Anda di halaman 1dari 47

Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
PRAKTIKUM IV
LOCK ROTOR TEST DAN NO LOAD TEST PADA MOTOR INDUKSI 1 FASA
DENGAN PENAMBAHAN NILAI KAPASITOR

1. TUJUAN
 Memahami sistem kerja motor induksi 1 fasa tipe kapasitor running
 Menentukan parameter motor induksi 1 fasa dengan penambahan nilai
kapasitor
 Menganalisa pengaruh dari perubahan parameter pada motor induksi 1 fasa
setelah penambahan kapasitor

2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


 Motor Induksi 1 Fasa tipe kapasitor Running
 Kapasitor 1 μf sampai dengan 5 μf
 AC multimeter digital
 Terminal Blok
 Tachometer
 MCB
 Capit buaya
 Kunci Inggris

3. TEORI DASAR
Motor induksi merupakan suatu alat listrik yang mengubah dari energi listrik
menjadi energi gerak, energi gerak yang dihasilkan dari medan magnet. Pada motor
induksi 1 fasa ini terbagi menjadi dua jenis yaitu motor fasa belah dan motor
kapasitor (start kapasitor, running kapasitor, start-running kapasitor) biasanya
digunakan pada peralatan dengan daya yang rendah seperti di kehidupan sehari-hari
yang sering digunakan di rumah dan pabrik industri yaitu motor 1 fasa seperti pompa
air, pompa injeksi, kipas angin dan lain sebagainya.

Motor induksi memiliki beberapa keunggulan yaitu :

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
a. Memiliki konstruksi yang kuat dan desain yang sederhana
b. Harganya yang relatif murah dan dapat diandalkan
c. Perawatan yang diperlukan tidak terlalu banyak

Akan tetapi motor induksi juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya


adalah:
a. Frekuensi tegangan input yang mempengaruhi kecepatan motor induksi
b. Kecepatan motor induksi akan berkurang dengan seiring bertambahnya beban.

Pada rotor tidak ada hubungan listrik secara langsung , arus induksi yang
ditimbul pada rotor adalah arus induksi dari kumparan stator maka dari itu medan Putar
yang dibangkitkan pada celah bagian dalam stator sangat berpengaruh terhadap kinerja
suatu motor induksi . Kecepatan medan putar yang dibangkitkan oleh kumparan stator
ini biasa disebut dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan magnet putar ini
120. f s
dinyatakan oleh rumus Ns=
p

Slip akan timbul dikarenakan perbedaan medan putar stator dan perputaran rotor
dinyatakan oleh rumus
S=N s−N r

N S −N r
%S= x 100 %
Ns

Dimana :
Ns = Kecepatan Sinkron
Nr = Kecepatan motor
S = Slip
fs = Frekwensi (Hz)
p = Jumlah kutub dalam motor

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor Induksi Satu Fasa Kapasitor Run/ Permanen

Gambar 4.3.1 Motor Induksi 1 Fasa Tipe Kapasitor Permanen

Fungsi kapasitor pada motor induksi kapasitor sebagai meninggikan kopel


atau torsi putaran awal untuk menggurangi arus start pada motor kapasitor, selain itu
juga berfungsi sebagai pergeseran fasa antara kumparan utama dan kumparan bantu.
Motor kapasitor run atau sebagai motor kapasitor permanen karena terdapat kapasitor
permanent dipasang seri dengan kumparan bantu, pada kumparan utama terpasang
pararel dengan kumparan bantu, sehinggan kumparan akan tetap terhubung saat
motor bekerja, dimana lilitan utama dan bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi
diameter berbeda dimana pada kumparan utama lebih besar dan pada kumparan
bantu lebih kecil. Pada jenis motor ini, pemasangan kapasitor running tidak sebesar
kapasitas pada kapasior starting pada rangkaian bantu bersifat permanen. Pada
rangkaian kapasitor yang ditambah dengan arus kumparan bantu I b bersifat kapasitif.
tetapi pada arusnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kumparan bantu pada
motor induksi kapasitor start. Arus kumparan utama yang bersifat induktif dan arus
pada kumparan bantu yang bersifat kapasitif akan menghasilkan arus saluran I s yang
lebih kecil dan lebih induktif. Amplitudo arus saluran I s tidak terlalu besar sehingga
kapasitor running tidak perlu dilepas dari rangkaian setelah motor normal. Biasanya
motor jenis kapasitor permanen ini yaitu pompa air, mesin cuci dll. Pada motor
kapasitor permanen memiliki tenaga putar yang lebih baik dibandingkan motor splite
phase atau fasa belah.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 4.3.2 Rangkaian Ekivalen Motor induksi 1 fasa dengan kapasitor run

Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa


Pada dasarnya motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa memiliki
konstruksi yang hampir sama yang terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor.
Stator adalah bagian dari motor yang diam dan rotor adalah bagian motor yang
berputar dibagian dalam stator yang berporos pada bantalan bearing yang bertujuan
agar rotor dapat berotasi. Pada motor induksi terdapat kumparan stator yang
berfungsi untuk menimbulkan medan magnet pada konduktor yang ditimbulkan oleh
medan putar stator menginduksikan tegangan pada batangan konduktor pada rotor
menyebabkan konduktor akan mengalirkan arus tertutup yang mengakibatkan medan
magnet yang menimbulkan gaya tolak menolak antara konduktor dan medan magnet
putar sehingga rotor dapat bergerak. Berikut gambar konstruksi motor induksi 1 fasa.

Gambar 4.3.3 Konstruksi Umum Motor Induksi 1 fasa


Prinsip kerja motor induksi 1 fasa pada dasarnya sama dengan motor
induksi 3 fasa, namun jika melihat motor induksi 3 fasa memiliki medan putar
yang disebabkan oleh beda fasa 120o setiap sumber fasanya sehingga

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
menyebabkan motor induksi 3 fasa memiliki medan putar, sehingga pada motor
induksi 1 fasa sangat dibutuhkan kumparan bantu untuk membangkitkan medan
putar pada stator. Pada stator motor induksi 1 fasa terdapat 2 jenis kumparan yang
dibutuhkan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu. Kumparan utama
memiliki diameter kawat tembaga yang lebih besar dari pada kumparan bantu
sehingga impedansi pada kumparan utama lebih kecil dari pada impedansi pada
kumparan bantu yang bertujuan untuk menimbulkan perbedaan fasa, pada
kumparan bantu juga dilengkapi dengan kapasitor sehingga dapat membangkitkan
medan putar pada stator dengan mengatur perbedaan fasa. Perbedaan fasa pada
kumparan bantu dan kumparan utama dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.3.4 Grafik Arus Kumparan Utama dan Kumparan Bantu

Hambatan Kumparan
Nilai hambatan pada tiap kumparan tergantung dengan luas penampang
dan panjang kumparan itu sendiri, jika luas penampang semakin besar maka arus
yang dapat mengalir akan semakin besar dan nilai hambatan akan mengecil akan
tetapi jika panjang kumparan semakin panjang maka nilai hambatan akan
bertambah seiring dengan pertambahan panjang lilitan kumparan tersebut [9] . Hal
ini dinyatakan oleh rumus
l
Rkumparan =ρ
A
Dimana :
ρ = Nilai hambatan jenis kawat kumparan
l = Panjang lilitan
A = Luas penampang kawat kumparan
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Rkumparan = Nilai hambatan kumparan

