Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEM PENTANAHAN TENAGA LISTRIK

Disusun Oleh
Rizky Zulfikar Fauzy (16224005)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL (ISTN)
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap pembangunan suatu rumah yang akan didirikan, maka pada saat itu juga rumah itu akan
mendapatkan masukan listrik dari PLN. Dalam pembangunan suatu rumah baru, sangat dibutuhkan
seseorang yang menggambar tata letak suatu pemasangan instalasi rumah tersebut. Selain
membutuhkan seseorang yang menggambar, dibutuhkan juga seseorang yang ahli dalam
memasang instalasi rumah tersebut.
Dalam pemasangan instalasi rumah tersebut, disarankan juga agar memasang pentanahan di
setiap rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Karena suatu pentanahan sangat berguna untuk
membatasitegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya
: body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi
normal maupun saat terjadi gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya
kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan
terhadap suhu berlebih yang dapatmengakibatkan kebakaran.
1.2 Rumusan makalah
Dari latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah,
antara lain sebagai berikut :
1. Pengertian sistem pentanahan
2. Jenis – jenis arde pentanahan
3. Cara mengukur tahanan pentanahan
4. Memahami hasil pengukuran tahanan pentanahan
5. Cara memasang arde pentanahan
6. Menggambar rumah sederhana
7. Merancang anggaran alat dan bahan
1.3 Tujuan makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu sistem pentanahan
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur tahanan pentanahan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara memasang sistem pentanahan
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menggambar rumah sederhana
2
BAB II
ISI
1.1 Pengertian sistem pentanahan

Pentanahan ( grounding) adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik


dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik terjadi
jika ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus listrik selalu mengalir dari
titik yang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi ke titik yang mempunyai energi
potensial lebihrendah. Hal ini terjadi sebaliknya dengan arah aliran elektron yang mengalir darititik
dengan Ep yang lebih rendah ke titik yang mempunyai Ep yang lebih tinggi, mengapa dapat terjadi
demikian?, ilmu elektronika yang akan menjawabnya, yakni suatu cabang ilmu fisika yang secara
khusus mempelajari aliran elektron.
Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabene adalah merupakan
hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan mengalir ke titik yang
mempunyai tantangan atau rintangan atauhambatan (R) yang paling besar, mengapa bisa begitu?
Fenomena ini dapatdijawab dengan percobaan dengan mempergunakan zat cair (air) dengan
bejana berhubungan, misalnya bentuk setiap bejana yang berhubungan itu mempunyai perbedaan
bentuk dan ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan air
untuk memenuhi semua bejana tersebut,maka semua bejana tersebut akan menjadi penuh secara
bersamaan dalam waktuyang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan apa yang terjadi pada
energi listrik.
Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika adahambatan atau
rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa? jawabannya adalah dengan
adanya rintangan atau hambatan yang ada akanmenyebabkan terjadinya perbedaan potensi pada
masing-masing titik, sehinggamenyebabkan terjadinya arus listrik (I) diantara kedua titik tersebut.
Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda potensinya
agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari terjadinya arus listrik
diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar mempunyai tahananmasing-masing atau
disebut dengan tahanan jenis,maka untuk membuat tahanan yang benar-benar bernilai nol diantara
kedua titik tersebut, yakni hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang

3
akanmenyebabkan tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nolsehingga tidak
ada perpindahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya
Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasitegangan pada
bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya : body/casing, hingga tercapai
suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi
gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari
sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang
dapatmengakibatkan kebakaran.
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yanglow-
impedancel(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombanglistrik dantransient
voltage. Penerangan, arus listrik,
circuit switching danelectrostatic dischargeadalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik
atautransient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atautidak langsung
(induksi), diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempatyg aman, misal, ke tanah.
Grounding yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dankelembaban), semakin
basah tanah maka resistansinya semakin kecil sehinggasemakin mudah mengalirkan arus/tegangan
buangan. Jadi simpelnya, usahakan grounding mencapai permukaan air dan menggunakan kabel
khusus grounding (penghantar) yang baik. cukup ideal jika disambungkan dengan pipa
instalasi pompa/mesin air.
Tambahan,berikut dari salah satu sumb er tentang jenis-jenisgangguanlistrik
yang sering terjadi yaitu :Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,Spike/Lightning.

