Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TUGAS AKHIR

I. Judul Tugas Akhir


RANCANG BANGUN CYCLOCONVERTER SEBAGAI PENGATUR
KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

II. Latar Belakang


Pada saat ini motor induksi adalah motor yang paling banyak digunakan
dalam dunia industri maupun rumah tangga. Motor induksi memiliki keuntungan
antara lain motor ini memiliki konstruksi yang sederhana, relatif murah dan mudah
dalam pemeliharaannya dibandingkan dengan motor DC. Namun, motor induksi ini
memiliki kelemahan yaitu dalam hal pengaturan kecepatan motor. Pengaturan
kecepatan motor dapat dilakukan dengan mengubah jumlah kutub atau frekuensi
motor. Pengaturan dengan mengubah jumlah kutub sulit untuk dilakukan karena
akan merubah konstruksi motor. Pengaturan dengan mengubah frekuensi sumber
pada stator lebih mudah dilakukan karena tidak mengubah konstruksi motor yang
sudah jadi.
Perubahan frekuensi untuk pengaturan kecepatan motor ini kemudian
menjadi salah satu fokus dalam penelitian ini. Ada beberapa macam teknik
mengubah frekuensi motor induksi, yaitu dengan cara menggunakan peralatan yang
memanfaatkan devais semikonduktor, seperti inverter, ataupun dengan
menggunakan cycloconverter. Namun, inverter memiliki komponen DC dalam
pembentukan gelombang AC melalui pensaklaran, oleh karena itu inverter
mempunyai nilai harmonisa yang lebih tinggi dibandingkan dengan cycloconverter
yang hanya mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC. Metode pengaturan
pada cycloconverter juga menjadi lebih sederhana. Oleh karena itu, cycloconverter
lebih dipilih pada penelitian ini.

III. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana mengatur kecepatan motor induksi tiga fasa.

1
2. Bagaimana mengatur tegangan dan frekuensi pada masukan stator motor
induksi tiga fasa.

IV. Tujuan Penulisan Tugas Akhir


Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang bangun cycloconverter
untuk pengaturan putaran motor induksi tiga fasa.

V. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar pembahasan materi dalam tugas akhir ini lebih terarah
dan maksimal dalam mencapai hasil yang diharapkan, maka peneliti membuat
beberapa batasan masalah yaitu:
1. Penelitian ini hanya membahas mengenai cycloconverter tiga fasa untuk
pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa.
2. Menggunakan motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan dengan daya 2.2
kW dari Laboratorium Konversi Energi Listrik di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
3. Tidak membahas gangguan yang terjadi pada motor induksi tiga fasa.

VI. Tujuan Penulisan Tugas Akhir


Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini antara lain :
1. Menghasilkan sebuah rancang bangun cycloconverter tiga fasa untuk
pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa.
2. Menghasilkan sebuah alat praktikum untuk praktikan pada Laboratorium
Konversi Energi Listrik Universitas Sumatera Utara.

VII. Tinjauan Pustaka


VII.1 Motor Induksi Tiga Fasa
VII.1.1 Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling
luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibatnya ada perbedaan relatif antara putaran rotor dengan

2
medan putar yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar pada
stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus, dan rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar
stator. Persamaan umum gaya Lorentz yaitu sebagai berikut.
= . . . sin (1)
Dimana :
F = Gaya Lorentz (N)
B = Kerapatan Fluks Magnet (W/m2)
I = Arus pada penghantar (A)
L = Panjang konduktor (m)
θ = Sudut fasa
Kecepatan putaran motor induksi ditentukan pada jumlah kutub yang
ada pada stator. Semakin banyak jumlah kutub pada stator, maka kecepatan
putar motor akan semakin rendah. Kecepatan motor diukur dengan satuan
banyaknya putaran per menit atau siklus putaran yang dilakukan oleh motor
saat berputar dalam waktu satu menit. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung putaran motor dapat dilihat di bawah ini.

= (2)

Dimana :
Ns = Kecepatan sinkron
F = Frekuensi
P = Jumlah pasang kutub
Selain itu, pada motor induksi juga mengenal adanya istilah slip. Slip
adalah perbedaan kecepatan putaran sinkron dengan kecepatan rotor.
Persamaan untuk menghitung slip adalah sebagai berikut.

= 100% (3)

3
Dimana :
S = Slip
Ns = Kecepatan Sinkron
Nr = Kecepatan rotor

VII.1.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa


Motor induksi tiga fasa memiliki dua bagian utama, yaitu bagian
stator (diam) dan bagian rotor yang berputar. Diantara stator dan rotor
terdapat celah udara sempit yang berfungsi sebagai tempat perpindahan
energi dari stator ke rotor.

