Motor asinkron merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang arus motor induksinya
didapatkan dari arus yang diinduksikan oleh fluks magnet bersama phase (), yang
disebabkan oleh adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dan putaran medan putar pada
stator. Motor asinkron 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk
menimbulkan gaya putar pada rotornya. Pada praktikum ini percobaan dilakukan 4 kali, yaitu
percobaan motor asinkron beban nol, motor asinkron bebean nol dengan kapasitor, motor
asinkron berbeban, dan motor asinkron berbeban dengan kapasitor. Data yang diukur adalah
tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa, frekuensi, dan putaran. Pada percobaan
motor asinkron beban nol dan motor asinkron bebean nol dengan kapasitor, data dicari pada
putaran ke kanan dan ke kiri. Sedangkan pada motor asinkron berbeban dan motor asinkron
berbeban dengan kapasitor, data dicari dengan menambah arus eksitasi sebesar 0,1; 0,3; 0,5;
0,7; 0,9. Hasil percobaan yang didapat antara lain,daya pada putaran kanan maupun kiri pada
kondisi tak berbeban sebesar 2729,7 W dan 2705,12 W,dan slip untuk putaran kanan sebesar
0,073%. Sedangkan pada putaran kiri sebesar 0,227%. Sedangkan effisiensinya 68,24 %
untuk putaran ke kanan dan 67,63 % untuk putaran ke kiri. Pada beban nol dengan kapasitor
didapat pada putaran kanan daya sebesar 2752,64 W dan slip 0,57 %. Sedangkan pada
putaran kiri didapat hasil daya 2803,68 W dan slip 0,3 %.Dan effisiensinya 68,82 % untuk
putaran ke kanan dan 70,09 % untuk putaran ke kiri.Sedangkan pada kondisi berbeban tanpa
kapasitor didapatkan rata rata daya sebesar 3511,99 W, slip sebesar 0,2514 % dan effisiensi
70,02 %. Sedangkan pada keadaan berbeban dengan kapasitor didapatkan rata rata daya
sebesar 3429,93 W, slip 0,2497 % dan effisiensi 71,02 %. Praktikum dilakukan dengan
menggunakan pealatan motor asinkron 3 phase dan generator DC, regulator, kapasitor,
rectifier, panel board, tachometer, tangmeter, kabel,dan generator. Motor asinkron ini banyak
digunakan di dunia maritime, diantaranya adalah pada conveyor, crane, penggerak pompa
kapal laut, cooling fan, dan windlass.Dari percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa
karakteristik motor ketika diputar kekiri dan ke kanan dengan tanpa beban relatif sama dan
semakin bertambahnya beban maka akan menimbulkan adanya slip perputaran rotor terhadap
medan putarnya
BAB I
PENDAHULUAN
Menentukan besarnya daya motor baik untuk motor beban nol ataupun pada saat
motor berbeban
Menentukan besarnya slip yang terjadi baik untuk motor beban nol ataupun pada
saat motor berbeban
Menentukan besarnya daya motor, slip pada motor berbeban nol dan motor
berbeban pada putaran terbalik (ke kanan)
Menentukan besarnya efisiensi () motor pada keadaan berbeban atau pada saat
beban nol
Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron beban nol ?
Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron beban nol dengan kapasitor?
Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron berbeban ?
Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron berbeban dengan kapasitor ?
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Motor Asinkron 3 Fasa
yang
merubah
energi
listrik
menjadi
menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan
medan rotor. Motor asinkron 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Pada motor 3 phase perbedaan
phase sudah didapat langsung dari sumber seperti terlihat pada gambar arus 3 phase
berikut ini:
nominal
Daya yang dibutuhkan besar
Torsi start kecil
Motor induksi 3 phase memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian
rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak
antara 0,4 mm sampai 4 mm.
alur alur
sebagai
Apabila sumber tegangan 3 phase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan
putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P atau Ns = 60f/P
dimana:
Ns
ns = putaran stator
nr = putaran rotor
Bila nr = ns GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang
konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
2.4 Perbandingan Motor Listrik
2.4.1
No
Motor AC
1.
2.
3.
4.
5.
2.4.2
No
1.
2.
