Anda di halaman 1dari 13

Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

PENERAPAN MATERIAL KACA DALAM ARSITEKTUR


Lestari1; M. Ridha Alhamdani1

1
Program studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Indonesia
lest_tazkiya@yahoo.com

ABSTRAK

Kaca telah dikenal sejak ribuan tahun dan merupakan bahan buatan manusia yang cukup
tua. Penggunaannya sebagai bahan bangunan meluas sejak abad ke 17 terutama setelah
perang dunia kedua. Arsitektur kaca menjadi suatu kecenderungan dari desain-desain
bangunan di dunia sejak abad ke-20. Material ini dianggap sangat relevan dengan konsep-
konsep yang ada. Kaca digunakan sebagai material ornamen, bukaan atau jendela, material
kulit bangunan, sampai pada material struktur bangunan. Sifat kaca yang transparan,
simple, dan bersih menjadikan material ini menguntungkan untuk mendukung konsep yang
digunakan. Tulisan ini memaparkan penggunaan kaca sebagai bahan bangunan, baik
sebagai bahan ornamen, kulit bangunan atau struktur bangunan, maupun sebagai
pendukung konsep arsitektur khususnya konsep transparansi. Dipaparkan pula mengenai
sifat-sifat teknis dari bahan kaca sebagai pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan.

Kata kunci : arsitektur, material, kaca

ABSTRACT

Glass has been known for thousands of years and is a man made material that is quite old.
Extends its use as building material since the 17 century, especially after the second world
war. Glass architecture become a trend of buiding designs in the world since 20th century.
This material relevant to the existing concepts. Glass is used as an ornament material,
window, the building skin materials, and the building structure materials. Glass properties
that transparent, simple and clean make this material support the concepts used. This paper
describes the use of glass as a building material, either as a ornament, the building skins, the
building structures, and the building concepts expecially transparency concept. This paper
also present the technical properties of glass as a building material.

Keywords : architecture, material, glass

1. Pendahuluan bangunan, perkembangan proses produksi


kaca, menyebabkan penggunaan material
Kaca merupakan material yang sudah ini semakin luas dan digunakan hampir di
lama dikenal, bahkan sejak ribuan tahun seluruh bagian bangunan.
yang lalu. Penggunaannya sebagai bahan
bangunan mulai dikenal sejak abad ke-17. 2. Sejarah Kaca dalam Arsitektur
Pada abad ke-20 penggunaan kaca pada
bangunan didukung oleh perkembangan Proses pembuatan kaca saat ini telah
industrialisasi dan penemuan teknologi berkembang pesat. Semula kaca yang
dalam pengolahan dan produksi kaca. digunakan sebagai bahan bangunan hanya
Kecenderungan desain dengan berupa kaca flat, namun sekarang telah
meminimalkan ornamen pada abad tersebut berkembang dengan berbagai bentuk
juga mendukung penggunaaan material sesuai dengan kebutuhan sebagai bahan
kaca. Penggunaan kaca tetap menjadi bangunan. Menurut Staib (1999), beberapa
pilihan dari bangunan-bangunan di era abad periode dalam perkembangan penggunaan
21. Selain peningkatan pengetahuan akan kaca adalah sebagai berikut:
sifat-sifat bahan ini yang transparan, mampu Sebelum Abad Ke 17
memberikan pencahayaan dan panas pada
Kaca telah dikenal sejak ribuan tahun

