Anda di halaman 1dari 36

ABSTRAK

Motor asinkron merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang arus motor induksinya
didapatkan dari arus yang diinduksikan oleh fluks magnet bersama phase (), yang
disebabkan oleh adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dan putaran medan putar pada
stator. Motor asinkron 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk
menimbulkan gaya putar pada rotornya. Pada praktikum ini percobaan dilakukan 4 kali, yaitu
percobaan motor asinkron beban nol, motor asinkron bebean nol dengan kapasitor, motor
asinkron berbeban, dan motor asinkron berbeban dengan kapasitor. Data yang diukur adalah
tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa, frekuensi, dan putaran. Pada percobaan
motor asinkron beban nol dan motor asinkron bebean nol dengan kapasitor, data dicari pada
putaran ke kanan dan ke kiri. Sedangkan pada motor asinkron berbeban dan motor asinkron
berbeban dengan kapasitor, data dicari dengan menambah arus eksitasi sebesar 0,1; 0,3; 0,5;
0,7; 0,9. Hasil percobaan yang didapat antara lain,daya pada putaran kanan maupun kiri pada
kondisi tak berbeban sebesar 2729,7 W dan 2705,12 W,dan slip untuk putaran kanan sebesar
0,073%. Sedangkan pada putaran kiri sebesar 0,227%. Sedangkan effisiensinya 68,24 %
untuk putaran ke kanan dan 67,63 % untuk putaran ke kiri. Pada beban nol dengan kapasitor
didapat pada putaran kanan daya sebesar 2752,64 W dan slip 0,57 %. Sedangkan pada
putaran kiri didapat hasil daya 2803,68 W dan slip 0,3 %.Dan effisiensinya 68,82 % untuk
putaran ke kanan dan 70,09 % untuk putaran ke kiri.Sedangkan pada kondisi berbeban tanpa
kapasitor didapatkan rata rata daya sebesar 3511,99 W, slip sebesar 0,2514 % dan effisiensi
70,02 %. Sedangkan pada keadaan berbeban dengan kapasitor didapatkan rata rata daya
sebesar 3429,93 W, slip 0,2497 % dan effisiensi 71,02 %. Praktikum dilakukan dengan
menggunakan pealatan motor asinkron 3 phase dan generator DC, regulator, kapasitor,
rectifier, panel board, tachometer, tangmeter, kabel,dan generator. Motor asinkron ini banyak
digunakan di dunia maritime, diantaranya adalah pada conveyor, crane, penggerak pompa
kapal laut, cooling fan, dan windlass.Dari percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa
karakteristik motor ketika diputar kekiri dan ke kanan dengan tanpa beban relatif sama dan
semakin bertambahnya beban maka akan menimbulkan adanya slip perputaran rotor terhadap
medan putarnya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motor asinkron merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang arus motor induksinya
didapatkan dari arus yang diinduksikan oleh fluks magnet bersama phase (), yang
disebabkan oleh adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dan putaran medan putar
pada stator. Motor asinkron 3 phase sangat umum digunakan dalam bidang industri. Oleh
sebab itu pengenalan mengenai bagian-bagian beserta fungsinya, serta aplikasi
penggunaannya menjadi sangat berguna untuk dipelajari. Pada bidang marine engineering
sendiri sangat banyak sistem yang menggunakan motor listrik sebagai komponen utama.
Sehingga prinsip kerja dari motor asinkron 3 phase serta penggunaannya penting untuk
dipahami bagi calon marine engineer.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:

Menentukan besarnya arus pada tegangan nominal

Menentukan besarnya putaran (rpm) pada tegangan nominal

Menentukan besarnya daya motor baik untuk motor beban nol ataupun pada saat
motor berbeban

Menentukan besarnya slip yang terjadi baik untuk motor beban nol ataupun pada
saat motor berbeban

Menentukan besarnya daya motor, slip pada motor berbeban nol dan motor
berbeban pada putaran terbalik (ke kanan)

Menentukan besarnya efisiensi () motor pada keadaan berbeban atau pada saat
beban nol

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah:

Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron beban nol ?

Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron beban nol dengan kapasitor?

Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron berbeban ?

Berapakah besarnya tegangan jala, arus beban nol, tegangan antar phasa,
frekuensi, daya dan putaran pada motor asinkron berbeban dengan kapasitor ?