Motor Sinkron
Harganya relative lebih mahal
Bekerja pada putaran konstan, dengan
Motor Asinkron
Hraganya lebih murah
Bekerja pada putaran yang tegantung
3.
persamaan ns = 120f/p
Tidak ada slip
beban
Ada slip (antara kecepatan putar medan
4.
5.
mempengaruhi torsi
Bekerja pada power factor lagging dan
torsi
Hanya bekerja pada power factor lagging
6.
leading
Memerlukan eksitasi DC
2.4.3
No
1.
2.
dan Ground)
Banyak digunakan di industri -
3.
industri
Bila dihubungkan dengan tegangan
4.
medan putar
Daya yang dihasilkan besar
5.
Self starting
6.
Konstruksi sederhana
Konstruksi rumit
7.
Harga murah
Harga mahal
120 f
p
Ns = Putaran sinkron
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Berdasarkan persamaan diatas, untuk dapat mengubah nilai ns, dapat dilakukan
dengan mengubah nilai f (frekuensi) atau mengubah jumlah kutub.
2.5.1.1 Pengaruh Frekuensi Terhadap Kecepatan Putar Motor
Dari rumus dasar di atas kita bisa lihat bahwa frekuensi mempengaruhi
putaran motor. Namun dalam pengaturan kecepatan putaran motor induksi 3 phase,
bisa di setting dengan menggunakan variable speed drive yang fungsinya adalah
mengatur parameter-parameter yang mempengaruhi kecepatan motor.Semakin
tinggi frekuensinya, maka putaran motor pun semakin banyak.
V/Q
+
-
Untuk lebih
t1
t2
R
S
T
Frekuensi 1 Hz
R
S
T
V/Q
+
t
(waktu)
t2Frekuensi 3 Hz
t1
R
+
S +
T -
R
t1
t2
R
-
R
+
+ T
- S
S T -
Frekuensi 1 Hz
+ T
+ S
R
+
S -
S +
T +
T +
+
R
t1
t2
+
R
Frekuensi 3 Hz
+ T
- S
Dari skema diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk frekuensi 2 Hz , putaran
motor lebih cepat dari pada untuk frekuensi 1 Hz dalam waktu t1 dan t2
2.5.1.2
karena pengaruh kutub atau jumlah pole. Akan tetapi 2 cara pengaturan kecepatan
ini mempunyai perbedaan. Jika frekuensi bisa di atur menggunakan variabel speed
drive, tetapi pada pengaruh kutub tidak dapat diatur dengan alat. Pengaruh kutub
terhadap kecepatan motor 3 phase dapat di atur oleh manufaktur mesin listrik
dimana akan di desain dengan jumlah kutub yang di pakai. Jumlah kutub akan
mempengaruhi putaran motor. Semakin banyak jumlah kutubnya, semakin kecil
putaran motornya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
Putaran dengan 2 kutub
R
S
T
V/Q
+
t
(waktu)
t1
t2
R
T
+
R
t1
t2
R
S
T
V/Q
+
t
(waktu)
t1
t2
T
S
R -
R
+
S
+
R
T +
+
T
+
- R
-
+ + +
T
R
S
t1
S
R -
S
+
T
-
- R
-
+ +
R
S
t2
Berdasarkan skema diatas dapat ditarik kesimpulan ,jika menggunakan 2 kutub maka putaran
motor akan lebih cepat ( 2 kali ) daripada menggunakan 4 kutub.
V/Q
+
t
(waktu)
t1
t1
t2
t3
t2
2.6
No
Nama
1. Motor
Blower
2.
Gambar
Kegunaan
Blower adalah alat yang
digunakan
untuk
mensirkulasikan udara atau
digunakan untuk menaikkan
tekanan udara yang akan
dialirkan
pada
suatu
ruangan. GGL yang terjadi
di dalam mator asikron 3
fasa akan memutar poros
baling
baling
blower,
sehingga
blower
dapat
berfungsi.
Kompress
or
3.
Penggerak
lebih besar.
Salah satu aplikasi motor
Sentrifugal
pada
proses
4.
5.
No
Nama
1. Conveyor
Gambar
Kegunaan
Mengangkut bahan -bahan industri
yang berbentuk padat
2.
Crane
3.
4.
Penggerak
pompa kapal
laut
Cooling Fan
5.