Rangkaian Ekivalen

Gambar 4.3.5 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Dimana :
V1 = Tegangan sumber
R1 = Resistansi kumparan stator
X1 = Reaktansi induktif kumparan stator
R2’ = Resistansi kumparan rotor dilihat dari sisi stator
X2’ = Reaktansi induktif rotor dilihat dari sisi stator
Xm = Reaktasi magnet pada motor
'
R2
(1−s) = Resistansi yang mewakili beban motor
s
I1 = Arus kumparan stator
I2’ = Arus kumparan rotor dilihat dari sisi stator
Im = Arus Magnet
Dari rangkaian ekivalen diatas dapat kita jabarkan :
R '2
Z ' 2= + jX ' 2
s
Z ' 2 x jXm
Zp2=
Z ' 2 + jXm
Z t=Z 1+ Zp2
V1
I 1= =I ∠ φ
Zt

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Parameter Rangkaian Ekivalen


Untuk melakukan perhitungan menggunakan rangkaian ekivalen parameter
– parameter pada rangkaian ekivalen perlu diketahui adapun untuk mengetahui
parameter pada rangkaian ekivalen dapat di tentukan dengan melakukan 2 macam
pengukuran :
 Pengukuran Hubung Singkat (Locked rotor test)
Adalah kondisi dimana motor dibuat diam dengan cara menahan putaran
motor lalu tegangan input motor diperkecil sehingga arus yang mengalir pada
motor mencapai arus nominalnya. Pada kondisi seperti ini arus dapat di
induksikan kepada rotor dengan lebih sempurna sehingga dapat dilakukan
pengukuran terhadap tegangan, arus dan daya, lalu dari hasil pengukuran tersebut
dapat dihitung parameter rangkaian ekivalen menggunakan persamaan berikut .

V lr
Zlr =
I lr
Plr
Rlr = 2
I lr
R2=R lr −R1

X lr =√ Z 2lr −R2lr
X 1 =X 2=0 , 5 x X lr
Dimana :
Zlr = Impedansi Locked Rotor Test
Vlr = Tegangan Locked Rotor Test
Ilr = Arus Locked Rotor Test
Plr = Daya Locked Rotor Test
Rlr = Tahanan Dari Locked Rotor Test
R2 = Tahanan Rotor Dari Locked Rotor Test
R1 = Tahanan Utama
Xlr = Reaktansi Dari Locked Rotor Test
 Pengukuran Tanpa Beban (No Load Test)
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat motor tidak berbeban,
sehingga motor dapat berputar bebas menyebabkan slip mendekati nol. Pada
kondisi seperti ini impedansi di bagian rotor dapat diabaikan. dilakukan
pengukuran terhadap tegangan, arus dan daya dan dari data yang didapat dapat
dihitung parameter rangkaian ekivalen menggunakan persamaan berikut.
2
V nl
Rc =
Pnl
Snl =V nl x I nl

Qnl = √ S2nl −P 2nl


2
V nl
X m=
Qnl
Dimana :
Rc = Resistansi inti tanpa beban
V nl = Tegangan tanpa beban
Pnl = Daya aktif tanpa beban
Snl = Daya semu tanpa beban
Qnl = Daya reaktif tanpa beban
Xm = Reaktansi magnetis

Medan Putar Maju dan Medan Putar Mundur


Pada ragkaian ekivalen motor induksi dengan menggunakan konsep medan
putar fluks yang dibangkitkan oleh kumparan stator maka dapat dibagi menjadi
dua yaitu medan putar maju dan medan putar mundur. Pada kondisi ini kedua
medan putar yang dihasilkan ini akan berpengaruh pada gerak gaya listrik pada
rotor sehingga nilai tahanan dan reaktansi pada bagian rotor dapat di ekivalenkan
masing – masing setengah dari nilai tahanan dan reaktansi rotor. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar berikut.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 4.3.6 Rangkaian Ekivalen Medan Putar Maju dan Mundur

Dari gambar di atas dapat kita lihat pada kondisi seperti ini pengaruh pada
rotor jika kita lihat dari sisi stator dapat dibagi menjadi dua impedansi yaitu,
impedansi medan putar maju (Forward) sebesar 0,5 R2/s + j 0,5 X2 terhubung
paralel dengan 0,5 Xm dan 0,5 Rc dimana disebut sebagai 0,5 Z f pada gambar.
Pada medan putar mundur (Backward) rotor akan tetap bergerak dengan slip s
yang berpatokan kepada medan putar maju dan besarnya medan putar maju adalah
n = 1- s dan kecepatan relatif dari rotor dengan berpatokan kepada medan putar
mundur adalah 1 + n sehingga dapat di simpulkan besarnya slip terhadap medan
putar mundur adalah 1 + n = 2 – s. Sehingga dari gambaran di atas dapat kita
dapatkan persamaan sebagai berikut.
R c x jx m
Z mb=Z mf =
Rc + jx m

Z=
[ s
( R 2
]
0 , 5 ) + j0 ,5 x x 0 , 5 Zmf
2

[( s )+ j 0 , 5 x ]+0 , 5 Zmf
f
R 2
0 ,5 2

Z b=
[( 0 ,5 )
R2
2−s ]
+ j 0 ,5 x 2 x 0 , 5 Zmf

[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 x +0 ,5 Zmf
2

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
V1
I 1= = I∠ φ
R1 X1 Z f Zb
P Forward=I 1 x R f
PBackward =I 1 x R b
Prot =Pforward −Pbackward
Pout =P konversi =(1−s) Prot
P¿ =V 1 x I 1 x Cosφ
Dimana :
Z mb = Impedansi magnetisasi medan putar mundur
Z mf = Impedansi magnetisasi medan putar maju
Zf = Impedansi medan putar maju
Zb = Impedansi medan putar mundur
Pforward = Daya putar maju
Pbackward = Daya putar mundur
Prot = Daya putar motor
Pout = Daya keluaran
Pkonversi = Daya yang dikonversikan menjadi mekanik
P¿ = Daya input

Pengertian Kapasitor
Kapasitor merupakan Alat yang memiliki fungsi sebagai penyimpan muatan
dan energi, kapastior memiliki buah konduktor yang berdekatan tetapi terpisah oleh
dielektrik.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 4.3.7 kapasitor pada motor induksi 1 fasa


Kapasitor merupakan salah satu sumber daya reaktif, berfungsi untuk
memberikan daya reaktif sehinngga pada saat faktor daya lagging akan mendapatkan
daya nyata pada system, oleh karena itu pemasanga kapasitor dapat meningkatkan
factor daya dengan cara memberikan daya reaktif keperalatan listrik yang bersifat
induktif. Kemampuan kapasitor yang dapat menyimpan muatan yang merupakan
kapasitansi kapasitor. Jika coulomb merupakan besarnya muatan yang di berikan
pada dua keping sejajar dan jika tegangan beda potensial antara kedua keping sejajar,
maka rumus kapasitansinya adalah:
Q
C=
V
Dengan keterangan: C = Kapasitansi Kapasitor (Farad)
Q = Muatan (Coulumb)
V = Beda Potensia

