Anda di halaman 1dari 24

POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

2.8 Job sheet 8 : Instalasi Grounding

1. Tujuan Instruksional
a. Mahasiswa mampu membaca gambar atau single_line Diagram dan
instruksi manual yang diberikan.
b. Mahasiswa mampu memasang komponen dan peralatan yang
digunakan untuk system pembumian(sesuai instruktion manual).
c. Mahasiswa mampu memasang peralatan yang digunakan pada system
pembumian sesuai gambar tata-letak yang diberikan.
d. Mahasiswa mampu menguji dan memastikan bahwa peralatan yang
sudah dipasang diinstaasil tersebut layak dioperasikan.
e. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat ukur Earth Tester.
f. Mahasiswa mampu melakukan penganalisaan data hasil pengukuran
sistem pentanahan atau Grounding yang telah dilakukan.
g. Mahasiswa mampu membandingkan data hasil pengukuran sistem
pentanahan atau Grounding dengan nilai data pengukuran yang telah
ditetapkan baik sistem grounding pada Trafo, Lighting Arester dan
titik Grounding pada PHB TR.
2. Tinjauan Kepustakaan
Grounding adalah sistem proteksi peralatan yang mempergunakan listrik
sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir.
Fungsi Grounding :
a. Grounding Penangkal Petir
b. Grounding Listrik :
 Grounding Listrik rumah
 Grounding Listrik kantor
 Grounding Listrik gedung
 Grounding Listrik pabrik
c. Grounding Instalasi Listrik :

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

 Grounding instalasi listrik rumah


 Grounding instalasi listrik kantor
 Grounding instalasi listrik gedung
 Grounding instalasi listrik pabrik
d. Grounding Instalasi Jaringan Listrik :
 Grounding instalasi jaringan listrik rumah
 Grounding instalasi jaringan listrik kantor
 Grounding instalasi jaringan listrikgedung
 Grounding instalasi jaringan listrik pabrik
Grounding Instalasi Listrik
Dalam sebuah instalasi jaringan listrik ada empat bagian yang harus
ditanahkan (digroundingkan) atau sering juga disebut dibumikan.
Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah :
1. Pada semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan
dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam
yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi)
tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang
menyentuhnya.
2. Pada Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning
arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan
baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah
(bumi) dengan lancar.
3. Pada Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang
ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus
ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah
dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

4. Pada titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini
diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang
menyangkut gangguan hubung tanah.
Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan
tersebut di atas tidak melebihi 5 Ohm.Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi
adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak
demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan
oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut
dipasang (dalam tanah).
Komponen Grounding :
1. Batang Grounding tunggal (single grounding rod).
2. Batang Grounding ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari beberapa
batang tunggal yang dihubungkan paralel.
3. Anyaman Grounding (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.
4. Pelat Grounding (grounding plate) yaitu pelat tembaga.
Tahanan Grounding selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas
juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara grounding dengan kawat
penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan grounding adalah
tahanan dari tanah yang ada di sekitar grounding yang menghambat aliran muatan
listrik (arus listrik) yang keluar dari grounding tersebut. Arus listrik yang keluar dari
grounding ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya.
Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh
kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya,
karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu,
dalam memasang batang grounding, makin dalam pemasangannya akan makin baik
hasilnya dalam arti akan didapat tahanan grounding yang makin rendah.
Grounding / Pembumian yang baik dan benar harus bisa mempunyai nilai tahanan
lebih kecil dari 5 Ohm untuk melindungi bangunan dan dibawah 1 Ohm untuk

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

melindungi data. Tidak semua areal bisa mendapat nilai grounding yang baik dan
benar, hal ini sangat bergantung oleh berbagai macam aspek seperti :

