Bentuk pada ada putaran yang dimana bentuka juga bervariasi antara bagian
motor-motor berputar yaitu motor induksi tiga fasa rotor sangkar dan rotor belitan.
1.2.2 Rotor
Rotor merupakan bagian dari mesin induksi yang berputar dan terletak di dalam
motor induksi dan stator. Rotor terdiri dari 2 bagian yaitu rotor sangkar dan rotor
belitan.
Pada rotor sangkar ja terdiri dari susunan batang konduktor yang juga ada di bagian
untuk dibentangkan ke dalam slot-slot yang terdapat pada permukaan rotor dan tiap-
tiap ujungnya dihubung singkat dengan menggunakan cincin aluminium. Batang rotor
dan cincin ujung sangkar tupai yang kecil merupakan hasil cetakan tembaga atau
aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor, maka batang rotor ini kelihatan seperti
kandang tupai sehingga disebut motor induksi rotor sangkar tupai dan berikut gambar
rotor sangkar tupai yag ditunjuk bagian seperti pada Gambar 1.3 :
Gambar 1.3 Rotor sangkar tupai
Berbeda dengan rotor belitan, rotor dililit dengan lilitan terisolasi dengan
lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan dengan hubungan wyedan masing-
masing ujung fasa terbuka dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros
rotor. Slot rotor dari seri starting dan kecepatan yang dibuat untuk yang dimana
akan diselesaikan dan dibentuk di satu bagian yang dapat dibentuk juga sesuatu
yang diadanya ada selama
pengasutan. Penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan
mengahasilkan torsi yang lebih besar dengan arus starting yang sangat kecil
dibandingkan dengan bagian rotor sangkar.
Konstruksi motor induksi tiga fasa dengan menggunakan rotor belitan dapat
ditunjukdengan satu gambar yang digambar seperti pada Gambar 1.4 berikut :
Gambar 2.5 a merupakan proses dari medan putar pada motor induksi yang
digambarkan mengalami perputaran sebesar 360 derajat dan
menunjukkan arah fluksnya dengan waktu tertentu maka akan dapat
dilihat amplitudonya.
Gambar 2.5 b merupakan bentuk gelombang sinusoidal yang dimana saat terjadi
medan putar dengan waktu tertentu maka akan dapat dilihat amplitudonya.
Gambar 2.5 c merupakan proses pertama terjadinya adanaya suatu medan putar
dengan waktu yang diperlukan di saat pertama dan kemudian juga ada pada
bagian yang memiliki suatu perbedaan posisi lalu memiliki perbedaan
sudut sebesar 120 derajat yang posisinya dimulai dari A’-C-B’-A-C-B.
Gambar 2.5 d merupakan proses pertama terjadinya medan putar dengan waktu
perbedaan sudut sebesar 120 derajat yang posisinya waktu tertentu antara
di
kedua dan memiliki perbedaan posisi akan adapat adilihat aamplitudonya ajuga
ada yang dimulai di suatu bagian yaitu yang ada berada yang dimana dimulai dari
C-B’-A- C’-B-A’.
Gambar 2.5 e merupakan proses pertama terjadinya medan putar dengan waktu
ketiga dan memiliki perbedaan posisi lalu juga dapat disamakansehingga memiliki
perbedaan sudut sebesar 120 derajat yang posisinya waktu tertentu maka
akan dapat dilihat amplitudonya dimulai dari B’-A-C’-B-A-C.
Gambar 2.5 f merupakan proses pertama terjadinya medan putar dengan waktu
keempat dan memiliki perbedaan posisi lalu jugadapat disamakansehingga memiliki
perbedaan sudut sebesar 120 derajat yang posisinya waktu tertentu maka akan dapat
dilihat pada bentuk amplitudonya dimulai dari A-C’-B-A’-C-B’.
Oleh karena itu, untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan
putaran dari sinkron di diturunkan dengan suatu bagian sebagai berikut [5]:
120 x ƒ
nc = (rpm)............................................................................................(2.1)
e
Dimana :
f = frekuensi (HZ)
p = jumlah kutub
nc= kecepatan sinkron (rpm)
1.4 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa
Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan
arus tiga fasa. Motor induksi adalah peralatan pengubah energi listrik keenergi
mekanik. Listrik yang diubah merupakan listrik tiga phasa. Arus pada rotor didapat dari
arus induksi dimana arus ini berada dalam medan magnetik sehingga akan terjadi gaya
(F) pada rotor yang akan menggerakkan rotor dalam arah tegak lurus medan. Arus
akan mengalir melalui belitan yang akan menimbulkan fluks dan karena adanya
akan mengalir melalui belitan yang akan menimbulkan fluks dan karena adanya
perbedaan sudut fasa sebesar 120 derajat antara ketiga fasanya, maka akan timbul
medan putar dengan kecepatan sinkrontegangan tiga fasa, maka pada stator akan
dihasilkan putaran pada motor induksi tiga fasa dengan persamaan 2.1. Di bagian stator
sendiri timbul tegangan di tiap fasa dengan rumus yang diturunkan dengan :
E1 = 4,44 x ƒ x N1x 0 (V)........................................................................(2.2)
Dimana :
ns
Dimana :
s = slip (%)
ns = kecepatan pada stator (rpm)
nr = kecepatan pada rotor (rpm)
1.5 Rangkaian Ekivalen Pada Motor Induksi
Sebuah motor induksi identik dengan sebuah transformator. Oleh sebab itu, rangkaian
ekivalen motor induksi mirip dengan suatu rangkaian ekivalen transform ator.