Faktor Daya (cos φ )


Faktor daya dapat diartikan sebagai perbandingan antara daya nyata dalam
watt dan daya semu dalam voltampere atau cosinus dari sudut antara daya semu dan
daya aktif. Daya reaktif yang tinggi akan memperbesar sudut tersebut sehingga
menyebabkan faktor daya akan menjadi lebih rendah. Besar nilai faktor daya
tergantung dari besarnya beda fasa antar arus dan tegangan. Jika nilai cos φ semakin
mendekati 1 atau 90o maka daya yang dapat dipakai sebagai daya aktif akan semakin
besar begitu juga sebaliknya Dari rumus diatas dapat kita dapatkan pula persamaan.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
P¿
Cos φ =
S
P¿
Cos φ =
V.I
Dimana :
Cos φ = Faktor daya
S = Daya semu (VA)
P¿ = Daya Input (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Efisiensi Motor Induksi
Efisiensi pada motor induksi adalah perbandingan antara daya output dan
daya input. Efisiensi motor adalah hal yang diutamakan agar tercipta keselarasan
kinerja motor. Nilai efisiensi motor listrik dinyatakan oleh rumus.
P out
η= x 100 %
P¿
Dimana :
η = Efisiensi
Pout = Daya output (Watt)
P¿ = Daya Input (Watt)
Daya input adalah daya aktif atau daya nyata yang digunakan motor
untuk beroperasi. Daya aktif adalah daya semu yang di pengaruhi oleh faktor daya
motor induksi itu sendiri. Hasil perkalian antara tegangan dan arus adalah daya
semu yang dinyatakan dalan Volt Ampere (VA), daya aktif adalah hasil perkalian
antara daya semu dan faktor daya.
LOCK ROTOR TEST DAN NO LOAD TEST PADA MOTOR INDUKSI 1 FASA
DENGAN PENAMBAHAN NILAI KAPASITOR

Pengertian Motor Induksi


Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan, Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibatadanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
magneticfield) yang dihasilkan oleh arus stator. Kumparan stator yang dihubungkan
dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang
berotasi dengan kecepatan rotasi sinkron (ns= 120f/ 2p). Medan magnet putar pada
stator tersebut akan memotong penghantar-penghantarpada rotor, sehingga terinduksi
arus dan sesuai dengan Hukum Lentz rotor pun akan turut berputar mengikuti medan
magnet putar stator. Perbedaan kecepatan rotasi relatif antara stator dan rotor disebut
slip. Bertambahnya beban akan memperbesar torsi beban motor, sehingga
memperbesar arus induksi pada rotor, dan slip antara medan magnet putar stator dan
putaran rotor juga akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran
rotor cenderung menurun [12].

Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi 3-fasa dan motor induksi 1-fasa. Motor induksi 3-fasa dioperasikan pada
sistem tenaga 3-fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan
kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fasa dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasa
dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin,
lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fasa
mempunyai daya keluaran yang rendah.
Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak balik (AC) yang putaran rotornya
tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan
putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada umumnya
motor induksi dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah phasayang digunakan,
yaitu: motor induksi satu phasa dan motor induksi tiga phasa. Sesuai dengan
namanya motor induksi satu phasa dirancang untuk beroperasi menggunakan suplai
tegangan satu phasa dan motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan tiga phasa.
Motor induksi seringdigunakan sebagai penggerak pada peralatan dengan kecepatan
yang relatif konstan. Hal ini disebabkan karena motor induksi satu phasa memiliki

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
beberapa kelebihan yaitu konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar yang
hampir konstan terhadap perubahan beban. Selanjutnya motor induksi adalah motor
listrik bolak-balik (AC) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan
stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan stator terdapat selisih
putaran yang disebut slip. Salah satu jenis motor induksi satu phasa adalah jenis
permanent split capasitor yang terdapat sedikit perbedaan pada rangkaian ekivalen
karena kumparan bantu tidak hanya digunakan saat start tetapi juga digunakan saat
berputar. Pemasangan kapasitor secara seri dengan kumparan bantu, maka beda
phasa antara arus kumparan utama dan kumparan bantu akan menjadi besar
(maksimum 90°). Akibat beda phasa (0) yang besar ini, maka medan magnit putar
yang dihasilkan oleh kumparan stator akan menjadi besar dengan sendirinya gaya
putar rotor akan menjadi besar pula. Beda phasa (0) yang semakin besar, maka
medan magnet putar yang dihasilkan oleh kumparan stator akan menjadi besar dan
dengan sendirinya gaya putar rotor akan menjadi besar pula. Pada saat start motor
induksi satu phasa yang terhubung langsung dengan tegangan listrik atau
menggunakan cara start langsung, arus starmya 5 sampai 7 kali arus nominal.
Terlihat bahwa motor induksi satu phasa kapasitor start-ru memiliki arus start yang
kecil, waktu start yang lebih cepat. torsi start lebih besar, torsi rumming yang lebih
kecil serta nilai faktor daya dan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
induksi satu phasa split phase.

Motor Induksi Satu Fasa


Motor induksi satu fasa adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik secara induksi. Motor ini hanya memiliki sebuah lilitan stator jenis
sangkar tupai dan beroperasi dengan pasokan listrik satu fasa. Motor induksi
merupakan motor listrik arus bolak-balik yang paling banyak digunakan. Sesuai
dengan namanya motor induksi satu fasa dirancang untuk beroperasi menggunakan
suplai satu fasa.
Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3 phasa. Motor induksi sering juga
disebut motor tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south =
selatan), garis-garis gaya magnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub
lainnya adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling
tarik-menarik dengan kutub S. Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas
berputar 120°, dilanjutkan kutub S pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator
timbul medan magnet putar. Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240°.
Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan magnet putar sehingga
kompas berputar dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus.

Prinsip Kerja Motor Satu Phasa


Seperti motor kebanyakan, motor induksi AC memiliki tetap bagian luar, yang
disebut stator dan rotor yang berputar dalam dengan hati-hati rekayasa celah udara
antara dua. Hampir semua motor listrik menggunakan medan magnet rotasi untuk
spin rotor mereka. AC tiga fase motor induksi adalah jenis-satunya tempat medan
magnet putar dibuat secara alami dalam stator karena sifat pasokan. motor DC
tergantung baik pada mekanik atau pergantian elektronik untuk membuat magnet
berputar ladang. Sebuah motor AC induksi satufasa bergantung pada komponen
listrik tambahan untuk menghasilkan ini berputar medan magnetik. Dua set
elektromagnet dibentuk dalam setiap motor. Dalam motor induksi AC, satu set dari
elektromagnet adalah terbentuk dalam stator karena pasokan AC terhubung ke
gulungan stator. Sifat bergantian pasokan menginduksi sebuah tegangan Angkatan
elektromagnetik (EMF) di rotor (seperti tegangan yang disebabkan akibat trafo
sekunder) sesuai hukum Lenz, sehingga menghasilkan satu set elektromagnet; maka
nama - induksi motor. Interaksi antara medan magnet elektromagnet ini
menghasilkan gaya memutar, atau torsi. Akibatnya, motor berputar ke arah torsi yang
dihasilkan [13].