1. Jumlah Kadar Air : bila air tanah dangkal / penghujan maka nilai tahanan
sebaran mudah didapatkan.
2. Jumlah Mineral/garam : kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi
tahanan karena semakin berlogam maka listrik semakin mudah
menghantarkan.
3. Tingkat Keasaman : semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin mudah
menghantarkan.
4. Isi Tekstur tanah : untuk daerah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit
untuk mendapatkan tahanan yang baik karena untuk jenis tanah ini air dan
mineral akan mudah hanyut.
Single Grounding :
Yaitu instalasi grounding dengan hanya penancapan satu buah stick arus
pelepas ke tanah dengan kedalaman tertentu ( sebaiknya 18 Meter).
Paralel Grounding :
Bila sistem single masih mendapatkan hasil yang kurang baik ( diatas 1 Ohm )
maka perlu ditambahkan jumlah stick arus pelepas dengan minimal jarak antar stick 5
mtr dan di sambung dengan kedaman masing-masing tetap 18 Meter, hal ini
dilakukan berulang sampai menghasilkan nilai tahanan tanah dibawah 1 Ohm
Maximal Grounding :
Bila pada daerah yang memiliki ciri :
1. kering/air tanah dalam
2. kandungan logam sedikit
3. Basa (berkapur)
4. Pasir dan Porous.
Biasanya agak sulit untuk mendapat nilai grounding diabwah 1Ohm, dan bila
penggunaan 2 cara diatas gagal maka bisa digunakan cara penggantian tanah baru

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

untuk daerah titik grounding tersebut. Sistem pentanahan pada jaringan distribusi
digunakan sebagai pengaman Iangsung terhadap peralatan dan manusia bila
terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan
iebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan
juga tegangan lebih dirnana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan
menggunakan sistem pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan
peralatan instalasi yang diamankan. sehingga bila terjadi kegagalan isolasi.
terhambatiah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-alat
pengaman tersebut. Agar sistern pentanahan dapat bekerja secara etèktif hams
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengarnanan personil dan


peralatan menggunakan rangkaian yang efektif.
2. Dapat melawan dan rnenyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja
hubung (surge current)
3. Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondis kirniawi
tanah. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur peralatan
yang dilindungi.
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanannya.

Secara umum tujuan dan sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah sebagai
berikut:

1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dan instalasi


secana aman.
2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan.

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak Iangsung yang menyebabkan tegangan


kejut.

Sistem pentanahan dapat dibagi dua:

1. Pentanahan sistem ( pentanahan netral)


2. Pentanahan umum ( pentanahan peralatan)

1. Pentanahan Sistem (netral) berfungsi

1. Melindungi peralatan / saluran dan bahaya kerusakan yang diakibatkan oleh


adanya ganguan fasa ke tanah
2. Melindungi peralatan / saluran dan bahaya kerusakan isolasi yang diakibaikan
oleh tegangan lebih
3. Untuk keperluan proteksi jaringan
4. Melindungi makhluk hidup terhadap tegangan langkah (step voltage)

2. Pentanahan Umum Berfungsi

1. Melindungi makhluk hidup dan tegngan sentuh


2. Melindungi peralatan dan tegangan lebih

Sistem Pentanahan Netral

Banyak sistern distribusi sistern tenaga dioperasikan dengan titik netal tidak
ditanahkan, tetapi sekarang praktis untuk mengoperasikan sistern dengan titik netral
dihubungkan ketanah (ditanahkan)

Macam pentanahan titik netral :

1. Pentanahan langsung (solid)


2. Pentanahan dengan tahanan

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

3. Pentanahan dengan reaktansi


4. Pentanahan Petersen Coil.

1. Sistem Netral Tidak Diketanahkan

Gambar 2.83 Sistem netral tidak diketanahkan

Arus Ictg yang mengalir dan fasa yang tergangu ketanah yang mana
mendahului tegangan fasa aslinya kenetral dengan sudut 900. Akan terjadi busur api
(arcing) pada titik ganguan karena induktansi dan kapasitansi dan system. Tengangan
fasa yang sehat akan naik menjadi tegangan line (fasa-fasa) atau 3 kali tegangan fasa.
bahkan sarnpai 3 kali tegangan fasa.

2. Pentanahan Nctral Langsung

Pentanahan netral yang sederhana dimana hubungan langsung dibuat antara


netral dengan tanah .

