambar diatas menunjukkan bahwa satu tangan memegang dudukan lampu dan
tangan satunya lagi memegang krain air. Diantara kran air dan dudukan lampu
dalam keadaan normal tidak bertegangan. Tetapi ketika terjadi gangguan ketanah,
arus mengalir kembali ke sumber melalui pentanahan Ra dan Rb. Adanya aliran
arus gangguan ini menimbulkan tegangan antara letak dangguan dan Ra sebesar Vf
dan antara krain air dan dudukdan lampu sebesar Vb.

Besar tegangan ini ditentukan oleh besar arus gangguan dan tahanan
pentanahannya. Semakin besar arus dan tahanan maka. Akan semakin besar pula
tegangan sentuhnya.

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa dimana ada salah satu saluran fasa yang
putus dan menyentuh tanah, maka akan terjadi tegangan eksposur dengan gardien
(perhatikan gambar).

Tegangan tersebut ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah yang besar dan
mengalir melalui tanah untuk kembali lagi ke sumber. Gardien tersebut akan
semakin menurun searah dengan semakin jaunya jarak dari gangguan tersebut

Tegangan ini akan sangat membahayakan orang yang ada diatas permukaan tanah
diskitar tempat tersebut (terjadinya gangguan), walaupun yang bersangkutan tidak
meyentuh bagian – bagian mesin.

Tegangan ini adalah tegangan antar kaki dan keara itulah kemudian disebut
tegangan langkah

Untuk mengamakan tegangan langkah inilah pentanahan dilakukan. Tegangan


langkah dibatasi serendah mungkin dan dalam waktu yang sependek – pendeknya.
Besar tegangan langkah diminimalisir dengan sistem pentanahan (grounding)
sedangkan waktu pemutusan dilakukan dengan peralatan pengaman.
2.4 Jenis – Jenis elektroda pentanahan
Adapun jenis-jenis elektroda pentanahan adalah sebagai berikut :
a. Elektroda batang (ROD)
Elekroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi profil yang dipasangkan ke
dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan
sekalis menjadi landasan teori – teori baru dari elektrodajenis lain.
Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan
menancabkannya kedalam tanah.kelebih elekroda jenis batang (ROD) adalah tidak
memerlukan lahan yang luas. Elektroda ini sering digunakan pada gardu – gardu
induk.

Berikut rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) :

Dengan keterangan :
RG = Tahanan pentanahan (ohm)
RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)
Ρ = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LR = panjang elektroda (meter)
AR = diameter elekroda (meter)

b. Eletroda pelat
Elektroda plat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau
dari kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang
kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis – jenis elektroda yang lain.
Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) :

Yaitu :
RP = tahanan pentanahan pelat (ohm)
P = tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LP = panjang pelat (m)
WP = lebar pelat (m)
TP = tebal pelat (m)

c. Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara
dalam. Pemasangan eketroda jenis ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan
– lapisan tanah yang berbatu.

Disamping sulit pemasangannya, untuk mendapati nilai tahanan yang rendah juga
akan bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut pemasangan secara vertikal
kedalam tanah dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar
(horizontal) dan dangkal.
Disamping itu, ternyata tahanan pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi
oleh bentuk konfigurasi elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau
kombinasi antar keduanya.
Berikut rumus dari perhitungannya :

Dimana :
RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)
P = Tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
LW = panjang total grid kawat (m)
dW = Diameter kawat (m)
AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m²0)
ZW = kedalaman penanaman (m)

2.5 Tahanan jenis tanah


Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektroda – elektroda
pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan Ohm-meter.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tahana tanah dalam sistem tahanan pentanahan.
Tidak hanya tergantung pada jenis tanah saja, melainkan dipengaruhi oelh kandungan
moistur, kandungan mineral, dan suhu (suhu tidak berpengaruh bila diatas titik beku
air)
Tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Negara Indonesia :
Tabel diatas akan sangat penting khususnya bagi para perancang sistem pentanahan.
Ada satu hal yang penting untuk diketahui, yaitu sifat – sifat tanah bisa berubah antara
musim yang satu dengan musim yang lain. Dan tentu hal tersebut harus benar – benar
dipertimbangkan bagi petugas yang hendak memasang sistem pentanahan.
Dan tabel dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan kasar harga tahanan pentanahan
pada tanah dengan tahanan jenis tanah tipikal berdasarkan jenis dan ukuran elektroda :

Tabel dibawah ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan jenis,
bahan dan luas penampang elektroda pentanahan.