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Motor Asinkron 3 Fasa

Gambar 2.1.1. Motor Asinkron 3 Phase


Motor induksi atau motor tak serempak atau motor asinkron 3 phase adalah suatu
mesin listrik

yang

merubah

energi

listrik

menjadi

energi mekanik dengan

menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan
medan rotor. Motor asinkron 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Pada motor 3 phase perbedaan
phase sudah didapat langsung dari sumber seperti terlihat pada gambar arus 3 phase
berikut ini:

Gambar 2.1.2. Grafik arus 3 fasa


(http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-listrik-3-fasa.html)
Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar
phasenya.
Beberapa kelebihan dan kekurangan motor asinkron 3 phase yaitu:
o Kelebihan:
Konstruksinya lebih sederhana
Harga relatif lebih murah
Menghasilkan putaran yang konstan
Mudah perawatannya
Keandalannya tinggi
Efisiensinya relative tinggi pada keadaan nominal
Tidak menggunakan sikat (borstel) sehingga faktor gesekan dapat
dihindari (kecil)
o Kekurangan:
Putarannya sulit diatur
Membutuhkan arus untuk start yang tinggi, yaitu sebesar 5-6 kali arus

nominal
Daya yang dibutuhkan besar
Torsi start kecil

2.2 Bagian - Bagian Motor 3 Phase

Motor induksi 3 phase memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian
rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak
antara 0,4 mm sampai 4 mm.

Gambar 2.2.1. Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa


(http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-listrik-3-fasa.html)
1. Rotor adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian dalam.
Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang alumunium /
tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya.
Tipe dari motor induksi 3 phase berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua
macam yaitu :
a. Rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor
terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya
b. Rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana
konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan
melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi.

Gambar 2.2.2. Konstruksi Rotor Sangkar


(http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-listrik-3-fasa.html)
2. Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian
luar. Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai

alur alur

tempat meletakkan kumparan.

Gambar 2.2.3. Konstruksi Stator


(http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-listrik-3-fasa.html)
3. Celah udara: Tempat berpindahnya energi dari stator ke rotor.
2.3 Prinsip Kerja Motor 3 Phase

sebagai

Gambar 2.3.1. Prinsip Kerja Motor Asinkron 3 Phase


Prinsip kerja dari motor 3 phase, adalah sebagai berikut :
1. Tegangan dihubungkan ke stator, kemudian stator akan menghasilkan fluks magnet
mengakibatkan medan putar
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi.Artinya agar
GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
4. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet akan menimbulkan
gaya (F) pada rotor.

Apabila sumber tegangan 3 phase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan
putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P atau Ns = 60f/P
dimana:

Ns

= Putaran Sinkron/ medan putar (RPM)

= Frekuensi Sumber (Hz)

= Kutub motor (Pole)

Slip adalah selisih antara ns dengan nr dinyatakan dengan :

ns = putaran stator
nr = putaran rotor
Bila nr = ns GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang
konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
2.4 Perbandingan Motor Listrik
2.4.1
No

Perbandingan motor DC dan motor AC


Motor DC

Motor AC

1.

Harganya lebih mahal

Harganya relatif murah

2.

Untuk penyalaan torsi tinggi

Biasanya untuk penyalaan torsi rendah

3.

Daya yang dihasilkan kecil

Daya yang dihasilkan besar

4.

Bekerja pada sumber tegangan DC

Bekerja pada sumber tegangan AC

5.

Kecepatan putaran bisa dikontrol

Kecepatan putaran konstan

2.4.2

Motor Sinkron dan Motor Asinkron

No
1.
2.

Motor Sinkron
Harganya relative lebih mahal
Bekerja pada putaran konstan, dengan

Motor Asinkron
Hraganya lebih murah
Bekerja pada putaran yang tegantung

3.

persamaan ns = 120f/p
Tidak ada slip

beban
Ada slip (antara kecepatan putar medan

4.

Perubahan tegangan input tidak

stator dan rotor)


Perubahan tegangan input mempengaruhi

5.

mempengaruhi torsi
Bekerja pada power factor lagging dan

torsi
Hanya bekerja pada power factor lagging

6.

leading
Memerlukan eksitasi DC

Tidak memerlukan eksitasi DC

2.4.3

Perbandingan Motor Asinkron 1 Fasa dan Asinkron 3 Fasa

No
1.

Motor Asinkron 1 phase

Motor Asinkron 3 phase

Menggunakan 2 buah kabel (N dan R/S/T)

Menggunakan 5 buah kabel (N,R,S,T

2.

Digunakan di rumah rumah

dan Ground)
Banyak digunakan di industri -

3.