Perbedaannya hanyalah bahwa kumparan rotor dari motor induksi berputar, yang
berfungsi untuk menghasilkan daya mekanik. Rangkaian ekivalen motor induksi
dihasilkan dengan cara yang sama sebagaimana halnya pada transformator. Semua
parameter-parameter rangkaian ekivalen yang akan dijelaskan berikut mempunyai nilai-
nilai perfasa hal ini dimaksudkan untuk mempermudah analisis. Rangkaian ekivalen
motor induksi dihasilkan dengan cara yang sama sebagaimana juga halnya dengan
pembentukan rangkaian ekivalen yang dimana rangkaian ekivalen tersebuit juga
digunakan untuk menyederhanakan bagian dari perhitungan yang digunakan pada motor
induksi tiga fasa rotor sangkar untuk membentuk dalam perhitungan yang singkat dan
juga memiliki persamaan yang tepat sesuai dengan yang diperlukan saat menganalisis di
pakai juga untuk perhitungan theory halnya pada transformator bahwa kumparan rotor
dari motor induksi dapat juga berputar dan digunakan adanya suatu rangkaian ekivalen
untuk membentuk suatu bagian yang dimana juga akan membentuk bagian yang ada dan
juga kemudian menghasilkan suatu rangkaian motor induksi
tiga fasa dan begitu juga untuk yang lain dan juga rangkaian ekivalen dari motor
seperti pada Gambar 2.6 sebagai berikut :
Gambar di atas merupaka gambar rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa yang
memiliki suatu bagian stator dan rotor yang dimana pada motor. Pada bagian stator
dan rotor dapat dijelaskan simbol-simbolya gambar sebagai berikut [7] :
V1 = tegangan sumber (V)
I1 = arus dari tegangan sumber (A)
IO = arus primer yang mengalir saat bagian komponen rugi-rugi (A)
RC = resistansi tembaga (ohm)
XN = induktansi magnetik (henry)
R1 = resistansi pada stator (ohm)
X1 = induktansi pada stator (henry)
E1 = tegangan pada stator (V)
SE2 = tegangan pada bagian rotor (V) (S = slip karena tegangan di rotor muncul karena
adanya induksi tegangan untuk stator dan slip).
SX2 = tegangan pada induktansi pada bagian rotor (V) (S = slip karena tegangan di
rotor muncul karena ada induksi tegangan dari stator dan slip).
1.6 Cara Yang Perlu Dilakukan Untuk Mengatur Putaran Pada Motor Induksi 3 Fasa
Cara yang dilakukan untuk mengatur putaran motor induksi dapat dijelaskan
bagaimana mengaturnya agar tidak terjadi kesalahan dengan cara sebagai berikut:
Dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan jumlah kutub yang ada dengan yang
diperlukan untuk menghasilkan putaran yang diinginkan dengan pemahaman dari
rumus : ns = (120 x f) / p. Dari rumus dapat disimpulkan bahwa jumlah kutub
berbanding terbalik dengan kecepatan putaran sehingga semakin kecil nilai dari
jumlah kutub maka kecepatan putaran akan besar nilainya.
2. Mengatur nilai dari Frekuensi Sumber
Dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu inverter yang digunakan untuk mengatur
frekuensi yang kemudian setelah diatur maka disupply ke peralatan listrik yang
memerlukannya dengan pemahaman dari rumus :ns = (120 x f) / p. Dari rumus dapat
disimpulkan bahwa frekuensi berbanding lurus dengan kecepatan putaran sehingga semakin
besar frekuensi yang dihasilkan oleh inverter maka kecepatan putaran semakin besar.
3. Mengatur nilai dari Tegangan Sumber
Dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu inverter yang digunakan untuk mengatur
tegangan. Persamaan dari torsi motor induksi tiga phasa menjelaskan bahwa torsi
sebandingdengan pangkat dua tegangan yang diberikan. Pada beban tertentu dengan
menganggap besarnya tahanan rotor dan reaktansi rotor konstan serta slip yang kecil, dengan
merubah nilai tegangan input maka akan konstan
serta slip yang kecil maka perubahan kecepatan ada. Pengaturan putaran motor
induksi tiga phasa dengan cara mengatur tegangan sumber mempunyai daerah
kerja yang sempit.
4. Mengatur nilai dari Tahanan Luar
Dilakukan dengan mengatur nilai dari jumlah motor induksi tiga phasa yang dipasang diluar
dari motor induksi dan menyesuaikan antara nilai kecepatan putaran dengan tahanan
luar.Perbandingan antara nilai tahanan luar dengan nilai kecepatan putaran berbanding
terbalik karena saat adanya tahanan luar maka torsi semakin besar [8].
1.7 Hubungan Antara Frekuensi, Kecepatan dan Torsi
1. Hubungan frekuensi dengan torsi
Besarnya torsi suatu motor induksi tergantung pada tegangan lalu frekuensi
yang diberikan untuk stator. Bila fatetap maka Ta« V2 dan sebaliknya.
1.8 Penggunaan Inverter Pada Pengaturan Putaran Motor Induksi
Inverter yang digunakan adalah inverter tiga fasa dengan frekuensi dan tegangan
berubah dan pada inverter ini ditambahkan suatu rangkaian yang mampu mengubah
besar perubahan tegangan yang terjadi menjadi perubahan frekuensi dan Gambar 1.7
dari pengaturan putaran motor induksi tiga fasa yang terdiri dari :
3. Rangkaian pembentuk harga mutlak (untuk memberikan nilai dari frekuensi yang
telah diatur dengan akurat).