Windlass
BAB III
DATA PRAKTIKUM
3.1. Peralatan dan Fungsi
No
1.
Nama
Motor Asinkron 3 phase
Spec:
( K M E R B 112 M 4 )
Daya motor = 4 kW IP
53
Tegangan jala = 220V
Tegangan antar phase =
380V
Putaran motor = 1430
rpm IM B3
Berat motor = 32 kg
Sumber tegangan = 3 ~
(3 phase)
Arus nominal= 5.3 A
Arus phase = 8.85 A
Frekuensi motor = 50
Hz
2.
Generator
Gambar
Kegunaan
Mengubah energi
listrik menjadi energi
gerak
Mengubah energi
gerak menjadi energi
listrik
3.
Panel Board
Sebagai penunjuk
frekuensi, arus beban
nol, tegangan antar
phase dan rangkaian
saklar
4.
Kabel
Penghubung antar
rangkaian
5.
Kapasitor
Menyimpan arus
6.
Rectifier
Mengubah arus AC ke
DC (penyearah arus)
7.
Tangmeter
Untuk mengukur
besarnya arus eksitasi
Regulator
Mengatur besarnya
tegangan dan arus
eksitasi yang masuk
pada motor
9.
Tachometer
Untuk mengukur
kecepatan putaran
motor (rpm)
3.3.2
3.3.3
3.3.4
Tegangan antar
Tegangan Jala
Arus Beban nol
phasa
RO SO TO IR
IS
IT RS ST TR
220 220 220 5.07 5.19 5.25 382 382 382
220 220 220 5.01 5.08 5.28 382 382 382
Arah
Frek
(Hz)
50
50
Daya Putaran
(Watt)
(rpm)
1491,4
1495,5
Daya Putaran
(Watt) (rpm)
1492,7
1491,6
putar
3.4.3
Arus
phasa
RS ST TR
382 382 382
382 384 384
0.5
0.7
0.9
50
50
50
1491,0
1490,2
1490,6
Tegangan Jala
Eksitasi RO SO TO
0.1
220 220 220
0.3
220 220 220
0.5
220 220 220
0.7
220 220 220
0.9
220 220 220
Tegangan
Arus Beban nol
IR
IS
IT
5.18 5.32 5.45
5.29 5.32 5.50
5.28 5.32 5.57
5.35 5.35 5.55
5.20 5.47 5.55
antar phasa
Frek Daya Putaran
RS ST TR (Hz) (Watt)
(rpm)
384 384 384 50
1497,1
382 384 384 50
1495,4
382 384 384 50
1493,7
384 384 384 50
1492,0
382 382 382 50
1491,5
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Putaran kiri
Daya(P) = 3. Vjala.I x cos
= 3 x 220 x 5,17
= 3 x 220 x 5,12
= 2729,76 watt
= 2705,12 watt
= 0,073 %
= 0,227 %
= Poutput/Pinput x 100%
= Poutput/Pinput x 100%
= 68,24 %
= 67,63 %
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa nilai daya pada putaran ke kanan lebih besar
daripada putaran ke kiri, sedangkan nilai slipnya lebih kecil.
Arah
putar
Kanan
Kiri
Tegangan
Tegangan Jala Arus Beban nol
antar phasa
Frek
RO SO TO IR
IS
IT RS ST TR (Hz)
220 220 220 5.07 5.19 5.25 382 382 382
50
220 220 220 5.01 5.08 5.28 382 382 382
50
Daya
(Watt)
2729,76
2705,12
Putaran
(rpm)
1498.9
1496.6
Putaran kanan
Daya(P) = 3.Vjala. I x cos
Putaran kiri
Daya(P) = 3. Vjala.I cos
= 2752,64 watt
= 2803,68 watt
= 0,57 %
= 0,3 %
= Poutput/Pinput x 100%
= Poutput/Pinput x 100%
= 68,82 %
= 70,09 %
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa nilai daya pada putaran ke kanan lebih kecil
daripada putaran ke kiri, sedangkan nilai slipnya lebih besar.
