Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEGANGAN LANGKAH PADA TUBUH MANUSIA

Untuk Memenuhi Tugas Tengah Semester Ganjil Mata Kuliah


Sistem Grounding yang dibimbing oleh
Bapak Rahmadi Setiawan

Disusun oleh:
Aldi Setya Machfudi (1641150098)
Arizal Maulana Pratama (1641150036)
Bayuangga Indra Primatama (1641150035)
D4 SKL 4D

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN


POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2019
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor kunci dalam setiap usaha pengamanan (perlindungan)


rangkaian listrik adalah pentahanan. Apabila suatu tindakan pengamanan atau
perlindungan yang baik akan dilaksanakan, maka harus ada sistem pentanahan
yang dirancanakan dengan benar. Secara umum pentanahan adalah melakukan
koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi. Sistem pentanahan yang kurang baik dapat
menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik.

Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh, padahal pentanahan yang


baik sangatlah penting. Pada sistem tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena
gangguan adalah pada sistem transmisi. Salah satunya adalah gangguan ke tanah
selain gangguan-gangguan lain seperti, surja petir, kesalahan mekanis akibat
retak-retak pada isolator, burung atau daun-daun yang terbang dekat isolator
gantung, debu-debu yang menempel pada isolator, tegangan lebih dan gangguan
hubung singkat.

Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontak-
kontak antara kawat yang terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri.
Dan jika terdapat busur tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat
membahayakan. Hal ini disebabkan karena busur tanah tersebut merupakan
gelombang berjalan yang memiliki muka gelombang yang curam yang dapat
membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh dari titik
gangguan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem Pentanahan
Pada sistem Tenaga Listrik, sudah pasti terdapat gangguan. Gangguan ini
mengakibatkan adanya arus gangguan yang besar dan dapat mengakibatkan
kerusakan alat-alat listrik dan membahayakan manusia. Arus gangguan tersebut
dapat diatasi dengan menggunakan sistem pentanahan. Sistem pentanahan
(grounding) adalah suatu mekanisme dimana daya listrik dihubungkan langsung
dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik terjadi jika
ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus listrik selalu
mengalir dari titik yang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi ke
titik yang mempunyai energi potensial lebih rendah. Hal ini terjadi sebaliknya
dengan arah aliran elektron yang mengalir dari titik dengan Ep yang lebih rendah
ke titik yang mempunyai Ep yang lebih tinggi. Energi listrik yang merupakan
hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan
mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atau hambatan (R)
yang paling besar. Hal ini dianalogikan dengan bejana berhubungan, misalnya
bentuk setiap bejana yang berhubungan itu mempunyai perbedaan bentuk dan
ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan
air untuk memenuhi semua bejana tersebut, maka semua bejana tersebut akan
menjadi penuh secara bersamaan dalam waktu yang sama, hal ini dapat kita
analogikan dengan apa yang terjadi pada energi listrik. Oleh karena itu sistem
pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik.
Sistem pentanahan ini sendiri mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelum
tahun tersebut sistem pentanahan belum dilakukan karena ukuranya masih terlalu
kecil dan tidak berbahaya. Namun setelah sistem tenga listrik berkembang
menjadi semakin besar dengan tegangan yang semakin tinggi pula dan jangkauan
semakin jauh, barulah diperkenalkan sistem pentanahan.
Sistem pentanahan tidak terbatas pada sistem tenaga saja, namun
mencakup juga sistem peralatan elektronik, seperti telekomunikasi, komputer,
kontrol dimana diperlukan komunikasi data secara intensif dan sangat peka
terhadap interferensi gelombang elektromagnetik dari luar.
Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance
(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient
voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge
adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem
pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan sistem pentanahan adalah:


a) Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang
diperbolehkan
b) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya
hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor sistem dan bumi. Deteksi ini
akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai
tegangan dari konduktor tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Skema Pentanahan


Sebelumnya perlu  diketahui bahwa jenis sistem pentanahan akan
menentukan skema proteksinya. Berikut jenis-jenis skema pentanahan
(Grounding):