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 30


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

yang lalu, namun tidak ada yang bisa - Clear Glass, merupakan kaca yang jelas
memastikan kapan dan dari mana kaca dan transparan yang memberikan
pertama mulai dibuat dan digunakan. Sejak bayangan objek dibelakangnya dengan
zaman Mesopotamia dan Egypt, kaca sudah sangat jelas.
dikenal, namun penggunaannya masih - Tinted Glass, merupakan kaca yang
terbatas sebagai peralatan rumah tangga telah diberi tambahan oksidan dari suatu
dan perhiasan/perabot.Pengunaan pada jenis metal tertentu untuk mengurangi
bangunan masih terbatas pada bangunan efek silau terhadap mata
gereja dan biara (gambar 1). - Patterned, figured or rolled glass,
merupakan jenis kaca dekoratif yang
Pada abad ke 17-19
tembus pandang dengan pola tertentu
Kaca mulai banyak digunakan sebagai disalahsatu permukaannya agar terjadi
bahan bangunan sejak abad ke 17. Di abad penyebaran cahaya yang datang pada
ke 18 dan 19 penggunaannya meluas untuk permukaan kaca. Banyak digunakan
bangunan-bangunan privat dan publik. pada interior bangunan
- Wire glass, merupakan kaca yang
Pada abad ke 20-21
diproduksi untuk perlindungan terhadap
Seiring dengan perkembangan proses kebakaran
produksi kaca dan gaya arsitektur yang - Extra clear glass, merupakan jenis kaca
berkembang, kaca menjadi bahan yang yang digunakan untuk tujuan estetika
sangat banyak digunakan dalam bangunan atu privasi karena dapat melindungi
pada abad ke 20. Tidak hanya sebagai objek dibagian belakang dengan
orneman namun digunakan pada hampir permukaan yang sangat halus.
seluruh bagian bangunan, seperti dinding,
atap maupun sebagai struktur. (Gambar 2)

3. Kaca sebagai Material Bangunan

Kaca merupakan bahan anorganik yang


dapat memiliki sifat jernih, tembus cahaya
atau berkilau. Sifat paling menonjol dari
suatu jenis kaca tergantung jumlah unsur
pembentuknya.
Jenis kaca dan Penerapannya dalam
Arsitektur
Saat ini jenis kaca sangat beragam
diproduksi sesuai dengan penggunaannya
dalam bangunan.
Menurut Garg (2007), jenis kaca yang
penting dan sering digunakan sebagai
bahan bangunan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Kaca Normal (Annealed Glass).
Kaca normal merupakan kaca datar
dengan permukaan jernih dan tingkat
distorsi yang rendah.
Kaca normal biasa digunakan untuk
aplikasi pada bangunan perumahan,
shoppingmall, hotel atau restoran.
Penggunaannya untuk bagian bangunan
seperti jendela, pintu, dinding partisi, Sumber : (Staib, 1999)
display, atrium, railing, green house dll. Gambar 1. Penggunaan ornament kaca pada
Berapa tipe dari kaca normal adalah : jendela Chartres Catedral

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 31


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

Sumber : (Staib, 1999)


Gambar 2. Penggunaan kaca pada Tokyo
Forum, Tokyo, Rafael Vinaly, 1997

b. Kaca laminasi (Laminated Glass)


Sumber : (Garg, 2007)
Kaca laminasi merupakan kaca yang
Gambar 3. Penggunaan laminated glass pada
terdiri dari 2 atau lebih lapisan dengan satu atap bangunan
atau lebih lapisan transparan dengan
penambahan bahan plastic Polyvinyl butiral
[PVB] diantara kedua lapisannya. Sifat kaca
diperkuat dengan adanya lapisan PVB.
Aplikasi penggunaan kaca laminasi
antara lain untuk bangunan perkantoran,
bank, museum, toko perhiasan dll.
Penggunaannya untuk bagian bangunan
seperti atap (gambar 3), lantai, skylight,
ruang observatorium hewan, akuarium,
pelindungan terhadap gempa dan angin
kecepatan tinggi dan kepentingan akustik.
Kelebihan dari kaca laminasi ini antara
lain :
- Dapat mengurangi resiko retakan/pecah,
bahkan dapat mengamankan gedung
dari peluru, benda berat atau ledakan
kecil. Walaupun terjadi kerusakan atau
pecah, jenis kaca ini tetap memberi
keamanan terhadap penghuni karena
tetap berada pada posisinya (tidak
terpecah menjadi puing-puing) seperti
terlihat pada gambar 4.
- Penghalang yang baik terhadap
kebisingan. Sumber : (Garg, 2007)
- Dapat mengurangi masuknya sinar Gambar 4. Laminated glass dan
ultraviolet ke dalam bangunan. penggunaannya untuk perlindungan terhadap
Perlindungan terhadap sinar ultraviolet resiko pecah
bahkan mencapai 99%.
- Mengurangi resiko pecahan puing akibat c. Tempered or Toughened Glass
bencana seperti gempa, angin kencang , Tempered glass merupakan kaca yang
atau badai sangat kuat yang diproduksi dengan
- Dapat memepertahankan waran dan
perlakuan pemanasan seragam pada suhu
umur bangunan
- Mengurangi kerusakan akibat panas sekitar 6500 C yang kemudian didinginkan
dengan cepat.