Jenis-Jenis Motor Induksi Satu Fasa

Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini
diaktifkan sendiri (self-starting).

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
 Motor Induksi Split-Phase

Gambar 4.3.8 Rangkaian Ekivalen Split

Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana
besarnya kapasitas dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita
memiliki sumber arus 2 fasa dan sumber ini disambungkan pada motor jenis ini,
maka arus yang mengalir pada salah satu winding akan membesar dan mengalami
pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar karena perbedaan
fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan umumnya dapat mencapai
kecepatan maksimum dari motornya. Motor jenis ini sering dipakai pada beban
200W. Peletakan kapasitor sangat berpengaruh pada rangkaian ini karena dapat
mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai akibatnya mengubah arah putaran
rotor [14].

 Motor Induksi Capasitor-Start

Gambar 4.3.9 Rangkaian Ekivalen Capasitor-Start

Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase.
Perbedaannya ialah adanya switch yang dipasang antara salah satu stator winding
dan kapasitor. Kondisi dari switch akan menjadi close saat motor mulai berputar dan
menjadi open ketika motor mulai mencapai kecepatan yang diinginkan. Umumnya
belitan pada winding yang diserikan dengan kapasitor dibuat lebih banyak untuk

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
mencegah panas berlebihan pada winding tersebut. Motor jenis ini dipakai pada alat
elektronik yang memakan daya tinggi seperti AC.

 Motor Induksi Capacitor-Run

Gambar 4.3.10 Rangkaian Ekivalen Capasitor-Run

Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang
besar yang di-paralel dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya
motor induksi tipe ini bekerja pada torsi yang lebih tinggi sama seperti motor
sebelumnya, hanya saja arus yang mengaliri motor cukup kecil.

 Motor Induksi Shaded Pole

Gambar 4.3.11 Rangkaian Motor Induksi Shaded

Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup
dengan tembaga untuk menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat
perbedaan ini, rotor pada motor dapat berputar dengan mudah. Kedua winding pada
motor tipe ini tersambung paralel secara langsung (tanpa ada komponen lain), namun

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
pada salah satu winding diberikan coil tap untuk mengatur kecepatan motor. Motor
tipe ini memiliki torsi starting yang sangat rendah sehingga sering digunakan pada
alat-alat elektronik disekitar kita, seperti kipas angin [15].

Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa


Bagian utama dari motor induksi 1 fasa adalah Stator, Rotor, Gulungan/belitan.
Stator adalah bagian tetap dari motor yang disupply oleh AC. Stator berisi dua jenis
belitan. Satu adalah belitan utama dan yang lainnya adalah belitan bantu. Gulungan
ini ditempatkan saling tegak lurus. Kapasitor terpasang pada belitan bantu secara
paralel. Karena supply AC digunakan untuk bekerja pada motor induksi 1 fasa,
kelemahan tertentu harus diwaspadai seperti - kerugian arus Eddy, kerugian
Histerisis. Untuk menghilangkan kerugian arus eddy, stator dilengkapi dengan cap
berlaminasi. Untuk mengurangi kerugian histerisis, cap ini biasanya dibuat dengan
baja silikon.

Rotor adalah bagian yang berputar dari motor.Di sini rotor mirip dengan rotor
sangkar tupai. Selain berbentuk silinder rotor memiliki slot di seluruh permukaannya.
Agar halus, cukup berfungsi motor, dengan mencegah penguncian magnetik stator
dan rotor, slot miring bukannya sejajar. Konduktor rotor adalah batang aluminium
atau tembaga, ditempatkan di slot rotor. Cincin ujung yang terbuat dari aluminium
atau tembaga dengan listrik lebih pendek dari konduktor rotor. Pada motor slip ring
dan komutator induksi 1 fasa ini tidak digunakan, sehingga konstruksinya menjadi
sangat sederhana dan mudah. Motor induksi 1 fasa motor utama dilengkapi dengan
arus AC 1 fasa. Ini menghasilkan fluks magnet berfluktuasi di sekitar rotor. Ini
berarti sebagai arah perubahan arus AC, arah medan magnet yang dihasilkan
berubah. Kondisi ini tidak cukup untuk menyebabkan rotasi rotor. Di sini prinsip
teori medan putaran ganda diterapkan. Menurut teori medan putaran ganda,
mengajukan bolak-balik tunggal disebabkan oleh kombinasi dua bidang yang
besarnya sama tetapi berputar di arah yang berlawanan. Besarnya dua bidang ini
sama dengan setengah besarnya bidang bolak-balik. Ini berarti bahwa ketika AC
diterapkan, dua bidang setengah besarnya dihasilkan dengan besaran yang sama
tetapi berputar ke arah yang berlawanan.
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor induksi 1-fasa biasanya tersedia dengan daya kurang dari 1 HP dan
banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga dengan aplikasi yang sederhana,
seperti kipas angin motor pompa dan lain sebagainya. Didasarkan pada cara
kerjanya, maka motor ini dapat dikelompokan sebagai berikut : 1. Motor fase

belah/fase bagi (split phase motor) 2. Motor kapasitor (capacitor motor) a. Kapasitor
start (capacitor start motor) b. Kapasitor start-kapasitor jalan (capacitor start-
capacitor run motor) c. Kapasitor jalan (capacitor run motor) 3.

Gambar 4.3.12 Rangkaian Motor Induksi Shaded Pole


Mengapa Motor Induksi 1 Fasa Tidak Bisa Di–Start Sendiri, Seperti yang dijelaskan
sedikit di atas, motor induksi 1 fasa tidak bisa di-start sendiri karena fluks yang
dihasilkan dari arus pada stator dan pada rotor besarnya sama namun berlawanan
arah, sehingga total fluks yang dialami oleh rotor adalah 0. Untuk mengatasi hal ini,
motor dapat dirangkai mengikuti salah satu dari 4 rangkaian yang telah dijelaskan.

Kelebihan dan Kekurangan Motor Induksi


Pada prinsip ketenagakaerjaan dari motor induksi, motor ini memiliki kelebihan
dan kekurangan antara lain, motor induksi mempunyai kelebihan dan kekurangannya
dalam aplikasinya. Kelebihan motor induksi di bandingkan dengan motor lainnya

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
yaitu harga motor induksi murah, mudah dalam pengaplikasian, konstruksinya
sederhana. Kekurangan motor induksi adalah saat start, memerlukan arus yang besar
dari pada arus nominalnya yaitu hingga 3 sampai 5 kali arus nominal motor tersebut,
serta kecepatan putar motor sulit diatur begitu juga dengan torsinya tidak selalu
konstan [16].

