Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi (Ground)
sehingga dapat mengamankan manusia (Human) dari sengatan listrik, dan
mengamankan komponen komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal.
Oleh karena itu sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik.
Pada saat ini pemasangan pentanahan pada titik netral dari sistem tenaga
merupakan suatu keharusan, karena sistem ini sudah besar dengan jangkauan yang
luas dan tegangan yang tinggi. Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator
pembangkit listrik dan transformator daya pada gardu – gardu induk, gardu – gardu
distribusi dan Instalasi Rumah.
2.2 Tujuan Sistem Pentanahan
Sistem Pentanahan dipasang bertujuan untuk mengamankan manusia dari :
A,Tegangan sentuh tidak langsung
Tegangan sentuh tidak langsung adalah tegangan pada bagian alat/ komponen/
rangkaian/ instalasi yang secara normal tidak dilalui arus namun akibat kegagalan
isolasi pada peralatan tersebut maka bagian – bagian tersebut mempunyi tegangan
terhadap tanah.
Bila tidak ada petanahan, maka tegangan sentuh tersebut sama tingginya dengan
tegangan kerja (tegangan langsung). Hal ini sudah tentu membahayakan manusia
yang mengoprasikannya atau yang ada di sekitar tempat itu.
Selama alat pengaman arus lebih tidak bekerja memutuskan rangkaian, keadaan ini
akan tetap bertahan. Namun dengan adanya pentanahan secara baik, kemungkinan
tegangan sentuh selama terjadi gangguan dibatasi pada tingkat aman. Yaitu
maksimum 50 Volt (V) untuk tegangan bolak balik (AC).
Gambar diatas adalah contoh terjadinya tegangan sentuh tidak langsung dari body
peralatan elektronik. Pada gambar tersebut terlihat jelas perbedaan antara sebelum dan
sesudah ada pentanahan (grounding) pada alat yang berbody logam.
Pada keadaan sebelum diketanahkan, bila terjadi gangguan (arus bocor), maka
selungkup alat mempunyai tegangan terhadap tanah sama dengan tegangan sumber
(tegangan antara fasa dan Netral). Tegangan ini tentu sangat membahayakan operator
atau orang yang menyentuh selungkup alat tersebut dan pengaman arus beban lebih
tidak bekerja memutuskan aliran bila tidak melampaui batas kerjanya.
B. Tegangan Eksposur
Tegangan eksposur adalah tegangan Ketika terjadinya gangguan tanah dengan
arus yang besar, akan memungkinkan timbulnya beda potensial antara bagian –
bagian yang dilalui arus dan antara bagian – bagian yang tidak dilalui arus terhadapat
tanah
Tegangan ini bisa menimbulkan busur tanah (grounding arc) yang memungkinkan
terjadinya kebakaran bahkan ledakan. Dengan adanya sistem pentanahan, akan
membuat potensial semua bagian struktur, peralatan dan prmukaan tanah menjadi sam
(uniform) shingga mencegah terjadinya loncatan listrik dari bagian peralatan ke tanah.
Selain itu, ketika terjadi gangguan tanah, tegangan fasa yang mengalami ganguan
akan menurun. Pnurunan tegangan ini sangat menggangu karja paralel generator-
generator sehingga secara ksluruhan akan mengganggu kinerja sistem tenaga.
C. Tegangan langkah
Tegangan langkah adalah tegangan yang terjadi akibat arus gangguan yang
melewati tanah. Arus gangguan ini relatif besar dan apabila mengalir dari tempat
terjadinya gangguan kembali ke sumber (titik Netral) malalui tanah yang mempunyai
tahanan relatif besar maka tegangan di permukaan tanah akan menjadi tinggi.

ii
Gambar diatas menunjukkan bahwa satu tangan memegang dudukan lampu dan
tangan satunya lagi memegang krain air. Diantara kran air dan dudukan lampu dalam
keadaan normal tidak bertegangan. Tetapi ketika terjadi gangguan ketanah, arus
mengalir kembali ke sumber melalui pentanahan Ra dan Rb. Adanya aliran arus
gangguan ini menimbulkan tegangan antara letak dangguan dan Ra sebesar Vf dan
antara krain air dan dudukdan lampu sebesar Vb.
Besar tegangan ini ditentukan oleh besar arus gangguan dan tahanan pentanahannya.
Semakin besar arus dan tahanan maka. Akan semakin besar pula tegangan sentuhnya.

