Anda di halaman 1dari 47

01/02/01 Lecture 3

Dasar Motor Listrik AC

Email: kartono_el@yahoo.com
Type of Electric Motors
Classification of Motors
Electric Motors

Alternating Current Direct Current (DC)


(AC) Motors Motors

Synchronous Induction Separately Self Excited


Excited

Single-Phase Three-Phase Series Compound Shunt


01/02/01 Lecture 3

Motor AC (arus bolak balik)


• Electrical current reverses direction
• Dua bagian : stator and rotor
• Stator: Komponen listrik diam
• Rotor: memutar poros motor

• Kecepatan relatif sulit dikendalikan


• Terdapat dua tipe
• Motor Sinkron/serempak
• Motor Induksi

(Integrated Publishing, 2003)


01/02/01 Lecture 3

Motor AC – Induction motor


Komponen
• Rotor
• Sangkar Tupai/Squirrel cage:
conducting bars
in parallel slots
• Wound rotor: 3-phase, double-layer,
distributed winding

• Stator
• Terdapat slot-slot untuk belitan 3 fasa
• Belitan menentukan jumlah kutub
01/02/01 Lecture 3

Induction Motor: Stator


01/02/01 Lecture 3

Induction Motor: Stator


01/02/01 Lecture 3

Motor AC – Induction motor


Prinsip Kerja
• Arus Listrik dialirkan ke stator
• Dihasilkan medan magnetik yang bergerak
disekitar rotor
• Induksi arus pada rotor
Electromagnetics

• Rotor menghasilkan
medan magnet kedua
yang bertentangan
dengan medan magnet
Rotor
stator Stator

• Rotor mulai berputar (Reliance)


01/02/01

Motor AC – Induction motor

• Motor Induksi Tiga Fasa


• Three-phase supply menghasilkan rotating
magnetic field (medan magnet putar)
• Squirrel cage or wound rotor
• Self-starting (tanpa bantuan kapasitor)
• High power capabilities
• 1/3 to hundreds HP applications: pumps,
compressors, conveyor belts, grinders
• 70% of motors in industry!
01/02/01

Motor AC – Motor Induksi Tiga fasa

Speed and slip


• Motor never runs at synchronous
speed but lower “base speed”
• Difference is “slip”
• Calculate % slip:

% Slip = Ns – Nb x 100 Ns = synchronous speed in RPM


Ns Nb = base speed in RPM
KERUGIAN PENGGUNAAN
MOTOR INDUKSI
• Kecepatan tidak mudah dikontrol
• Power faktor rendah pada beban ringan
• Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
Prinsip kerja 3 Phasa
1. Bila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumpara
stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar
dengan kecepatan
2. Medan putar stator akan memotong konduktor yang
terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan rotor
akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar

E = tegangan induksi ggl


f = frekkuensi
N = banyak lilitan
Q = fluks
3. Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian
tertutup, maka tegangan induksi akan menghasilkan
arus ( I ).

4. Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan


gaya ( F ) pada rotor.

5. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor


cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor
akan berputar searah dengan arah medan putar stator.
6. Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap
ada, maka diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar stator ( ns ) dengan kecepatan
putar rotor.

7. Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan


slip ( S ) yang dinyatakan dengan persamaan:

8. Jika ns = nr tegangan tidak akan terinduksi dan arus


tidak mengalir pada rotor, dengan demikian tidak ada
torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan
timbul apabila ns > nr.

Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga


dengan motor tak serempak atau asinkron.
TORSI YANG DIBANGKITKAN

• Torsi elektromekanik Te adalah torsi yang


dibangkitkan di celah udara yang dapat
dinyatakan dengan persamaan:
• Torsi poros Td adalah torsi yang dibangkitkan
di poros rotor yang dapat dinyatakan dengan
persamaan:

 Bila rugi Protasional diabaikan maka Td


dapat dinyatakan dengan persamaan:
KOMPONEN DAYA TIGA FASA
 DAYA INPUT STATOR (DIS)

 RUGI TEMBAGA STATOR (RTS)


DIAGRAM ALIR DAYA PADA
MOTOR INDUKSI TIGA FASA

DIS
DIR
DOR
POUT

RTS RTR PR
EFISIENSI (h)

• Menyatakan perbandingan daya output


dengan daya input

 Bila dinyatakan dalam persen maka,


01/02/01 Lecture 3
Persamaan menghitung rugi-rugi motor induksi:
Rugi-rugi motor = P1 – P2

Persamaan menghitung efisiensi motor induksi:


η = P2/P1 × 100%
P1 Daya input (watt)
P2 Daya output (watt)

Menghitung momen torsi yang dihasilkan motor induksi

M = F · r (Nm)
P2 = M · ω (Watt)
ω=2·π·n

M = Torsi (Nm)
F = Gaya (newton)
P2 = Daya output (watt)
ω = Kecepatan sudut putar
n = Kecepatan motor (putaran/detik)
01/02/01 Lecture 3
Contoh:
Nameplate motor induksi dengan daya output
5,5 kW, tegangan 400 V dan arus 10,7 A, dan
cos ϕ 0,88. Putaran motor 1.450 Rpm. Hitung
daya input, efisiensi motor, dan momen torsi
motor tersebut.