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

4. PROSEDUR PERCOBAAN

RANGKAIAN PENGUKURAN

Gambar 4.4.1 Rangkaian Motor induksi 1 fasa dengan penambahan kapasitor

Gambar 4.4.2 Rangkaian Pegukuran Tanpa beban

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 4.4.3 Rangkaian Pengukuran Lock Rotor Test

5. DATA HASIL PERCOBAAN


A. Hasil Dari Pengukuran Tanpa Beban

Arus Daya Faktor


Besaran nilai Tegangan Kecepatan
nominal aktif daya
kapasitor ( input putar rotor
(In) (P) (cos
μf ¿ (volt) (rpm)
(Amp) (watt) ∅¿

12 μf 226 1,54 183 0,73 2924


12
penambahan 226 1,46 189 0,77 2922
1 μf
12
penambahan 226 1,39 196 0,79 2924
2 μf
12
penambahan 226 1,35 206 0,85 2929
3 μf
12
penambahan 226 1,32 223 0,39 2932
4 μf
12
penambahan 226 1,54 183 0,73 2924
5 μf

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
B. Hasil Dari Pengukuran Lock Rotor Test

Arus nominal
Tegangan Daya aktif (P)
Kapasitor ( μf ¿ (In)
input (volt) (watt)
(Amp)

12 μf 77 1,5 115

12 penambahan 1 μf 79 1,5 100

12 penambahan 2 μf 83 1,5 96

12 penambahan 3 μf 83 1,5 94

12 penambahan 4 μf 85 1,5 90

12 penambahan 5 μf 77 1,5 115

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
6. PENGOLAHAN DATA
1) Motor dengan kapasitor (12+1)μF
 Lock Rotor Test :
a) Impedansi dari Lock Rotor Test :
V lr 77
Zlr = = =51 , 3 Ω
I lr 1 ,5
b) Resistansi dari Lock Rotor Test
Plr 115
Rlr = 2
= 2
=51 , 1Ω
I lr 1 ,5
c) Resistansi Rotor dari Lock Rotor Test :
R2=R lr −R1=51 , 1−26=25 , 1Ω
d) Reaktansi dari Lock Rotor Test :
X lr =√ Z 2lr −R2lr =√51 , 32−51 , 12=4,525 Ω
e) Reaktansi Rotor dari Lock Rotor Test :
X 1 =X 2=0 , 5 × X lr =0 , 5× 4,525=2,2625 Ω
 No Load :
a) Slip :
Ns−Nr 3000−2924
S= = =0,0253
Ns 3000
b) Resistansi Inti Tanpa Beban :
2
V nl 226 2
Rc = = =279,103Ω
Pnl 183
c) Daya Semu Tanpa Beban :
Snl =V nl × I nl =226 × 1, 54=348 , 04 VA
d) Daya Reaktif Tanpa Beban :
Q nl = √ S2nl −P 2nl =√ 348 ,04 2−1832 =296,045 var
e) Reaktansi Magnetis
2 2
V nl 226
X m= = =172,527 Ω
Qnl 296,045
f) Impedansi Magnetisasi Medan Putar Maju/Mundur

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
R c × jX m 279,103 × j172,527
Z mb=Z mf = =
Rc + jX m 279,103+ j 172,527
¿ 146,7527 ∠58,277 °
g) Impedansi Medan Putar Maju

Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf

[( ) 0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Zmf

¿
[(0 ,5 ∙
25 ,1
0,0253) ]
+ ( j 0 , 5 ∙ ( 2,2625 ) ) × 0 , 5∙ ( 146,7527 ∠58,277 ° )

[( 0,5∙
0,0253 )
25 , 1
]
+ ( j 0 ,5 ∙ ( 2,2625 ) ) +0 ,5 ∙ ( 146,7527∠58,277 ° )

¿ 67,617 ∠ 51,641 °=41,961+ j53,021


h) Impedansi Medan Putar Mundur

Z b=
[( 0 ,5 )R2
2−s ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf

[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Zmf
2

¿ 6,097 ∠13,643 °=5,925+ j1,438


i) Arus Input :
V nl 226
I 1= =
R 1+ X 1+ Z f + Z b 26+ j2,2625+ ( 67,617 ∠ 51,641 ° ) + ( 6,097 ∠13,643 ° )
¿ 2,585 ∠−38 ,78 ° A
j) Daya Input Maju (Forward) :
2 2
P Forward=I 1 x R f =2,585 x 41,961=280,392W
k) Daya Input Mundur (Backward) :
2 2
PBackward =I 1 x Rb =2,585 x 5,925=39,592 W
l) Daya Rotasi
Prot =P Forward - PBackward =280,392−39,592=240 ,8 W

m) Daya Output Motor :


Pout =P konversi =( 1−s ) Prot =( 1−0,0253 ) 240 , 8

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
¿ 234,707 W
n) Daya Input Motor
P¿ =V 1 x I 1 x Cosφ=226 ×2,585 ×cos (−38 , 78 °)
¿ 455,424 W
o) Efisiensi Motor
P out 234,707
η= ×100 %= ×100 %=51 , 53 %
P¿ 455,424

2) Motor dengan kapasitor (12+2)μF


 Lock Rotor Test :
a) Impedansi dari Lock Rotor Test :
V lr 79
Zlr = = =52 , 67 Ω
I lr 1 ,5
b) Resistansi dari Lock Rotor Test
Plr 100
Rlr = 2
= 2
=44 , 44 Ω
I lr 1 ,5
c) Resistansi Rotor dari Lock Rotor Test :
R2=R lr −R1=44 , 44−26=18 , 44 Ω
d) Reaktansi dari Lock Rotor Test :
X lr =√ Z 2lr −R2lr =√ 52 , 672−44 , 442=28 , 27 Ω
e) Reaktansi Rotor dari Lock Rotor Test :
X 1 =X 2=0 , 5 × X lr =0 , 5× 28 , 27=14,135 Ω
 No Load :
a) Slip :
Ns−Nr 3000−2922
S= = =0,026
Ns 3000
b) Resistansi Inti Tanpa Beban :
2
V nl 226 2
Rc = = =270,243Ω
Pnl 189
c) Daya Semu Tanpa Beban :
Snl =V nl × I nl =226 × 1, 46=329 , 96 VA

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
d) Daya Reaktif Tanpa Beban :
Qnl = √ S2nl −P 2nl =√ 329 ,96 2−1892=270,467 var
e) Reaktansi Magnetis
2 2
V nl 226
X m= = =188 , 84 Ω
Qnl 270,467
f) Impedansi Magnetisasi Medan Putar Maju/Mundur
R c × jX m 270,243 × j188 , 84
Z mb=Z mf = =
Rc + jX m 270,243+ j 188 , 84
¿ 154,792 ∠ 55,054 °
g) Impedansi Medan Putar Maju

Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf

[( ) 0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Zmf

¿
[(0 ,5 ∙
0,026 )
18 , 44
]
+ ( j0 ,5 ∙ (14,135 ) ) ×0 , 5 ∙ ( 154,792 ∠55,054 ° )

