PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gardu induk yang biasanya disingkat G.I merupakan kunci dari sistem tenaga listrik dan
karena itu tidak dapat dirancang terpisah dari bagian sistem yang lain. Pertama-tama,berdasarkan
taksiran kebutuhan tenaga listrik, dirancangkan sistem tenaga listrik secara menyuluruh,
termasuk unsur-unsur pembangkitan, transmisi, transformasi dan distribusi, dan bersamaan
dengan itu dirancang pula gardu induk yang merupakan titik- titik sampul dalam jaring- jaring
sistem. Dan termasuk di dalamnya sistem pentanahan.
Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi.
Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik. Ilmu
pertanahan sering kali dianggap remeh, padahal pentanahan yang baik sangatlah penting.
Pada system tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah pada sistem
transmisi. Salah satunya adalah gangguan ke tanah selain gangguan-gangguan lain seperti , surja
petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada isolator, burung atau daun-daun yang terbang
dekat isolator gantung, debu-debu yang menempel pada isolator, tegangan lebih dan gangguan
hubung singkat.
Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontak-kontak antara
kawat yang terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri. Dan jika terdapat busur tanah
yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat membahayakan. Hal ini disebabkan karena
busur tanah tersebut merupakan gelombang berjalan yang memiliki muka gelombang yang
curam yang dapat membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh dari titik
gangguan.
Dari jenis-jenis gangguan yang telah disebutkan dapat mengakibatkan:
1. Menginterupsi kontinuitas pelayanan daya kepada konsumen
2. Penurunan tegangan yang cukup besar sehingga kualitas kualitas tenaga listrik rendah
dan merintangi kerja normal peralatan konsumen
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Dasar Pentanahan
Definisi pentanahan (Grounding), berdasarkan IEEE dictionary (standard 100), adalah
melakukan koneksi, baik disengaja atau tidak disengaja, sirkuit listrik atau peralatan ke bumi,
atau ke bodi konduksi yang ditempatkan di bumi. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
potensial bumi pada konduktor yang terhubung dan mengalirkan arus tanah menuju dan dari
bumi.
Tujuan pentanahan suatu system tenaga listrik secara umum adalah:
1. Mencegah timbulnya busur tanah akibat dari arus gangguan yang besar (>5 A)
2. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaatan listrik dan
lingkungan
3. Memproteksi peralatan
4. Mendapatkan keandalan penyaluran pada system baik dari segi kualitas, keandalan
ataupun kontinuitas penyaluran tenaga listrik dengan kontrol noise termasuk transien dari
segala sumber.
5. Membatasi kenaikan tegangan fasa yang tidak terganggu (sehat)
Klasifikasi sistem pentanahan pada tegangan rendah antara lain:
1. TT: netral sumber daya terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke bumi
2. IT: netral sumber daya tidak terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke
bumi
3. TN: netral sumber daya terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke
sumber daya yang sudah terhubung ke bumi
4. TN-S: ketika fungsi proteksi disediakan oleh konduktor yang terpisah dengan netral
sumber daya.
5. TN-C: ketika fungsi netral dan proteksi digabungkan dalam sebuah konduktor tunggal
6. TN-C-S: penggunaan TN-S hilir dari TN-C
diantaranya
dengan
menyesuaikan
pentanahan
sirkuit,
penggunaan
5. Penurunan tegangan
1. Mentransformasikan daya listrik. Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500
KV/150 KV). Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
Dan dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV)
dengan frekuensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
2. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik.
3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi
dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan
melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu
induk.
4. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal
dengan istilah SCADA.
Berdasarkan fungsinya gardu induk diklasifikasikan atas :
1. Gardu Induk Penaik Tegangan
Gardu Induk Penaik Tegangan adalah gardu induk yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi
tegangan sistem.Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit pembangkit listrik kecil
dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi,
tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
2. Gardu Induk Penurun Tegangan
Gardu Induk Penurun Tegangan adalah gardu induk yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih
rendah dan menengah atau tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusatpusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
3. Gardu Induk Pengatur Tegangan
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga
listrik.Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage
drop) transmisi yang cukup besar.Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti
bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
4. Gardu Induk Pengatur Beban
Gardu Induk Pengatur Beban berfungsi untuk mengatur beban.Pada gardu induk
ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik,
motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau
menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air
kembali ke kolam utama.