7. Titik A adalah keluaran dari rangkaian integrator yang dimana saat menghasilkan
keluaran pada titik A maka untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang dapat
mengganggu gelombang pada keluaran titik A dapat diatasi dengan memberikan
tegangan arus searah sebagai penetralisir untuk frekuensi yang dapat mengganggu
stabilan gelombangseperti pada Gambar 2.7 berikut:
Gambar 1.7 Gambar Rangkaian Blok Inverter 3 fasa dengan frekuensi dan tegangan
berubah
Gambar diatas merupakan gelombang output saat berada pada rangkaian integrator
yang dimana setelah diberikan nilai frekuensi dan tegangan yang ditetapkan dari
rangkaian pembentuk harga absolute. Proses pembentukan dari gelombang dimulai
dari kiri ke kananada juga seperti pada Gambar 2.10 berikut:
Gambar diatas adalah bentuk gelombang yang akan diubah menjadi gelombang
sinus murni agar menjadi frekuensi dan tegangan ac secara bertahap dan frekuensi
juga tegangan nya dapat diatur sesuai dengan yang diperlukan untuk kerja motor
induksi saat digunakan sebagai penggerak untuk menghasilkan daya yang sesuai dan
tepat lalu akurat yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem.
Inverter digunakan untuk mengatur frekuensi motor induksi agar dapat
mengendalikan kecepatan motor induksi yang diikuti dengan pengaturan tegangan
masuk (Vi) yang sebanding dengan frekuensi tersebut karena untuk fluks konstan.
Inverter merupakan peralatan untuk merubah tegangan arus bolak-balik dengan
frekuensi tertentu (dalam hal ini frekuensi dari PLN) menjadi tegangan arus searah
yang diproses dengan rangakaian switching supaya frekuensi konstan (50Hz) dapat
dirubah sesuai kebutuhan, kemudian dirubah menjadi tegangan bolak-balik
yang telah berubah.
Beban listrik / keluaran dari inverter dapat digunakan untuk pompa hidrolik umpan
air yang berupa motor induksi AC, putar sesuai frekuensi input dengan range lebih
lebar dengan persamaan ns = (120 x f) / p dengan cara ini sangat efisien dan daerah
pengaturan pun cukup lebar dan mahal [10].
1.9 Penggunaan Motor Induksi Pada Pompa Air Boiler
Motor Induksi yang digunakan pada pompa air boiler adalah motor induksi tiga fasa
untuk menggerakkan pompa air boiler yang air yang digunakan adalah air
demineralisasiHasil terakhir air yang sudah melalui proses demin /air yang mengalami
proses air demineralisasi. Pompa memiliki dua kegunaan utama, yaitu:
1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari
aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air) dari bawah tanah ke pompa air.
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang
melewati mesin-mesin dan peralatan) dari mesin yang satu ke mesin lain.
Air pengisi boiler ditampung pada 4 buah tangki (tangki penampung air) atau yang
sering disebut tangki condensate yang berkapasitas total 2650 m3.Tipe boiler yang
digunakan adalah water tube boiler dengan high pressureboiler feed pump yang
dimana tipe ini memiliki karakteristik : boiler ini memiliki tekanan steam operasi
lebih dari 15 psig dengan kapasitas antara 4.500-12.000 kg/jam atau menghasilkan air
panas dengan tekanan diatas 160 psig atau dengan menggunakan dari suatu
temperatur diatas 2500F. Tekanannya yang tinggi menyebabkan boiler ini dapat
membangkitkan energi listrik dan sisanya dapat didaur untuk mengoperasikan proses
di industri.
Cara kerja water tube boiler adalah proses pengapian terjadi di luar pipa, kemudian
panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut
dikondisikan terlebih dahulu melalui ekonomisir, kemudian uap yang dihasilkan
terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah penampung uap. Sampai tekanan dan
temperatur sesuai, melalui tahap pemanasan kedua dan tahap pemanasan pertama,
baru uap dilepaskan ke pipa utama distribusi. Berikut merupakan visual boiler seperti
pada Gambar 1.11berikut :
Gambar 1.11 Boiler tipe air
Gambar diatas adalah gambar dari boiler tipe air yang dimana saat boiler bekerja
menggunakan air yang diuapkan yang sesuai dengan yang dibutuhkan saat proses
penguapan oleh boiler agar melalui jumlah air yang disesuaikan dengan tekanan yang
ingin dihasilkan untuk digunakan uap tersebut generator turbin uap seperti percobaan
dengan menggunakan dari suatu bagian yang ada dengan karakteristik boiler tipe air
adalah:
1. Forced, induced dan balanced draft untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
2. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
yang berasal dari air.
3. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi dan juga untuk
meningkatkan efisiensi panas yang tinggi.
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau uapan. Air panas atau uapan pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalahmedia yang berguna
dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai
menjadi uap, volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,sehingga boiler harus dijaga
dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem uapan dan
sistem bahan bakar.
1.12 Perhitungan Kinerja Pompa
Perhitungan kinerja pompa yang memerlukan kerja motor induksi untuk menghasilkan
data yang akurat juga dapat dibentuk sehingga juga dapat menghasilkan persamaan
yang dibentuk juga dengan kemudian diturunkan agar dapat menjadi rumus sesuai
kemudian dibentuk dan dirumuskan suatu rumus untuk dibentuk berdasarkn pada
tetapan sebagai berikut :
ρxgxQxH
Daya keluar pompa ( KW )= ....................................(2.4)
1000 x 3600
Dimana :
Dan untuk mengetahui daya masuk yang dibutuhkan untuk kerja motor induksi
tiga fasa dihasilkan sehingga juga untuk dipakai menggunakanrumus :
Daya masuk = √3xV1xI1xCosΦ1 (W)..................................(2.5)
Dimana :
V1 = tegangan (V)
I1 = arus (I)
Pada pembentukannya, ada juga yang mengambil data secara langsung dan ada juga
dengan menggunakan rumus dan mengambil data secara langsung mengukur debit
pada pompa air boiler dengan cermat sehingga diperoleh suatu ketepatan dalam hal
mengambil dan menyusun lalu menampung air yang mengalir pada pembebanan
tertentu lalu mendapatkan nilai dari debit suatu pompa air boiler dan juga kemudian
untuk ke boiler saat pengolahan dengan menggunakan aturan yang diturunkan juga
dengan berdasarkan asal dari rumus :
N 3
Q= (kg/N) …..……….……………………………………...………(2.6)
v
Dimana
Kemudian ditentukan kembali nilai Q dengan rumus yang berbeda untuk satuan
yang berbeda dan nilai v menggunakan alat current meter lalu nilai Q juga didapat
berdasarkan turunan dari rumus juga dan dengan menggunakan rumus :
Q = v.A (m3/jam).............................................................................................(2.7)
Dimana :
Dan juga pada penyusunan dari suatu nilai yang tepat pada saat pengaturan data
yang diperlukan dalam hal yang digunakan yaitu dengan mengambil data secara
akurat dan juga tepat maka menggunakan suatu rumus yang dimanan untuk
menghasilkan suatu bilangan yang baik dan juga benar pada saat penyusunannya
digunakan di percobaan dengan cara untuk menghasilkan nilai yang tepat dan
kemudian untuk menghitung efisiensi motor induksi yang menggunakan inverter
dengan menggunakan persamaan yang berdasarkan pada perhitungan dari rumus :
Pout
n= (%)................................................................................................(2.8)
Pin
Dimana :
Pout = daya keluaran (W)
Pin = daya masuk (W)
1.11 Standar Air Umpan Pada Pompa Air Boiler
Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi uap. Dan
sedangkan sistem air umpan adalah sistem penyediaan air secara otomatis untuk pompa
di boiler sesuai diperlukan uap atau proses yang dari penguapan air.