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 32


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

Kelebihan dari jenis kaca ini adalah : e. Heat Soaked Tempered Glass
- Sulit untuk pecah, walaupun pecah, Heat Soaked Tempered Glassm
akan menjadi bagian-bagian yang erupakan jenis kaca yang diproduksi
sangat kecil sehingga tidak dengan teknik perendaman untuk
membahayakan penghuni. mengurangi resiko kerusakan yang
- Lebih kuat 4-5 kali dari kaca normal diakibatkan proses produksi. Jenis kaca ini
dengan ketebalan yang sama banyak digunakan untuk aplikasi pada
- Sangat kuat terhadap perubahan suhu bagian bangunan yang memerlukan
mencapai 2500 C, dibandingkan kaca kekuatan terhadap perubahan temperature,
normal yang hanya dapat bertahan pada sepeti kaca struktural.
perubahan suhu 400 C. f. Kaca reflektif (Reflective glass)
Tempered glass umumnya digunakan Kaca reflektif merupakan kaca yang
untuk aplikasi pada bangunan-bangunan dilapisi logam pada salah satu nya untuk
dengan iklim yang keras misalnya dengan meningkatkan reflesi panas dan cahaya.
angin yang kencang atau beban salju dan Jenis kaca ini memiliki kelebihan pada
termal yang tinggi. Digunakan untuk tujuan estetikanya dan mengurangi panas dan
keamanan dan kekuatan, pada dinding silau pada eksterior bangunan. Jenis kaca
bangunan-bangunan tinggi, airport atau ini juga dapat mengurangi beban AC. Salah
untuk penggunaan interior dan eksterior satu jenis reflective glass adalah kaca
yang memerlukan kekuatan tinggi (gambar reflektif surya yang dapat merefleksi cahaya
5). tanpa mengurangi sifat transparansi pada
d. Heat strengthened glass. kaca tersebut. Penggunaan kaca reflektif
Heat strengthened glass merupakan misalnya pada entrance bangunan, pada
jenis tempered glass yang diperkuat secara jendela untuk ruang-ruang privat, dinding
termal dengan menginduksi tekanan dekoratif, fasad bangunan dan pada bagian
permukaan. Jenis kaca ini banyak lain yang memerlukan perlindungan
digunakan untuk aplikasi pada dinding terhadap cahaya matahari.
pemisah, lantai, atap dan kaca struktural. g. Insulating Glass Unit (Double Glazing)
Kaca ini memiliki kekuatan mekanik 2 kali Insulating Glass Unit merupakan jenis
dibandingkan tempered glass biasa. Lebih kaca pabrikasi yang terbuat dari 2 atau lebih
tahan terhadap kerusakan akibat suhu dan kaca panel dengan rongga udara diantara
pengurangan terhadap distorsi. lapisan kacanya. Rongga ini bisa diisi
dengan udara kering atau gas agar memiliki
kinerja termal lebih baik. Sistem seperti ini
memiliki kelebihan karena dapat
mengurangi transmisi panas dibandingkan
kaca normal. Kelebihan kaca insulasi ini
dapat mengurangi panas pada bangunan
sehingga mengurangi beban pendinginan.
Selain ini sangat efektif dalam mengurangi
tingkat kebisingan yang berasal dari
eksterior.
Aplikasi kaca ini adalah untuk
bangunan kantor, rumah sakit, hotel rumah
dan bangunan-bangunan lain yang
memerlukan pemanasan atau pendinginan
yang tinggi. Termasuk bangunan yang
memerlukan tingkat insulasi suara.
h. Cermin atau Mirror
Cermin merupakan jenis kaca reflektif
Sumber : (Garg, 2007) dengan tingkat refleksi yang tinggi. Dapat
Gambar 5. Penggunaan tempered glass pada memberikan bayangan pada objek di
bangunan depannya. Penggunaannya pada bangunan
seperti pada kamar mandi, ruang ganti atau