Tegangan antar
Arah
4.1.3
RS
382
382
phasa
ST TR
382 382
384 384
Daya
Arus eksitasi 0,1 A
P = 3. Vjala.I.cos
Frek
(Hz)
50
50
Daya Putaran
(Watt)
(rpm)
2752,64 1491,4
2803,68 1495,5
S = 0,56 %
- Arus eksitasi 0,5 A, nr = 1491,0 rpm
S = 0,6 %
- Arus eksitasi 0,7 A, nr = 1490,2 rpm
S = 0,653 %
- Arus eksitasi 0,9 A, nr = 1490,6 rpm
S = 0,627 %
Effisiensi
= Poutput/Pinput x 100%
= 2779,04/ 4000 x 100%
= 69,48 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2770,24/ 4000 x 100%
= 69,26 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2807,2/ 4000 x 100%
= 70,18 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2826,56/ 4000 x 100%
= 70,67 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2821,28/ 4000 x 100%
= 70,53 %
Arus
Tegangan Jala
RO SO TO
220 220 220
220 220 220
220 220 220
220 220 220
220 220 220
Eksitasi
0.1
0.3
0.5
0.7
0.9
4.1.4
antar phasa
Frek
RS ST TR (Hz)
382 382 382
50
382 382 382
50
382 382 382
50
382 382 382
50
382 382 382
50
Daya Putaran
(Watt) (rpm)
3473,8 1492,7
3462,8 1491,6
3509,0 1491,0
3533,2 1490,2
3526,6 1490,6
= 3845,92 watt
Arus eksitasi 0,7 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,42 x 0,8
= 2860,0 watt
Arus eksitasi 0,9 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,41 x 0,8
= 2854,72 watt
Slip
ns = 120f/p = 120x50/4 = 1500 rpm
S = (ns-nr )/ ns x 100 %
- Arus eksitasi 0,1 A, nr = 1497,1 rpm
S = 0,193 %
- Arus eksitasi 0,3 A, nr = 1495,4 rpm
S = 0,307 %
- Arus eksitasi 0,5 A, nr = 1493,7 rpm
S = 0,42 %
- Arus eksitasi 0,7 A, nr = 1492,0 rpm
S = 0,533 %
- Arus eksitasi 0,9 A, nr = 1491,5 rpm
S = 0,567 %
Effisiensi
= Poutput/Pinput x 100%
= 2807,2/ 4000 x 100%
= 70,18 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2835,36/ 4000 x 100%
= 70,884 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2845,92/ 4000 x 100%
= 71,148 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2860,0/ 4000 x 100%
= 701,5 %
= Poutput/Pinput x 100%
= 2854,72/ 4000 x 100%
= 71,368 %
Tegangan
0.5
0.7
0.9
50
50
50
3557,4
3575,0
3568,4
1493,7
1492,0
1491,5
4.2 Grafik
4.2.1 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Putaran pada Motor Asinkron Berbeban
Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai dari perbandingan arus eksitasi dan putaran pada
keadaaan berbeban tanpa maupun dengan kapasitor berbanding terbalik. Artinya semakin
besar arus eksitasi maka semakin kecil putarannya. Kecuali pada pengukuran arus eksitasi 0,9
A pada percobaan tanpa kapasitor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan dari praktikan
pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang sudah turun kinerjanya. Disini terlihat
pula bahawa percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kapasitor maka menghasilkan
putaran yang lebih cepat.
4.2.2 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Daya Motor Asinkron Berbeban
Pada gambar grafik diatas dapat kita ketahui bahwa nilai dari perbandingan antara arus
eksitasi pada keadaaan berbeban dengan kapasitor dan tanpa kapasitor dengan daya yang
dihasilkan berbanding lurus. Artinya semakin besar arus eksitasi maka semakin besar
dayanya. Kecuali pengukuran daya pada arus eksitasi 0,1 A dan 0,9 A pada percobaan tanpa
kapasitor dan arus eksitasi 0,9 A pada percobaan dengan kapasitor. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan kesalahan dari praktikan pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang
sudah turun kinerjanya. Di sini juga terlihat bahwa percobaan yang dilakukan dengan
kapasitor menghasilkan daya yang lebih besar.
4.2.3 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Slip pada Motor Asinkron Berbeban
Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai dari perbandingan arus eksitasi dan slip pada
keadaaan berbeban tanpa maupun dengan kapasitor berbanding lurus. Artinya semakin besar
arus eksitasi maka semakin besar pula slip yang terjadi. Kecuali pada pengukuran arus
eksitasi 0,9 A pada percobaan tanpa kapasitor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan
dari praktikan pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang sudah turun kinerjanya.
