PERCOBAAN I
MESIN-MESIN AC LANJUT
A. Tujuan Percobaan
▪ Mengetahui pengaruh perubahan torsi beban T terhadap kecepatan rotor (nr) dan
arus jangkar (Ia),
▪ Membuktikan teori keserempakan motor sinkron (nr = ns) dengan ns yang selalu
konstan,
▪ Mengetahui batas maksimum torsi beban T yang menyebabkan motor serempak
kehilangan keserempakannya.
B. Dasar Teori
B.1 Motor Listrik Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu
motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada
sistim yang menggunakan banyak listrik (Bagia dan Parsa, 2018:31-32).
Ketika hal ini terjadi maka sudut torsi menjadi lebih besar dan torsi induksi
pada motor akan naik. Kenaikkan torsi induksi akan menambah kecepatan rotor
sehingga motor akan Kembali berputar pada kecepatan sinkron tapi dengan
(1.1)
(1.2)
(1.3)
Gambar 1.3 Karakteristik Torsi Beban dan Arus Terhadap Kecepatan Rotor
D. Prosedur Percobaan
1. Menyusun dan merangkai peralatan-peralatan berdasarkan Gambar 1.1.
2. Mengatur tombol-tombol pada unit pengontrol beban & tachogenerator
a. Tombol “Brake” diputar kekiri sampai maksimal
b. Tombol ”ramp” keposisi 0, reset tombol indicator temperatur motor
c. Tombol n min % keposisi 0% tombol min-1ke 3000
d. Tombol Mmax keposisi 100, tombol Nm keposisi 1
3. Menyalakan sumber Vac 3 fase sampai tegangan VL-N yang ditunjukan pada
voltmeter AC sesuai dengan yang tertera padaTabel 1.1
4. Menyalakan sumber Vdc, atur tombol pengatur arus sampai setengah putaran, lalu
mengatur tegangan sampai mencapai yang tertera pada Tabel 1.1
5. Setelah motor beputar, menyalakan unit kontrol beban dan tacho generator,
setelah unit kontrol beban dan tacho generator menyala, mencatat hasil variabel
yang dibutuhkan padaTabel 1.1 :
a. Kecepatan putar rotor awal nr (rpm) menggunakan tachometer digital
b. Arus jangkar awal, Ia (ampere) yang tertera pada ampere meter
6. Untuk menambah torsi beban pada rem bubuk magnetik, melakukan
a. Memutar tombol ‘Ramp’ keposisi ‘Ext/Man 1’
SWICTH
rpm Nm
SUMBERVAC
TACHOGENERATOR 3 FASE
REMBUBUK R S T
MAGNETIK R S T N
F1 F2
MOTORSINKRON
3FASE
VDC A A V
VDC SUMBER AMPERMETER AMPERMETER VOLTMETER
VDC DC AC AC
Diketahui: f = 50 Hz P = 4 kutub
Sesuai dengan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada rangkaian diberikan
tegangan dari sumber AC 3 fasa sebesar 220 V. kemudian untuk tegangan medan
sebesar 50 Volt. Kemudian diberikan torsi beban yang semakin besar dan dicatat
hasil untuk arus medan, arus jangkar, dan kecepatan putar motor yang didapatkan.
Didapatkan bahwa semakin besar nilai beban torsi yang diberikan, nilai arus
medan tetap bernilai konstan yang dimana beban tidak berpengaruh terhadap nilai
arus medan. Nilai arus medan dipengaruhi oleh tegangan medan, karena nilai
tegangan medan konstan maka arus medan nilainya pun tetap konstan. Begitu juga
dengan kecepatan putar rotor dimana ketika torsi beban diatur dari 0,4 sampai dengan
1,4 Nm maka motor masih dalam keadaan stabil / konstan, karena dipengaruhi oleh
frekuensi dan jumlah kutub, sedangkan ketika motor serempak dibebani 1.5 Nm,
maka akan terjadi pengereman magnetik yang menyebabkan medan putar stator dan
konduktor rotor terlepas sehingga motor sinkron kehilangan keserempakkannya,
sesuai dengan persamaan :
Nr= 120.f/P.