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Gambar 2.84 Pentanahan Netral Langsung (Solid)

Jika tegangan seimbang. juga kapasitasi fasa ke tanah sarna, maka arus-arus
kapasitansi fasa tanah akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 1200 sam sama
lainnya. Titik netral dan impedansi adalah pada potensial tanah dan tidak ada artis
yang mengalir antara netral impedansi terhadap netral trafo tenaga.

3. Pentanahan Titik Netral dengan Tahanan

Untuk membatasi arus gangguan tanah. alat pembatas arus dipasang antara
titik netral dengan tanah. Salah sam dan pembatas arus mi adaiah tahanan dan
tahanan ada dua yaitu metalik dan cair (liquid). Besar dan hubungan fasa arus
gangguan Iftg tergantung pada-pada harga reaktansi urutan no) dan sumber daya dan
harga tahanan dan pentanahan.

Arus gangguan dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu yang safasa
dengan tengangan ke netral dan f’asa terganggu yang lain ke tinggalan 90’.

Komponen yang ketinggalan dan arus gangguan Iftg dalam, fasanya akan berlawanan
arab dengan arus kapasitip lctg pada lokasi gangguan.

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Dengan pemeliharaan harga tahanan pentanahan yang sesuai. komponen yang


logging dan arua gangguan dapat dibuat sama atau iebih besar dan arus kapasitit’
sehingga tidak ada oscilasi transien karena dapat terjadi busur api.

Gambar 2.85 Fasa Tegangan Tanah pada Pentanahan Netral dengan Tahanan

Jika harga tahanan pentanahan tinggi sehingga komponen logging dan arus
gangguan kurang dan arus kasitif, maka kondisi sistem akan mendekati sistern netral
yang tidak ditanahkan dengan resiko terjadinya tegangan lebih.

4. Pentanahan Netral Dengan Reaktansi

Suatu sistem dapat dikatakan ditanahkan reatansi bila suatu impendansi yang Iebih
induktif, disiipkan dalam titik netral trapo (generator) dengan tanah. Metode mi
mempunyai keuntungan dan pentanahan tahanan:

1. Untuk arus gangguan tanah rnaksirnum peralatan reaktor lebih kecil dan
resistor.
2. Energi yang disisipkan dalam reaktor lehih kecil.

Dengan ketiga tegangan fasa yang dipasang seimbang arus dan masingm asing
impedansi akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 120 ‘ satu sama lainnya.
Secara konsekuen tidak ada perbedaan pontensial antara titik netral dan suplai trafo
tenaga.

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Tahanan Jenis Tanah

Faktor keseimbangan antara tahanan pengetanahan dan kapasitansi di sekelilingnya


adalah tahanan jenis tanah (p). Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman
yang terbatas tidaklah sama. Beberapa faktor yang memp engaruhi tahanan jenis
tanah yaitu:

1. Pengaruh Keadaan Struktur Tanah

Kesulitan yang biasa dijumpai dalam mengukur tahanan jenis tanah adalah
bahwa dalam kenyataannya komposisi tanah tidaklah homogen pada seluruh volume
tanah, dapat bervariasi secara vertikal maupun horizontal. sehingga pada lap isan
tertentu mungkin terdapat dua atau lebih jenis tanah dengan tahanan jenis yang
berbeda, oleh karena itu tahanan jenis tanah tidak dapat diberikan sebagai suatu nilai
yang tetap. Untuk memperoleh harga sebenarnya dan tahanan jenis tanah, harus di
lakukan pengukuran 1 angsung d itempat dengan memperbanyak titik pengukuran.

Tabel Tahanan Jenis Tanah

2. Pengaruh Unsur Kimia

Kandungan zat-zat kirnia dalarn tanab terutama sejumlah zat organik maupun
anorganik yang dapat larut perlu untuk diperhatikan pula. Didaerah yang mempunyai

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

tingkat curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah yang tinggi
disebabkan garam yang terkandung pada lapisan alas larut. Pada daerah yang
dernikian ml untuk memperol eh pentanahan yang efektif yaitu dengan menanain
elektroda pada kedalaman yang lebih dalarn dimana larutan garam masih terdapat.

Untuk rnendapatkan tahanan jenis tanah yang Iebih rendah, sering dicoba
dengan rnengubah komposisi kimia tanah dengan memberikan garam pada tanah
dekat elektroda pembumian ditanam. Cara ini hanya baik untuk sementara sebab
proses penggaraman harus dilakukan secara periodik. sedikitnya 6 (enarn) bulan
sekali.

