1. TUJUAN
Memahami sistem kerja motor induksi 1 fasa tipe kapasitor running
Menentukan parameter motor induksi 1 fasa dengan penambahan nilai
kapasitor
Menganalisa pengaruh dari perubahan parameter pada motor induksi 1 fasa
setelah penambahan kapasitor
3. TEORI DASAR
Motor induksi merupakan suatu alat listrik yang mengubah dari energi listrik
menjadi energi gerak, energi gerak yang dihasilkan dari medan magnet. Pada motor
induksi 1 fasa ini terbagi menjadi dua jenis yaitu motor fasa belah dan motor
kapasitor (start kapasitor, running kapasitor, start-running kapasitor) biasanya
digunakan pada peralatan dengan daya yang rendah seperti di kehidupan sehari-hari
yang sering digunakan di rumah dan pabrik industri yaitu motor 1 fasa seperti pompa
air, pompa injeksi, kipas angin dan lain sebagainya.
Pada rotor tidak ada hubungan listrik secara langsung , arus induksi yang
ditimbul pada rotor adalah arus induksi dari kumparan stator maka dari itu medan Putar
yang dibangkitkan pada celah bagian dalam stator sangat berpengaruh terhadap kinerja
suatu motor induksi . Kecepatan medan putar yang dibangkitkan oleh kumparan stator
ini biasa disebut dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan magnet putar ini
120. f s
dinyatakan oleh rumus Ns=
p
Slip akan timbul dikarenakan perbedaan medan putar stator dan perputaran rotor
dinyatakan oleh rumus
S=N s−N r
N S −N r
%S= x 100 %
Ns
Dimana :
Ns = Kecepatan Sinkron
Nr = Kecepatan motor
S = Slip
fs = Frekwensi (Hz)
p = Jumlah kutub dalam motor
Gambar 4.3.2 Rangkaian Ekivalen Motor induksi 1 fasa dengan kapasitor run
Hambatan Kumparan
Nilai hambatan pada tiap kumparan tergantung dengan luas penampang
dan panjang kumparan itu sendiri, jika luas penampang semakin besar maka arus
yang dapat mengalir akan semakin besar dan nilai hambatan akan mengecil akan
tetapi jika panjang kumparan semakin panjang maka nilai hambatan akan
bertambah seiring dengan pertambahan panjang lilitan kumparan tersebut [9] . Hal
ini dinyatakan oleh rumus
l
Rkumparan =ρ
A
Dimana :
ρ = Nilai hambatan jenis kawat kumparan
l = Panjang lilitan
A = Luas penampang kawat kumparan
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Rkumparan = Nilai hambatan kumparan
Rangkaian Ekivalen
Dimana :
V1 = Tegangan sumber
R1 = Resistansi kumparan stator
X1 = Reaktansi induktif kumparan stator
R2’ = Resistansi kumparan rotor dilihat dari sisi stator
X2’ = Reaktansi induktif rotor dilihat dari sisi stator
Xm = Reaktasi magnet pada motor
'
R2
(1−s) = Resistansi yang mewakili beban motor
s
I1 = Arus kumparan stator
I2’ = Arus kumparan rotor dilihat dari sisi stator
Im = Arus Magnet
Dari rangkaian ekivalen diatas dapat kita jabarkan :
R '2
Z ' 2= + jX ' 2
s
Z ' 2 x jXm
Zp2=
Z ' 2 + jXm
Z t=Z 1+ Zp2
V1
I 1= =I ∠ φ
Zt
V lr
Zlr =
I lr
Plr
Rlr = 2
I lr
R2=R lr −R1
X lr =√ Z 2lr −R2lr
X 1 =X 2=0 , 5 x X lr
Dimana :
Zlr = Impedansi Locked Rotor Test
Vlr = Tegangan Locked Rotor Test
Ilr = Arus Locked Rotor Test
Plr = Daya Locked Rotor Test
Rlr = Tahanan Dari Locked Rotor Test
R2 = Tahanan Rotor Dari Locked Rotor Test
R1 = Tahanan Utama
Xlr = Reaktansi Dari Locked Rotor Test
Pengukuran Tanpa Beban (No Load Test)
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Adalah pengukuran yang dilakukan pada saat motor tidak berbeban,
sehingga motor dapat berputar bebas menyebabkan slip mendekati nol. Pada
kondisi seperti ini impedansi di bagian rotor dapat diabaikan. dilakukan
pengukuran terhadap tegangan, arus dan daya dan dari data yang didapat dapat
dihitung parameter rangkaian ekivalen menggunakan persamaan berikut.
2
V nl
Rc =
Pnl
Snl =V nl x I nl
Dari gambar di atas dapat kita lihat pada kondisi seperti ini pengaruh pada
rotor jika kita lihat dari sisi stator dapat dibagi menjadi dua impedansi yaitu,
impedansi medan putar maju (Forward) sebesar 0,5 R2/s + j 0,5 X2 terhubung
paralel dengan 0,5 Xm dan 0,5 Rc dimana disebut sebagai 0,5 Z f pada gambar.