0
220 50 0,4 0,3 0,260 1500
0,3 1500 0
220 50 0,5 0,280
0,3 1500 0
220 50 0,6 0,282
0,3 1500 0
220 50 0,7 0,285
0,3 1500 0
220 50 0,8 0,300
0,3 1500 0
220 50 0,9 0,320
0,3 1500 0
220 50 1 0,350
0,3 1500 0
220 50 1,2 0,400
0,3 1500 0
220 50 1,4 0,500
0,3 1500 0,013
220 50 1,5 0,530
Berdasarkan tabel 1.3 dapat dianalisa bahwa tegangan sumber memiliki nilai
yang konstan, begitu juga dengan nilai tegangan medan yang juga bernilai konstan.
Nilai arus medan yang didapatkan konstan seiring dengan bertambahnya nilai
torsi beban. Hal ini disebabkan karena nilai torsi beban tidak mempengaruhi besarnya
nilai arus beban yang dihasilkan.
Nilai arus jangkar yang didapatkan semakin menigkat seiring dengan
pertambahan nilai torsi pada beban. Untuk nilai slip yang didapatkan sesuai dengan
hasil perhitungan bernilai konstan sesuai dengan persamaan:
Slip%= |𝑁𝑠−𝑁𝑟|x 100%
𝑁𝑠
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 1,4 1,5
Torsi Beban
Berdasarkan grafik 1.1 dapat dianalisa bahwa nilai torsi beban tidak
mempengaruhi nilai arus beban, dimana semakin besar nilai torsi beban, arus yang
didapatkan pada medan konstan sebesar 0,3 A. Hal ini sesuai dengan persamaan :
T = f x b (Nm)
1495
1490
1485 1480
1480
1475
1470
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,2 1,4 1,5
Torsi Beban
Berdasarkan grafik 1.2 dapat dianalisa bahwa Pada percobaan motor serempak
didapatkan bahwa nilai torsi beban yang semakin meningkat tidak mempengaruhi
keserempakkan motor sinkron, dimana ketika torsi beban diatur dari 0,4 sampai
dengan 1,4 Nm, dan motor masih dalam keadaan stabil / konstan, sedangkan ketika
motor serempak dibebani 1.5 Nm, maka akan terjadi pengereman magnetik yang
menyebabkan medan putar stator dan konduktor rotor terlepas sehingga motor sinkron
kehilangan keserempakkannya.
0,4 0,32
0,28 0,282 0,285 0,3
0,3 0,26
0,2
0,1
0
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 1,4 1,5
Torsi Beban
Berdasarkan grafik 1.3 dapat dianalisa bahwa nilai arus jangkar berbanding lurus
dengan nilai torsi beban. Dimana semakin besar nilai torsi beban, maka nilai arus
jangkar yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan:
Tr = Fl x r
1. Nilai torsi beban yang meningkat dengan nilai tegangan sumber yang konstan
menyebabkan nilai kecepatan putar motor juga bernilai konstan. Sedangkan untuk
nilai arus jangkar yang dihasilkan nilainya semakin meningkat, hal ini disebabkan
karena untuk mempertahankan keserempakkan motor.
2. Pada percobaan motor serempak didapatkan bahwa nilai torsi beban yang semakin
meningkat tidak mempengaruhi keserempakkan motor sinkron, dimana ketika torsi
beban diatur dari 0,4 sampai dengan 1,4 Nm, dan motor masih dalam keadaan
stabil / konstan.
3. Ketika mototr serempak dibebani hingga 1.5 Nm, maka akan terjadi pengereman
magnetik yang menyebabkan medan putar stator dan konduktor rotor terlepas
sehingga motor sinkron kehilangan keserempakkannya.
Jawaban
1. penggunaan motor serempak jarang dibandingkan dengan motor induksi
karena alasan-alasan seperti kompleksitas kontrol yang tinggi, biaya yang
lebih mahal, kurang efisiensi dalam banyak aplikasi, dan karakteristik
operasional yang lebih sesuai untuk aplikasi khusus, motor induksi lebih
umum digunakan karena kemudahan kontrol, biaya yang lebih rendah,
efisiensi yang lebih baik, serta toleransi terhadap variasi beban dan kondisi
operasional yang lebih luas. Namun, motor serempak tetap memiliki peran
dalam aplikasi yang memerlukan presisi kecepatan dan sinkronisasi tinggi.