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 33


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

dinding dekoratif. antara ketebalan kaca dan sound reduction


dapat dilihat pada gambar 7.
Sifat Transmisi, Refleksi dan Absorbsi
Kaca
Kaca tidak sepenuhnya transparan,
karena sebagian cahaya yang jatuh akan
direfleksikan dan sebagian akan diserap
oleh warna kaca. Perbandingan sifat
transmisi, refleksi dan absorbsi kaca
dibandingkan dengan bahan bangunan lain
dapat dilihat pada gambar 8. Transmisi
cahaya yang melewati kaca, sebagian
diubah ke energi lain, umumnya ke dalam Sumber : (Wurm, 2007)
energi panas. Perubahan energinya Gambar 6. Spektrum cahaya matahari yang
tergantung dari ketebalan kaca. Sifat ini dapat jatuh pada permukaan kaca
terkadang dianggap merugikan misalnya
pada kasus kaca jendela, karena
menimbulkan panas pada ruangan. Hal ini
karena kaca juga merupakan pemancar
radiasi yang baik pada kisaran cahaya
tampak, yang memiliki intensitas tertinggi,
lebih dari 50% cahaya matahari (gambar 6)
Sifat Akustik dan Termal Kaca
Kaca umumnya memiliki konduktivitas
termal yang tinggi. Hal ini dapat dikurangi
dengan kaca insulasi panas yaitu dengan
menyediakan rongga gas pada 2 lapisan
kaca.
Kaca menyerap dan memantulkan
suara tergantung dari panjang gelombang Sumber : (Wurm, 2007)
Gambar 7. Grafik hubungan antara ketebalan
suara. Kaca dengan permukaan halus dapat
kaca dan sound reduction
merugikan secara akustik. Namun hal ini
dapat dikurangi dengan memberikan tekstur
pada permukaan kaca serta meningkatkan
ketebalan dan massa dari kaca. Hubungan

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 34


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

Sumber : (Wurm, 2007)


Gambar 8. Transmisi, Refleksi dan Absorbsi kaca pada beberapa jenis ketebalan

4. Pembahasan: Aplikasi Material Kaca Beberapa contoh penggunaan atap kaca


Pada Bangunan dapat dilihat pada gambar 9. pencahayaan
(skylight). Struktur atap kaca harus mampu
Dengan berbagai jenis dari produksi
dibuat dengan sistem yang utuh sehingga
kaca, penerapan dapat diaplikasikan pada
dapat menahan beban-beban yang
hampir semua bagian bangunan.
ditimpakan kepada struktur.
Kaca sebagai atap bangunan
Sifat dan ketersediaan bahan bangunan
menjadi aspek pertimbangan dalam
perencanaan atap bangunan. Penggunaan
atap kaca muncul di era industrialisasi
karena kebutuhan akan atap transparan
pada pabrik dan ruang-ruang besar seperti
terminal kereta api. Beberapa tipe atap kaca
dapat dilihat pada diagram gambar 10.
Selain sebagai pelindung, penggunaan
atap kaca umumnya memiliki fungsi sebagai
pencahayaan (skylight). Struktur atap kaca
harus mampu dibuat dengan sistem yang
utuh sehingga dapat menahan beban-beban Sumber : (Wurm, 2007)
yang ditimpakan kepada struktur. Gambar 9. Beberapa aplikasi bentuk atap kaca
Peranan bentuk dan dimensi sangat pada bangunan
menentukan kekuatan dari atap kaca.