Berikut ini adalah gambar konstruksi motor induksi:

Gambar 1. Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa

1.Stator
Stator motor induksi tiga fasa pada dasarnya memiliki konstruksi yang sama
dengan motor sinkron dan generator. Stator memuat belitan tiga fasa yang
akan disuplai oleh sumber tegangan bolak-balik (ac) tiga fasa. Belitan ini
yang akan menentukan jumlah kutub pada stator. Penentuan jumlah kutub
berpengaruh pada kecepatan sinkron motor induksi tiga fasa.

4
Berikut ini adalah gambar bagian stator motor induksi tiga fasa:

Gambar 2. Stator Motor Induksi Tiga Fasa

2.Rotor
Rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor) memiliki konstruksi yang
sederhana dan kokoh. Rotor terdiri dari inti besi yang berbentuk silinder dan
tersusun berlapis (laminasi) dilengkapi dengan slot paralel sebagai tempat
masuknya batang konduktor. Rotor yang terdiri dari batang – batang
konduktor, tersusun pada alur disekitar permukaan rotor. Setiap ujung
konduktor dihubung singkat dengan cara dipatri atau dilas atau dibaut pada
slot dua cincin hubung singkat atau disebut juga dengan end-rings.
Berdasarkan konstruksi itu rotor tersebut disebut dengan rotor sangkar tupai.
Berikut ini adalah gambar konstruksi motor induksi tiga fasa rotor sangkar
tupai:

Gambar 3. Rotor Motor Induksi Tiga Fasa Sangkar

5
Rotor jenis yang lain adalah rotor belitan (wound rotor). Belitan tiga fasa pada
rotor ini biasanya terhubung wye (Y) dan setiap ujung ketiga kawat belitan
fasa rotor dihubungkan pada slip ring pada poros rotor. Belitan fasa dihubung
singkat dengan tahanan luar melalui sikat (brush) yang menempel pada slip
ring. Berikut ini adalah gambar motor induksi tiga fasa rotor belitan:

Gambar 4. Rotor Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan

VII.1.3 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Motor induksi identik dengan sebuah transformator, sehingga


rangkaian ekivalen motor induksi sama dengan rangkaian ekivalen pada
transformator. Perbedaan antara rangkaian ekivalen motor induksi dengan
transformator terletak pada bagian rotor yang dihubung singkat dan dapat
berputar akibat induksi magnetik. Gambar rangkaian ekivalen pada sisi stator
ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian Ekivalen pada Stator

6
Nilai tegangan induksi stator yang dihasilkan berdasarkan gambar diatas
adalah pada persamaan 4.

E1 =V-I1 (R 1 +jX1 ) (4)

Dimana :

V : tegangan sumber (V)


N1 : kumparan stator
E1 : tegangan induksi stator (V)
I1 : arus stator (A)
R1 : tahanan stator (Ω)
X1 : reaktansi stator (Ω)

Gambar rangkaian ekivalen pada rotor ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian Ekivalen Pada Rotor

Gambar diatas menunujukkan rotor dalam kondisi rangkaian tertutup


(close loop) sehingga akan menimbulkan arus rotor. Nilai arus pada rotor
pada persamaan 5 sebagai berikut:

= " (5)
( ) %&
#

7
Dimana:

Ir = arus rotor (A)


E2 = tegangan induksi rotor (V)
R2 = tahanan rotor (Ω)
X2 = reaktansi rotor (Ω)
Kedua rangkaian ekivalen stator dan rotor dapat digabungkan menjadi satu
rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa. Gambar rangkaian ekivalen
motor induksi tiga fasa ditunjukkan pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

VII.1.4 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi

Ada beberapa macam teknik pengendalian motor induksi, karena


dilihat dari konstruksi motor, karakteristik motor dan juga proses
pembangkitan torsi pada motor. Khusus untuk pengendalian frekuensi secara
langsung, maka motor induksi dapat diatur melalui tegangan masukannya,
frekuensi masukannya, bahkan diatur keduanya secara bersamaan, ada
beberapa cara dalam pengontrolan putaran motor induksi, yaitu sebagai
berikut.
1. Mengubah jumlah kutub motor
Pengaturan untuk mengubah jumlah putaran pada motor induksi dengan
mengatur jumlah kutub adalah berdasarkan pada persamaan keccepatan
putan motor, yaitu pada persamaan (2), dimana kecepatan putar motor
dipengaruhi oleh banyaknya kutub. Berdasarkan persamaan (2), maka untuk
mempercepat putaran motor, maka kutub yang ada harus diperkecil,
misalnya dari 4 kutub menjadi 2 kutub. Begitupun sebaliknya, untuk