B. Dasar Teori
B.1 Pengertian Generator Induksi
Generator merupakan alat yang digunakan untuk mengubah daya poros
turbin (putaran) menjadi daya listrik. Untuk aplikasi dengan sistem AC ada dua
tipe generator yang biasa digunakan yaitu generator sinkron dan asinkron
(induksi) 1 fasa maupun 3 fasa. Generator asinkron merupakan generator tidak
serempak karena putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan magnet
pada stator. Generator ini juga disebut generator induksi. (Mahaganti, Ingriany
S. 2014: 3)
D. Prosedur Percobaan
1. Menyusun dan rangkai peralatan-peralatan berdasarkan gambar 1.2
2. Nyalakan sumber Vdc, tambahkan tegangan sampai generator induksi
menghasilkan tegangan
3. Aturlah sumber frekuensi DC sebesar 50 Hz
4. Lakukan pengukuran untuk beban saat bernilai nol ( tidak berbeban ) sesuai
dengan tabel pengukuran
5. Nyalakan power circuit breaker untuk memasukkan beban generator induksi
6. Aturlah besar nilai beban generator induksi sesuai tabel pengukuran
7. Lakukanlah pencatatan sesuai tabel
8. Setelah selesai melakukan pengukuran dan pencatatan, matikan peralatan
9. Ulangi langkah-langkah di atas untuk percobaan selanjutnya.
Berdasarkan tabel 1.5 Dapat dianalisa bahwa disaat beban R yang diberikan
semakin meningkat yaitu dari 0% sampai 100 % dengan beban L konstanta. C= 8𝜇𝐹
dan L tetap 0,2 mH, maka akan didapatkan kecepatan rotor yang menurun.
Dari tabel diatas juga dapat di analisa bahwa tegangan medan juga mengalami
penurunan setelah data kedua di mana seharusnya kenaikan beban berbanding lurus
dengan kenaikan tegangan karena semakin besar nilai beban maka nilai tegangan
yang di butuhkan juga semakin meningkat, untuk arus medan dan tegangan induksi
juga di dapatkan hasil yang meningkat sesuai dengan persamaan:
𝐸𝑎 = 𝐼𝑓 × 𝑅𝑓 × 𝐼𝑎 × 𝑅𝑎
Sedangkan pada cos phi bernilai konstan, kemudian pada saat diberikan beban
100% nilai cosphi tetap konstan,dan pada daya yang di hasilkan juga meningkat .
Dimana ini di sebabkan hubungan yang berbanding lurus antara daya dan besarnya
beban.sesuai dengan persamaan :
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜗
152,5
137,7
150 124,7
110,2 110,3
100
50
0
1826,5 1826,7 1825,9 1825,6 1824,8 1824,6 1823,3
Nr(Rpm)
Berdasarkan grafik 1.4 Dapat di analisa bahwa ketika dalam kondisi tanpa beban,
tegangan induksi di dapatkan meningkat yaitu dari 110,2 sampai 211,6, maka
kecepatan putar yang didapatkan semakin menurun, Namun seharusnya kecepetan
putar berbanding lurus dengan tegangan induksi, sesuai dengan persamaan:
Ea = N x O x F
Keterangan :
Ea : Tegangan Induksi
N : Kecepatan Putar (Rpm)
O : Fluks Induksi
F : Frekuensi
152,5
137,7
150 124,7
110,2 110,3
100
50
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.5 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa beban
tegangan induksi yang didapatkan sebesar 110.2 V,kemudian di berikan beban R
sebesar 10% sampai 100%,tegangan yang dihasilkan meningkat yaitu 110,3 V sampai
211.6 V, maka di dapatkan tegangan induksi yang juga meningkat seiring
bertambahnya beban R ,hal ini di karenakan beban yang di berikan berbanding lurus
dengan nilai tegangan induksi yang di hasilkan. Sesuai dengan persamaan :
Ea = Ia × Ra × If × Rf
175
Tegangan Medan
170 168,3
165,2 165,3 165,3
165 162,6 163,5
160
155
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.6 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa beban
tegangan medan yang didapatkan sebesar 177,3 V,kemudian di berikan beban R