Persyaratan air umpan boiler diperlukan untuk menghindari endapan yang dibentuk
dari air yang menyebabkan endapan kerak pada boiler dan sistem penunjang sehingga
harus juga didapat air pengisi ketel didapatkan dari 2 sumber :
a. Air Kondensat
Didapatkan dari hasil pengembunan uap bekas yang telah digunakan sebagai pemanas pada
media penggerak utama, baik itu uap kering dan uap kenyang, yang telah digunakan sebagai
penggerak turbine uap dan mesin uap akan menghasilkan uap bekas tersebut ditampung pada
suatu pipa da bertekanan 0,6-1,5 kg/cm2 (sesuai yang diinginkan), digunakan sebagai
pemanas nira, penguapan dan masakan dan karena perbedaan panas antara uap kenyang
dengan nira encer dan nira kental yang dipanaskan tersebut, maka terjadilah pengembunan
yang disebut kondensat. Kondensat tersebut ditampung dan dialirkan ke stasiun boiler,
sebagai air pengisi ketel dan air kondensat yang tepat dan baik dipakai memenuhi
persyaratan dengan pH 8,5, zat Ca CO3 2, besi sebagai logam Fe 0,002 dan oksigen
sebagai zat O2 0,02
b. Air Demineralizer
Didapatkan dari raw Water yang telah melalui proses penjernihan dan pemurnian atau proses
pemurnian air. Air yang didapatkan dari sumur bor, ditampung pada kolam air, dipompa
kedalam tangki penyaringan utama yang berfungsi sebagai penyaring kotoran-kotoran alam
misalnya : lumpur, dsb. Setelah melalui sand filter, air diteruskan melaui penyaringan yang
kedua yang berfungsi sebagai pelunak air yaitu pengikat kotoran kimia misalnya :
Magnesium (Mg) dan Calsium (Ca) yang disebut hardness. Sebagai pemurnian terakhir, Air
yang sudah dulunakan tersebut diteruskan melalui proses demineralisasi pertukaran ion.
Hasil terakhir air yang sudah melalui proses demin dikirim ke boiler sebagai air pengisi
boiler (tangkiapenampung untuk air) dan syarat-syarat demineralisasi dengan pH 7,5,
kekerasan 0,zat SiO2 dengan ada nilai 5 dan konduktivitas 10
Air pengisi boiler ditampung pada 4 buah tangki (tangki penampung air) atau
yang sering disebut tangki kondensat yang berkapasitas total 2650 N3 [12].
1.12 Penggunaan Uap Boiler Pada Generator Turbin Uap
Penggunaan uap boiler pada generator turbin uap adalah mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi
reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada
jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang
seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi.
Pada
proses perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu bentuk putaran
dilakukan dengan berbagaicara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang
meliputi pendukunnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja
turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida
kerjanya yang bertambah akibat penambahan energi termal.Prinsip kerja turbin uap
pada turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang.Sudu-sudu ini berputar karena tiupan
dari uap bertekanan yang berasal dari ketel uap, di telah dipanasi terdahulu dengan
memakai bahan bakar padat, cair dan gas.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah.Panas yang sudah diserap oleh kondensor
menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju
boiler.Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula
yang masuk.Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap
bernilai lebih kecil dari 50%.Turbin uap yang dibuat dalam bentuk yang juga dibuat
modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur
kondensor 200C sampai 300C .
BAB II
METODE PENELITIAN
1.1
2.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan diPabrik Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia Lubuk
Pakam.Kec. Dolok Masihol, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian
dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Juni. Lama penelitian berkisar 6-7 jam.
2.2 Bahan dan Peralatan
Adapun bahan dan peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian untuk
melakukan percobaan untuk tugas akhir adalah sebagai berikut :
1. Motor Induksi Tiga Fasa
Pada penelitian ini variabel yang akan diamati untuk tugas akhir adalah :
Kecepatan putaran motor pada kondisi beban yang diatur untuk percobaan.
Teganganyang disupplai motor yang diatur pada kondisi beban yang diatur
untuk percobaan dan juga melakukan pengaturan tegangan motor.
Frekuensi yang megalir saat tegangan mengalir ke motor pada kondisi beban
yang diatur untuk percobaan saat mengatur frekuensi untuk motor.
Efisiensi motor pada kondisi beban diatur untuk melakukan percobaan.