5. Gardu Induk Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan
distribusi.Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban
2.4 Sistem pentanahan gardu induk
Salah satu pengaman yang paling baik terhadap peralatan listrik dari gangguan arus
lebih ataupun hubungan singkat yaitu, dengan cara pentanahan. Cara ini juga dapat melindungi
manusia dari adanya bahaya-bahaya yang dapat mem akan korban. dengan menghubungkan
bagian dari peralatan tersebut dengan sistem pentanahan. Pentanahan adalah penghubung suatu
titik rangkaian listrik dengan bumi dengan cara tertentu, apabila suatu tindakan pengamanan
atau perlindungan yang akan dilaksanakan Maka harus ada sistem pentanahan yang dirancang
dengan benar, agar sistem pentanahan dapat bekerja efektif.
Yang dimaksud sistem pentanahan adalah sebagai berikut :
a. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil dan peralatan
menggunakan rangkaian efektif.
b. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubungan
(surge currents).
c. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap bagian kondisi kimiawi tanah
d. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pemeliharaan.
Gardu Induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa peralatan
listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer.
Gardu Induk befungsi sebagai penyalur daya (KVA, MVA) sesuai dengan tegangan operasinya.
Karena peranannya yang sangat penting dalam menyalurkan daya listrik dan menjadi
penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer maka harus diterapkan
sistem pentanahan yang memenuhi persyaratan sistem pengaman yaitu :
1. Kepekaan (Sensitivity)
Sistem pentanahan Gardu Induk harus peka terhadap gangguan yang terjadi, dan
secara proposional mampu mendeteksi gangguan dengan tepat di area atau zona yang di
amankan
2. Keandalan (Reliability)
Sistem Pentanahan Gardu Induk harus handal. Tidak boleh gagal, mampu bekerja
sesuai dengan pengaturan yang diterapkan pada sistem pentanahan tersebut.
3. Kecepatan (Speed)
Sistem Pentanahan Gardu Induk secara cepat dapat mengamankan jika terjadi
gangguan yang terjadi
Dari beberapa poin diatas tentang bagaimana seharusnya kerja dari sistem pentanahan Gardu
Induk mampu mengamankan dari berbagai gangguan. Namun ada sebuah gangguan yang sering
terjadi yaitu tegangan lebih yang harus diamankan agar tidak menggangu sistem. Namun,
keandalan sistem pentanahan tidak selalu pada kondisi yang baik dalam mengamankan Gardu
Induk dari gangguan Tegangan lebih, maka diperlukan langkah-langkah seperti berikut :
1. Perawatan secara rutin terhadap sistem pentanahan Gardu Induk
2. Inspeksi rutin terrhadap sistem pentanahan
3. Penggantian secara berkala pada saat alat sudah tidak mampu bekerja secara baik lagi.
Pada sistem tenaga listrik penggunaan peralatan sudah ditetapkan standar intensitas tegangan
yang dapat melewati peralatan pada sistem dan jangan sampai tegangan yang melewati melebihi
standar, dan fenomena ini sering kita sebut juga tegangan lebih. Tegangan lebih adalah sebuah
gangguan pada alat kelistrikan yang menyebabkan kerusakan pada sistem tenaga listrik, karena
biasanya sistem tenaga listrik dapat dialiri tegangan nominal namun karena ada suatu gangguan
yang datangnya dari luar maupun dari dalam sistem tenaga listrik tersebut bisa menimbulkan
tegangan
lebih
yang
intensitasnya
melebihi
tegangan
nominal.