2.2.1 TT (Terra-Terra) system : saluran (kabel) tanah dan tanah

Pada gambar diatas, dapat terlihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan


melalui sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Pada
sistem ini titik netralnya disambungkan langsung ke tanah, namun bagian – bagian
instalasi yang konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan (Ground) yang
berbeda (berdiri sendiri).
2.2.2 TN-C 9Terra Neutral-Combined) : Kabel Ground (tanah) dan Netral
disatukan

Pada sistem ini, saluran netral dan saluran pengaman (ground) disatukan
secara keseluruhan. Semua bagian sisem mempunyai saluran PEN yang
merupakan kombinasi antara saluran N dan PE. Disini seluruh bagian sistem
mempunyai saluran PEN yang sama.

2.2.3 TN-C-S (Terra Neutral-Combined-Separated) : kabel tanah dan Netral


dapat disatukan juga ada yang dipisahkan

Pada sistem pentanahan ini saluran netral dan saluran penagman dijadikan
menjadi satu saluran pada sebagian sistem dan terpisaj pada sebagian sistem
lainnya. Pada gambar diatas dijelaskan bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai
satuhantaran PEN (combined) sedangkan pada sistem 3 menggunakan dau kabel
hantaran yaitu Netral dan PE secara terpisah (separated).
2.2.4 TN-S (Terra Neutral-Separated) : Saluran (kabel) Tanah dan Netral-
dipisahkan

Pada sistem pentanahan ini, saluran netral dan saluran pengaman terdapat
pada sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua sistem mempunyai dua
saluran N dan PE secara sendiri sendiri (separated).

2.2.5 IT (Impedance Terra) System : saluran Tanah melalui Impedansi

Sistem rangkaian tidak mempunyi hubungan langsung ke tanah namun,


melalui suatu impedansi. Bagian konduktif instalasi dihubungkan langsung ke
elektroda pentanahan secara terpisah. Sistem ini juga disebut sistem pentanahan
Impedansi.

2.2 Bagian-bagian yang Ditanahkan


Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan
atau sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:
a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan
mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah
disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia
berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal
ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu
membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan
lancar.
c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada
di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan
agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar
melalui kaki tiang saluran transmisi.
d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan
dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan
hubungtanah.
Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan
tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm.

Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas
penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian,
artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan
oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana
alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat untuk
melakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Macam-macam alat pentanahan.

Dari gambar 1 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:


1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod).
2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). terdiri dari beberapa batang
tunggal yang dihubungkan paralel.
3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.
4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.
Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut
diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan
kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan
adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat
aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus
listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang
berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya
dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil
tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih
basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam
pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan
pentanahan yang makin rendah.
Gambar 2. Batang pentanahan beserta aksesorisnya.

Gambar 2 menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorisnya, yaitu;


 (1) Konduktor tanah, 
(2) Penghubung antara konduktor dengan elektroda tanah, dan 
(3) Elektroda tanah.

Gambar 3. Batang pentanahan dan lingkaran pengaruhnya (sphere of influence).

Sedangkan gambar 3 menggambarkan batang pentanahan beserta lingkaran


pengaruhnya (sphere of influence) didalam tanah. Tampak bahwa pengaruh
batang pentanahan akan semakin dalam letaknya di dalam tanah dan pengaruh
terkecil pada kedalaman yang sama dengan kedalaman batang pentanahan.
Lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini
disebabkan oleh adanya variasi tahanan jenis tanahnya, seperti yang dijelaskan
pada bagian di bawah ini.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pentanahan