2.5 Flowchart Penelitian
Berdasarkan diagram alirberikut dijelaskan secara skematik prosedur penelitian
akan dilakukan untuk mengambil data hasil percobaan di tugas akhir :
Dengan:
Dengan:
3.1 Umum
Motor Induksi adalah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik
arus bolak-balik menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak
mekanik tersebut adalah putaran rotor.Motor Induksi adalah suatu mesin listrik yang
berfungsi mengubah energi listrik arus bolak-balik menjadi energi yang gerak pada
mekanis atau energi mekanik, dimana energi gerak tersebut adalah putaran yang di
atur.
Pengaturan putaran motor dengan menggunakaan Inverter digunakan untuk
pengaturan putaran rotor motor induksi dengan suplai tegangan listrik arus bolak-
balik. Dimana tegangan listrik arus bolak-balik diubah menjadi teganganlistrik arus
searah lalu menjadi tegangan listrik arus bolak-balik yang tegangannya dapat diatur
dengan menggunakan alat yaitu dengan inverter.
Pengaturan putaran disini dilakukan agar rentang pengaturan putaran tersebut
menjadi lebar dan juga menjadi lembut untuk digunakan sebagai motor penggerak
pompa air boiler. Pompa air boiler digunakan untuk memompakan air yang diperlukan
untuk boiler bergantung pada pembebanan yang diperlukan untuk boiler. Pemompaan
ini juga menggunakan air yang berasal dari air bawah tanah yang juga mengalami
beberapa proses agar bahan dari pembentuk boiler tidak terjadi adanya karat yang
timbuldimana tegangan listrik arus bolak-balik diubah menjadi tegangan listrik arus
searahlalu menjadi tegangan listrik arus bolak-balikyang tegangannya dapat diatur
dengan menggunakan alat inverter.
2.2
3.2 Data Percobaan
Dari hasil penelitian percobaan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan
inverterdi Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli
Serdang Sumatera Utara pada pompa air boiler dengan data pengujian sebagai
berikut: V (PLN) = 380 Volt (3fasa)
P (Motor Induksi 3 fasa) = 75 kW (100 HP)
nc = 2950 rpm
I = 128 A
Kutub = 2
3.2.1 Data percobaan Motor induksi 3 fasa mengatur frekuensi.
Berikut data yang diperoleh dari pengujian motor induksi 3 fasa di Pabrik Kelapa
Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
pada pompa air boiler:
Tabel 3.1 Data hasil pengukuran perubahan frekuensi terhadap kecepatan putaran
Frekuensi Tegangan Kecepatan Putaran Motor yang dihasilkan (RPM)
(Hz) (Volt) Beban (KWatt)
15 22 30 35 45 58 60 75
Cara mengambil data dari tabel yaitu dengan melakukan suatu pengaturan pada
inverter dengan mengatur frekuensi yang bersamaan dengan mengatur tegangan
yang dilakukan agar menjaga keseimbangan fluks magnetik pada saat pengaturan
frekuensi yang diperhatikan saat pengambilan data. Lalu kemudian nilai dari putaran
motor induksi tersebut dicantumkan secara langsung pada alat ukur untuk
mengetahui putaran motor.
3.2.2 Data percobaan Motor induksi 3 fasa mengatur tegangan.
Berikut data yang diperoleh dari pengujian motor induksi 3 fasa di Pabrik Kelapa
Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
pada pompa air boiler:
Tabel 3.2 Data hasil pengukuran perubahan tegangan terhadap kecepatan putaran
15 22 30 35 45 58 60 75
Pada pengambilan data awalnya berdasarkan pada prosedur yang ada pada bab
sebelumnya sehingga saat mengambil data frekuensi dan tegangan mengikuti
prosedur
yang ada dan juga secara teliti saat mengambil data tersebut agar tidak terjadi
kesalahan saat mengambil data yang ada. Prosedur yang tertera dilakukan dengan
cermat agar tidak salah saat mengambil data.
3.2.3 Data percobaan dari motor untuk penggerak pada pompa air boiler.
Tabel 3.3 Data masukan dari motor untuk penggerak pada pompa air boiler.
Cara mengambil data secara langsung mengukur debit pada pompa air boiler
dengan cermat dan menampung air yang mengalir pada pembebanan tertentu lalu
menghitung air yang dihasilkan dari pompa dengan rumus pada persamaan
2.6.Kemudian ditentukan kembali nilai Q dengan rumus yang berbeda untuk satuan
yang berbeda dan nilai v menggunakan alat current meter lalu nilai Q dengan
menggunakan rumus pada persamaan 2.7.
3.2.4 Data pada motor untuk digunakan pada pompa air boiler.
Tabel 3.4 Data dari motor induksi untuk digunakan pada pompa air boiler.
Data 1
Pada frekuensi 40 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2370 rpm
pada tanpa beban, kecepatan putaran 2297 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2207 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2190 rpm pada
berbeban 75 kW.
Hasilnya = 1 : 1,012
Pada frekuensi 42,5 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2448
rpm pada tanpa beban,kecepatan putaran 2376 rpm pada berbeban 38 kW,
kecepatan putaran 2296 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2180
rpm pada berbeban 75 kW.
Sehingga perbandingannya :
Data 3
Pada frekuensi 45 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2665 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 2570 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2490 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2340 rpm pada
berbeban 75 kW.
Sehingga perbandingannya :
120 x 47,5
Dari perhitungan, didapat N s = =285 0 rp m
2
Sehingga perbandingannya :
Data 5
Pada frekuensi 50 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2970 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 2924 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2895 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2755 rpm pada
berbeban 75 kW.
120 x 50
Dari perhitungan, didapat : N s = =30 00 rpm
2
Sehingga perbandingannya :
Data 6
Pada frekuensi 52,5 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 3100
rpm pada tanpa beban,kecepatan putaran 3080 rpm pada berbeban 38 kW,
kecepatan putaran 3040 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2988
rpm pada berbeban 75 kW.