8
memperlambat putaran motor, yaitu memperbanyak kutub motor, misalnya
dari 2 kutub menjadi 4 kutub.
2. Mengubah frekuensi
Berdasarkan persamaan (2) pengaturan putaran motor dapat dilakukan pula
dengan mengubah frekuensi motor, dimana untuk menambah kecepatan,
frekuensi masukan harus diperbesar, karena kecepatan putar dan frekuensi
nilainya sebanding. Begitupun sebaliknya, untuk memperlambat putaran
motor, maka frekuensi masukannya dapat dikurangi menjadi frekuensi yang
diinginkan.
Frekuensi dari gelombang sinusoidal yang disuplai pada motor, akan
menentukan kecepatan putar motor. Hal itu terjadi karena fluks yang timbul
pada motor akan lebih kecil dan lebih lambat, pada jumlah kutub yang tetap.
Pada penelitian kali ini, akan digunakan pengubahan frekuensi untuk
mengontrol putaran motor induksi 3 fasa. Motor induksi berputar sebanding
dengan frekuensi yang diberikannya. Jika diberikan frekuensi lebih tinggi
dengan jumlah kutub pada stator yang tetap, maka motor induksi akan
berputar lebih cepat. Perubahan frekuensi untuk mengendalikan motor
dipilih karena untuk mengubah kutub magnet pada stator tidak mungkin
dilakukan secara cepat dan mudah, karena berhubungan dengan konstruksi
motor.
3. Mengatur tegangan
Mengatur tegangan untuk mengatur putaran motor induksi dapat dilakukan
dengan jalan mengubah besaran tegangan masukan pada terminal motor
induksi. Tegangan yang diubah besarannya pada motor induksi akan
mengakibatkan adanya penurunan torsi karena adanya perubahan GGL yang
timbul pada motor induksi. Kemudian, karena adanya penurunan GGL pada
motor tadi akan mengakibatkan kecepatan motor semakin rendah, karena
gaya yang diakibatkan pada stator motor induksi menjadi semakin rendah.
Namun, pengaturan tegangan kurang diminati karena mengakibatkan adanya
perubahan kecepatan yang kurang dapat dikendalikan secara akurat, dan
memiliki torsi yang rendah. Oleh karena itu, pengendalian kecepatan

9
putaran motor induksi lebih banyak dilakukan dengan mengubah besar nilai
frekuensi pada terminal masukan motor induksi.
VII.2 Cycloconverter
Cycloconverter adalah konverter yang mengubah listrik AC
menjadi listrik AC dengan parameter berbeda. Perbedaan paramater antara
masukan dan keluaran cycloconverter yang bisa dibuat adalah frekuensi,
tegangan dan fasa. Cycloconverter banyak dimanfaatkan oleh industri dan
pabrik yang menggunakan motor induksi. Cycloconverter digunakan untuk
mengendalikan kecepatan motor induksi. Cycloconverter menggunakan
devais semikonduktor dengan peengendalian berbasis pulsa, seperti PWM
untuk mengendalikannya. Cycloconverter ini mempunyai kelebihan lebih
sederhana dalam aplikasinya untuk mengontrol, namun lebih membutuhkan
banyak komponen semikonduktor. Konverter jenis ini yang akan menjadi
fokus dari penelitian ini, dan akan dibahas lebih lanjut pada sub-bab
selanjutnya.
Cycloconverter adalah peralatan yang digunakan pada industri skala
besar untuk mengatur kecepatan motor. Konverter jenis ini digunakan untuk
mengatur frekuensi pada pengendali frekuensi variabel dengan rating dari
beberapa megawatt sampai dengan puluhan megawatt. Pengendalian yang
dilakukan cycloconverter didapat dengan mengatur pulsa penyalaannya
dengan bantuan PWM. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
devais semikonduktor SCR pada rangkaiannya.
Cycloconverter adalah jenis pengontrol daya dimana tegangan dan
frekuensi listrik AC dari masukannya diubah langsung mengikuti frekuensi
beban tanpa melewati sebuah komponen atau perubahan ke tegangan DC.
Cycloconverter juga mempunyai kemampuan mengatur secara langsung
kedua parameter yaitu tegangan dan frekuensi keluarannya.Frekuensi normal
pada cycloconverter adalah 1/3 dari frekuensi masukannya. Selain itu juga,
distorsi harmonik kerap muncul, namun semakin kecil jika frekuensi
keluarannya lebih kecil.