Bila dihubungkan dengan tegangan bolak

industri
Bila dihubungkan dengan tegangan

balik tidak menghasilkan medan putar

bolak balik akan menghasilkan

4.

Daya yang dihasilkan kecil

medan putar
Daya yang dihasilkan besar

5.

Memerlukan kapasitor untuk starting

Self starting

6.

Konstruksi sederhana

Konstruksi rumit

7.

Harga murah

Harga mahal

2.5 Pengaturan putaran motor


2.5.1 Pengaturan kecepatan putar motor
Proses di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik yang
perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga/daya yang
diinginkan. Pengaturan putaran berdasarkan persamaan :
ns

120 f
p

Ns = Putaran sinkron

f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Berdasarkan persamaan diatas, untuk dapat mengubah nilai ns, dapat dilakukan
dengan mengubah nilai f (frekuensi) atau mengubah jumlah kutub.
2.5.1.1 Pengaruh Frekuensi Terhadap Kecepatan Putar Motor
Dari rumus dasar di atas kita bisa lihat bahwa frekuensi mempengaruhi
putaran motor. Namun dalam pengaturan kecepatan putaran motor induksi 3 phase,
bisa di setting dengan menggunakan variable speed drive yang fungsinya adalah
mengatur parameter-parameter yang mempengaruhi kecepatan motor.Semakin
tinggi frekuensinya, maka putaran motor pun semakin banyak.
V/Q
+
-

Untuk lebih

jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.


Contoh perbandingan kecepatan motor dengan frekuensi 1 Hz dan 2 Hz pada
waktu t1 dan t2
t
(waktu)

t1

t2

R
S
T

Frekuensi 1 Hz

R
S
T

V/Q
+

t
(waktu)

t2Frekuensi 3 Hz

t1
R
+
S +
T -

R
t1
t2

R
-

R
+
+ T

- S

S T -

Frekuensi 1 Hz

+ T

+ S

R
+

S -

S +

T +

T +

+
R
t1
t2

+
R

Frekuensi 3 Hz

+ T

- S

Dari skema diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk frekuensi 2 Hz , putaran
motor lebih cepat dari pada untuk frekuensi 1 Hz dalam waktu t1 dan t2

2.5.1.2

Pengaruh Kutub Terhadap Kecepatan Putar Motor


Pengaturan kecepatan motor 3 phase selain karena pengaruh frekuensi adalah

karena pengaruh kutub atau jumlah pole. Akan tetapi 2 cara pengaturan kecepatan
ini mempunyai perbedaan. Jika frekuensi bisa di atur menggunakan variabel speed
drive, tetapi pada pengaruh kutub tidak dapat diatur dengan alat. Pengaruh kutub
terhadap kecepatan motor 3 phase dapat di atur oleh manufaktur mesin listrik
dimana akan di desain dengan jumlah kutub yang di pakai. Jumlah kutub akan
mempengaruhi putaran motor. Semakin banyak jumlah kutubnya, semakin kecil
putaran motornya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
Putaran dengan 2 kutub
R
S
T

V/Q
+

t
(waktu)

t1
t2

R
T

+
R

t1

Putaran dengan 4 kutub

t2

R
S
T

V/Q
+

t
(waktu)

t1
t2

T
S
R -

R
+

S
+

R
T +
+

T
+
- R
-

+ + +
T
R
S

t1

S
R -

S
+

T
-
- R
-

+ +
R
S

t2

Berdasarkan skema diatas dapat ditarik kesimpulan ,jika menggunakan 2 kutub maka putaran
motor akan lebih cepat ( 2 kali ) daripada menggunakan 4 kutub.

2.5.2 Membalik Putaran Motor


Membalikkan putaran motor sangatlah penting, karena dalam kenyataannya mesin
mesin industry tidak sedikit yang hanya bergerak pada satu arah saja, misalnya
pompa, kompresor, conveyor, dll. Coba perhatikan gambar dibawah ini.