120 x 52,5
Dari perhitungan, didapat : N s = =315 0 rpm
2
Sehingga perbandingannya :
Data 7
Pada frekuensi 55 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 3287 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3267 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3197 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3150 rpm pada
berbeban 75 kW.
120 x 55
Dari perhitungan, didapat : N s = =330 0 rpm
2
Sehingga perbandingannya :
Data 8
Pada frekuensi 57,5 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 3430
rpm pada tanpa beban,kecepatan putaran 3397 rpm pada berbeban 38 kW,
kecepatan putaran 3344 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3297
rpm pada berbeban 75 kW.
Dari hasil pada tabel pengaturan tegangan dapat dilihat perbandingan antara
perhitungan dengan rumus pada persamaan 2.1 dan persamaan 2.2dan juga untuk
menyesuaikannya juga dipakai penggabungan antara dua rumus menjadi satu rumus
lalu digunakan dengan perhitungan dan dengan percobaan yang memiliki
perbandingan sebagai berikut :
Data 1
Pada tegangan 380 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3089 rpm
pada tanpa beban, kecepatan putaran 2994 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2950 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2904 rpm pada
berbeban 75 kW.
380 x 120
Dari perhitungan, didapat : N s = =3100 rpm
4,44 x 2 x 72 x 0.023
Sehingga perbandingannya :
Saat tanpa beban = 3089 : 3100 Hasilnya = 1 : 1,003
Sehingga perbandingannya :
Saat tanpa beban = 3101 : 3141 Hasilnya = 1 : 1,012
Data 3
Pada tegangan 390 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3131 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3010 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2994 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2950 rpm pada
berbeban 75 kW.
390 x 120
Dari perhitungan, didapat : N s = =3182rpm
4,44 x 2 x 72 x 0.023
Sehingga perbandingannya :
Data 4
Pada tegangan 395 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3180 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3140 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3090 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3050 rpm pada
berbeban 75 kW.
395 x 120
Dari perhitungan, didapat : N s = =3223 rpm
4,44 x 2 x 72 x 0.023
Sehingga perbandingannya :
Saat tanpa beban = 3180 : 3223 Hasilnya = 1 : 1,013
Data 5
Pada tegangan 400 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3200 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3190 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3170 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3159 rpm pada
berbeban 75 kW.
400 x 120
Dari perhitungan, didapat : N s = =¿ 3264 rpm
4,44 x 2 x 72 x 0.023
Sehingga perbandingannya :
Data 6
Pada tegangan 405 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3280 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3240 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3199 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3179 rpm pada
berbeban 75 kW.
405 x 120
Dari perhitungan, didapat : N s = =3304 rpm
4,44 x 2 x 72 x 0.023
Sehingga perbandingannya :
Saat tanpa beban = 3280 : 3304 Hasilnya = 1 : 1,007
Data 7
Pada tegangan 410 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3300 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3280 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3240 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3198 rpm pada
berbeban 75 kW.
410 x 120
Dari perhitungan, didapat : N s = =3345 rpm
4,44 x 2 x 72 x 0.023
Sehingga perbandingannya :
Data 8
Pada tegangan 415 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3350 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3299 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3270 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3240 rpm pada
berbeban 75 kW.
415 x 120
Dari perhitungan, didapat : N s = =3386 pm
4,44 x 2 x 72 x 0.023
Sehingga perbandingannya :
Data 1
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,18 adalah :
Daya masukan motor = √3 x V1 x I1 xCosΦ1
= √3 x 380 x 128 x 0,18
= 15164,4512 Watt
= 15 kWatt
Data 2
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,26 adalah :
= 22 kWatt
Data 3
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,36 adalah :
Daya masukan motor = √3 x V1 x I1 xCosΦ1
= √3x380x128x0,36
= 30328,9024 Watt
= 30 kWatt
Data 4
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,42 adalah :
Daya masukan motor = √3 x V1 x I1 xCosΦ1
= √3 x 380 x 128 x 0,42
= 35383,7195 Watt
= 35 kWatt
Data 5
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,54 adalah :
Daya masukan motor = √3 x V1 x I1 xCosΦ1
= √3 x 380 x 128 x 0,54
= 45493,3536 Watt
= 45 kWatt
Data 6
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,69 adalah :
Daya masukan motor = √3 x V1 x I1 x CosΦ1
= √3 x 380 x 128 x 0,69
= 58130,3963 Watt
= 58 kWatt
Data 7
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,72 adalah :
Daya masukan motor = √3 x V1 x I1 xCosΦ1
= √3 x 380 x 128 x 0,72
= 60657,8049 Watt
= 60 kWatt
Data 8
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,89 adalah :
Daya masukan motor = √3 x V1 x I1 xCosΦ1
= √3 x 380 x 128 x 0,89
= 75 kWatt
Data 1
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,18 :
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,18 :
Data 2
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,26 :
Debit = 11 N3 /jaN
Bagian Pembuangan (H) = 420 m
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,26 :
(1000 x 10 x 11 X 420)
Daya keluaran untuk pompa =
(1000 x 3600)
Data 3
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,36 :
Debit = 14,5N3/jaN
Bagian Pembuangan (H) = 407 m
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,36 :
Data 4
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,42 :
Debit = 18 N3 /jaN
Bagian Pembuangan (H) = 400 m
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,42 :
(1000 x 10 x 18 X 400)
Daya keluaran untuk pompa =
(1000 x 3600)
Data 5
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,54 :
Debit = 20 N3 /jaN
Bagian Pembuangan (H) = 390 m
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,54 :
(1000 x 10 x 20 X 390)
Daya keluaran untuk pompa =
(1000 x 3600)
Data 6
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,69 :
Debit = 22 N3 /jaN
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,69 :
(1000 x 10 x 22 X 387)
Daya keluaran untuk pompa =
(1000 x 3600)
Daya keluaran untuk pompa = 23,65 kW
Data 7
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,72 :
Debit = 24,5N3/jaN
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,69 :
Data 8
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,89 :
Debit = 26,7N3/jaN
q = 1000 kg/ N3
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,89 :
Daya keluaran untuk pompa = ¿ ¿
Tabel 3.5 Perhitungan dari daya keluar pada pompa air boiler
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan rumus pada persamaan 4.1 yang
dimana pada persamaan ini juga dapat diambil referensi bahwa ini merupakan
bagian kerja dari motor induksi tiga fasa rotor sangkar dengan pengaturan
menggunakan inverter untuk mengatur pompa air boiler pada saat melakukan
percobaan.