Untuk memperoleh hasil yang baik, dalam hal ini nilai tahanan yang
rendah. Banyak faktor, Suatu elektroda pentanahan tidak bisa ketika ditanamkan
ke dalam tanah seketika keduanya alami dan manusia, bisa mempengaruhi hasil.
Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Resistivitas Bumi: Resistivitas listrik dari bumi (tahanan bumi untuk


mengalirkan arus) menjadi bagian penting. Resistivitas bumi (ohm·meter)
merupakan nilai resistansi dari bumi yang menggambarkan nilai konduktivitas
listrik  bumi dan  didefinisikan sebagai tahanan, dalam ohm, antara permukaan
yang berlawanan dari suatu kubus satu meter kubik dalam volume. Suatu unit
pengukuran alternatif, ohm·centimeter, didefinisikan sebagai tahanan dalam ohm,
antara permukaan yang berlawanan dari satu centimeter kubik dari bumi. Untuk
mengkonversi ohm·meters ke ohm·centimeters, kalikan dengan dengan
100. Resistifitas bumi bervariasi. Di Amerika Serikat resistivitas bervariasi dari
beberapa ohm·meter sepanjang beberapa pantai sampai beribu-ribu ohm·meter
dalam daerah berbatu-batu, bergunung-gunung. Resistivitas bumi dapat berubah-
ubah dalam jarak sangat kecil dalam kaitan dengan kondisi-kondisi lokal tanah.
Tabel-tabel berikut menunjukkan resistivitas bumi untuk berbagai jenis tanah.
Tabel ini  bermanfaat di dalam pemilihan penempatan di mana suatu pentanahan
akan ditempatkan.

Tabel 1. Tahanan jenis berbagai macam tanah dan tahanan pentanahannya.


Tabel 1 menunjukkan tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan
pentanahan dengan berbagai kedalaman dan apabila digunakan pita pentanahan
(grounding strip) dengan berbagai ukuran panjang. Dari tabel terlihat bahwa
untuk memperoleh tahanan pentanahan 6 Ω di humus lembab, maka batang
pentanahannya cukup dipancang sedalam 5 meter tetapi bila di pasir kering
kedalamannya harus 165 meter.

TABEL 2: VARIASI NILAI RESISTIVITAS BERBAGAI TANAH


JENIS SOIL RESISTIVITAS (Ohm-meter)
Loam 5       -         50
Clay 4       -        100
Sand/Gravel 50       -      1,000
Limestone 5       -     10,000
Sandstone 20       -      2,000
Granite 1,000       -      2,000
Slates 600       -      5,000

Tabel 3 adalah Nilai Resistivitas Tanah menurut pasal 3.18-1  PUIL2000

Jenis Tanah Resistivitas (ohm –m)


Tanah Rawa 30
Tanah Liat & Tanah 100
Ladang
Pasir Basah 200
Kerikil Basah 500
Pasir & Kerikil 1000
Kering
Tanah Berbatu  30000

2. Kelembaban Tanah: Tanah manapun, dengan nilai kelembaban nol, bersifat


isolasi. Kondisi ini jarang ditemui kecuali di area padang pasir atau selama
periode dari musim kering ekstrim.
3. Kandungan Mineral Tanah: Air yang tidak mengandung  garam mineral
merupakan bahan isolasi sama halnya dengan tanah dengan kelembaban nol.
4. Temperatur: Jika temperatur tanah berkurang, maka resistivitasnya meningkat
terutama ketika temperatur tanah turun di bawah titik beku air, resistivitas akan
meningkat dengan cepat.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tegangan Langkah
Pentanahan ini mengakibatkan tegangan langkah di sekitar sistem
pentanahan. Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul di antara dua kaki
orang yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan ke
tanah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar. Dalam hal ini dimisalkan jarak
antara kedua kaki orang adalah 1 meter dan diameter kaki dimisalkan 8 cm dalam
keadaan tidak memakai sepatu.

Gambar 1. Tegangan langkah dekat peralatan yang diketanahkan


Gambar 2. Rangkaian pengganti tegangan langkah

Dengan menggunakan rangkaian pengganti dapat ditentukan tegangan langkah


sebagai berikut:

Dimana:

El = tegangan langkah (volt)

RB = tahanan badan orang (ohm) = 1000 Ohm

Rf = tahanan kontak ke tanah dari satu kaki (ohm) = 3 ρs

t = waktu kejut (detik)

ρs = tahanan jenis tanah di sekitar permukaan tanah (ohm-meter)


Berikut
ini tabel
besar

tegangan langkah yang diijinkan dan lama gangguan.