Kasus Kegagalan isolasi yang biasanya terjadi pada Sistem Tenaga Listrik
adalah pada kawat pentanahannya (kegagalan isolasi dari jalur penghantar ke
tanah saat adanya gangguan terjadi) yang mana hal ini akan memicu terjadinya
tegangan lebih pada Sistem.
c. Busur Api ke Tanah
Fenomena ini terjadi hanya beberapa saat saja ketika terjadi gangguan
yang menyebabkan busur api, dimana lonjakan api gagal melewati kawat tanah
dan langsung ke tanah (Ground). Peristiwa ini dapat menyebabkan tegangan
transient yang dapat merusak peralatan pada Sistem Tenaga Listrik.
d. Resonansi
Resonansi dalam sebuah system kelistrikan terjadi ketika reaktansi
induktif rangkaian menjadi sama dengan reaktansi kapasitif. Dan pada dasarnya
resonansi menyebabkan tegangan berlebih pada system tenaga listrik karena
impedansi sama dengan induksi pada rangkaian Sistem Tenaga Listrik tersebut
2. Gangguan dari Luar
Pada gangguan dari luar berbeda dengan gangguan dari dalam. Gangguan dari
dalam biasanya menghasilkan lonjakan tegangan yang tidak begitu besar dan umumnya
gangguan internal dapat ditanggulangi dengan penggunaan peralatan Isolasi yang tepat.
Tapi, jika system terkena gangguan dari luar seperti Surja Petir maka timbul tegangan
yang melebihi batas normal, sehingga kerusakan yang ditimbulkannya akan jauh lebih
besar dibanding gangguan dari dalam.
Hal hal penting yang harus diperhatikan dalam sistem pentanahan gardu induk adalah:
1. Sistem pengetanahan peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya menggunakan
konduktor yang ditanam secara horisontal, dengan bentuk kisi-kisi (grid). Konduktor
pengetanahan biasanya terbuat dari batang tembaga keras dan memiliki konduktivitar tinggi,
terbuat dari kabel tembaga yang dipilin (bare stranded copper) dengan luas penampang 150
mm2 dan mempunyai kemampuan arus hubung tanah sebesar 250 kA selama 1 detik.
Konduktor itu ditanam sedalam kira-kira 30 cm 80 cm atau bila dibawah kepala pondasi
sedalam kira-kira 25 cm
2. Luas kisi-kisi daerah switchyard sesuai dengan peralatan-peralatan yang ada, dibatasi
maksimum 10 m 5 m. Kisi-kisi pengetanahan bersambungan satu dengan yang lainnya dan
dihubungkan
tembaga ini berdiameter 15 mm, panjang 3,5 mm, ditanam dengan kedalaman minimal sama
dengan panjang batang itu sendiri. Selanjutnya batang pengetnahan ini disebut titik
pengetanahan.
3. Untuk pengetanahan rangka / badan dari peralatan dan struktur digunakan batang-batang
pengetanahan yang mempunyai luas penampang sama dengan luas penampang kisi-kisi
pengetanahan
4. Semua dasar isolator-isolator, terminal-terminal pengetanahan dan pemisah pengetanahan,
netral trafo arus dan trafo tenaga, dasar penangkap petir (lightning arrester) dan struktur
dihubungkan dengan kisi-kisi pengetanahan. Pagar swithyard yang terbuat dari besi/logam
dan terisolir dari tanah diketanahkan melaluibatang tembaga (35 mm 2) panjang 1 meter serta
ditanam di luar pagar sedalam 50 cm dengan jarak lebih dari 5 meter terhadap kisi-kisi
pengetanahan utama.
2.5 Fungsi dan Tujuan Pentanahan
Fungsi pentanahan adalah untuk mengalirkan arus listrik kedalam tanah melalui suatu
elektroda tanah yang ditanam di dalam tanah jika terjadi suatu gangguan. Arus listrik mengalir
pada elektroda pentanahan akan mengakibatkan perbedaan tegangan antara elektroda pada
suatu titik dengan suatu titik lain dipermukaan tanah. Bila perbedaan maksimum sepanjang
permukaan tanah ternyata masih begitu besar, maka kondisi ini sangat tidak menguntungkan
karena akan membahayakan personil yang sedang bekerja.