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa dimana ada salah satu saluran fasa yang
putus dan menyentuh tanah, maka akan terjadi tegangan eksposur dengan gardien
(perhatikan gambar).

iii
Tegangan tersebut ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah yang besar dan
mengalir melalui tanah untuk kembali lagi ke sumber. Gardien tersebut akan semakin
menurun searah dengan semakin jaunya jarak dari gangguan tersebut
Tegangan ini akan sangat membahayakan orang yang ada diatas permukaan tanah
diskitar tempat tersebut (terjadinya gangguan), walaupun yang bersangkutan tidak
meyentuh bagian – bagian mesin. Tegangan ini adalah tegangan antar kaki dan keara
itulah kemudian disebut tegangan langkah Untuk mengamakan tegangan langkah
inilah pentanahan dilakukan. Tegangan langkah dibatasi serendah mungkin dan dalam
waktu yang sependek – pendeknya. Besar tegangan langkah diminimalisir dengan
sistem pentanahan (grounding) sedangkan waktu pemutusan dilakukan dengan
peralatan pengaman.
2.3 Jenis – Jenis elektroda pentanahan
Adapun jenis-jenis elektroda pentanahan adalah sebagai berikut :
A.Elektroda batang (ROD)
Elekroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi profil yang dipasangkan ke
dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan sekalis
menjadi landasan teori – teori baru dari elektrodajenis lain.
Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan
menancabkannya kedalam tanah.kelebih elekroda jenis batang (ROD) adalah tidak
memerlukan lahan yang luas. Elektroda ini sering digunakan pada gardu – gardu
induk.

Berikut rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) :

Dengan keterangan :

iv
RG = Tahanan pentanahan (ohm)
RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)
Ρ = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LR = panjang elektroda (meter)
AR = diameter elekroda (meter)
B. Eletroda pelat
Elektroda plat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau
dari kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang
kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis – jenis elektroda yang lain. Pada
umumnya elektroda ini ditanam dalam.

Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) :

Yaitu :
RP = tahanan pentanahan pelat (ohm)
P = tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LP = panjang pelat (m)
WP = lebar pelat (m)
TP = tebal pelat (m)
C. Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dalam.
Pemasangan eketroda jenis ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan – lapisan
tanah yang berbatu.

v
Disamping sulit pemasangannya, untuk mendapati nilai tahanan yang rendah juga
akan bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut pemasangan secara vertikal kedalam
tanah dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar (horizontal)
dan dangkal.

Disamping itu, ternyata tahanan pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
bentuk konfigurasi elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau
kombinasi antar keduanya.
Berikut rumus dari perhitungannya :

Dimana :
RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)
P = Tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
LW = panjang total grid kawat (m)
dW = Diameter kawat (m)
AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m²0)
ZW = kedalaman penanaman (m)

vi
2.3 Tahanan jenis tanah
Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektroda –
elektroda pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan Ohm-meter.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tahana tanah dalam sistem tahanan
pentanahan. Tidak hanya tergantung pada jenis tanah saja, melainkan dipengaruhi
oelh kandungan moistur, kandungan mineral, dan suhu (suhu tidak berpengaruh bila
diatas titik beku air)
Tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Negara Indonesia :

Tabel diatas akan sangat penting khususnya bagi para perancang sistem
pentanahan. Ada satu hal yang penting untuk diketahui, yaitu sifat – sifat tanah bisa
berubah antara musim yang satu dengan musim yang lain. Dan tentu hal tersebut
harus benar – benar dipertimbangkan bagi petugas yang hendak memasang sistem
pentanahan.
Dan tabel dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan kasar harga tahanan
pentanahan pada tanah dengan tahanan jenis tanah tipikal berdasarkan jenis dan
ukuran elektroda:

Tabel dibawah ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan
jenis, bahan dan luas penampang elektroda pentanahan.

vii
Tabel berikut ini memberikan petunjuk tentang luas penampang minimum dari
beberapa jenis kondisi hantaran pengaman.