3. Pengaruh Iklim

Untuk mengurangi variasi tahanan jenis tanah akibat pengaruh musim.


pembumian dapat dilakukan dengan menanam elektroda pembumian sampai
mencapai kedalaman dimana terdapat air tanah yang konstan. Kadangkala
pembenaman elektroda pembumian memungkinkan kelembaban dan temperatur
bervariasi sehingga harga tahanan jenis tanah harus diambil untuk keadaan yang
paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.

Proses mengalimya arus listrik di dalam tanah sebagian besar akibat dan
proses elektrolisa, oleh karena itu air di dalarn tanab akan mempengaruhi
konduktivitas atau daya hantar listrik dalarn tanah tersebut. Dengan demikian tahanan
jenis tanah akan dipengaruhi pula oleh besar kecilnya konsentrasi air tanah atau
kelembaban tanah, maka konduktivitas daripada tanah akan semakin besar sehingga
tahanan tanah semakin kecil.

4. Pengaruh Temperatur Tanah

Temperatur tanah sekitar elektroda pemburnian juga berpengaruh pada


besarnya tahanan jenis tanah. Hal mi terlihat sekali pengaruhnya pada temperatur di

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

bawah titik beku air (0 ), dibawah harga ini penurunan temperatur yang sedikit saja
akan menyebabkan kan aikan harga tahanan jenis tanab dengan cepat. Gejala di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut; pada temperatur di bawah titik beku air (OC) air di
dalam tanah akan membeku. molekul— molekul air dalam tanah sulit untuk bergerak,
sehingga daya hantar listrik tanah menjadi rendah sekali. Bila temperatur anah naik,
air akan berubah menjadi fase cair. molekul—molekul dan ion—ion bebas bergerak
sehingga daya hantar listrik tanah menjadi besar atau tahanan jenis tanah turun.
Pengaruh temperatur terhadap tahanan jenis tanah dapat dihitung dengan rumus di
bawah ini.

1. Metode Pengukuran Tahanan Jenis Tanah

Pengukuran tahananjenis tanah biasanya dilakukan dengan cara:

1. Metode tiga titik (three-point methode).

Metode tiga titik (three-point inetliode) dimaksudkan untuk mengukur tahanan


pentanahan. Misalkan tiga buah batang pentanahan dimana batang 1 yang tahanannya
hendak diukur dan batang-batang 2 dan 3 sebagai batang pengentanahan pembantu
yang juga belurn diketahui tahanannya, seperti pada gambar 1.30.

Bila tahanan diantara tiap-tiap batang pengetanahan diukur dengan arus konstan, tiap
pengukuran dapat ditulis sebagai berikut:

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Gambar 2.86 Rangkaian Pengukuran Tahanan Jenis Tanah

dengan Metode Tiga Titik

2. Metode empat titik (Four Electrode Methode)

Bila arus I masuk ke dalarn tanah rnelalui salah satu elektroda dan kembali ke
elektroda yang lain sehingga pengaruh diameter konduktor dapat diabaikan. Arus
masuk ke tanah mengalir secara radial dan elektroda. misalkan arab arus dalam tanah
dan elektroda 1 ke elektroda 2 berhentuk permukaan bola dengan jan-jan r , luas
perrnukaan tersebut adalah 2p Y, dan rapat arus adalah:

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Gambar 2.87 Rangkaian Pengukuran Tahanan Jenis Tanah

dengan Metode Empat Titik

pada alat dapat diminimalisir, meskipun Jika p adalah tahanan jenis tanah.
maka medan dalam tanah pada arah radial dengan jarak r adalah:

Potensial pada jarak r dan elektroda adalah integral dan gaya listrik dan jarak r
ke titik tak berhingga:

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Sistem ini biasa disebut sebagai grounding atau Instalasi grounding. Sistem
grounding ini sudah banyak orang yang menggunakannya. Bahkan di setiap
bangunan-bangunan atau kantor-kantor sudah mekakai system grounding ini. Untuk
daerah-daerah di pedalaman pun system grounding sudah di pasang, karena di dataran
yang luaspun bisa terkena sambaran petir. Oleh karena itu system grounding cukup
besar manfaatnya baik untuk bangunan atau alat yang ingin kita lindungi maupun
nyawa kita sendiri.
Grounding merupakan sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat
yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll.
Grounding sistem pentanahan di data center menjadi salah satu unsur penting dalam
data center karena sistem grounding ini memberikan kebutuhan tenaga utama bagi
data center. Standar pentanahan grounding untuk data center tercantum dalam
beberapa dokumentasi grounding antara lain : TIA-942, J-STD-607-A-2002 dan
IEEE Std 1100 (IEEE Emerald Book), IEEE Recommended Practice Grounding for
Powering and Grounding Electronic Equipment.
Tujuan utama dari adanya grounding sistem pentanahan ini adalah untuk
menciptakan sebuah jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan
bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit
switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

listrik atau transient voltage. Grounding sistem pentanahan yang efektif akan
meminimalkan efek tersebut.

Berikut ada beberapa alasan mengapa grounding yang bagus sangat kita perlukan :

1. Grounding mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan akibat dari Sambaran


petir
2. Grounding mencegah terjadinya Lonjakan Listrik (Spike)
3. Grounding mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan
potensial tegangan antara satu system pentanahan dengan yang lainnya.
Standar Nilai Grounding yang di syaratkan untuk kelistrikan :
 Grounding Tegangan Phase - Netral ≈ 220 Volt AC
 Grounding Tegangan Phase – Ground ≈ 220 Volt AC
 Grounding Tegangan Netral – Ground ≈ 1 Volt AC
 Grounding Nilai toleransi ≈ 3 %
 Ukuran Gronding ≈ 1 Ohm

BEBERAPA MACAM TYPE GROUNDING


Ground Rod, tipe grounding yang terbuat dari kuningan untuk ground yang
terhubung ke tanah dan dilengkapi dengan bak control (untuk pengukuran)
Elektroda Pita, system grounding yang menggunakan dasar plat tembaga sebagai
elektroda pita yang dihubungkan dengan kabel dengan bak control
Elektroda Plat, system grounding yang menggunakan plat tembaga sebagai
elektroda platnya yang dihubungkan dengan kabel ke bak control.

Ada dua macam grounding sistem yang sebenarnya sudah sangat umum.

1. Safety Grounding atau grounding yang digunakan untuk keamanan atau


keselamatan perangkat maupun manusia. Sistem grounding ini diaplikasikan seperti

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

uraian di atas, yaitu pada jalur kelistrikan dan juga pada perangkat penangkal petir.
Pemasangan sistem grounding ini bertujuan untuk meminimalisir dampak arus jahat
yang diakibatkan oleh naik turunnya tegangan dan arus dari listrik PLN maupun arus
jahat akibat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh petir. Dengan
pemasangan grounding seperti ini, diharapkan kerusakan tidak seorangpun bisa
mencegah terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh sambaran petir.

2. RF Grounding. Sistem grounding ini khusus diaplikasikan pada instalasi perangkat


radio komunikasi. Tujuan utamanya instalasi grounding, yaitu untuk mengurangi atau
meminimalisir dampak pancaran radiasi gelombang dari radio komunikasi. Sistem
grounding seperti ini utamanya diterapkan pada perangkat-perangkat High Frekuensi
(HF) dan perangkat dengan wattage atau power besar (sampai dengan kW). Dengan
menerapkan sistem grounding RF yang bagus, maka diharapkan kerugian yang
ditimbulkan akibat pancaran radiasi gelombang radio dapat berkurang.
Berdasarkan jenis elektroda yang digunakan pada penanaman sistem grounding
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Elektroda Batang. Merupakan jenis elektroda yang umum dipasang pada


instalasi rumah tinggal. Elektroda ini berupa pipa besi, baja profil, atau batang
logam lainnya yang dipancangkan ke tanah. Biasanya pada bahan logam
tersebut dilapisi dengan lapisan tembaga.
2. Elektroda Pelat. Terbuat dari logam utuh atau berlubang yang cara
pemasangan pada umumnya ditanam secara dalam.
3. Elektroda Pita. Terbuat dari penghantar berbentuk pita atau bulat.
Pemasangannya dipasang secara horizontal pada kedalaman antara 0,5m - 1m
dari permukaan tanah.