[( 0,5∙
0,026 )
18 , 44
]
+ ( j 0 , 5∙ ( 14,135 ) ) + 0 ,5 ∙ ( 154,792∠ 55,054 ° )

¿ 67 , 75 ∠ 46,173 °=49 , 92− j 48 ,88


h) Impedansi Medan Putar Mundur

Z b=
[( 0 ,5 )R2
2−s ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf

[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Zmf
2

¿ 7 , 63 ∠ 56 , 39° =4,226+ j 6 ,35


i) Arus Input :
V nl 226
I 1= =
R 1+ X 1+ Z f + Z b 26+ j14,135+ ( 67 ,75 ∠ 46,173 ° ) + ( 7 , 63 ∠ 56 , 39 )
¿ 2,178 ∠−41 , 96 ° A
j) Daya Input Maju (Forward) :
2 2
P Forward=I 1 x R f =2,178 x 49 , 92=236 ,80 W

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
k) Daya Input Mundur (Backward) :
2 2
PBackward =I 1 x Rb =2,178 x 4,226=20,046 W
l) Daya Rotasi
Prot =P Forward - PBackward =236 , 80−20,046=216,754 W

m) Daya Output Motor :


Pout =P konversi =( 1−s ) Prot =( 1−0,026 ) 216,754
¿ 211, 11
n) Daya Input Motor
P¿ =V 1 x I 1 x Cosφ=226 ×2,178 ×cos (−41 ,96 ° )
¿ 366,026 W
o) Efisiensi Motor
P out 211, 11
η= ×100 %= × 100 %=57 ,67 %
P¿ 366,026

3) Motor dengan kapasitor (12+3)μF


 Lock Rotor Test :
a) Impedansi dari Lock Rotor Test :
V lr 83
Zlr = = =55 ,33 Ω
I lr 1 ,5
b) Resistansi dari Lock Rotor Test
Plr 96
Rlr = 2
= 2
=42 ,67 Ω
I lr 1 ,5
c) Resistansi Rotor dari Lock Rotor Test :
R2=R lr −R1=42 ,67−26=16 , 67 Ω
d) Reaktansi dari Lock Rotor Test :
X lr =√ Z 2lr −R2lr =√55 , 332−42 , 672=35 , 22Ω
e) Reaktansi Rotor dari Lock Rotor Test :
X 1 =X 2=0 , 5 × X lr =0 , 5× 35 , 22=17 , 61Ω
 No Load :
a) Slip :

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Ns−Nr 3000−2924
S= = =0,0253
Ns 3000
b) Resistansi Inti Tanpa Beban :
2
V nl 226 2
Rc = = =260,591Ω
Pnl 196
c) Daya Semu Tanpa Beban :
Snl =V nl × I nl =226 × 1, 39=314 , 14 VA
d) Daya Reaktif Tanpa Beban :
Q nl = √ S2nl −P 2nl =√ 314 , 142−196 2=266,698 var
e) Reaktansi Magnetis
2 2
V nl 226
X m= = =191,512 Ω
Qnl 266,698
f) Impedansi Magnetisasi Medan Putar Maju/Mundur
R c × jX m 260 , 59 × j191,512
Z mb=Z mf = =
Rc + jX m 260 ,59+ j 191,512
¿ 154,319 ∠ 53,687 ° Ω
g) Impedansi Medan Putar Maju

Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf

[( ) 0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Zmf

[¿ 0,0253 )+( j 0 , 5 ∙(17 , 61))] × 0 ,5 ∙ (154,319∠53,687 ° )


( 0 ,5 ∙
16 ,67

([ 0 , 5 ∙ 0,0253
16 , 67
)+( j 0 ,5 ∙ ( 17 , 61) )]+0 , 5 ∙( 154,319 ∠53,687 ° )
¿ 66 , 60 ∠ 44 ,5 °=47 , 5− j 46 , 68Ω
h) Impedansi Medan Putar Mundur

Z b=
[(
0 ,5 )R2
2−s ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf

[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Zmf
2

¿ 8 , 68 ∠ 63 ,19 ° =3 ,91+ j7,749


Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
i) Arus Input :
V nl 226
I 1= =
R 1+ X 1+ Z f + Z b 26+ j17 , 61+ ( 66 , 60 ∠44 ,5 ° ) + ( 8 , 68 ∠63 , 19° )
¿ 2,137 ∠−42 , 93 ° A
j) Daya Input Maju (Forward) :
2 2
P Forward=I 1 x R f =2,137 x 47 ,5=216 , 92W
k) Daya Input Mundur (Backward) :
2 2
PBackward =I 1 x Rb =2,137 x 3 , 91=17 , 85 W
l) Daya Rotasi
Prot =P Forward - PBackward =216 , 92−17 , 85=199 , 07 W

m) Daya Output Motor :


Pout =P konversi =( 1−s ) Prot =( 1−0,0253 ) 199 , 07
¿ 194,033 W
n) Daya Input Motor
P¿ =V 1 x I 1 x Cosφ=226 ×2,137 × cos(−42 , 93° )
¿ 353,618 W
o) Efisiensi Motor
P out 194,033
η= ×100 %= ×100 %=54 , 87 %
P¿ 353,618

4) Motor dengan Kapasitor sebesar 12 μf + 4 μf


● Lock Rotor Test :
a) Impedansi dari Lock Rotor Test :
V lr 83
Zlr = = =55 ,3Ω
I lr 1 ,5
b) Resistansi dariLock Rotor Test :
Plr 94
Rlr = 2
= 2
=41 ,7 Ω
I lr 1 ,5
c) Resistansi Rotor dariLock Rotor Test :
R2=R lr −R1=55 , 3−26=29 , 3 Ω

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
d) Reaktansi dari Lock Rotor Test :
X lr =√ Z 2lr −R2lr = √ 55 , 32−41, 7 2=36,321Ω
e) Reaktansi Rotor dari Lock Rotor Test :
X 1 =X 2=0 , 5 x X lr =0 , 5 x 36,321=18,161 Ω
● No Load :
a) Slip :
N s−N r 3000−2929
s= = =0,0236
Ns 3000

b) Resistansi Inti Tanpa Beban :


2
V nl 226 2
Re = = =247,942 Ω
Pnl 206
c) Daya Semu Tanpa Beban :
Snl =V nl −I nl =226 ×1 ,35=305 , 1Ω
d) Daya Reaktif Tanpa Beban :
Q nl = √ S2nl −P2nl = √ 305 , 12−2062 =225,056 Ω
e) Reaktansi Magnetis
2 2
V nl 226
X m= = =226,948 Ω
Qnl 225,056

 Medan Putar Maju dan Medan Putar Mundur


a. Impedansi Magnetisasi Medan Putar Maju/Mundur :
R e x jx m 247,942× j 226,948
Z mb=Z mf = =
Re + jx m 247,942+ j226,948
¿ 113,031+ j123,487
¿ 167,407< 47,531°
b. Impedansi Medan Putar Maju :

