1
2. Bagaimana mengatur tegangan dan frekuensi pada masukan stator motor
induksi tiga fasa.
V. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar pembahasan materi dalam tugas akhir ini lebih terarah
dan maksimal dalam mencapai hasil yang diharapkan, maka peneliti membuat
beberapa batasan masalah yaitu:
1. Penelitian ini hanya membahas mengenai cycloconverter tiga fasa untuk
pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa.
2. Menggunakan motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan dengan daya 2.2
kW dari Laboratorium Konversi Energi Listrik di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
3. Tidak membahas gangguan yang terjadi pada motor induksi tiga fasa.
2
medan putar yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar pada
stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus, dan rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar
stator. Persamaan umum gaya Lorentz yaitu sebagai berikut.
= . . . sin (1)
Dimana :
F = Gaya Lorentz (N)
B = Kerapatan Fluks Magnet (W/m2)
I = Arus pada penghantar (A)
L = Panjang konduktor (m)
θ = Sudut fasa
Kecepatan putaran motor induksi ditentukan pada jumlah kutub yang
ada pada stator. Semakin banyak jumlah kutub pada stator, maka kecepatan
putar motor akan semakin rendah. Kecepatan motor diukur dengan satuan
banyaknya putaran per menit atau siklus putaran yang dilakukan oleh motor
saat berputar dalam waktu satu menit. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung putaran motor dapat dilihat di bawah ini.
= (2)
Dimana :
Ns = Kecepatan sinkron
F = Frekuensi
P = Jumlah pasang kutub
Selain itu, pada motor induksi juga mengenal adanya istilah slip. Slip
adalah perbedaan kecepatan putaran sinkron dengan kecepatan rotor.
Persamaan untuk menghitung slip adalah sebagai berikut.
= 100% (3)
3
Dimana :
S = Slip
Ns = Kecepatan Sinkron
Nr = Kecepatan rotor
1.Stator
Stator motor induksi tiga fasa pada dasarnya memiliki konstruksi yang sama
dengan motor sinkron dan generator. Stator memuat belitan tiga fasa yang
akan disuplai oleh sumber tegangan bolak-balik (ac) tiga fasa. Belitan ini
yang akan menentukan jumlah kutub pada stator. Penentuan jumlah kutub
berpengaruh pada kecepatan sinkron motor induksi tiga fasa.
4
Berikut ini adalah gambar bagian stator motor induksi tiga fasa:
2.Rotor
Rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor) memiliki konstruksi yang
sederhana dan kokoh. Rotor terdiri dari inti besi yang berbentuk silinder dan
tersusun berlapis (laminasi) dilengkapi dengan slot paralel sebagai tempat
masuknya batang konduktor. Rotor yang terdiri dari batang – batang
konduktor, tersusun pada alur disekitar permukaan rotor. Setiap ujung
konduktor dihubung singkat dengan cara dipatri atau dilas atau dibaut pada
slot dua cincin hubung singkat atau disebut juga dengan end-rings.
Berdasarkan konstruksi itu rotor tersebut disebut dengan rotor sangkar tupai.
Berikut ini adalah gambar konstruksi motor induksi tiga fasa rotor sangkar
tupai:
5
Rotor jenis yang lain adalah rotor belitan (wound rotor). Belitan tiga fasa pada
rotor ini biasanya terhubung wye (Y) dan setiap ujung ketiga kawat belitan
fasa rotor dihubungkan pada slip ring pada poros rotor. Belitan fasa dihubung
singkat dengan tahanan luar melalui sikat (brush) yang menempel pada slip
ring. Berikut ini adalah gambar motor induksi tiga fasa rotor belitan:
6
Nilai tegangan induksi stator yang dihasilkan berdasarkan gambar diatas
adalah pada persamaan 4.
Dimana :
= " (5)
( ) %&
#
7
Dimana:
8
memperlambat putaran motor, yaitu memperbanyak kutub motor, misalnya
dari 2 kutub menjadi 4 kutub.
2. Mengubah frekuensi
Berdasarkan persamaan (2) pengaturan putaran motor dapat dilakukan pula
dengan mengubah frekuensi motor, dimana untuk menambah kecepatan,
frekuensi masukan harus diperbesar, karena kecepatan putar dan frekuensi
nilainya sebanding. Begitupun sebaliknya, untuk memperlambat putaran
motor, maka frekuensi masukannya dapat dikurangi menjadi frekuensi yang
diinginkan.
Frekuensi dari gelombang sinusoidal yang disuplai pada motor, akan
menentukan kecepatan putar motor. Hal itu terjadi karena fluks yang timbul
pada motor akan lebih kecil dan lebih lambat, pada jumlah kutub yang tetap.
Pada penelitian kali ini, akan digunakan pengubahan frekuensi untuk
mengontrol putaran motor induksi 3 fasa. Motor induksi berputar sebanding
dengan frekuensi yang diberikannya. Jika diberikan frekuensi lebih tinggi
dengan jumlah kutub pada stator yang tetap, maka motor induksi akan
berputar lebih cepat. Perubahan frekuensi untuk mengendalikan motor
dipilih karena untuk mengubah kutub magnet pada stator tidak mungkin
dilakukan secara cepat dan mudah, karena berhubungan dengan konstruksi
motor.