Pada medan putar mundur (Backward) rotor akan tetap bergerak dengan slip s
yang berpatokan kepada medan putar maju dan besarnya medan putar maju adalah
n = 1- s dan kecepatan relatif dari rotor dengan berpatokan kepada medan putar
mundur adalah 1 + n sehingga dapat di simpulkan besarnya slip terhadap medan
putar mundur adalah 1 + n = 2 – s. Sehingga dari gambaran di atas dapat kita
dapatkan persamaan sebagai berikut.
R c x jx m
Z mb=Z mf =
Rc + jx m
Z=
[ s
( R 2
]
0 , 5 ) + j0 ,5 x x 0 , 5 Zmf
2
[( s )+ j 0 , 5 x ]+0 , 5 Zmf
f
R 2
0 ,5 2
Z b=
[( 0 ,5 )
R2
2−s ]
+ j 0 ,5 x 2 x 0 , 5 Zmf
[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 x +0 ,5 Zmf
2
Pengertian Kapasitor
Kapasitor merupakan Alat yang memiliki fungsi sebagai penyimpan muatan
dan energi, kapastior memiliki buah konduktor yang berdekatan tetapi terpisah oleh
dielektrik.
Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi 3-fasa dan motor induksi 1-fasa. Motor induksi 3-fasa dioperasikan pada
sistem tenaga 3-fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan
kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fasa dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasa
dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin,
lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fasa
mempunyai daya keluaran yang rendah.
Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak balik (AC) yang putaran rotornya
tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan
putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada umumnya
motor induksi dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah phasayang digunakan,
yaitu: motor induksi satu phasa dan motor induksi tiga phasa. Sesuai dengan
namanya motor induksi satu phasa dirancang untuk beroperasi menggunakan suplai
tegangan satu phasa dan motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan tiga phasa.
Motor induksi seringdigunakan sebagai penggerak pada peralatan dengan kecepatan
yang relatif konstan. Hal ini disebabkan karena motor induksi satu phasa memiliki
Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini
diaktifkan sendiri (self-starting).
Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana
besarnya kapasitas dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita
memiliki sumber arus 2 fasa dan sumber ini disambungkan pada motor jenis ini,
maka arus yang mengalir pada salah satu winding akan membesar dan mengalami
pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar karena perbedaan
fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan umumnya dapat mencapai
kecepatan maksimum dari motornya. Motor jenis ini sering dipakai pada beban
200W. Peletakan kapasitor sangat berpengaruh pada rangkaian ini karena dapat
mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai akibatnya mengubah arah putaran
rotor [14].
Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase.
Perbedaannya ialah adanya switch yang dipasang antara salah satu stator winding
dan kapasitor. Kondisi dari switch akan menjadi close saat motor mulai berputar dan
menjadi open ketika motor mulai mencapai kecepatan yang diinginkan. Umumnya
belitan pada winding yang diserikan dengan kapasitor dibuat lebih banyak untuk
Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang
besar yang di-paralel dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya
motor induksi tipe ini bekerja pada torsi yang lebih tinggi sama seperti motor
sebelumnya, hanya saja arus yang mengaliri motor cukup kecil.
Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup
dengan tembaga untuk menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat
perbedaan ini, rotor pada motor dapat berputar dengan mudah. Kedua winding pada
motor tipe ini tersambung paralel secara langsung (tanpa ada komponen lain), namun
Rotor adalah bagian yang berputar dari motor.Di sini rotor mirip dengan rotor
sangkar tupai. Selain berbentuk silinder rotor memiliki slot di seluruh permukaannya.
Agar halus, cukup berfungsi motor, dengan mencegah penguncian magnetik stator
dan rotor, slot miring bukannya sejajar. Konduktor rotor adalah batang aluminium
atau tembaga, ditempatkan di slot rotor. Cincin ujung yang terbuat dari aluminium
atau tembaga dengan listrik lebih pendek dari konduktor rotor. Pada motor slip ring
dan komutator induksi 1 fasa ini tidak digunakan, sehingga konstruksinya menjadi
sangat sederhana dan mudah. Motor induksi 1 fasa motor utama dilengkapi dengan
arus AC 1 fasa. Ini menghasilkan fluks magnet berfluktuasi di sekitar rotor. Ini
berarti sebagai arah perubahan arus AC, arah medan magnet yang dihasilkan
berubah. Kondisi ini tidak cukup untuk menyebabkan rotasi rotor. Di sini prinsip
teori medan putaran ganda diterapkan. Menurut teori medan putaran ganda,
mengajukan bolak-balik tunggal disebabkan oleh kombinasi dua bidang yang
besarnya sama tetapi berputar di arah yang berlawanan. Besarnya dua bidang ini
sama dengan setengah besarnya bidang bolak-balik. Ini berarti bahwa ketika AC
diterapkan, dua bidang setengah besarnya dihasilkan dengan besaran yang sama
tetapi berputar ke arah yang berlawanan.