V/Q
+
t
(waktu)

t1

t1

t2
t3

t2

Gambar 2.5.1. Koneksi forward-reverse motor 3 phase


Pada gambar diatas terlihat bahwa motor akan berputar ke kanan (forward) apabila
terminal belitan/winding motor menerima tegangan RST dengan R terhubung
dengan U, S terhubung dengan V dan T terhubung dengan W. Dan motor akan
berputar ke arah sebaliknya (reverse) jika terminal winding motor menerima tegangan
RST dengan R terhubung dengan U, S terhubung dengan W dan T terhubung dengan
V. Dengan kata lain tegangan RST dibalik menjadi RTS. Membalik dengan polaritas
yang lain juga bisa, seperti R dengan S, atau R dengan T. Untuk mengubah atau
membalik polaritas tegangan RST itu biasanya digunakan rangkaian pengendali
mekanik dan magnetik yaitu rangkaian kontaktor. Dan sebagai pengaman motor
dipasang juga pelindung motor (thermal overload). Perhatikan gambar diagram
utama/daya forward reverse berikut ini.

Gambar 2.5.2. Rangkaian daya forward-reverse motor 3 fasa


Gambar diatas menunjukkan bahwa motor akan berputar ke kanan(forward), jika K1
bekerja. Saat kontaktor 1 bekerja, tegangan RST akan masuk ke motor secara
berurutan. Dan gambar diatas juga menjelaskan kalau motor akan berputar ke
kiri(reverse), jika K2(kontaktor 2) bekerja. Saat K2 bekerja maka polaritas tegangan
RST yang masuk kemotor akan dibalik menjadi TSR.(lihat gambar diatas).dan yang
terjadi adalah motor akan berputar ke kiri. Untuk mengatur atau mengendalikan kedua
kontaktor tersebut diperlukan rangkaian kontrol forward reverse.

2.6

Aplikasi Motor 3 Phase

2.6.1 Aplikasi di Darat

No
Nama
1. Motor
Blower

2.

Gambar

Kegunaan
Blower adalah alat yang
digunakan
untuk
mensirkulasikan udara atau
digunakan untuk menaikkan
tekanan udara yang akan
dialirkan
pada
suatu
ruangan. GGL yang terjadi
di dalam mator asikron 3
fasa akan memutar poros
baling
baling
blower,
sehingga
blower
dapat
berfungsi.

Kompress

Kompresor adalah alat

or

mekanik yang berfungsi


untuk meningkatkan tekanan
fluida mampu mampat, yaitu
gas atau udara. tujuan
meningkatkan tekanan dapat
untuk mengalirkan atau
kebutuhan proses dalam
suatu system proses yang

3.

Penggerak

lebih besar.
Salah satu aplikasi motor

Sentrifugal

induksi pada industri adalah


pada mesin sentrifugal yang
digunakan
sentrifugasi.

pada

proses

4.

5.

2.6.1. Aplikasi di Dunia Marine

No
Nama
1. Conveyor

Gambar

Kegunaan
Mengangkut bahan -bahan industri
yang berbentuk padat

2.

Crane

Mesin alat berat (heavy equitment)


yang memilki bentuk dan
kemampuan angkat yang besar dan
mampu berputar hingga 360 derajat
dan jangkauan hingga puluhan
meter.

3.

4.

Penggerak

Menghisap air laut dari luar kapal,

pompa kapal

yang nantinya air laut tersebut dapat

laut

digunakan untuk berbagai hal,

Cooling Fan

Digunakan untuk menaikkan atau


memperbesar tekanan udara atau
gas yang akan dialirkan dalam suatu
ruangan tertentu juga sebagai
pengisapan atau pemvakuman udara
atau gas tertentu.

5.

Windlass

Digunakan pada kapal, yang dapat


mengangkat peralatan seperti kapal
jangkar.

BAB III
DATA PRAKTIKUM
3.1. Peralatan dan Fungsi
No
1.

Nama
Motor Asinkron 3 phase
Spec:
( K M E R B 112 M 4 )
Daya motor = 4 kW IP
53
Tegangan jala = 220V
Tegangan antar phase =
380V
Putaran motor = 1430
rpm IM B3
Berat motor = 32 kg
Sumber tegangan = 3 ~
(3 phase)
Arus nominal= 5.3 A
Arus phase = 8.85 A
Frekuensi motor = 50
Hz

2.

Generator

Gambar

Kegunaan
Mengubah energi
listrik menjadi energi
gerak

Mengubah energi
gerak menjadi energi
listrik

3.

Panel Board

Sebagai penunjuk
frekuensi, arus beban
nol, tegangan antar
phase dan rangkaian
saklar

4.

Kabel

Penghubung antar
rangkaian

5.

Kapasitor

Menyimpan arus

6.

Rectifier

Mengubah arus AC ke
DC (penyearah arus)

7.

Tangmeter

Untuk mengukur
besarnya arus eksitasi

Regulator

Mengatur besarnya
tegangan dan arus
eksitasi yang masuk
pada motor

9.