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 35


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

Sumber : (Wurm, 2007)


Gambar 10. Transmisi, Refleksi dan Absorbsi kaca pada beberapa jenis ketebalan

Sifat-sifat teknis yang dapat dibentuk


Kaca sebagai dinding bangunan
dari bahan kaca seperti insulasi panas,
Kaca sebagai bahan yang memiliki bahan akustik dan transmisi cahaya dapat
ketahanan yang tinggi terhadap bahan kimia dimanfaatkan untuk mendapatkan
dan pengaruh korosi serta memiliki sifat kenyamanan dalam bangunan. Penggunaan
tranparansi yang tinggi, sangat cocok kaca harus disesuaikan dengan kebutuhan
digunakan sebagai bahan kulit bangunan. dalam bangunan dan tipe/jenis kaca seperti
Hanya silika (larutan hydrofluoric acid) yang bangunan yang memerlukan tingkat insulasi
dapat menyerang permukaan kaca panas atau kualitas akustik yang baik.
sehingga menyebabkannya menjadi terlihat Selain pemilihan tipe kaca yang tepat,
buram. Larutan basa yang mungkin timbul sambungan merupakan hal yang paling
dari beton berdekatan atau dari bahan kapur penting untuk diperhatikan dalam instalasi
pada bagian bangunan lain juga dapat kaca sebagai dinding bangunan. Kekuatan
merusak permukaan kaca. Akan tetapi, kaca dapat berkurang atau bertambah pada
memiliki kelebihan dengan sifat-sifat sambungan tersebut. Beberapa tipe
sebagai bahan akustik yang baik serta sambungan yang digunakan pada kaca
memiliki sifat optik dan ketahanan yang dinding bangunan dapat dilihat pada
tinggi terhadap temperatur sehingga cocok gambar-gambar 11 dan gambar 12.
untuk digunakan sebagai elemen penutup
bangunan.

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 36


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

Sumber : (Wurm, 2007)


Gambar 11. Tipe konektor pada kaca sebagai kulit bangunan

Sumber : (Wurm, 2007)


Gambar 12. Detail sambungan kaca

Bentuk bangunan menjadi penentu


dalam kesuksesan pemilihan kaca pada
kulit bangunan. Selain memiliki efek Sumber : (Wurm, 2007)
terhadap termal dan akustik, kaca Gambar 13. Aplikasi kaca pada penutup dinding
merupakan bahan yang dapat memberikan bangunan
estetika pada bangunan. Pemilihan bentuk Kaca sebagai struktur bangunan
dan penempatan material kaca dapat
Kaca tidak hanya dapat difungsikan
memberikan efek visual yang sangat baik
sebagai elemen arsitektural bangunan
pada bangunan. Contoh aplikasi bahan
namun dapat pula berfungsi sebagi elemen
kaca pada bangunan dapat dilihat pada
struktural bangunan. Kaca dapat
gambar 13.
difungsikan sebagai penerima beban-beban

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 37


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

pada bangunan. Kekuatan dapat berasal lain. Perbandingan sifat mekanik kaca
dari bahan kaca sendiri dengan perkuatan dibandingkan bahan lain dapat dilihat pada
dari bentuk struktur dan sambungan. gambar 15. Struktur seperti portal, frame,
Aplikasi kaca sebagai struktur dapat dilihat arch, shell, space frame dan bentuk struktur
pada gambar 14. lain dapat menggunakan bahan kaca (lihat
Bahan kaca dapat memberikan bentuk gambar 16).
struktur seperti yang dibentuk oleh material

Sumber : (Wurm, 2007)


Gambar 14. Aplikasi kaca sebagai struktur bangunan

Sumber : (Wurm, 2007)