3. Mengatur tegangan
Mengatur tegangan untuk mengatur putaran motor induksi dapat dilakukan
dengan jalan mengubah besaran tegangan masukan pada terminal motor
induksi. Tegangan yang diubah besarannya pada motor induksi akan
mengakibatkan adanya penurunan torsi karena adanya perubahan GGL yang
timbul pada motor induksi. Kemudian, karena adanya penurunan GGL pada
motor tadi akan mengakibatkan kecepatan motor semakin rendah, karena
gaya yang diakibatkan pada stator motor induksi menjadi semakin rendah.
Namun, pengaturan tegangan kurang diminati karena mengakibatkan adanya
perubahan kecepatan yang kurang dapat dikendalikan secara akurat, dan
memiliki torsi yang rendah. Oleh karena itu, pengendalian kecepatan
9
putaran motor induksi lebih banyak dilakukan dengan mengubah besar nilai
frekuensi pada terminal masukan motor induksi.
VII.2 Cycloconverter
Cycloconverter adalah konverter yang mengubah listrik AC
menjadi listrik AC dengan parameter berbeda. Perbedaan paramater antara
masukan dan keluaran cycloconverter yang bisa dibuat adalah frekuensi,
tegangan dan fasa. Cycloconverter banyak dimanfaatkan oleh industri dan
pabrik yang menggunakan motor induksi. Cycloconverter digunakan untuk
mengendalikan kecepatan motor induksi. Cycloconverter menggunakan
devais semikonduktor dengan peengendalian berbasis pulsa, seperti PWM
untuk mengendalikannya. Cycloconverter ini mempunyai kelebihan lebih
sederhana dalam aplikasinya untuk mengontrol, namun lebih membutuhkan
banyak komponen semikonduktor. Konverter jenis ini yang akan menjadi
fokus dari penelitian ini, dan akan dibahas lebih lanjut pada sub-bab
selanjutnya.
Cycloconverter adalah peralatan yang digunakan pada industri skala
besar untuk mengatur kecepatan motor. Konverter jenis ini digunakan untuk
mengatur frekuensi pada pengendali frekuensi variabel dengan rating dari
beberapa megawatt sampai dengan puluhan megawatt. Pengendalian yang
dilakukan cycloconverter didapat dengan mengatur pulsa penyalaannya
dengan bantuan PWM. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
devais semikonduktor SCR pada rangkaiannya.
Cycloconverter adalah jenis pengontrol daya dimana tegangan dan
frekuensi listrik AC dari masukannya diubah langsung mengikuti frekuensi
beban tanpa melewati sebuah komponen atau perubahan ke tegangan DC.
Cycloconverter juga mempunyai kemampuan mengatur secara langsung
kedua parameter yaitu tegangan dan frekuensi keluarannya.Frekuensi normal
pada cycloconverter adalah 1/3 dari frekuensi masukannya. Selain itu juga,
distorsi harmonik kerap muncul, namun semakin kecil jika frekuensi
keluarannya lebih kecil.
10
Berikut ini adalah contoh rangkaian sederhana dari sebuah cycloconverter
satu fasa
11
VIII. Metode Penelitian
Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka peneliti menerapkan
beberapa metode studi diantaranya adalah sebagai berikut :
1 Studi Literatur.
Dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik Skripsi yang
terdiri dari buku-buku referensi baik yang dimilki oleh peneliti atau dari
perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, layanan internet, dan lain-
lain.
2 Perancangan dan Simulasi
Merancang cycloconverter dan melakukan simulasi berdasarkan
perhitungan dan bahan yang ditetapkan dalam perancangan. Hasil keluaran
simulasi berupa tegangan dan frekuensi.
3 Membangun Cycloconverter
Membangun cycloconverter berdasarkan pengaturan penyalaan sudut pada
Thrystor didapatkan dari hasil simulasi.
BAB I: PENDAHULUAN
12
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan tentang motor induksi, konstruksi
motor induksi, pengaturan kecepatan motor induksi, dan
cycloconverter.
BAB V : PENUTUP
X. Metode Penelitian
Untuk rancang bangun antena dan parameter apa saja yang akan diukur
dapat dilihat dengan diagram alur pada Gambar 9.
13
Mulai
Frekuensi = 50 Hz
Tegangan = 380 V
Perancangan cycloconverter
Simulasikan rancangan
Frekuensi Tidak
= 12,5 atau
25 Hz
Fabrikasi Cycloconverter
Selesai
14
Bulan ke-
III IV
I II
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Melakukan
tinjauan
1 pustaka
Perancangan
2 cycloconverter
Pemodelan dan
simulasi
rancangan
3 cycloconverter
Fabrikasi
cycloconverter
4 hasil simulasi
15