Tachometer

Untuk mengukur
kecepatan putaran
motor (rpm)

3.2 Langkah Percobaan


Percobaan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini.
2. Menghidupkan saklar
3. Mengukur arus start dengan tangmeter, arus nominal, tegangan jala, tegangan
phase, frekuensi, dan putaran motor..
4. Membalikkan phase T dan S, untuk membalikkan ke arah berlawanan.
5. Mengulangi langkah no.3
6. Membalik phase T dan S, sehingga motor berputar ke arah awal (kiri).
7. Menambah kapasitor sebagai beban pada sumber tegangan dan ulangi langkah no.
3.
8. Membali phase T dan S untuk membalik putaran kemudian ulangi langkah no. 3.
9. Menambah arus eksitasi (arus pembebanan yag masuk ke kumparan medan)
sebesar 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; dan 0,9 dengan mengaturnya menggunakan regulator.
10. Ulangi langkah no. 3 untuk masing-masing arus eksitasi.
11. Menambah kapasitor pada rangkaian dan ulangi langkah no.3.
3.3 Gambar Rangkaian
3.3.1

Gambar Rangkaian Motor Asinkron Beban Nol

3.3.2

Gambar Rangkaian Motor Asinkron Beban Nol dengan Kapasitor

3.3.3

Gambar Rangkaian Motor Asinkron Berbeban Tanpa Kapasitor

3.3.4

Gambar Rangkaian Motor Asinkron Berbeban dengan Kapasitor

3.4 Data Hasil Percobaan


3.4.1 Motor Asinkron Beban Nol
Arah
putar
Kanan
Kiri
3.4.2

Tegangan antar
Tegangan Jala
Arus Beban nol
phasa
RO SO TO IR
IS
IT RS ST TR
220 220 220 5.07 5.19 5.25 382 382 382
220 220 220 5.01 5.08 5.28 382 382 382

Frek Daya Putaran


(Hz) (Watt) (rpm)
50
1498.9
50
1496.6

Motor Asinkron Beban Nol dengan Kapasitor


Tegangan antar

Arah

Tegangan Jala Arus Beban nol


RO SO TO IR
IS
IT
Kanan 220 220 220 5.2 5.14 5.3
Kiri
220 220 220 5.28 5.32 5.33

Frek
(Hz)
50
50

Daya Putaran
(Watt)
(rpm)
1491,4
1495,5

Tegangan Jala Arus Beban nol


antar phasa
Frek
Eksitasi RO SO TO IR
IS
IT RS ST TR (Hz)
0.1
220 220 220 5.18 5.25 5.36 382 382 382
50
0.3
220 220 220 5.16 5.24 5.34 382 382 382
50

Daya Putaran
(Watt) (rpm)
1492,7
1491,6

putar

3.4.3
Arus

phasa
RS ST TR
382 382 382
382 384 384

Motor Asinkron Berbeban


Tegangan

0.5
0.7
0.9

220 220 220 5.28 5.29 5.38 382 382 382


220 220 220 5.29 5.33 5.44 382 382 382
220 220 220 5.3 5.34 5.39 382 382 382

50
50
50

1491,0
1490,2
1490,6

3.4.5 Motor Asinkron Berbeban dengan Kapasitor


Arus

Tegangan Jala
Eksitasi RO SO TO
0.1
220 220 220
0.3
220 220 220
0.5
220 220 220
0.7
220 220 220
0.9
220 220 220

Tegangan
Arus Beban nol
IR
IS
IT
5.18 5.32 5.45
5.29 5.32 5.50
5.28 5.32 5.57
5.35 5.35 5.55
5.20 5.47 5.55

antar phasa
Frek Daya Putaran
RS ST TR (Hz) (Watt)
(rpm)
384 384 384 50
1497,1
382 384 384 50
1495,4
382 384 384 50
1493,7
384 384 384 50
1492,0
382 382 382 50
1491,5

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data


4.1.1 Pada beban nol
Putaran kanan
Daya(P) = 3.Vjala. I x cos

Putaran kiri
Daya(P) = 3. Vjala.I x cos

= 3 x 220 x 5,17

= 3 x 220 x 5,12

= 2729,76 watt

= 2705,12 watt

ns = 120f/p = 120x50/4 = 1500


Slip = ns-nr / ns x 100%

ns = 120f/p = 120x50/4 = 1500


Slip = ns-nr / ns x 100%

= 1500 1498,9 / 1500 x 100%

= 1500 1496,6 / 1500 x 100%

= 0,073 %

= 0,227 %

= Poutput/Pinput x 100%

= Poutput/Pinput x 100%

= 2729,76/ 4000 x 100%

= 2705,12/ 4000 x 100%

= 68,24 %

= 67,63 %

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa nilai daya pada putaran ke kanan lebih besar
daripada putaran ke kiri, sedangkan nilai slipnya lebih kecil.
Arah
putar
Kanan
Kiri