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor induksi 1-fasa biasanya tersedia dengan daya kurang dari 1 HP dan
banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga dengan aplikasi yang sederhana,
seperti kipas angin motor pompa dan lain sebagainya. Didasarkan pada cara
kerjanya, maka motor ini dapat dikelompokan sebagai berikut : 1. Motor fase
belah/fase bagi (split phase motor) 2. Motor kapasitor (capacitor motor) a. Kapasitor
start (capacitor start motor) b. Kapasitor start-kapasitor jalan (capacitor start-
capacitor run motor) c. Kapasitor jalan (capacitor run motor) 3.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
RANGKAIAN PENGUKURAN
Arus nominal
Tegangan Daya aktif (P)
Kapasitor ( μf ¿ (In)
input (volt) (watt)
(Amp)
12 μf 77 1,5 115
12 penambahan 2 μf 83 1,5 96
12 penambahan 3 μf 83 1,5 94
12 penambahan 4 μf 85 1,5 90
Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf
[( ) 0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Zmf
¿
[(0 ,5 ∙
25 ,1
0,0253) ]
+ ( j 0 , 5 ∙ ( 2,2625 ) ) × 0 , 5∙ ( 146,7527 ∠58,277 ° )
[( 0,5∙
0,0253 )
25 , 1
]
+ ( j 0 ,5 ∙ ( 2,2625 ) ) +0 ,5 ∙ ( 146,7527∠58,277 ° )
Z b=
[( 0 ,5 )R2
2−s ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf
[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Zmf
2
Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf
[( ) 0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Zmf
¿
[(0 ,5 ∙
0,026 )
18 , 44
]
+ ( j0 ,5 ∙ (14,135 ) ) ×0 , 5 ∙ ( 154,792 ∠55,054 ° )
[( 0,5∙
0,026 )
18 , 44
]
+ ( j 0 , 5∙ ( 14,135 ) ) + 0 ,5 ∙ ( 154,792∠ 55,054 ° )
Z b=
[( 0 ,5 )R2
2−s ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf
[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Zmf
2
Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf
[( ) 0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Zmf
([ 0 , 5 ∙ 0,0253
16 , 67
)+( j 0 ,5 ∙ ( 17 , 61) )]+0 , 5 ∙( 154,319 ∠53,687 ° )
¿ 66 , 60 ∠ 44 ,5 °=47 , 5− j 46 , 68Ω
h) Impedansi Medan Putar Mundur
Z b=
[(
0 ,5 )R2
2−s ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Zmf
[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Zmf
2
Zf=
[( )
0,5
R2
s ]
+ j0 ,5 X 2 × 0 ,5 Z mf
[( )
0 ,5
R2
s ]
+ j 0 , 5 X 2 +0 , 5 Z mf
¿
[( 0 ,5 )
29 , 3
0,0236 ]
+( j 0 , 5)(18,161) × 0 ,5(167,407<47,531 °)
[( 0,5
0,0236 )
29 ,3
+( j 0 ,5)(18,161) ]+0 , 5(167,407< 47,531 °)
[ 34522,052+ j38841,251 ]
¿
[ 677,278+ j70,824 ]
¿ 56,353+ j51,456
¿ 76,311< 42,399 °
c. Impedansi Medan Putar Mundur :
Z=
[ ( 0 ,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 ,5 X × 0 ,5 Z 2 mf
[( 2−s )+ j 0 , 5 X ]+0 , 5 Z
b
R 2
0 , 5 2 mf
¿
[( 0 ,5
29 ,3
)
2−0,0236 ]
+ j 0 , 5(18,161) × 0 ,5 (167,407< 47,531° )
[( 0,5
2−0,0236 )
29 , 3
]
+ j0 , 5(18,161) +0 , 5(167,407 <47,531 °)
[−141,742+ j 970,861 ]
=
[ 63,928+ j70,824 ]
¿ 5,717+ j21,289
¿ 22,043<74,968 °
d. Arus Input :
V1
I 1=
R 1+ X 1+ Z f + Z b
226
¿
26+ j 18,161+76,311< 42,399 °+ 22,043<74,968 °
¿ 1,242− j1,282
¿ 1,785< 45,908 A
Z=
[ s
( R 2
2
]
0 , 5 )+ j0 ,5 X × 0 ,5 Z mf
[( 0 ,5 Rs )+ j 0 , 5 X ]+0 , 5 Z
f
2
2 mf
([ 0 , 5 0,0226
30 ,3
)+( j 0 ,5)(20,022)]+0 , 5(194 ,66< 35,748 °)
[ 52383,346+ j 38909,127 ]
¿
[ 749,346+ j 66,874 ]
¿ 73 , 95+ j 45,324
¿ 86,734 <31,504 °