1.2 Jenis jenis arde pentanahan


Setelah dibahas diatas apa itu system pentanahan, maka selanjutnya akan dibahas lagi
mengenai jenis jenis dari arde pentanahan. Adapun jenis jenis elektroda pentanahan serta
penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Elektroda batang atau ROD
Elektorda batang adalah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan
kedalam tanah.Elektroda ini merupakan elektroda pertama kali yang digunakan dan teori –
teori berawal dari elektroda jenis ini.

4
Elektroda ini banyak digunakan di gardu – gardu induk.Secara teknis juga elektroda ini
sangat mudah pemasangannya, yaitu tinggal memancangkannya ke dalam tanah.Disamping itu
juga pemasangan elektroda ini tidak memerlukan tanah yang luas untuk pemasangannya,
sehingga sangat praktis dalam pemasangannya.
Adapun gambar dari elektroda batang adalah sebagai berikut :

2. Elektroda pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya elektroda ini ditanam secara
dangkal.Sedangkan pada elektroda jenis batang ditanam secara dala.
Pemancangan elektroda ini akan bermasalah apabila mendapati lapisan – lapisan tanah
yang berbatu, selain sulit untuk pemancangannya untuk mendapatkan nilai tahanan yang
rendah juga bermasalah.
Dalam pemasangan elektroda ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara pertama
menanam batang hantaran secara vertical kedalam tanah namun tidak terlalu dalam dan
ditanam secara dangkal, cara kedua yaitu menanam batang hantaran secara horizontal dan
ditanam secara dangkal.

5
Adapun gambar dari elektroda pita sebagai berikut :

3. Elektroda pelat
Elektroda pelat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari
kawat kasa.Pada umumnya elektroda jenis ini ditanam di dalam tanah bukan secara dangkal
melainkan didalam permukaan tanah.
Elektroda jenis ini digunakan apabila menginginkan tahanan pentanahan yang kecil dan
sulit diperolehdengan menggunakan jenis – jenis elektroda lainnya.
Adapun gambar dari jenis elektroda pelat adalah sebagai berikut :

6
1.3 Cara mengukur tahanan pentanahan
Untuk mengetahui apakah suatu tahanan pentanahan sesuai dengan standar, maka diperlukan
pengukuran tahanan pentanahan tersebut.Pengukuran tersebut atas beberapa jenis yang secara
menyeluruh disebut sebagai pengukuran tahanan pentahanan.Pengukuran yang disebut diatas
adalah pengukuran tahanan pentanahan yang bertujuan mengetahui besarnya tahanan pentanahan
dari beberapa kondisi tanah.
Bahan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah tanah dan septictank. Pengukuran
meliputi 3 jenis kondisi tanah yaitu :
a. Kondisi tanah berair (rawa). Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah Kaligawe,
Semarang.
b. Kondisi tanah liat (tanah pertanian). Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah
Tembalang, Semarang.
c. Kondisi tanah berbatu. Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah Rowosari, Semarang.
Sedangkan elektroda yang digunakan adalah elektroda yang digunakan pada pengukuran
terbuat dari tembaga dengan diameter 1,5 cm yang dipasang vertikal atau ditanam di tanah dan
septictank.
Adapun peralatan – peralatan yang diperlukan dalam proses pengukuran tahanan pentanahan,
antara lain :
a. Earth Resistance Tester
Dengan data sebagai berikut :
 Merk : KYORITSU
 Sumber tenaga : 9V DC jenis baterai R6P (SUM-3) x 6
 Jenis : Digital Earth Resistance Tester 4105A
 Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur
dengankemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm).
Skema gambar Earth ResistanceTester adalah