Tegangan
Tegangan Jala Arus Beban nol
antar phasa
Frek
RO SO TO IR
IS
IT RS ST TR (Hz)
220 220 220 5.07 5.19 5.25 382 382 382
50
220 220 220 5.01 5.08 5.28 382 382 382
50

4.1.2 Pada beban nol dengan kapasitor

Daya
(Watt)
2729,76
2705,12

Putaran
(rpm)
1498.9
1496.6

Putaran kanan
Daya(P) = 3.Vjala. I x cos

Putaran kiri
Daya(P) = 3. Vjala.I cos

= 3 x 220 x 5,21 x 0,8

= 3 x 220 x 5,31 x 0,8

= 2752,64 watt

= 2803,68 watt

ns = 120f/p = 120x50/4 = 1500


Slip = ns-nr / ns x 100%

ns = 120f/p = 120x50/4 = 1500


Slip = ns-nr / ns x 100%

= 1500 1491,4 / 1500 x 100%

= 1500 1495,5 / 1500 x 100%

= 0,57 %

= 0,3 %

= Poutput/Pinput x 100%

= Poutput/Pinput x 100%

= 2752,64/ 4000 x 100%

= 2803,68/ 4000 x 100%

= 68,82 %

= 70,09 %

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa nilai daya pada putaran ke kanan lebih kecil
daripada putaran ke kiri, sedangkan nilai slipnya lebih besar.
Tegangan antar

Arah

Tegangan Jala Arus Beban nol


RO SO TO IR
IS
IT
Kanan 220 220 220 5.2 5.14 5.3
Kiri
220 220 220 5.28 5.32 5.33
putar

4.1.3

RS
382
382

phasa
ST TR
382 382
384 384

Pada keadaan berbeban tanpa kapasitor

Daya
Arus eksitasi 0,1 A
P = 3. Vjala.I.cos

Frek
(Hz)
50
50

Daya Putaran
(Watt)
(rpm)
2752,64 1491,4
2803,68 1495,5

= 3 x 220 x 5,26 x 0,8


= 2779,04 watt
Arus eksitasi 0,3 A
P = 3. Vjala I.cos
= 3 x 220 x 5,25 x 0,8
= 2770,24 watt
Arus eksitasi 0,5 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,32 x 0,8
= 2807,2 watt
Arus eksitasi 0,7 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,35 x 0,8
= 2826,56 watt
Arus eksitasi 0,9 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,34 x 0,8
= 2821,28 watt
Slip
ns = 120f/p = 120x50/4 = 1500 rpm
S = (ns-nr )/ ns x 100 %
- Arus eksitasi 0,1 A, nr = 1492,7 rpm
S = 0,49 %
- Arus eksitasi 0,3 A, nr = 1491,6 rpm

S = 0,56 %
- Arus eksitasi 0,5 A, nr = 1491,0 rpm
S = 0,6 %
- Arus eksitasi 0,7 A, nr = 1490,2 rpm
S = 0,653 %
- Arus eksitasi 0,9 A, nr = 1490,6 rpm
S = 0,627 %

Effisiensi

Arus eksitasi 0,1 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2779,04/ 4000 x 100%
= 69,48 %

Arus eksitasi 0,3 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2770,24/ 4000 x 100%
= 69,26 %

Arus eksitasi 0,5 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2807,2/ 4000 x 100%
= 70,18 %

Arus eksitasi 0,7 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2826,56/ 4000 x 100%

= 70,67 %

Arus eksitasi 0,9 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2821,28/ 4000 x 100%
= 70,53 %

Dengan perhitungan di atas maka diperoleh tabel seperti di bawah ini.