Tabel 3.6 Daya masuk yang dibutuhkan untuk pompa air boiler pada debit air
15 kW 8,5m3/jam
22 kW 11m3/jam
30 kW 14,5m3/jam
35 kW 18m3/jam
45 kW 20m3/jam
58 kW 22m3/jam
60 kW 24,5m3/jam
75 kW 26,7m3/jam
Cara mengambil data dengan menyesuaikan debit yang dihasilkan saat dihasilkan
pada daya masukan motor induksi dan juga melakukan penyesuaian terhadap debit
yang diperlukan dan juga dipakai dalam menentukan suatu pengambilan atau
pemilihan data yang sesuai dan juga dengan yang sesuai antara debit air dengan
daya pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar dan diatur dengan inverter yang juga
dimana ada bagian yang dimana juga terdapat di antara bagian yang dimana juga
terdapat suatu bagian yang ada dimana juga untuk membentuk dan mneghasilkan
suatu proses dan juga dipakai dalam menentukan suatu pengambilan atau pemilihan
data yang sesuai dan juga dengan yang sesuai antara debit air dengan daya.
Tabel 3.7 Daya masukan dari motor ke pompa air boiler terhadap beban
15 kW 0,18
22 kW 0,26
30 kW 0,36
35 kW 0,42
45 kW 0,54
58 kW 0,69
60 kW 0,72
75 kW 0,89
Dari percobaan, dapat dilakukan perhitungan untuk efisiensi dari motor induksi
dengan pompa menggunakan rumus pada persamaan 2.8 sebagai berikut :
Data 1
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,18
adalah :
Pout
%n=
Pin
10,625
%n=
15
% n = 70,8 %
Data 2
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,26
adalah :
Pout
%n=
Pin
12,83
%n=
22
% n = 58,3 %
Data 3
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,36
adalah :
Pout
%n=
Pin
16,39
%n=
30
% n = 54,6 %
Data 4
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,42
adalah :
Pout
%n=
Pin
29
%n=
35
% n = 57,1 %
Data 5
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,54
adalah :
Pout
%n=
Pin
21,67
%n=
45
% n = 48,1 %
Data 6
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,69
adalah :
Pout
%n=
Pin
23,65
%n=
58
% n = 40,7 %
Data 7
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,72
adalah :
Pout
%n=
Pin
25,52
%n=
60
% n = 42,5 %
Data 8
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,89 adalah :
Pout
%n=
Pin
27,441
%n=
75
% n = 36,5 %
Untuk hasil dari efisiensi motor terhadap pompa air boiler dapat dibentuk dalam
tabel yang dimana agar dapat melihat hasil dari efisiensi motor terhadap pompa air
boiler untuk membentuk suatu penggunaan pada motor induksi tiga fasa rotor
sangkar yang dapat digunakan untuk penunjuk agar dapat dipakai dan juga dapat
digunakan
agar sesuai dan juga memenuhi aturan pada saat menggunakan motor induksi tiga
fasa dengan menggunakan inverter pada suatu persamaan yang dibentuk dalam tabel
yang disajikan sebagai berikut :
0,42 20 kW 57,1% 35 kW
Cara mengambil data pada tabel dengan mengambil data dari daya masukan pada
motor induksi menggunakan rumus pada persamaan 2.5 dan daya output pada
pompa air boiler menggunakan rumus pada persamaan 2.4 lalu efisiensi didapat
dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.8.
3.3.7 Grafik Hasil Percobaan
Data dari hasil tiap-tiap tabel dapat dibentuk dengan menggunakan grafik sebagai
berikut :
Grafik pada tabel 3.9 dan tabel 3.10 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai
berikut:
Pada tabel 3.11 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai berikut :
m3/jam
30%
25
25%
20
20%
15
15% Daya Input
Daya Motor dari
Masukan
HPmotor terhadap debit air
10
BHP terhadap
10%
5
5%
0%
30 58% 45
15 75% 60%
20 45% 35%6030%
75 22%
kW
15%
Gambar 3.6 Grafik daya masukan dari motor terhadap debit air
Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :
1. Untuk debit 26,7m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 75 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
2. Untuk debit 24,5m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 60 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
3. Untuk debit 22m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 58 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
4. Untuk debit 20 m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 45 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
5. Untuk debit 18 m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 35 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
6. Untuk debit 14,5m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 30 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
7. Untuk debit 11 m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 22 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
8. Untuk debit 8,5m3/jam menggunakan motor induksi sebesar 15 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
Pada tabel 3.12 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai berikut :
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3 Daya
0.2 masukan dari motor terhadap
Series1
0.1 Cos phi
0
15 30 45 60 75 kW
15 kW 22 kW 30 kW 35 kW 45 kW 58 kW 60 kW 75 kW
Gambar 3.8 Grafik daya masukan dari motor terhadap cos phi
Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :
1. Untuk cos phi 0,18 menggunakan motor induksi sebesar 15 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
2. Untuk cos phi 0,26 menggunakan motor induksi sebesar 22 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
3. Untuk cos phi 0,36 menggunakan motor induksi sebesar 30 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
4. Untuk cos phi 0,42 menggunakan motor induksi sebesar 35 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
5. Untuk cos phi 0,54 menggunakan motor induksi sebesar 45 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
6. Untuk cos phi 0,69 menggunakan motor induksi sebesar 58 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
7. Untuk cos phi 0,72 menggunakan motor induksi sebesar 60 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
8. Untuk cos phi 0,89 menggunakan motor induksi sebesar 75 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
Pada tabel 3.13 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai berikut :
80%
Seri…
70%
60%
50%
Efisiensi
40% motor induksi terhadap pompa a
30%
20%
0%
10%
1 15 2 3 30 4 545 6 760 75kW
8
Gambar 4.5 Grafik efisiensi motor pompa air boiler terhadap daya motor yang
digunakan (%)
1. Untuk cos phi 0,18 menggunakan motor induksi sebesar 70,8 % dari
penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan
oleh pompa air boiler.