c. Impedansi Medan Putar Mundur :
Z b=
[(
0 ,5
R2
2−s) ]
+ j 0 ,5 X 2 × 0 ,5 Z mf
[( 0,5
2−s )
R 2
]
+ j 0 , 5 X +0 , 5 Z
2 mf
¿
[(
0 ,5 )
30 ,3
2−0,0226 ]
+ j 0 , 5(20,022) × 0 , 5(194 , 66< 35,748° )
[( 0,5
2−0,0226 )
30 , 3
]
+ j0 , 5(20,022) +0 , 5(194 , 66<35,748 °)
[ 30,948+ 1226,449 ]
=
[ 86,654+ j66,874 ]
¿ 7,053+ j8,676
¿ 11,181<50,891 °
d. Arus Input:
V1
I 1=
R 1+ X 1+ Z f + Z b
226
¿
26+ j 20,022+86,734 <31,504 °+11,181<50,891 °
¿ 1,428− j 0,988
¿ 1,736<34,678 A
e. Daya Input Maju:
2 2
Pforward =I 1 × R f =1,736 ×73 , 95=222,863 W
k. Daya Input Mundur (Forward) :
2 2
Pbackward =I 1 × Rb=1,736 × 7,053=21,256 W
f. Daya Rotasi
Prot =Pforward −Pbackward =222,863−21,256
¿ 201,607 W
4. Adik saya sakit perut kemudian saya membeli obat ke apotek, pas saya
pulang dia sudah meninggal
Pada praktikum ini untuk melakukan percobaaan lock rotor test dan no load
test pada motor induksi 1 fasa dengan penambahan nilai kapasitor dibutuhkan
beberapa alat yang digunakan yaitu Motor Induksi 1 Fasa tipe kapasitor Running,
Kapasitor 1 sampai 5, AC multimeter digital, terminal blok, tachometer, MCB,
capit buaya, dan peralatan lain seperti tang dan obeng untuk pengujian lock rotor
nantinya. Dalam praktikum ini kami mampu memahami sistem kerja motor induksi,
mampu menentukan parameter motor induksi dengan penambahan nilai kapasitor
dan mampu menganalisa pengaruh dari perubahan parameter pada motor induksi
setelah nilai kapasitor ditambah. Pada percobaan dilakukan lock rotor test yaitu
mengunci rotor pada motor induksi dan no load test yaitu motor induksi tanpa
beban, setiap perhitungan parameter kami melakukan percobaan dengan
menambahkan nilai dari kapasitor mulai dari sampai dengan dan di dapatkan hasil
untuk no load test setelah di tambahkan arus 1,54 A, daya 183 watt, faktor daya
0,73 kecepatan rotor 2924 Rpm. Setelah ditambah arus turun 1,46 A, daya 189
watt, faktor daya, 0,77 dan kecepatan 2922 Rpm. Ditambah lagi menjadi arus
1,139 A, daya 196 watt dan faktor daya 0,79 serta kecepatan 2924 Rpm. Ditambah
lagi dengan nilai arus1,35 A daya 206 watt, faktor daya 0,85 dan kecepatan 2929
Rpm. Terakhir di rambah arus menjadi 1,32 A, daya 223 watt, faktor daya 0,97
dan kecepatan 2932, dan untuk tegangan selalu 226 V. Pada percobaan untuk lock
rotor, Ketika di tambahkan tegangan 77 volt, arus 1,5 A dan daya aktif 115 watt,
ditambah tegangan 79 volt, arus 1,5 A dan daya aktif 100 watt, ditambahkan ,
tegangan 83 volt, arus 1,5 A, dan daya aktif 96 watt, ditambahkan kapasitor
tengangan 83 volt, arus 1.5 A, dan daya aktif 94 watt, dan terakhir ditambahkan
kapasitor tengangan 85 volt, arus 1,5 A dan daya 90 watt. Sehingga pada
percobaan lock rotor test dan no load test pada motor induksi 1 fasa telah
mendapatkan beberapa data yang dapat dianalisa bahwa nilai kapasitor berbanding
lurus dengan nilai faktor daya, nilai daya aktif pada no load berbanding lurus pula
dengan nilai kapasitor yang diberikan, dengan menambahan nilai kapasitor akan
berpengaruh terhadap faktor daya pada parameter pengujian no load test dan lock
[14] Fikipedia, “Seputar Motor Induksi 1 fasa - Pengertian, prinsip kerja, jenis-jenis,”
2020. https://www.fikipedia.id/2020/05/motor-induksi-1-fasa.html.