Tegangan

Arus

Tegangan Jala
RO SO TO
220 220 220
220 220 220
220 220 220
220 220 220
220 220 220

Eksitasi
0.1
0.3
0.5
0.7
0.9

4.1.4

Arus Beban nol


IR
IS
IT
5.18 5.25 5.36
5.16 5.24 5.34
5.28 5.29 5.38
5.29 5.33 5.44
5.3 5.34 5.39

antar phasa
Frek
RS ST TR (Hz)
382 382 382
50
382 382 382
50
382 382 382
50
382 382 382
50
382 382 382
50

Pada keadaan berbeban dengan menggunakan kapasitor

Arus eksitasi 0,1 A


P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,32 x 0,8
= 2807,2 watt
Arus eksitasi 0,3 A
P = 3. Vjala I.cos
= 3 x 220 x 5,37 x 0,8
= 2835,36 watt
Arus eksitasi 0,5 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,39 x 0,8

Daya Putaran
(Watt) (rpm)
3473,8 1492,7
3462,8 1491,6
3509,0 1491,0
3533,2 1490,2
3526,6 1490,6

= 3845,92 watt
Arus eksitasi 0,7 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,42 x 0,8
= 2860,0 watt
Arus eksitasi 0,9 A
P = 3. Vjala.I.cos
= 3 x 220 x 5,41 x 0,8
= 2854,72 watt

Slip
ns = 120f/p = 120x50/4 = 1500 rpm
S = (ns-nr )/ ns x 100 %
- Arus eksitasi 0,1 A, nr = 1497,1 rpm
S = 0,193 %
- Arus eksitasi 0,3 A, nr = 1495,4 rpm
S = 0,307 %
- Arus eksitasi 0,5 A, nr = 1493,7 rpm
S = 0,42 %
- Arus eksitasi 0,7 A, nr = 1492,0 rpm
S = 0,533 %
- Arus eksitasi 0,9 A, nr = 1491,5 rpm
S = 0,567 %
Effisiensi

Arus eksitasi 0,1 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2807,2/ 4000 x 100%
= 70,18 %

Arus eksitasi 0,3 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2835,36/ 4000 x 100%
= 70,884 %

Arus eksitasi 0,5 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2845,92/ 4000 x 100%
= 71,148 %

Arus eksitasi 0,7 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2860,0/ 4000 x 100%
= 701,5 %

Arus eksitasi 0,9 A

= Poutput/Pinput x 100%
= 2854,72/ 4000 x 100%
= 71,368 %

Dengan perhitungan di atas maka diperoleh tabel sebagai berikut:


Arus

Tegangan

Tegangan Jala Arus Beban nol


antar phasa
Frek Daya Putaran
Eksitasi RO SO TO IR
IS
IT RS ST TR (Hz) (Watt)
(rpm)
0.1
220 220 220 5.18 5.32 5.45 384 384 384 50 3509,0
1497,1
0.3
220 220 220 5.29 5.32 5.50 382 384 384 50 3544,2
1495,4

0.5
0.7
0.9

220 220 220 5.28 5.32 5.57 382 384 384


220 220 220 5.35 5.35 5.55 384 384 384
220 220 220 5.20 5.47 5.55 382 382 382

50
50
50

3557,4
3575,0
3568,4

1493,7
1492,0
1491,5

4.2 Grafik
4.2.1 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Putaran pada Motor Asinkron Berbeban

Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai dari perbandingan arus eksitasi dan putaran pada
keadaaan berbeban tanpa maupun dengan kapasitor berbanding terbalik. Artinya semakin
besar arus eksitasi maka semakin kecil putarannya. Kecuali pada pengukuran arus eksitasi 0,9
A pada percobaan tanpa kapasitor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan dari praktikan
pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang sudah turun kinerjanya. Disini terlihat
pula bahawa percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kapasitor maka menghasilkan
putaran yang lebih cepat.
4.2.2 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Daya Motor Asinkron Berbeban

Pada gambar grafik diatas dapat kita ketahui bahwa nilai dari perbandingan antara arus
eksitasi pada keadaaan berbeban dengan kapasitor dan tanpa kapasitor dengan daya yang
dihasilkan berbanding lurus. Artinya semakin besar arus eksitasi maka semakin besar
dayanya. Kecuali pengukuran daya pada arus eksitasi 0,1 A dan 0,9 A pada percobaan tanpa
kapasitor dan arus eksitasi 0,9 A pada percobaan dengan kapasitor. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan kesalahan dari praktikan pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang
sudah turun kinerjanya. Di sini juga terlihat bahwa percobaan yang dilakukan dengan
kapasitor menghasilkan daya yang lebih besar.
4.2.3 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Slip pada Motor Asinkron Berbeban

Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai dari perbandingan arus eksitasi dan slip pada
keadaaan berbeban tanpa maupun dengan kapasitor berbanding lurus. Artinya semakin besar
arus eksitasi maka semakin besar pula slip yang terjadi. Kecuali pada pengukuran arus
eksitasi 0,9 A pada percobaan tanpa kapasitor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan
dari praktikan pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang sudah turun kinerjanya.
Disini terlihat pula bahawa percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kapasitor maka
menghasilkan putaran yang lebih cepat. di sini terlihat pula bahwa percobaan yang dilakukan
tanpa kapasitor menghasilkan slip yang lebih besar, sehingga putarannya pun semakin kecil.
4.2.4 Grafik Perbandingan Arus Eksitasi dan Effisiensi pada Motor Asinkron Berbeban

Pada gambar grafik diatas dapat kita ketahui bahwa nilai dari perbandingan antara arus
eksitasi pada keadaaan berbeban dengan kapasitor dan tanpa kapasitor berbanding lurus.
Artinya semakin besar arus eksitasi maka semakin besar effisiensinya. Kecuali pengukuran
pada arus eksitasi 0,1 A dan 0,9 A pada percobaan tanpa kapasitor dan arus eksitasi 0,9 A
pada percobaan dengan kapasitor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan dari praktikan
pada saat pengukuran dan dari alat praktikum yang sudah turun kinerjanya. Di sini juga
terlihat bahwa percobaan yang dilakukan dengan kapasitor menghasilkan effisiensi yang
lebih besar.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Tanpa beban
Pada percobaan tanpa beban kita dapat melihat bahwa nilai tegangan fase dan
tegangan line baik pada putaran ke kiri maupun ke kanan, memiliki bernilai relatif tetap
masing masing sebesar 220 V dan 382 V.
4.3.2 Dengan kapasitor
Pada percobaan menggunakan kapasitor kita dapat melihat bahwa daya pada
percobaan motor asinkron berbeban dengan kapasitor lebih besar dari yang tanpa kapasitor.
Sedangkan slip yang terjadi lebih rendah sehingga putarannya lebih cepat. Effisiensi yang
dihasilkan juga lebih tinggi. Secara teoritis penggunaan kapasitor pada motor dibandingkan
dengan motor yang tidak dilengkapi dengan kapasitor maka konsumsi daya kerja pada beban
nol harus lebih kecil, karena fungsi kapasitor adalah menaikan faktor daya yang berarti
pengefektifan penggunaan daya, sehingga untuk menggerakkan rotor mesin dibutuhkan daya
yang lebih kecil.
4.3.3 Berbeban
Pada kondisi berbeban kita dapat melihat pula seiring dengan meningkatnya arus
eksitasi (pembebanan) yang diberikan ,maka kebutuhan daya yang dikonsumsi oleh motor
induksi meningkat, demikian juga putaran rpm cenderung sedikit menurun, hal ini
disebabkan oleh terjadinya slip putaran akibat penambahan beban, dan dapat meningkatkan
pula jumlah arus yang mengalir.
4.3.4 Analisa Vline dan Vphase
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat besarnya Vline = 382 V dan Vphase = 220
V. Jika kedua harga tersebut dibandingkan terdapat hubungan sebagai berikut :

Vline = 1,736 Vphase

BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum Motor Asinkron 3 Phase tersebut kita dapat mengambil beberapa kesimpulan,
yaitu:
1. Motor asinkron 3 fasa merupakan bagian dari motor listrik AC jenis motor asinkron.
2. Motor asinkron 3 fasa membutuhkan daya yang lebih besar dan memiliki daya output
yang besar sehingga seringkali digunakan di industri besar.
3. Bagian-bagian utama dari motor asinkron 3 fasa adalah rotor dan stator.
4. Motor asinkron 3 fasa bekerja dengan cara mengalirkan listrik ke stator yang memiliki 3
belitan dimana stator akan menghasilkan medan putar. Kemudian terjadi induksi pada
rotor dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor sehingga timbul ggl induksi.
5. Pengaturan arah putaran motor 3 fasa dilakukan dengan menukar urutan dua fasa dari
ketiga fasa tersebut. Sebagai contoh R-S-T diubah menjadi S-R-T
6. Pada saat motor berbeban besarnya daya yang dikonsumsi oleh motor untuk bekerja
bergantung pada besarnya pembebanan.
7. Semakin bertambahnya beban maka akan menimbulkan adanya slip perputaran rotor

terhadap medan putarnya sebesar sudut selain itu meningkatkan pula kebutuhan daya
bagi motor sinkron.

Anda mungkin juga menyukai