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Z mf

[( )
0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Z mf

¿
[( 0 ,5 )
29 , 3
0,0236 ]
+( j 0 , 5)(18,161) × 0 ,5(167,407<47,531 °)

[( 0,5
0,0236 )
29 ,3
+( j 0 ,5)(18,161) ]+0 , 5(167,407< 47,531 °)

[ 34522,052+ j38841,251 ]
¿
[ 677,278+ j70,824 ]
¿ 56,353+ j51,456
¿ 76,311< 42,399 °
c. Impedansi Medan Putar Mundur :

Z=
[ ( 0 ,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 ,5 X × 0 ,5 Z 2 mf

[( 2−s )+ j 0 , 5 X ]+0 , 5 Z
b
R 2
0 , 5 2 mf

¿
[( 0 ,5
29 ,3
)
2−0,0236 ]
+ j 0 , 5(18,161) × 0 ,5 (167,407< 47,531° )

[( 0,5
2−0,0236 )
29 , 3
]
+ j0 , 5(18,161) +0 , 5(167,407 <47,531 °)

[−141,742+ j 970,861 ]
=
[ 63,928+ j70,824 ]
¿ 5,717+ j21,289
¿ 22,043<74,968 °
d. Arus Input :
V1
I 1=
R 1+ X 1+ Z f + Z b
226
¿
26+ j 18,161+76,311< 42,399 °+ 22,043<74,968 °
¿ 1,242− j1,282
¿ 1,785< 45,908 A

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
e. Daya Input Maju :
2 2
Pforward =I 1 × R f =1,785 ×56,353=179,553 W
k. Daya Input Mundur (Forward) :
2 2
Pbackward =I 1 × Rb=1,785 ×5,717=18,216 W
f. Daya Rotasi
Prot =Pforward −Pbackward =179,553−18,216
¿ 161,337 W
g. Daya Output Motor :
Pout =P konversi =( 1−s ) Prot =( 1−0,0236 ) 161,337
¿ 157,529 W
h. Daya Input Motor :
P¿ =V 1 × I 1 ×cosφ=226 × 1,785× 0 , 73
¿ 294,489 W
 Efesiensi Motor Induksi
Efisiensi Motor :
P out 157,529
ŋ¿ ×100 %= × 100 %=53,492 %
P¿ 294,489

5. Motor dengan Kapasitor sebesar 12 μf + 5 μf


● Lock Rotor Test :
a. Impedansi dari Lock Rotor Test :
V lr 85
Zlr = = =56 ,6 Ω
I lr 1 ,5
b. Resistansi dariLock Rotor Test :
Plr 90
Rlr = 2
= 2
=40 Ω
I lr 1 ,5
c. Resistansi Rotor dariLock Rotor Test :
R2=R lr −R1=56 , 6−26=30 ,3 Ω
d. Reaktansi dari Lock Rotor Test :
X lr =√ Z 2lr −R2lr = √ 56 , 62−402=40,044 Ω

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
e. Reaktansi Rotor dari Lock Rotor Test :
X 1 =X 2=0 , 5 x X lr =0 , 5 x 40,044=20,022 Ω
● No Load:
a. Slip:
N s−N r 3000−2932
s= = =0,0226
Ns 3000
b. Resistansi Inti Tanpa Beban:
2
V nl 226 2
Re = = =229 , 04 Ω
Pnl 223
c. Daya Semu Tanpa Beban:
Snl =V nl −I nl =226 ×1 ,32=298 , 32Ω
d. Daya Reaktif Tanpa Beban:
Qnl = √ S2nl −P2nl = √ 298 , 322−2232 =198,156 Ω
e. Reaktansi Magnetis
2 2
V nl 226
X m= = =257,756 Ω
Qnl 198,156
 Medan Putar Maju dan Medan Putar Mundur
a. Impedansi Magnetisasi Medan Putar Maju/Mundur:
R e x jx m 229 , 04 × j257,756
Z mb=Z mf = =
Re + jx m 229 , 04 + j 257,756
¿ 157,984+ j113,726
¿ 194 , 66< 35,748°

b. Impedansi Medan Putar Maju:

Z=
[ s
( R 2
2
]
0 , 5 )+ j0 ,5 X × 0 ,5 Z mf

[( 0 ,5 Rs )+ j 0 , 5 X ]+0 , 5 Z
f
2
2 mf

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

[¿ 0,0226 )+( j 0 , 5)(20,022)] × 0 ,5 (194 , 66<35,748 °)


( 0 ,5
30 , 3

([ 0 , 5 0,0226
30 ,3
)+( j 0 ,5)(20,022)]+0 , 5(194 ,66< 35,748 °)
[ 52383,346+ j 38909,127 ]
¿
[ 749,346+ j 66,874 ]
¿ 73 , 95+ j 45,324
¿ 86,734 <31,504 °
c. Impedansi Medan Putar Mundur :

Z b=
[(
0 ,5
R2
2−s) ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Z mf

[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Z
2 mf

¿
[(
0 ,5 )
30 ,3
2−0,0226 ]
+ j 0 , 5(20,022) × 0 , 5(194 , 66< 35,748° )

[( 0,5
2−0,0226 )
30 , 3
]
+ j0 , 5(20,022) +0 , 5(194 , 66<35,748 °)

[ 30,948+ 1226,449 ]
=
[ 86,654+ j66,874 ]
¿ 7,053+ j8,676
¿ 11,181<50,891 °
d. Arus Input:
V1
I 1=
R 1+ X 1+ Z f + Z b
226
¿
26+ j 20,022+86,734 <31,504 °+11,181<50,891 °
¿ 1,428− j 0,988
¿ 1,736<34,678 A
e. Daya Input Maju:
2 2
Pforward =I 1 × R f =1,736 ×73 , 95=222,863 W
k. Daya Input Mundur (Forward) :
2 2
Pbackward =I 1 × Rb=1,736 × 7,053=21,256 W

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

f. Daya Rotasi
Prot =Pforward −Pbackward =222,863−21,256
¿ 201,607 W

g. Daya Output Motor :


Pout =P konversi =( 1−s ) Prot =( 1−0,0226 ) 201,607
¿ 197,051 W
h. Daya Input Motor :
P¿ =V 1 × I 1 ×cosφ=226 × 1,736 ×0 , 97
¿ 257,277 W
 Efesiensi Motor Induksi
Efisiensi Motor :
P out 197,051
ŋ¿ ×100 %= × 100 %=76 ,59 %
P¿ 257,279