Jawaban:
Daya output motor P2 = 5,5 kW

a) P1 = 1,732 · V ·I. cos ϕ = 1,732 · 400 V · 10,7 A · 0,88 = 6,52 kW

b) η = (P2 / P1) × 100% = 5,5 / 6,52


= 0,84 x 100% = 84%
KARAKTERISTIK MOTOR
INDUKSI
• Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas berdasarkan
National Electrical Manufacturers Association
(NEMA)
– Motor kelas A
• Mempunyai rangkaian resistansi rotor kecil
• Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan
berbeban
• Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
• Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas
berdasarkan National Electrical Manufacturers
Association (NEMA)
– Motor kelas B
• Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal dan
arus starting normal
• Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah
5%)
• Torsi starting sekitar 150% dari rated
• Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar
600% dari full load
– Motor kelas C
• Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor
kelas B
• Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load
• Torsi starting sekitar 200% dari rated
• Untuk konveyor, pompa, kompresor dll
• Rotor sangkar bajing dibuat dalam 4 kelas
berdasarkan National Electrical Manufacturers
Association (NEMA)
– Motor kelas D
• Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting
relatif rendah
• Slip besar
• Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah
dibandingkan kelas motor lainnya
• Torsi starting sekitar 300%
TORQUE-SPEED CURVES OF
DIFFERENT NEMA STANDARD
MOTORS
01/02/01 Lecture 3
Karakteristik Operasi
01/02/01 Lecture 3
01/02/01 Lecture 3
Pengaturan Putaran

Pengaturan Putaran dapat dilakukan dengan :


-. Mengubah jumlah kutub
-. Mengubah nilai frekuensi
-. Mengatur tegangan jala-jala
-. Mengatur tahanan luar

N = 120.f/p  N = putaran (rpm)


p = jumlah kutub
f = Frekuensi

N = 60.f/P  P = jumlah pasang kutub


TYPICAL NAME PLATE OF AN
AC INDUCTION MOTOR
01/02/01 Lecture 3

Soal-Soal
1. Motor induksi pada nameplate tertera 10 Kw, frekuensi 50 Hz, putaran rotor
1.450 rpm memiliki jumlah kutub 4 buah.
Hitung :
a. besarnya putaran medan magnet putar pada stator dan slip motor
induksi tersebut.
b. Besar torsi motor
c. Besar torsi ketika slip berubah menjadi 10 %

Jawab :
01/02/01 Lecture 3

Soal-Soal
1. Motor induksi pada nameplate tertera 10 Kw, frekuensi 50 Hz, putaran rotor
1.450 rpm memiliki jumlah kutub 4 buah.
Hitung :
a. besarnya putaran medan magnet putar pada stator dan slip motor
induksi tersebut.
b. Besar torsi motor
c. Besar torsi ketika slip berubah menjadi 10 %

Jawab :
a). N = 60f/P = 60.50/2 = 1500 rpm
S = (Ns-Nr)/Ns x 100% = 3,33%
b). M = P/(2.Phi.Nr/60) = (10000.60) / (2.3,14.1450)
= 65,89 Nm
c). M (S=10%)
 S = (Ns-Nr)/Ns = 1 – Nr/Ns
Nr/Ns = 1-S
Nr = Ns (1-S)
= 1500 (1-0,1)
= 1350 Rpm
M = P/(2.Phi.Nr/60) = (10000.60) / (2.3,14.1350)
= 70,71 Nm
01/02/01 Lecture 3
Soal-Soal

2. Nameplate motor induksi tertera daya output 6,5 kW, tegangan 400 V dan
arus 18 A, ; cos ϕ 0,85. Putaran motor 1.440 Rpm.
Hitunglah :
a. Slip dan jumlah kutub motor
b. daya input, efisiensi motor dan momen torsi motor tersebut

Jawab :
01/02/01 Lecture 3
Soal-Soal

2. Nameplate motor induksi tertera daya output 6,5 kW, tegangan 400 V dan
arus 18 A, ; cos ϕ 0,85. Putaran motor 1.440 Rpm.
Hitunglah :
a. Slip dan jumlah kutub motor
b. daya input, efisiensi motor dan momen torsi motor tersebut