Gambar 15. Grafik sifat mekanik kaca dibandingkan bahan lain

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 38


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

ringan terhadap lingkup bobot kawasan dan


tidak berkesan masif atau solid secara utuh.
Penggunaan kaca tidak hanya sebagai
bidang tak berbatas tetapi dapat
menciptakan keselarasan dengan
lingkungan secara fisik dan visual.
Contoh karya aplikasi kaca dengan
metode fragmentasi adalah bangunan
Renzo Piano Building Workshop (RPBW)
yang dirancang pada tahun 1989, sebuah
bangunan yang terletak di sisi tebing dan
menghadap ke laut (gambar 17).
Sumber : (Wurm, 2007) Permukaan sisi bangunan keseluruhan
Gambar 16. Contoh penggunaan kaca sebagai menggunakan kaca, sehingga bangunan ini
struktur bangunan sangat transparan tiada batasan antara sisi
Kaca Sebagai Gagasan Konsep dalam dan luar. Fragmentasi massa
bangunan dengan struktur split level yang
Transparansi dalam Arsitektur
mengikuti kontur lahan dan penggunaan
Penggunaan kaca saat ini tidak hanya kaca sebagai bidang lapisan dan
berfungsi sebagai elemen material pelapis permukaan bangunan. Fragmentasi ini
atau penutup bangunan, namun sudah bertujuan menghadirkan bangunan yang
berkembang menjadi bagian atau tataran lebih menyatu dengan konteksnya dan
konsep dalam perancangan arsitektur. memiliki kesan ringan agar tidak menjadi
Makna penggunaan kaca kini lebih beban visual bagi lingkungannya. Unsur
berkembang, tidak hanya melihat kaca solid hadir pada bentuk massa bangunan
sebatas material yang menampilkan dan unsur transparan pada keseluruhan
kejujuran struktur dan kejujuran permukaan bangunan.
fungsionalnya. Kaca hadir untuk Kansai Airport merupakan salah satu
menciptakan nilai yang memiliki konektivitas bangunan karya Renzo Piano lainnya yang
visual dan integrasi antara bangunan, ruang menggunakan metode fragmentasi (Gambar
dan lingkungannya. Aplikasi kaca dapat 18). Fragmentasi tidak dilakukan pada
sebagai wujud gagasan konsep massa bangunan utuhnya, namun pada
transparansi dalam perancangan bangunan. sistem struktur bangunan yang
Gagasan konsep transparansi dalam keseluruhannya menggunakan baja. Unsur
perancangan bangunan tidak hanya solid pada struktur bangunan
menempatkan proses perancangan yang dikombinasikan dengan penggunaan kaca
cepat, murah, efisien dan ekonomis tetapi pada sebagian permukaan bangunan,
lebih menitikberatkan pada kemurnian sehingga bangunan tetap terlihat lebih
bentuk, bentuk yang lebih ringan, ringan dan terintegrasi secara sistem
transparan dan mempunyai nilai konteks bangunan. Penggunaan kaca pada
terhadap lingkungannya. Gagasan konsep permukaan bangunan dapat mempermudah
transparansi ini diimplementasikan dalam orientasi pergerakan dan memberikan
dua metode perancangan yaitu metode kualitas transparansi secara fisik,
fragmentasi dan layering yang keduanya khususnya pencahayaan dalam ruangan.
tetap mengintegrasikan kaca sebagai sistem Berbeda dengan dua karya sebelumnya,
struktur dan material bangunan. Museum Louvre di Paris karya I.M Pei tidak
Penggunaan kaca dalam metode menggunakan fragmentasi pada massa
fragmentasi adalah mencoba memecah bangunan atau sistem struktur tetapi
bentuk atau lapisan bangunan utuh sebagai terhadap bangunan yang ada dalam
bentuk solid dengan bidang transparan. konteks lingkungannya (gambar 19).
Menurut Piano (1997) kaca dapat sebagai
alat fragmentasi yang bertujuan
menghasilkan konsep bangunan yang lebih

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 39


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

kontinuitas visual antara massa bangunan di


sekitarnya. Bangunan mempunyai nilai
kontras, namun selaras dengan
lingkungannya. Fragmentasi dilakukan
berdasarkan massa bangunan disekitarnya
dan hadirnya bangunan museum menjadi
nilai kontekstual antara bangunan lama dan
baru.

Sumber : (Piano,1997)
Gambar 17. Fragmentasi massa bangunan dan
aplikasi kaca pada permukaan bangunan RPBW

Sumber : http://www.pcf-p.com, akses 9 Juli 20141


Gambar 19. Fragmentasi antar massa
bangunan pada Museum Louvre

Penggunaan kaca dalam metode


layering lebih menekankan pelapisan pada
unsur bidang atau bentuk bangunan
sebagai elemen pembatas untuk
memberikan konektivitas antara ruang
dalam dengan luar banguan atau bangunan
Sumber : (Piano,1997) dengan lingkungannya. Metode ini
Gambar 18. Fragmentasi struktur bangunan dan menitikberatkan strategi pelapisan pada kulit
aplikasi kaca pada permukaan bangunan Kansai bangunan.
Airport
Aplikasi dalam perancangan bisa dilihat
Museum hadir setelah terfragmentasi pada kasus perancangan Cartier
dari unsur solid bangunan di sekitarnya. Foundation for Contemporary Art, yang
Seluruh permukaan entrance bangunan
museum menggunakan kaca sebagai 1
http://www.pcf-p.com/a/p/8315/1.html, gambar
bidang transparan yang tidak menghalangi
suasana ruang luar bangunan Museum Louvre