Disini terlihat pula bahawa percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kapasitor maka
menghasilkan putaran yang lebih cepat. di sini terlihat pula bahwa percobaan yang dilakukan
tanpa kapasitor menghasilkan slip yang lebih besar, sehingga putarannya pun semakin kecil.
4.2.4 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Effisiensi pada Motor Asinkron Berbeban
Pada gambar grafik diatas dapat kita ketahui bahwa nilai dari perbandingan antara arus
eksitasi pada keadaaan berbeban dengan kapasitor dan tanpa kapasitor berbanding lurus.
Artinya semakin besar arus eksitasi maka semakin besar effisiensinya. Kecuali pengukuran
pada arus eksitasi 0,1 A dan 0,9 A pada percobaan tanpa kapasitor dan arus eksitasi 0,9 A
pada percobaan dengan kapasitor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan dari praktikan
pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang sudah turun kinerjanya. Di sini juga
terlihat bahwa percobaan yang dilakukan dengan kapasitor menghasilkan effisiensi yang
lebih besar.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Tanpa beban
Pada percobaan tanpa beban kita dapat melihat bahwa nilai tegangan fase dan
tegangan line baik pada putaran ke kiri maupun ke kanan, memiliki bernilai relatif tetap
masing masing sebesar 220 V dan 382 V.
4.3.2 Dengan kapasitor
Pada percobaan menggunakan kapasitor kita dapat melihat bahwa daya pada
percobaan motor asinkron berbeban dengan kapasitor lebih besar dari yang tanpa kapasitor.
Sedangkan slip yang terjadi lebih rendah sehingga putarannya lebih cepat. Effisiensi yang
dihasilkan juga lebih tinggi. Secara teoritis penggunaan kapasitor pada motor dibandingkan
dengan motor yang tidak dilengkapi dengan kapasitor maka konsumsi daya kerja pada beban
nol harus lebih kecil, karena fungsi kapasitor adalah menaikan faktor daya yang berarti
pengefektifan penggunaan daya, sehingga untuk menggerakkan rotor mesin dibutuhkan daya
yang lebih kecil.
4.3.3 Berbeban
Pada kondisi berbeban kita dapat melihat pula seiring dengan meningkatnya arus
eksitasi (pembebanan) yang diberikan ,maka kebutuhan daya yang dikonsumsi oleh motor
induksi meningkat, demikian juga putaran rpm cenderung sedikit menurun, hal ini
disebabkan oleh terjadinya slip putaran akibat penambahan beban, dan dapat meningkatkan
pula jumlah arus yang mengalir.
4.3.4 Analisa Vline dan Vphase
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat besarnya Vline = 382 V dan Vphase = 220
V. Jika kedua harga tersebut dibandingkan terdapat hubungan sebagai berikut :
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum Motor Asinkron 3 Phase tersebut kita dapat mengambil beberapa kesimpulan,
yaitu:
1. Motor asinkron 3 fasa merupakan bagian dari motor listrik AC jenis motor asinkron.
2. Motor asinkron 3 fasa membutuhkan daya yang lebih besar dan memiliki daya output
yang besar sehingga seringkali digunakan di industri besar.
3. Bagian-bagian utama dari motor asinkron 3 fasa adalah rotor dan stator.
4. Motor asinkron 3 fasa bekerja dengan cara mengalirkan listrik ke stator yang memiliki 3
belitan dimana stator akan menghasilkan medan putar. Kemudian terjadi induksi pada
rotor dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor sehingga timbul ggl induksi.
5. Pengaturan arah putaran motor 3 fasa dilakukan dengan menukar urutan dua fasa dari
ketiga fasa tersebut. Sebagai contoh R-S-T diubah menjadi S-R-T
6. Pada saat motor berbeban besarnya daya yang dikonsumsi oleh motor untuk bekerja
bergantung pada besarnya pembebanan.
7. Semakin bertambahnya beban maka akan menimbulkan adanya slip perputaran rotor
terhadap medan putarnya sebesar sudut selain itu meningkatkan pula kebutuhan daya
bagi motor sinkron.