viii
2.4 Pengukuran Tahanan pentanahan (Earth Tester)
Maksud dari pengukuran ini adalah pengujian, pengujian yang dimaksud
sebenarnya adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah
pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap satu tahun
sekali.
Pada saat ini telah banyak beredar dipasaran alat ukur tahanan pentanahan yang
biasa disebut Earth tester atau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi
sampai dengan yang banyak fungsi dan kompleks.
Pada instrument cara pengukuran terbagi menjdi dua yaitu Pengukuran Normal
(metode 3 kutub), dan pengukuran praktis (metode 2 kutub) :
A. Cara pengukuran normal (metode 3 kutub)
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal Earth tester pada 3a, Cek
tegangan baterai! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar /ON). Jarum harus dalam
range BATT, Cek tegangan pentanahan (range saklar : - V, matikan saklar / OFF),
Cek tahanan pentanahan bantu (range saklar : C&P, matikan saklar 0)
Ukurlah tahanan pentanahan (range saklar : x1Ω ke x1000 Ω) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selektor, sehingga diperoleh jarum pada galvometer
seimbang / menunjukan angka Nol. Maka hasil pengukuran adalah angka yang
ditunjukan pada selektor dikalikan dengan posisi range saklar (x1 Ω) atau (x1000 Ω)
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Cara pengukuran Metode 2 kutub (praktis)


B. Cara pengukuran Metode 2 kutub (praktis)
Jika pada metode 3 kutub, saklar berposisi pada 3a, maka untuk pengukuran
praktis adalah dengan memposisikan saklar terminal pada 2a, Jika jalur pentanahan
digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama, maka semua sambungan yang

ix
terhubung dengan pentanahan itu selelu terhubung dengan tanah. Jika terjadi bunyi
bippp, maka putuskan dan cek lagi.
Cek tegangan baterai dan cek bagian tegangan pentanahan. Caranya hampir sama
dengan metode pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan tahanan bantu tidak
diperlukan Ukur tahanan pentanahan (range saklar : saklar (x1 Ω) atau (x1000 Ω) dan
hasil pengukuran = Rx + Ro
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

C. Cara Pengukuran elektroda pentanahan metode 62%


Pengukuran ini digunakan setelah mempertimbangkan beberapa hal yaitu grafis dan
setelah dilakukan pengujian. Metode 62% adalah metode pengukuran yang paling
akurat namun hanya terbatas pada elektroda tunggal.
Metode 62% ini hanya dapat digunakan untuk elektroda – elektroda yang tersusun
berjajar secara garis lurus dan pentanahannya menggunakan elektroda tunggal, pipa,
atau pelat, dan lain – lain.

Gambar dibawah ini adalah gambar daerah resistansi efektif tumpang tindih :

x
2.5 Fungsi Grounding
Sebagai bagian dari proteksi instalasi listrik rumah, grounding ini mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Untuk tujuan keselamatan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, grounding
berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi
tegangan listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi dari system kelistrikan atau
peralatan listrik. Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan setrika listrik dan
terjadi tegangan yang bocor dari elemen pemanas di dalam setrika tersebut, maka
tegangan yang bocor tersebut akan mengalir langsung ke bumi melalui penghantar
grounding. Dan kita sebagai pengguna akan aman dari bahaya kesetrum. Perlu
diingat, peristiwa kesetrum terjadi bila ada arus listrik yang mengalir dalam tubuh
kita.
2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai
penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. Dalam prakteknya, pemasangan
grounding untuk instalasi penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.
3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat
mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan.
Bila ditinjau lebih luas lagi, pengertian dan fungsi grounding akan berbeda bila
diterapkan pada system transmisi tenaga listrik, tujuan pengukuran, pesawat terbang
atau pesawat ruang angkasa.

xi
1. Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang besar, bumi itu sendiri
dapat digunakan sebagai salah satu penghantar bagi jalur kembali dari rangkaian
tersebut, dimana dapat menghemat biaya bila dibandingkan pemasangan satu
penghantar fisik sebagai saluran kembali. Perlu diketahui, arus listrik yang mengalir
ke beban akan mengalir kembali ke sumber arus listrik tersebut.
2. Untuk tujuan pengukuran, bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi
yang relatif cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.
3. Pada pesawat terbang, saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang
langsung ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar
yang berfungsi sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus
listrik. Selain itu pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang pada
ujung-ujung sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan listrik yang
timbul akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari
sambaran petir.

xii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pentanahan (Grounding), berdasarkan IEEE dictionary (standard 100), adalah
melakukan koneksi, baik disengaja atau tidak disengaja, sirkuit listrik atau peralatan
ke bumi, atau ke bodi konduksi yang ditempatkan di bumi. Hal ini dilakukan untuk
mempertahankan potensial bumi pada konduktor yang terhubung dan mengalirkan
arus tanah menuju dan dari bumi.
Adapun syarat – syarat sistem pentanahan yang efektif adalah :
1. Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu
keperluan pemakaian.
2. Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :
a. Bahan Konduktor yang baik
b. Tahan Korosi
c. Cukup Kuat
3. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
4. Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.

xiii

Anda mungkin juga menyukai