Bagaimana cara memperbaiki hambatan dalam tanah dari sistem grounding


yang telah terpasang atau belum terpasang? Ada beberapa metode yang digunakan:

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

1. Metode ini yaitu dengan meyiram tanah dari grounding tersebut


dengan campuran air dengan serbuk arang. Mengapa serbuk arang?
Dari pengamataan penulis, serbuk arang lebih bagus mempertahankan
air (kandungan elektrolit) yang terserap dibandingkan tanah itu sendiri
yang cenderung mengalirkan kelapisan tanah dibawahnya, apalagi jika
lapisan atas dari tanah tempat grounding tersebut berupa lapisan tanah
pasir yang tentu saja akan lebih cepat mengalirkan air kelapisan tanah
dibawahnya. Dari pengukuran grounding beberapa waktu setelah
penanaman batang ground/arde juga dapat diketahui (dengan
pengukuran alat) bahwa penanaman grounding yang menggunakan
campuran air dengan serbuk arang lebih bagus daripada menggunakan
air saja.
2. Metode ini umum dilakukan pada pembumian / grounding dari menara
maupun bangunan dengan penangkal petir yaitu dengan menanam
batang grounding / arde lebih dalam ke bumi. Penanaman dari
grounding tersebut umumnya menggunakan elektroda pelat dan bisa
mencapai belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan dari
penanaman lebih dalam ini adalah untuk melewati beberapa lapisan
tanah yang memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah dengan
hambatan dalam terkecil. Untuk instalasi rumah tidak diharuskan
lhoo... Cukup mengganti batang arde menjadi lebih panjang lagi
sehingga lebih memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah
dengan hambatan dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja juga
dipengaruhi kondisi tanah disekitar grounding sehingga anda dapat
juga menambahkan metoda pertama dalam penanaman grounding ini.
3. Sedikit berbeda dengan dua metoda sebelumnya yang hanya
menggunakan 1 batang ground/arde, metoda ketiga ini menggunakan
dua atau lebih batang ground/arde. Metoda ini sering digunakan pada
pemasangan peralatan jaringan distribusi TM/TR ( Gardu Distribusi,

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

ABSW pada tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja mendapatkan


hambatan dalam dari tanah sekecil - kecilnya.
Pada pembahasan mengenai hambatan (resistansi) yang disimbolkan dengan
huruf R, dikatakan bahwa pada rangkaian paralel:

1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +...+ 1/Rn


Dengan menggunakan perhitungan diatas kita akan memperoleh R total
menjadi lebih kecil. Dari prinsip inilah kita gunakan dalam memperbaiki hambatan
dalam pada sistim grounding. Pemasangan batang ground/arde terlihat seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 2.88 Pemasangan 3 Batang Ground/Arde


Biasanya jarak pemasangan peralel dari batang ground antara satu dan lainnya
lumayan berjauhan. Mengenai jarak tanam antar batang ground/arde paling efektif,

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

terus terang penulis kurang begitu memahaminya. Aturan mengatakan bahwa jarak
antar batang ground/arde minimal adalah 2 x panjang batang ground/arde tersebut.
Jika pada pengukurannya masih kurang bagus kita bisa tambahkan penanaman batang
arde lagi. Disamping itu kita dapat menambahkan metode pertama pada tiap batang
ground/arde yang ditanam.