7
Keterangan :
1. LCD penampil nilai ukur.
2. Simbol baterai dalam keadaan lemah.
3. LED indicator (berwarna hijau).
4. Tombol uji untuk mengunci.
5. Terminal pengukuran
b. Elektroda batang berfungsi sebagai pembanding dari elektroda utama untuk mendapatkan nilai
tahanan pentanahan.
c. Meteran adalah Alat untuk mengukur jarak antar elektroda dan kedalaman elektroda.
d. Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan Earth Resistance Tester dengan elektroda
uji dan elektroda bantu.
e. Martil adalah alat yang digunakan untuk membantu menanam elektroda ke dalam tanah.
Adapun prosedur pengukuran suatu pentanahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
ini, yaitu :
1. Perencanaan Tahapan Pengukuran Tahanan Pentahanan dengan Elektroda ditanam di tanah
Perencanaan pengukuran tahanan pentanahan elektroda batang dengan kedalaman
bervariasi dilakukan dengan 2 metode yaitu :
a. Perencanaan tahapan pengukuran tahanan pentahanan dengan elektroda ditanam di tanah
menggunakan elektroda tunggal
Pengukuran tahanan pentanahan elektroda batang tunggal dengan kedalaman bervariasi
dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut:

8
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester .
Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam
keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam
keadaan gelap berarti baterai pelu diganti.
3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (a) dengan menanam
elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala
elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya
jangan memaksakan penanaman elektroda.
4. Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth voltage
dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih
tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran
tahanan.
6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu
dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”.
Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ”. . . ” yang
berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.
7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan
tekan tombol ”PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.
8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
9. Mengembalikan posisi tombol ”PRESS TO TEST ” ke posisi awal.
10. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda
dengan langkah 3, 7, 8, 9.
11. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah yang berbeda.
b. Perencanaan tahapan pengukuran tahanan pentahanan elektroda ditanam di tanah
menggunakan elektroda ganda
Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang ganda menggunakan 2
metode yaitu panjang elektroda utama (L) < jarak antar elektroda utama (S) dan panjang
elektroda utama (L) > jarak antar elektroda utama (S).

9
Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang ganda dengan kedalaman
bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut:
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester .
Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam
keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam
keadaan gelap berarti baterai pelu diganti.
3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (b) dengan menanam
elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala
elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya
jangan memaksakan penanaman elektroda.
4. Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5. Menentukan jarak antar elektoda utama (L) < (S).
6. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth voltage
dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih
tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran
tahanan.
7. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu
dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”.
Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ”. . . ” yang
berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.
8. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan
tekan tombol ”PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.
9. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
10. Mengembalikan posisi tombol ”PRESS TO TEST ” ke posisi awal.
11. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda
dengan langkah 3, 7, 8, 9.
12. Kembali ke langkah 1 sampai langkah 11 untuk pengukuran tahamam pentanahan
dengan jarak antar elektoda utama (L) > (S).
13. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah yang berbeda.
2. Perencanaan Tahapan Pengukuran Tahanan Pentahanan dengan Elektroda ditanam di septictank

10
Pada tahapan ini dilakukan pengukuran hanya dengan menggunakan elektroda batang
tunggal saja. Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang tunggal di septictank
dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester . Jika
layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan baik.
Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap
berarti baterai pelu diganti.
3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (c) dengan menanam elektroda
utama dan elektroda bantu.
4. Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth voltage dan
pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih tinggi
dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan.
6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan
mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”. Jika tahanan
elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ”. . . ” yang berkedip-kedip maka
perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.
7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan
tombol ”PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.
8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
9. Mengembalikan posisi tombol ”PRESS TO TEST ” ke posisi awal.
10. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda dengan
langkah 3, 7, 8, 9.
11. Tahapan yang sama untuk septictank pada kondisi tanah yang berbeda.