2. Untuk cos phi 0,26 menggunakan motor induksi sebesar 58,3 % dari
penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan
oleh pompa air boiler.
3. Untuk cos phi 0,36 menggunakan motor induksi sebesar 54,6 % dari
penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan
oleh pompa air boiler.
4. Untuk cos phi 0,42 menggunakan motor induksi sebesar 57,1 % dari
penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan
oleh pompa air boiler.
5. Untuk cos phi 0,54 menggunakan motor induksi sebesar 48,1 % dari
penggunaan motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan
oleh pompa air boiler.
6. Untuk cos phi 0,69 menggunakan motor induksi sebesar 40,7 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
7. Untuk cos phi 0,72 menggunakan motor induksi sebesar 42,5 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
8. Untuk cos phi 0,89 menggunakan motor induksi sebesar 36,5 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengaturan frekuensi dengan inverter membuat perubahan frekuensi terhadap
kerja dari motornya yaitu perubahan terhadap putaran dari motor akan tetapi
perubahan frekuensi harus diatur bersamaan dengan perubahan tegangan agar
menjaga kestabilan fluks magnetik sehingga fluks magnetik stabil. Pada
pengaturan frekuensi dan tegangan untuk menghasilkan daya 15 kW, 22 kW, 30
kW, 35 kW, 45 kW, 58 kW, 60 kW dan 75 kW diperlukan frekuensi dan
tegangan sebesar 40 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 380 V untuk beroperasi pada
daya 15 kW secara optimal, 42,5 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 385 V untuk
beroperasi pada daya 22 kW secara optimal, 45 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan
390 V untuk beroperasi pada daya 30 kW secara optimal, 47,5 Hz dan 380 V
atau 50 Hz dan 395 V untuk beroperasi pada daya 35 kW secara optimal, 50 Hz
dan 380 V atau 50 Hz dan 400 V untuk beroperasi pada daya 45 kW secara
optimal, 52,5 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 405 V untuk beroperasi pada daya
58 kW secara optimal, 55 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 410 V untuk beroperasi
pada daya 60 kW secara optimal dan 57,5 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 415 V
untuk beroperasi pada daya 75 kW secara optimal.
2. Pengaturan putaran dilakukan untuk mengatur pompa air boiler yang dikopel
dengan motor induksi tiga fasa saat cos phi 0,18 menghasilkan debit 8,5
m3/jam dengan efisiensi 70,8 %, saat cos phi 0,26 menghasilkan debit
11m3/jam dengan efisiensi 58,3 %, saat cos phi 0,36 menghasilkan debit
14,5am3/jam dengan efisiensi 58,3 %, saat cos phi 0,42 menghasilkan debit
18am3/jam dengan efisiensi 57,1 %, saat cos phi 0,54 menghasilkan debit
20am3/jam dengan efisiensi 48,1 %, saat cos phi 0,69 menghasilkan debit
22am3/jam dengan efisiensi 40,7 %, saat cos phi 0,72 menghasilkan debit
24,5am3/jam dengan efisiensi 42,5 % dan saat cos phi 0,89 menghasilkan debit
26,7am3/jam dengan efisiensi 36,5 %.
3. Uap yang dihasilkan dari boiler sebesar 12,2 kg/cN2; 14,3 kg/cN2; 16,25
kg/cN2; 18,4 kg/cN2; 20,2 kg/cN2; 22,5 kg/cN2; 24,95 kg/cN2 dan 32 kg/cN2
digunakan untuk menggerakkan turbin uap dan menghasilkan energi listrik
sebesar 140 kW, 224 kW,270 kW, 344 kW, 390 kW, 415 kW, 490 kW dan 520
kW untuk penggerak pada peralatan yang membutuhkan energi listrik.
4.2 Saran
Adapun saran dari penulis sebagai pengembangan dari tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
4. Motor induksi yang difungsikan saat melakukan percobaan dengan mengatur
kecepatan putaran menggunakan inverter dilakukan secara tepat pada
spesifikasinya untuk menghasilkan percobaan yang sesuai pada spesifikasi dari
motor induksi tersebut sehingga motor induksi tidak cepat rusak dan dapat
difungsikan untuk penggunaan yang lain yang memerlukan motor induksi
sebagai percobaan yang lain untuk dapat diaplikasikan pada yang lain.
5. Saran atau masukan untuk menggunakan motor induksi dengan kapasitas lebih
besar dengan pompa air boiler yang lebih besar sehingga dapat dilihat kerja dari
pompa air boiler agar dapat dilihat lebih jelas kinerja motor yang digunakan.
DATA PERCOBAAN
1. Pengaturan Frekuensi
42,5 Hz 380 V 2448 2376 2326 2306 2296 2276 2180 2130
47,5 Hz 380 V 2791 2687 2657 2637 2609 2587 2480 2458
52,5 Hz 380 V 3100 3080 3070 3020 2990 2960 2898 2850
57,5 Hz 380 V 3430 3397 3357 3327 3307 3297 3247 3207
2. Pengaturan Tegangan