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 40


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

dibangun di Paris pada tahun 1994 oleh Strategi pelapisan (layering) dengan
Jean Nouvel. Bangunan ini berada dalam aplikasi kaca yang memberikan konektivitas
ruang terbuka yang ditumbuhi pohon-pohon antara ruang dalam dan luar dapat dilihat
yang besar dan sebagai salah satu pada karya Glass House oleh Philip
tantangan adalah masyarakat tidak mau Johnson (gambar 21).
kehilangan banyak pohon tersebut apabila Kaca sangat mendominasi permukaan
bangunan itu berdiri. Jean Nouvel mencoba dinding bangunan, bahkan terkesan terbuka
membangun dengan bentuk yang lebih tipis seluruh isi bangunan.
dan vertikal sehingga bangunan tidak hanya Bangunan ini hadir dengan kejujuran
berkesan ringan, transparan, namun lapisan struktur dan fungsi, namun elemen kaca ini
bahan kaca yang menutupi permukaan memberikan makna hubungan tanpa batas
bangunan memberikan ilusi “apakah pohon- antara ruang dalam dan ruang luar
pohon yang ada dilingkungannya berada di bangunan. Alam sebagai dinding bangunan
dalam atau di luar bangunan”. Aplikasi kaca sesungguhnya dan ruang memiliki kualitas
tidak hanya sebagai kulit bangunan tetapi visual dan dimensi yang tak terbatas.
dapat memberikan hubungan antara
bangunan dan lingkungan (gambar 20).

Sumber : http://www.archdaily.com, akses 9 Juli 20142


Gambar 20. Layering sebagai strategi konektivitas antara bangunan dengan lingkungan

Sumber : Weston, 2002


Gambar 21. Layering sebagai strategi konektivitas antara ruang dalam dan luar bangunan

2
http://www.archdaily.com/84666/ad-classics-fondation-cartier-jean-nouvel/ tentang AD Classics: foundation
Cartier/Jean Nouvel

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 41


Lestari dan Alhamdani “Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur”

5. Kesimpulan konsep yang muncul dengan memanfaatkan


material kaca untuk mendukung konsep
Kaca merupakan bahan bangunan yang
kontinuitas visual dan konektivitas antara
mulai dikenal dan menjadi trend dari
bangunan dengan lingkungan maupun
arsitektur masa kini. Berbagai sifat dan tipe
ruang dalam dengan ruang luar.
dari bahan kaca dikembangkan untuk
memperoleh sifat yang positif.
Referensi
Kemampuan dalam menampilkan suatu
estetika yang indah didukung oleh sifat yang Garg, N.K . 2007. Guidelines for Use of Glass in
memiliki ketahanan terhadap panas, tingkat Building. New age international publisher. New
radiasi yang tinggi dan kemampuan akustik Delhi
dianggap sebagai kelebihan dari bahan Piano, R. 1997. The Renzo Piano Logbook. The
kaca. Monacelli Press. London
Staib, Schittich. 1999. Glass Construction Manual.
Kelebihan yang dimiliki material kaca Birkhauser. Basel, Switzerland.
menjadikan material ini dapat dimanfaatkan Weston, Richard. 2002. The House in the 20th
hampir diseluruh bagian bangunan baik Century. Laurence King Publishing ltd. Great
sebagai kulit bangunan maupun struktur. Britain
Wurm, Jam. 2007. Glass Structures: Design and
Berbagai konsep muncul dengan Construction of Self-supporting Skins.
memanfaatkan kelebihan material kaca Birkhauser Verlag AG. Berlin
yang transparan. Konsep transparansi
merupakan salah satu contoh gagasan

Langkau Betang, Vol. 1/No. 2/2014 hal 42

Anda mungkin juga menyukai