1.4 Memahami hasil pengukuran tahanan pentanahan

11
Untuk memahami suatu hasil pengukuran pentanahan terlebih dahulu mencari data hasil
pengukuran dengan cara sebagai berikut :
1. Pengukuran tahanan yang dilakukan pada 3 kondisi jenis tanah :
a. Kondisi tanah berair (rawa).
b. Kondisi tanah liat (tanah pertanian).
c. Kondisi tanah berbatu.
Dari hasil pengukuran pada 3 kondisi tanah diatas telah diperoleh data sebagai berikut :
a. Tahanan pentanahan elektroda tunggal yang ditanam di tanah dengan kedalaman
bervariasi.
b. Tahanan pentanahan elektroda ganda yang ditanam di tanah dengan kedalaman bervariasi.
c. Tahanan pentanahan elektroda tunggal yang ditanam di septictank dengan kedalaman
bervariasi.
d. Pengukuran dilakukan pada temperatur 28° C-30° C
2. Analisis dan Perhitungan Pengaruh Kedalaman Elektroda yang ditanam di tanah Terhadap
Tahanan Pentanahan
Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena
mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang akan digunakan. Nilai
tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan
atau pengelompokan tahanan jenis dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu
tergantung pada beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban, dan
pengaruh kandungan kimia.
Secara teori untuk tanah pada kondisi tanah yang sama, semakin dalam penanaman
elekroda, tahanan tanah dan tahanan jenis tanah akan menurun karena semakin dekat dengan
air tanah yang berpengaruh dengan kelembaban yang nantinya berpengaruh terhadap
konduktivitas. Berdasarkan rumus juga terlihat bahwa tahanan tanah sebanding dengan
tahanan jenis dan berbanding terbalik dengan kedalaman penanaman elektroda.
Semakin dalam kedalaman elektroda yang tertanam maka nilai tahanan pentanahan
semakin rendah. Hal ini terjadi juga pada semua kondisi tanah yang berbeda-beda (rawa, tanah
liat, tanah berbatu).

12
Hanya saja besarnya nilai tahanan pada elektroda ganda dengan S >L ini berbeda dibandingkan
dengan nilai tahanan dari pengukuran elektroda tunggal dimana nilai tahanan pada kondisi ini
lebih rendah.
Tahanan pentanahan dengan elektroda ganda yang tertanam pada kondisi S < L juga
mengalami penurunan nilai tahanan jika kedalaman elektroda dari kedua elektroda tersebut
tertanam semakin dalam.Hanya saja pada elektroda ganda dengan S < L mempunyai nilai lebih
besar dari nilai tahanan dengan elektroda ganda pada kondisi S > L tetapi nilai tahanan pada
kondisi ini lebih kecil dari nilai tahanan dengan menggunakan elektroda tunggal.Penurunan
nilai tahanan ini terjadi pada ketiga jenis tanah yang berbeda.
1.5 Cara memasang arde pentanahan

Ada pun cara untuk memasang suatu pentanahan ataupun yang sering disebut dengan arde
adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama yaitu dengan meyiram tanah dari grounding tersebut dengan campuran air
dengan serbuk arang. Karena setelah diamati lebih dalam serbuk arang lebih bagus
mempertahankan air (kandungan elektrolit) yang terserap dibandingkan tanah itu sendiri yang
cenderung mengalirkan kelapisan tanah dibawahnya, apalagi jika lapisan atas dari tanah
tempat grounding tersebut berupa lapisan tanah pasir yang tentu saja akan lebih cepat
mengalirkan air kelapisan tanah dibawahnya. Dari pengukuran grounding beberapa waktu
setelah penanaman batang ground/arde juga dapat diketahui (dengan pengukuran alat) bahwa
penanaman grounding yang menggunakan campuran air dengan serbuk arang lebih bagus
daripada menggunakan air saja.
2. Langkah ini umum dilakukan pada pembumian / grounding dari menara maupun bangunan
dengan penangkal petir yaitu dengan menanam batang grounding / arde lebih dalam ke bumi.
Penanaman dari grounding tersebut umumnya menggunakan elektroda pelat dan bisa
mencapai belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan dari penanaman lebih dalam ini
adalah untuk melewati beberapa lapisan tanah yang memungkinan untuk mendapatkan lapisan
tanah dengan hambatan dalam terkecil. Untuk instalasi rumah tidak diharuskan. Cukup
mengganti batang arde menjadi lebih panjang lagi sehingga lebih memungkinan untuk
mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja juga
dipengaruhi kondisi tanah disekitar grounding sehingga anda dapat juga menambahkan
metoda pertama dalam penanaman grounding ini.