Tujuan pentanahan peralatan-peralatan listrik yang ditanahkan antara lain:
a. Untuk keperluan proteksi bagi orang maupun sirkit-sirkit tenaga listrik beserta peralatan
lainnya.
b. Untuk memperkecil bahaya shock pada manusia maupun hewan serta memberikan jalan
ke tanah untuk arus gangguan .
c. Untuk menetralkan grounding tegangan yang terjadi pada permukaan tanah.
2.6 Komponen Pentanahan
Komponen sistem pentanahan secara garis besar terdiri dari dua bagian, yaitu
hantaran penghubung dan elektroda pentanahan.
dan membuat kontak langsung dengan tanah. Sedangkan menurut SNI 22587/320.A.1, elektroda pentanahan adalah sebuah atau sekelompok penghanatar
yang mempunyai kotak yang erat dengan bumi dan mengentarai hubungan listrik
dengan bumi. Elektroda pentanahan tertanam sedemikian rupa dalam tanah berupa
pita logam, batang konduktor, pipa air minum hubungan atau kotak elektroda
dengan bumi merupakan bagian yang dari tulang besi beton pada tiang pancang.
Elektroda pentanahan hubungan atau
bagian yang langsung menyebarkan arus kedalam bumi, hubungan atau kontak
elektroda dengan bumi ini harus sebaik mungkin, tahan terhadap ganggun arus
listrik, korosi maupun gangguan mekanik. Jadi yang diharapkan adalah hubungan
listrik dengan elektroda pentanahan yang biasa dipakai, diantaranya elektroda
pentanahan pita dan elektroda batang. Sifat-Sifat dari sebuah sistem elektroda
tanah. 2)Hambatan arus melewati sistem elektroda tanah tiga komponen, yaitu:
Perencanaan sistem pengetanahan pada gardu induk ini didasarkan pada standar IEEE 80
IEEE guide for safety in substation Grounding dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan tahanan jenis tanah.
2. Perencanaan pendahuluan tata letak (layout) dan data-data.
3. Menghitung arus fibrilasi.
4. Menghitung jumlah batang pengetanahan yang diperlukan.
5. Menghitung arus gangguan hubung tanah.
6. Menghitung tahanan batang.
7. Menghitung ukuran konduktor kisi-kisi.
8. Menghitung tegangan sentuh.
9. Menghitung tegangan kisi-kisi (grid)
10. Menghitung tegangan mesh.
11. Menghitung tegangan langkah yang diijinkan.
12. Menghitung tegangan langkah yang sebenarnya.
13. Pemeriksaan tegangan trasfer (trasferred potential).
2.6 Tata Letak (Layout)
Kisi-kisi (grid) pengetanahan menggunakan konduktor tembaga bulat yang ditanam pada
seluruh batas gardu induk. Pengaturan tata letak sistem pengetanahan pada suatu gardu induk
dapat dilihat pada gambar 9.1. Pada gambar tersebut diberikan panjang konduktor termasuk
batang pengetanahan = 1.600 meter.
2.7 Tahanan Jenis Tanah
Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu induk diambil pada beberapa titik
lokasi. Tahanan jenis tanah dapat dihitung dengan mengguankan persamaan sebagai berikut:
2 a R
Dimana :
Misalkan hasil pengukuran di lokasi gardu induk tersebut diperoleh besar tahanan jenis
rata-rata = 750 ohm-meter.
2.8 Arus Fibrilasi
Besarnya arus yang mengalir pada tubuh manusia dimana arus listrik dapat menyebabkan
jantung mulai fibrilasi, dapat dihitung berdasarkan persamaan :
Ik
Dimana :
0,116
t
Lama waktu gangguan t tergantung dari beberapa faktor, antara lain stabilitas sistem, tipe
switchgear dan tipe rele dan pemutus daya yang digunakan. Sebegitu jauh belum ada standar
mengenai lama waktu gangguan. Waktu yang dianggap realistis berkisar antara 0,5 detik sampai
1,0 detik. Pengambilan waktu 0,75 detik di atas dianggap sudah memenuhi persyaratan dan
cukup realistis. Bila harga-harga tersebut dimasukan pada persamaan maka diperoleh :
I k 0,134
ampere
i2
sampai terjadi penguapan pada air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis.