Tabel 1. Tegangan langkah yang diijinkan dan lama gangguan

 Arus Yang Melalui Tubuh Manusia

Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap besarnya


arus yang mengalir di dalamnya. Besar dan lamanya arus yang masih dapat
ditahan oleh tubuh manusia sampai batas yang belum membahayakan masih
bervariasi. Para ahli telah banyak meneliti tentang hal tersebut.

Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menentukan batas-batas arus yang


belum berbahaya bagi manusia. Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai berikut :

1. Arus mulai terasa atau persepsi.


2. Arus mempengaruhi otot.
3. Arus mengakibatkan pinsan atau mati atau arus fibrilasi
4. Arus reaksi

 Arus Persepsi
Bila seseorang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari harga nol
dan dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang tersebut
akan memberikan pengaruh. Mula mula akan merangsang syaraf sehingga akan
terasa suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus bolak balik dan akan
terasa sedikit panas pada telapak tangan. Pada Electrical Testing Laboratory New
York tahun 1993 telah dilakukan pengujian terhadap 40 orang laki-laki dan
perempuan, dan diperoleh arus rata-rata (threshold of perception current) sebagai
berikut :

1. untuk laki-laki : 1,1 mA


2. Untuk perempuan : 0,7 mA

 Arus Yang Mempengaruhi Otot

Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya tingkat arus persepsi dinaikkan


lagi maka orang akan merasa sakit dan kalau terus dinaikkan maka otot-otot akan
kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya lagi untuk melepaskan konduktor
yang dipegangnya. Di University of California Medical School telah dilakukan
penyelidikan terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan dan diperoleh
angka rata-rata yang mempengaruhi otot sebagai berikut :

1. untuk laki-laki : 16 mA
2. Untuk perempuan : 10,5 mA

Berdasarkan penyelidikan ini telah ditetapkan batas arus maksimal dimana orang
masih dapat melepaskan konduktor bila terkena arus listrik.

1. untuk laki-laki : 9 mA
2. Untuk perempuan : 6 mA

 Arus Fibrilasi

Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang
mempengaruhi otot dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai
mati. Hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung sehingga
jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan dan orang segera akan
mati. Untuk mendapatkan nilai pendekatan, suatu percobaan telah dilakukan pada
University of California oleh Dalziel pada tahun 1968, dengan menggunakan
binatang yang mempunyai badan dan jantung yang kira-kira sama dengan
manusia disebutkan bahwa 99.5 % dari semua orang yang beratnya kurang dari 50
kg masih dapat bertahan terhadap besar arus dan waktu yang ditentukan oleh
persamaan sebagai berikut :

atau I k =

Dimana:

k     =

K     = 0,0135 untuk manusia dengan berat 50 kg

= 0,0246 untuk manusia dengan berat 70 kg

Maka:

k50 = 0,116 Ampere

k70 = 0,157 Ampere

 Arus Reaksi

Arus reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat mengakibatkan orang
menjadi terkejut. Hal ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan
kecelakaan yang lebih fatal. Penyelidikan yang terperinci telah dikemukan oleh
DR. Hans Prinz dimana batasan-batasan arus tersebut seperti tabel
Tabel 2. Batasan-batasan arus dan pengaruhnya pada manusia

 Tahanan Tubuh Manusia

Tahanan tubuh manusia berkisar di antara 500 Ohm sampai 100.000 Ohm,
tergantung dari tegangan, keadaan kulit pada tempat yang mengadakan hubungan
(kontak) dan jalannya arus dalam tubuh. Terhadap tegangan yang tinggi, kulit
yang menyentuh konduktor langsung terbakar sehingga tahanan dari kulit ini tidak
berarti apa-apa. Penyelidikan dan penelitian tahanan tubuh manusia yang
diperoleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Berbagai harga tahanan tubuh manusia

Berdasarkan hasil penyelidikan oleh para ahli maka sebagai pendekatan diambil
harga tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm.
 Tahanan Tanah