13
3. Langkah yang ini sedikit berbeda dengan dua metoda sebelumnya yang hanya menggunakan
1 batang ground/arde, metoda ketiga ini menggunakan dua atau lebih batang ground/arde.
Metoda ini sering digunakan pada pemasangan peralatan jaringan distribusi TM/TR ( Gardu
Distribusi, ABSW pada tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja mendapatkan hambatan dalam
dari tanah sekecil – kecilnya.
Pada pembahasan mengenai hambatan (resistansi) yang disimbolkan dengan huruf R,
dikatakan bahwa pada rangkaian paralel:

1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +…+ 1/Rn


Dengan menggunakan perhitungan diatas kita akan memperoleh R total menjadi lebih kecil.
Dari prinsip inilah kita gunakan dalam memperbaiki hambatan dalam pada sistim grounding.
Pemasangan batang ground/arde terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar Pemasangan 3 Batang Ground/Arde


Biasanya jarak pemasangan peralel dari batang ground antara satu dan lainnya lumayan
berjauhan. Mengenai jarak tanam antar batang ground/arde paling efektif, terus terang penulis
kurang begitu memahaminya. Aturan mengatakan bahwa jarak antar batang ground/arde minimal
adalah 2 x panjang batang ground/arde tersebut. Jika pada pengukurannya masih kurang bagus kita
bisa tambahkan penanaman batang arde lagi. Disamping itu kita dapat menambahkan metode
pertama pada tiap batang ground/arde yang ditanam

14
1.6 Menggambar rumah sederhana
Setelah dibahas semua tentang pentanahan tanah, dibawah ini adalah contoh pemasangan
suatu instalasi rumah sederhana lengkap dengan simbol simbol serta tata letaknya.

1. Tata letak komponen

Ruang kamar 1 Ruang Tamu


\

K.Mandi

Ruang Dapur Ruang Kamar 2

15
2. Single line diagram

16
3. Wirring diagram

17
1.7 Merancang anggaran alat dan bahan
Setelah menggambar tata letak komponen, maka sekarang akan disusun anggaran alat dan
bahan yang akan digunakan untuk instalasi penerangan diatas.
Rancangan Anggaran dan Bahan

Nama Barang Merk Jumlah Harga Satuan Total Harga


Box MCB Presto 1 buah Rp 25.000,00 Rp 25.000, 00
Saklar Tunggal Broco 3 buah Rp 8.000, 00 Rp 24.000, 00
Saklar Seri Broco 1 buah Rp 12.000, 00 Rp 12.000, 00
Stop Kontak Broco 4 buah Rp 11.000, 00 Rp 44.000, 00
Fitting Vyba 5 buah Rp 5.000, 00 Rp 25.000, 00
Pipa Invilon 5 Batang Rp 5.000, 00 Rp 25.000, 00
Kabel Eterna 2,5mm/2 roll Rp 145.000, 00 Rp 290.000, 00
Clem Ikk 1 bungkus Rp 28.000, 00 Rp 28.000, 00
T-Dos SBE 10 buah Rp 1.000, 00 Rp 10.000, 00
Lampu Philips 5 buah/18 watt Rp 30.000, 00 Rp 150.000, 00
Grounding 1 batang/1,5 meter Rp 35.000, 00 Rp 35.000, 00
Kawat BC 6 meter Rp 6.000, 00 Rp 36.000, 00
Isolasi sedang 2 buah Rp 7.000, 00 Rp 14.000, 00
Total harga Rp 753.000,00

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian grounding adalah
merupakan suatu mekanisme dimanadaya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi).
Sedangkan tujuannya adalah untuk membatasitegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak
seharusnya dialiri arus misalnya : body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua
kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan,memberikan
jaminankeselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun
tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapatmengakibatkan kebakaran.
Serta berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik,
ataupun kualitas komponen yang tidak standar.

3.2 Saran
Dengan mengetahui apa itu pentanahan serta fungsi dan tujuannya, maka sebaiknya setiap
pemasangan instalasi penerangan menggunakan pentanahan agar listrik di rumah dapat terlindungi
dengan baik, serta perlindungan dari suhu yang berlebihan yang dapat mengakibatkan suatu
kebakaran kecil.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/07/04/definisi-grounding-pentanahan/

http://www.scribd.com/doc/33211798/MEGGER-PENGUKURAN-PENTANAHAN

http://ionozer.blogspot.com/2009/11/sistem-pentanahan.html

http://guntala.wordpress.com/2010/06/05/cara-memperbaiki-sistem-grounding-pentanahan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Pentanahan

20

Anda mungkin juga menyukai