Kerapatan arus yang diijinkan pada permukaan batang pengetanahan dapat dihitung
dengan persamaan :
i 3,1414 10 4 d
Dimana :
Batang
berikut
yang
dikembangkan
oleh
I.M.
Onderdonk,
dapat
digunakan untuk menentukan ukuran dari konduktor tembaga minimum yang dipakai
AI
log 10
Dimana :
33 t
Tm Ta
1
234 Ta
Sehingga :
Es I k Rk 1,5 s
Dimana :
= tahanan jenis permukaan batu kerikil basah dimana orang berdiri = 3000
Es 737 Volt
Tabel Tegangan sentuh yang diizinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE Std 80-1986.
Lama Gangguan (t) (detik)
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
1
2
3
Untuk pentanahan grid dengan model bujur sangkar maupun empat persegi panjang
(rectangular grid) menurut IEEE Std 80-1986 mempunyai batasan :
1.
2.
0.25 < h < 2.5 dengan h adalah kedalaman penanaman konduktor (m)
3.
4.
dengan delapan konduktor paralel atau kurang tidak dibutuhkan perhitungan yang eksak (teliti)
bila dipergunakan faktor keselamatan yang sesuai dalam perbandingan antara tegangan mesh dan
tegangan sentuh yang diijinkan.jadi bila kisi-kisi mempunyai delapan konduktor paralel atau
kurang, tegangan mesh dapat dihitung dengan persamaan 9.6 dan 9.7. Tetapi bila jumlah
konduktor paralel melebihi 8, persamaan 9.7 diatas harus dirubah.
2.14 Tegangan Langkah yang diijinkan
Tegangan langkah yang diijinkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
El I k Rk 6 s
Dimana :
Maka diperoleh :
El 2546
Volt
Tabel Tegangan Langkah yang diijinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE Std 801986.
Lama
Gangguan
(detik)
0,1
7000
0,2
4950
0,3
4040
0,4
3500
0,5
3140
2216
1560
1280
Dimana :
I
L
Ks
Dimana :
1 1
1
1
1
1
n 1 D
2h D h 2 D 3 D
Maka :
Jadi tegangan langkah sebenarnya 768 Volt, sedang tegangan langkah yang diijinkan
2546 Volt. Dengan demikian pemilihan jarak-jarak kisi-kisi serta panjang total konduktor sudah
memenuhi persyaratan.
BAB III
PENUTUP
Pembumian pada gardu induk sangatlah penting di mana tujuannya adalah sebagai
proteksi terhadap berbagai macam gangguan dan agar ia aman bagi manusia atau ternak, dan
untuk mencegah gangguan pada alat akibat kenaikan potensial tanah ketika ada arus gangguan
atau arus petir ke tanah. Dan juga agar tegangan rangkaian pada sistem transmisi dan bekerjanya
rele pengaman stabil. Namun tujuan utama adalah untuk tujuan pertama di atas . Gangguan
terhadap manusia, ternak, dan alat-alat disebabkan oleh adanya gradien potensial tanah yang
ditimbulkan oleh arus gangguan atau arus sambaran petir dan oleh kenaikan tegangan kontak.
Dengan hanya mengurangi tahanan pengetanahan, gardu tidak dapat dianggap cukup aman,
meskipun hal ini memang perlu. Cara yang terbaik adalah dengan membuat sistem pengetanahan
sedemikian sehingga gradien potensial dan tegangan kontak seluruhnya seragam serta nilainya
kurang dari harga yang diizinkan
DAFTAR PUSTAKA
Ir Sulasno. 1990. Pusat Pembangkit Tenaga Listrik.Sw April. Semarang
http://dunialistrik.blogspot.com
http://ichsan025104.blogspot.com