Jawab :
a) Slip S = (1500-1440/1500)x100%
Jumlah kutub P = 2
p=4

b) P1 = 1,732 · V ·I. cos ϕ = 1,732 · 400 V · 18 A · 0,85 = 10,6 kW

Jadi η = (P2 / P1) × 100% = 6,5 / 10,6


= 0,6.. x 100% = 6.. %
Kendali Listrik
Tugas :
Buat Resume Mengenai Rangkaian Instalasi
Penerangan, rangkaian dan cara kerja dan contoh
penggunaannya, meliputi :
a) Rangkaian menggunakan saklar Tunggal
b) Rangkaian menggunakan saklar Seri
c) Rangkian menggunakan Saklar Tukar
d) Rangkaian menggunakan saklar Putar
Komponen yang Dipergunakan Dalam Pengendali
Elektromagnetik.
- Komponen kontrol meliputi antara lain: saklar ON, saklar OFF,
timer, relay overload dan relay.
- Komponen daya diantaranya kontaktor, kabel daya, sekering atau
circuitbreaker.

a. Rele pada dasarnya bekerja atas dasar


elektromagnetik dengan iipe2 Kontak pada relay atau
kontaktor adalah sebagai berikut :
b. Tombol Tekan :
- Operasi kendali On-Off
- Operasi emergency

c. Timer
Komponen yang memberikan waktu tunda dengan
symbol, kontak, dan diagram waktu kerja sbb :

NO  On delay

NO  Off delay

NO  On Off delay

NO  Serial ON Off delay


d. Kontaktor
Komponen elektromanetik untuk daya besar
Bentuk phisik, Konstruksi dan diagram kontaknya sbb :
d. Pengaman arus lebih (MCB)

Komponen pembatas arus untuk melindungi beban


(motor listrik) dari lebih arus listrik, dengan memutus
sumber dari beban.
01/02/01 Lecture 3

Pengasutan Hubungan Langsung (DOL)

Saat pemutus rangkaian/kontaktor di-ON-kan motor induksi


akan menarik arus starting antara 5 sampai 6 kali arus nominal
motor.

Arus starting yang besar akan menyebabkan drop tegangan


disisi suply.

Rangkaian jenis ini banyak dipakai untuk motor-motor


penggerak mekanik seperti mesin bubut, mesin bor, atau
mesin freis.

Motor di starting pada tegangan nominal, akan mengalir arus


mendekati arus hubung singkat = 7 In.
jika slip = 4% = 0,04.
Besarnya torsi starting (Tst ) = (Ist/I )2 · s = (7)2 × 0,04 = 1,96

Kesimpulannya, saat arus starting


5 s/d 6 kali arus nominal hanya menghasilkan 1,96 × torsi
nominalnya.
2. Prinsip-prinsip kendali listrik

a. Kendali dari banyak tempat

Rangkaian kendali

• Kontaktor K akan
energized (On)
Ketika salah satu
dari On1, On2 atau
Diagram waktu Event terpilih • On3 ditekan dan
On1 akan deenergized
On2 (Off) ketikan salah
On3
Off1 satu tombol Off1, 2
Off2 dan 3 ditekan atau
Off3 • e berubah status
e
K dari off ke on
PENGENDALIAN HUBUNG LANGSUNG(Direct On Line)DOL

Pengendalian hubungan langsung dikenal dengan istilah Direct ON Line (DOL) dipakai
untuk mengontrol motor induksi dengan kontaktor Q1. Rangkaian daya memperlihatkan ada
lima kawat penghantar, yaitu L1, L2, L3, N, dan PE, ada tiga buah fuse F1 yang gunanya
sebagai pengaman hubung singkat jika ada gangguan pada rangkaian daya. Sebuah
kontaktor memiliki enam kontak, sisi supply terminal 1, 3, dan 5, sedangkan di sisi beban
terhubung ke motor terminal 2, 4, dan 6. Notasi ini tidak boleh dibolakbalikkan.
01/02/01 Lecture 3
Pengendalian Bintang Segitiga
Pengendalian Bintang Segitiga Otomatis I
Pengendalian Bintang Segitiga otomatis II

Rangkaian daya hubungan bintangsegitiga menggunakan tiga buah kontaktor Q1, Q2, dan Q3
Fuse F1 berfungsi mengamankan jika terjadi hubungsingkat pada rangkaian motor. Saat motor
terhubung bintang kontaktor Q1 dan Q2 posisi ON dan kontaktor Q3 OFF. Beberapa saat
kemudian timer yang disetting waktu 60 detik energized, akan meng-OFF-kan Q1, sementara Q2
dan Q3 posisi ON, dan motor terhubung segitiga. Pengaman beban lebih F3 (thermal overload
relay) dipasangkan seri dengan kontaktor, jika terjadi beban lebih disisi beban, relay bimetal
akan bekerja dan rangkaian kontrol berikut kontaktor akan off

Anda mungkin juga menyukai