10
Berikut ini adalah contoh rangkaian sederhana dari sebuah cycloconverter
satu fasa

Gambar 8. Cycloconverter Satu Fasa


Pada gambar 8, terlihat bahwa cycloconverter sederhana satu fasa digunakan
untuk menyuplai daya ke beban AC. Rangkaian di atas menggunakan 4 buah
thyristor tipe-P dan 4 buah SCR tipe-N. Sinyal hasil dari modulasi
pensaklaran di atas akan menghasilkan sinyal positif oleh SCR tipe-P dan
sinyal negatif oleh SCR tipe-N. Jika digunakan susut penyalaan
berdasarkan sudut, kita anggap tipe-P adalah αp, maka sudut penyalaan
untuk tipe-N adalah αn dengan besar sudut penyalaan yaitu π - αp.
Jika ada sebuah cycoconverter satu fasa dengan frekuensi 50Hz, dengan 2
buah grup pensaklaran negatif dan positif, maka cycloconverter akan bekerja
seperti ini: jika frekuensi akan diturunkan menjadi setngah dari frekuensi
awal, maka saat siklus positif gelombang, konverter grup positif akan
dihidupkan, dan kemudian ketika siklus negatif, maka grup positif akan tetap
hidup, namun grup negatif akan mati. Lalu, saat siklus positif berikutnya,
grup konverter positif akan mati, namun grup negatif akan hidup, dan
kemudian saat siklus positif kembali, maka grup positif akan mati, dan grup
negatif akan hidup. Pada akhirnya, gelombang akan menmpunyai frekuensi
setengah dari frekuensi awal. Hidup dan matinya grup konverter
dikendalikan oleh rangkaian pensaklaran. Rangkaian pensaklaran pada
cycloconverter ada yang menggunakan hanya rangkaian penyelaras untuk
mengubah siklus negatif dan positif pada cycloconverter untuk mengubah
frekuensi keluaran, ataupun dengan menggunakan topologi jembatan, untuk
mendapatkan gelombang keluaran seperti sinusoidal murni.

11
VIII. Metode Penelitian
Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka peneliti menerapkan
beberapa metode studi diantaranya adalah sebagai berikut :
1 Studi Literatur.
Dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik Skripsi yang
terdiri dari buku-buku referensi baik yang dimilki oleh peneliti atau dari
perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, layanan internet, dan lain-
lain.
2 Perancangan dan Simulasi
Merancang cycloconverter dan melakukan simulasi berdasarkan
perhitungan dan bahan yang ditetapkan dalam perancangan. Hasil keluaran
simulasi berupa tegangan dan frekuensi.
3 Membangun Cycloconverter
Membangun cycloconverter berdasarkan pengaturan penyalaan sudut pada
Thrystor didapatkan dari hasil simulasi.

4 Pengukuran dan Uji Coba


Melakukan ujicoba secara umum terhadap cycloconverter yang telah
dibangun serta mengukur parameternya yaitu tegangan dan frekuensi
dengan alat ukur.
5 Kesimpulan dan Saran
Merangkum kesimpulan selama analisis dan rancang bangun cycloconverter
dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan.

IX. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar


belakang masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan
masalah, metode dan sistematika penulisan.

12
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan tentang motor induksi, konstruksi
motor induksi, pengaturan kecepatan motor induksi, dan
cycloconverter.

BAB III : PERANCANGAN DAN FABRIKASI


Bab ini berisi penjelasan tentang perancangan desain
simulasi dan fabrikasi cycloconverter.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang hasil simulasi dan penggunaan
cycloconverter pada motor induksi tiga fasa .

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

X. Metode Penelitian

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka peneliti menggunakan


metodologi penelitian sebagai berikut :

X.1 Tahapan Penelitian

Untuk rancang bangun antena dan parameter apa saja yang akan diukur
dapat dilihat dengan diagram alur pada Gambar 9.

13
Mulai

Frekuensi = 50 Hz

Tegangan = 380 V

Perancangan cycloconverter

Simulasikan rancangan

Frekuensi Tidak
= 12,5 atau
25 Hz

Fabrikasi Cycloconverter

Aplikasikan terhadapa Motor


Induksi tiga fasa

Selesai

Gambar 9. Diagram Alir Penelitian

X.2 Jadwal Kegiatan

Dibawah ini adalah jadwal kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan


tugas akhir ini.

14
Bulan ke-
III IV
I II
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Melakukan
tinjauan
1 pustaka
Perancangan
2 cycloconverter
Pemodelan dan
simulasi
rancangan
3 cycloconverter
Fabrikasi
cycloconverter
4 hasil simulasi

15

Anda mungkin juga menyukai