Tabel berikut ini memberikan petunjuk tentang luas penampang minimum dari
beberapa jenis kondisi hantaran pengaman.
2.6 Pengukuran Tahanan pentanahan (Earth Tester)
Maksud dari pengukuran ini adalah pengujian, pengujian yang dimaksud sebenarnya
adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah pemasangan
elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap satu tahun sekali.
Pada saat ini telah banyak beredar dipasaran alat ukur tahanan pentanahan yang biasa
disebut Earth tester atau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi sampai
dengan yang banyak fungsi dan kompleks.
Pada instrument cara pengukuran terbagi menjdi dua yaitu Pengukuran Normal
(metode 3 kutub), dan pengukuran praktis (metode 2 kutub) :
a. Cara pengukuran normal (metode 3 kutub)
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal Earth tester pada 3a,
Cek tegangan baterai! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar /ON). Jarum harus
dalam range BATT
Cek tegangan pentanahan (range saklar : - V, matikan saklar / OFF)
Cek tahanan pentanahan bantu (range saklar : C&P, matikan saklar 0)
Ukurlah tahanan pentanahan (range saklar : x1Ω ke x1000 Ω) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selektor, sehingga diperoleh jarum pada
galvometer seimbang / menunjukan angka Nol. Maka hasil pengukuran adalah
angka yang ditunjukan pada selektor dikalikan dengan posisi range saklar (x1 Ω)
atau (x1000 Ω)
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Cara pengukuran Metode 2 kutub (praktis)

b. Cara pengukuran Metode 2 kutub (praktis)


Jika pada metode 3 kutub, saklar berposisi pada 3a, maka untuk pengukuran
praktis adalah dengan memposisikan saklar terminal pada 2a
Jika jalur pentanahan digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama, maka
semua sambungan yang terhubung dengan pentanahan itu selelu terhubung dengan
tanah. Jika terjadi bunyi bippp, maka putuskan dan cek lagi.
Cek tegangan baterai dan cek bagian tegangan pentanahan. Caranya hampir sama
dengan metode pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan tahanan bantu
tidak diperlukan
Ukur tahanan pentanahan (range saklar : saklar (x1 Ω) atau (x1000 Ω) dan hasil
pengukuran = Rx + Ro
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
c. Cara Pengukuran elektroda pentanahan metode 62%
Pengukuran ini digunakan setelah mempertimbangkan beberapa hal yaitu grafis
dan setelah dilakukan pengujian. Metode 62% adalah metode pengukuran yang
paling akurat namun hanya terbatas pada elektroda tunggal.
Metode 62% ini hanya dapat digunakan untuk elektroda – elektroda yang tersusun
berjajar secara garis lurus dan pentanahannya menggunakan elektroda tunggal,
pipa, atau pelat, dan lain – lain.

Gambar dibawah ini adalah gambar daerah resistansi efektif tumpang tindih :
2.7 Fungsi Grounding
Sebagai bagian dari proteksi instalasi listrik rumah, grounding ini mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut :

1. Untuk tujuan keselamatan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, grounding berfungsi


sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi tegangan
listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi dari system kelistrikan atau peralatan
listrik. Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan setrika listrik dan terjadi
tegangan yang bocor dari elemen pemanas di dalam setrika tersebut, maka tegangan
yang bocor tersebut akan mengalir langsung ke bumi melalui penghantar grounding.
Dan kita sebagai pengguna akan aman dari bahaya kesetrum. Perlu diingat, peristiwa
kesetrum terjadi bila ada arus listrik yang mengalir dalam tubuh kita.
2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar
arus listrik yang besar langsung ke bumi. Dalam prakteknya, pemasangan grounding
untuk instalasi penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.
3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah
kerusakan akibat adanya bocor tegangan.
Bila ditinjau lebih luas lagi, pengertian dan fungsi grounding akan berbeda bila
diterapkan pada system transmisi tenaga listrik, tujuan pengukuran, pesawat terbang
atau pesawat ruang angkasa.

1. Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang besar, bumi itu sendiri dapat
digunakan sebagai salah satu penghantar bagi jalur kembali dari rangkaian tersebut,
dimana dapat menghemat biaya bila dibandingkan pemasangan satu penghantar fisik
sebagai saluran kembali. Perlu diketahui, arus listrik yang mengalir ke beban akan
mengalir kembali ke sumber arus listrik tersebut.
2. Untuk tujuan pengukuran, bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang
relatif cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.
3. Pada pesawat terbang, saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang
langsung ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar
yang berfungsi sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus
listrik. Selain itu pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang pada
ujung-ujung sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan listrik yang
timbul akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari
sambaran petir.

Anda mungkin juga menyukai