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
7. TUGAS DAN JAWABAN
1. Riview Materi jangan terlalu panjang jangan terlalu pendek!
2. Sebutkan kekurangan dan kelebihan motor induksi 1 fasa!
3. Meme muka sendiri
4. Buatla dark joke segelap mungkin!
Jawab:
1. Pada praktikum ke-4 ini berjudul Lock Rotor Test Dan No Load Test pada
Motor Induksi 1 Fasa dengan Penambahan Nilai Kapasitor. Adapun tujuan
pada praktikum ini yaitu memahami sistem kerja dari motor induksi 1 fasa,
menentukan parameter dari motor induksi 1 fasa dan menganalisa pengaruh
dari perubahan parameter pada motor induksi 1 fasa setelah penambahan
kapasitor. Motor induksi merupakan suatu alat listrik yang mengubah dari
energi listrik menjadi energi gerak, energi gerak yang dihasilkan dari medan
magnet. Pada motor induksi 1 fasa ini terbagi menjadi dua jenis yaitu motor
fasa belah dan motor kapasitor (start kapasitor, running kapasitor, start-
running kapasitor). Fungsi kapasitor pada motor induksi kapasitor sebagai
meninggikan kopel atau torsi putaran awal untuk menggurangi arus start pada
motor kapasitor, selain itu juga berfungsi sebagai pergeseran fasa antara
kumparan utama dan kumparan bantu. Motor kapasitor run atau sebagai
motor kapasitor permanen karena terdapat kapasitor permanent dipasang seri
dengan kumparan bantu, pada kumparan utama terpasang pararel dengan
kumparan bantu, sehinggan kumparan akan tetap terhubung saat motor
bekerja, dimana lilitan utama dan bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi
diameter berbeda dimana pada kumparan utama lebih besar dan pada
kumparan bantu lebih kecil. Pada jenis motor ini, pemasangan kapasitor
running tidak sebesar kapasitas pada kapasior starting pada rangkaian bantu
bersifat permanen. Pada rangkaian kapasitor yang ditambah dengan arus
kumparan bantu Ib bersifat kapasitif. tetapi pada arusnya jauh lebih kecil
dibandingkan dengan kumparan bantu pada motor induksi kapasitor start.
2. 1. Kelebihan sistem 1 fasa:
- Lebih simpel karena terdiri hanya 2 Penghantar saja dalam jaringan

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
- Ekonomis
2, .Kekurangan sistem 1 fasa:
- Hanya terdiri dari 2 penghanatar saja yaitu Fasa R dan Netral
- Beban yang besar di tampung oleh 1 penghantar saja
- Pada generator 1 fasa ,generator menjadi lebih besar.
3. Meme muka sendiri

4. Adik saya sakit perut kemudian saya membeli obat ke apotek, pas saya
pulang dia sudah meninggal

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
7. ANALISA HASIL PERCOBAAN

Pada praktikum ini untuk melakukan percobaaan lock rotor test dan no load
test pada motor induksi 1 fasa dengan penambahan nilai kapasitor dibutuhkan
beberapa alat yang digunakan yaitu Motor Induksi 1 Fasa tipe kapasitor Running,
Kapasitor 1 sampai 5, AC multimeter digital, terminal blok, tachometer, MCB,
capit buaya, dan peralatan lain seperti tang dan obeng untuk pengujian lock rotor
nantinya. Dalam praktikum ini kami mampu memahami sistem kerja motor induksi,
mampu menentukan parameter motor induksi dengan penambahan nilai kapasitor
dan mampu menganalisa pengaruh dari perubahan parameter pada motor induksi
setelah nilai kapasitor ditambah. Pada percobaan dilakukan lock rotor test yaitu
mengunci rotor pada motor induksi dan no load test yaitu motor induksi tanpa
beban, setiap perhitungan parameter kami melakukan percobaan dengan
menambahkan nilai dari kapasitor mulai dari sampai dengan dan di dapatkan hasil
untuk no load test setelah di tambahkan arus 1,54 A, daya 183 watt, faktor daya
0,73 kecepatan rotor 2924 Rpm. Setelah ditambah arus turun 1,46 A, daya 189
watt, faktor daya, 0,77 dan kecepatan 2922 Rpm. Ditambah lagi menjadi arus
1,139 A, daya 196 watt dan faktor daya 0,79 serta kecepatan 2924 Rpm. Ditambah
lagi dengan nilai arus1,35 A daya 206 watt, faktor daya 0,85 dan kecepatan 2929
Rpm. Terakhir di rambah arus menjadi 1,32 A, daya 223 watt, faktor daya 0,97
dan kecepatan 2932, dan untuk tegangan selalu 226 V. Pada percobaan untuk lock
rotor, Ketika di tambahkan tegangan 77 volt, arus 1,5 A dan daya aktif 115 watt,
ditambah tegangan 79 volt, arus 1,5 A dan daya aktif 100 watt, ditambahkan ,
tegangan 83 volt, arus 1,5 A, dan daya aktif 96 watt, ditambahkan kapasitor
tengangan 83 volt, arus 1.5 A, dan daya aktif 94 watt, dan terakhir ditambahkan
kapasitor tengangan 85 volt, arus 1,5 A dan daya 90 watt. Sehingga pada
percobaan lock rotor test dan no load test pada motor induksi 1 fasa telah
mendapatkan beberapa data yang dapat dianalisa bahwa nilai kapasitor berbanding
lurus dengan nilai faktor daya, nilai daya aktif pada no load berbanding lurus pula
dengan nilai kapasitor yang diberikan, dengan menambahan nilai kapasitor akan
berpengaruh terhadap faktor daya pada parameter pengujian no load test dan lock

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
rotor, namun pada lock rotor nilai yang didapatkan berbanding terbalik dengan nilai
kapasitor yang ditambahkan.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
8. KESIMPULAN
1. Semakin besar penambahan nilai kapasitor maka daya aktif yang didapatkan
semakin besar.
2. Semakin besar penambahan nilai kapasitor maka tegangan input yang
didapatkan semakin besar.
3. Nilai arus nominal yang didapatkan berbanding terbalik dengan nilai
penambahan kapasitor. Semakin besar penambahan nilai kapasitor maka arus
nominal yang didapatkan semakin kecil.
4. Nilai daya aktif yang dihasilkan berbanding terbalik dengan tegangan input
yang didapatkan. Semakin besar penambahan nilai kapasitor maka daya aktif yang
didapatkan semakin kecil.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Mesin Mesin Listrik. 2022. Petunjuk Praktikum Mesin-Mesin


Listrik. UNSRI. Laboratorium Mesin Mesin Listrik Teknik Elektro.

[12] L. Y, Mesin-mesin Listrik. Yogyakarta: CV. BUDI UTAMA, 2012.

[13] M. D, “Pembangkitan Energi Listrik,” vol. 7, pp. 44–31, 2016.

[14] Fikipedia, “Seputar Motor Induksi 1 fasa - Pengertian, prinsip kerja, jenis-jenis,”
2020. https://www.fikipedia.id/2020/05/motor-induksi-1-fasa.html.

[15] M. Robith, “Prinsip Kerja Motor Induksi 1 Fasa,” 2015.


https://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-1-fasa/.

[16] Anonim, “Pengertian Motor Induksi,” WikiElektronika, 2022.


https://wikielektronika.com/motor-induksi/.

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik
4. LAMPIRAN ALAT

Motor Induksi 1 Fasa Kapasitor

AC Multimeter Digital Tang

Terminal Blok Tachometer

Lab. Mesin-mesin Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Miniature Circuit Breaker (MCB) CapitBuaya

Obeng Avometer Digital

Lab. Mesin-mesin Listrik

Anda mungkin juga menyukai