Untuk mengatasi arus gangguan agar tidak membahayakan manusia,


Tahanan tanah harus ditentukan. Tahanan tanah bergantung pada Tahanan jenis
tanah yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Dimana :

ρ = resistansi jenis rata-ratatanah (ohm-meter)

a = jarak antara batang pentanahan yang terdekat (meter)

R = besar resistans yang terukur (ohm)

Misalkan hasil pengukuran di lokasi gardu induk tersebut diperoleh besar tahanan
jenis rata-rata ρ = 750 ohm-meter.

 Tegangan Langkah yang Diijinkan

Tegangan langkah yang diijinkan dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan:

Dimana :

Ik     : arus fibrilasi (0,157 Ampere diambel contoh berat badan 70 kg selama 1
detik)

Rk     : tahanan tubuh manusia (1000 ohm)

ρs    : tahanan jenis permukaan tanah (3000 Ohm-meter)


Maka diperoleh :

El = 2669 Volt

 Tegangan Langkah Sebenarnya

Tegangan langkah sebenarnya adalah perbedaan tegangan yang terdapat


diantara kedua kaki bila manusia berjalan diatas tanah sistem pentanahan pada
keadaan terjadi gangguan. Tegangan tersebut dapat dihitung dengan persamaan:

;dengan Ks    =

Dimana :

ρ     = tahanan jenis rata-rata tanah (= 750 Ohm-meter)

Kt    = 0,65 + 0,172 n = 3,402 (n = 16)

I     = arus gangguan tanah maksimum (1200 Amper)

L    = panjang total konduktor yang ditanam, termasuk elektroda     pentanahan


(1600 meter)

h = kedalaman penanaman konduktor penanaman (= 0,8 meter)

D = jarak antara konduktor-konduktor paralel (= 5 meter)

Maka :

Elm = 0,4014 x 3,402 x 750 x (1200/1600) = 768 Volt

Jadi, tegangan langkah sebenarnya 768 Volt, sedang tegangan langkah yang
diijinkan 2669 Volt. Dengan demikian sistem pentanahan tersebut aman
digunakan.

Dalam perancangan sistem pentanahan, dilakukan estimasi panjang


konduktor yang digunakan. Jika panjang konduktor terlalu kecil, perencanaan
harus diulang lagi dengan jarak kisi-kisi yang lebih kecil. Sama halnya, jika
panjang konduktor yang terlalu besar, perencanaan harus diulang dengan jarak-
jarak kisi-kisi yang lebih besar supaya lebih ekonomis. Oleh karena itu, harga K m,
Ks, dan Ki harus dihitung kembali. Dengan demikian, perencanaan pentanahan ini
pada hakekatnya, adalah proses iterasi. Proses ini lebih baik dilakukan dengan
menggunakan komputer. Selanjutnya, dapat dihitung tahanan ekivalen sistem
pengetanhan dari persamaan berikut :

Dimana :

r      = Jari-jari ekivalen dari luas daerah pengetanahan

ρ     = tahanan jenis rata-rata tanah

L     = panjang total konduktor yang ditanam, termasuk batang pengetanahan

Perancangan pentanahan harus dapat memenuhi tegangan langkah yang


diizinkan dan kriteria engineering yang ditentukan. Sistem pentanahan diberikan
gambar sebagai berikut.
Gambar 3. Sistem Pentanahan

Selain perancangan sistem pentanahan, tindakan preventif tegangan langkah


dapat dilakukan secara individu dengan melakukan hal-hal safety pada tempat
yang beresiko adanya sistem Pentanahan. Secara umum, hal-hal yang dapat
digunakan untuk mengatasi tegangan langkah adalah :

1. Memakai alas kaki pada daerah yang memiliki sumber-sumber tegangan


tinggi.
2. Membuat desain pentanahan yang tepat guna.
3. Melakukan pengecekan berkala mengenai tahanan jenis tanah yang dapat
berubah karena cuaca.

Anda mungkin juga menyukai