Dampak Kegagalan Pentanahan Terhadap Kualitas Tenaga Listrik

Pentanahan dalam hubungannya dengan mutu/kualitas tenaga listrik (Power Quality),


kegagalan pentanahan dapat berdampak pada:

1. Level tegangan swell dan sag

Pada nomogram dibawah (gambar 2a) menunjukkan bahwa level tegangan swell pada
sebuah fase sehat untuk single line to ground fault pada lokasi yang sama sebagai
fungsi resistansi urutan ke nol R0, kapasitansi urutan ke nol X0, dan reaktansi urutan
positif X1. Perlu diketahui bahwa komponen urutan ke nol bergantung pada desain
system pentanahan

1. Perambatan transien akibat switching dan lightning.


2. Harmonisa
3. Ketidakseimbangan beban fasa

System distribusi itu tidak simetri dan terdiri dari banyak beban single phase. Kedua
factor ini menyebabkan ketidakseimbagan kondisi yang dapat ditekankan dengan
interaksi dengan beban dinamis seperti motor induksi. Ketidakseimbangan ini dapat
dikontrol diantaranya dengan menyesuaikan pentanahan sirkuit, penggunaan
transformator, memperkecil impedansi tanah.

1. Penurunan tegangan

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

(a) (b)

Gambar 2.89 (a) monogram tegangan swell selama kegagalan fasa

(b) Simulasi Tegangan Transien

Pentanahan pada Gardu Induk

Dasar perhitungan tahanan pentanahan adalah perhitungan kapasitansi dari


susunan batang-batang elektroda pentanahan dengan anggapan bahwa distribusi arus
atau muatan uniform sepanjang batang elektroda. Penentuan besar kapasitansi suatu
sistem pentanahan dapat dilakukan dengan prinsip bayangan.

Gambar 2.90 Prinsip Bayangan

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Misalkan dua elektroda dari titik 1 dan 1 bermuatan yang sama besar di dalam
media tak terbatas, dam dimisalkan arus I mengalir pada kedua titik tersebut. Bidang
bayangan terletak di tengah-tengah. Apabila bidang bayangan dianggap permukaan
tanah, maka potensial yang disebabkan elektroda di bawah permukaan tanah adalah

Dan nilai kapasitansinya adalah

Dimana:

V: potensial pada permukaan tanah (V)

I : arus yang masuk tanah dari elektroda (A)

ρ : tahanan jenis tanah (Ohm-m)

s : jarak elektroda terhadap permukaan tanah (m)

s’: jarak bayangan elektroda terhadap permukaan tanah (m)

Q: jumlah muatan (Coloumb)

C: kapasitansi (Farad)

Factor keseimbangan antara tahanan pentanahan dengan kapasitansi adalah


tahanan jenis tanah. Harga tahanan jenis tanah pada kedalaman tertentu bergantung
pada beberapa factor, yaitu:

1. Jenis tanah: tanah liat, berpasir, berbatu dan lain-lain


2. Lapisan tanah
3. Kelembaban tanah: berlapis dengan tahanan jenis berlainan atau uniform
4. Temperatur

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah perlu dilakukan penelitian dalam
jangka waktu tertentu misalnya satu tahun. Pengukuran tahanan jenis tanah dapat
dilakukan dengan metode empat elektroda (four electrode method)

Gambar 2.91 Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metode empat elektroda

Perhitungan besar tahanan jenis tanah dirumuskan:

Keterangan:

ρ: tahanan jenis tanah (Ohm-m)

a: jarak antar elektroda (m)

R34: impedansi titik 3 dan 4 (Ohm)

Pada perencanaan sistem pentanahan pada gardu induk berdasarkan standard


IEEE 80, langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan tahanan jenis tanah


2. Perancangan tata letak dan data-data
3. Menghitung arus fibrasi
4. Menghitung jumlah batang pentanahan yang diperlukan
5. Menghitung arus gangguan hubung tanah
6. Menghitung tahanan batang

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG D3 TEKNIK LISTRIK (PLN)

7. Menghitung ukuran konduktor kisi-kisi


8. Menghitung tegangan sentuh
9. Menghitung tegangan kisi-kisi (grid)
10. Menghitung tegangan mesh
11. Menghitung tegangan langkah yang diijinkan
12. Menghitung tegangan langkah yang sebenarnya
13. Pemeriksaan tegangan transfer

Bahaya yang Timbul di Gardu Induk Akibat Gangguan Tanah

Arus gangguan tanah menyebabkan adanya beda tegangan beda tegangan di


permukaan tanah. Hal ini sangat membahayakan manusia yang sedang berada

TESI PUTRI ELVI RISKA (1601024034)


PRAKTEK SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Anda mungkin juga menyukai