sebesar 10% sampai 100%,tegangan yang dihasilkan meningkat yaitu 162,6 V sampai
168,3V, maka di dapatkan dapatkan tegangan medan yang meningkat seiring
bertambahnya beban R ,yang dimana nilai beban yang di berikan berbanding lurus
dengan nilai tegangan medan. Sesuai dengan persamaan :
Ea = Ia × Ra × If × Rf
0,25
0,2
0,15
0,1 0,063
0,05
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.7 Dapat di anlisa bahwa pada saat di berikan beban 0% di
dapatkan nilai arus medan yang rendah sekitar 0,063 A,kemudian setelah di beri beban
10% sampai 100% di dapatkan nilai arus medan yang meningkat. Namun secara teori
yang digunakan, nilai arus medan yang didapatkan seharusnya konstan, karena motor
tidak terhubung langsung ke beban dan hanya sekali supply tegangan yang diberikan
dari sumber. Sesuai dengan persamaan :
If = (Eax Ia x Ra)
Rf
0,15
0,15 0,13
0,1
0,05
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.8 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa beban,
arus medan yang didapatkan 0 A ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%, maka nilai arus yang dihasilkan menurun dari 0,25 A sampai 0,13 A. Hal ini di
karenakan arus terhubung langsung ke beban.
0,8
Cos phi
0,6
0,4
0,2
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.9 Dapat di anlisa bahwa semakin besar nilai beban yang di
berikan, maka cos phi akan bernilai konstan, yang dimana nilai cos phi maksimal adalah
1. Sesuai dengan persamaan :
𝑅
Cos phi= 𝑍
40
Daya
30
20
10
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.10 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, daya yang didapatkan 0 ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%, maka nilai daya yang dihasilkan meningkat yaitu dari 45,9 Watt sampai 48,6
Watt. Hal ini di karenakan nilai beban berbanding lurus dengan daya.sesuai dengan
persamaan:
𝑃 = √3 × 𝐼 × 𝐶osϑ
140 113,7
109,4
120 98,1
100 81,6 85,6
80
60
40
20
0
1520,6 1620,8 1630,1 1685,6 1690,3 1760,5 1770,6
Nr (Rpm)
Berdasarkan grafik 1.11 Dapat di analisa bahwa pada saat kecepatan putar
mengalami peningkatan yaitu dari 1520,6 sampai 1770,6, maka tegangan induksi akan
mengalami peningkatan juga, yaitu dari 182, 7 samapai 130,2, hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara kecepatan putar dan tegangan induksi berbanding lurus.
160
155
148,9
150
145
140
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)
Grafik 1.12 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Tegangan
Medan
Berdasarkan grafik 1.12 Dapat dianalisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, tegangan medan yang didapatkan sebesar 148.9 V, kemudian diberikan beban
R sebesar 10% sampai 100%, tegangan medan yang didapatkan meningkat yaitu 159.5
V sampai 165.5 V. Hal ini dikarenakan tegangan medan berbanding lurus dengan
beban, sesuai dengan persamaan:
Ea = Ia × Ra + If × Rf
0,3 0,27
0,25 0,19
0,172 0,154 0,156
0,2 0,139
0,15
0,1
0,05
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)
Grafik 1.13 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Arus Medan
Berdasarkan grafik 1.13 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, arus medan yang didapatkan sebesar 0.45 A, kemudian diberikan beban R
sebesar 10% sampai 40%, arus medan yang didapatkan meningkat yaitu 0.139 V
sampai 0.19 V. Lalu pada beban 60% mengalami penurunan sebesar 0,154, lalu pada
beban 80% sampai 100% kembali mengalami peningkatan sebesar 0,156 sampai 0,27.
Namun berdasarkan teori yang digunakan arus medan akan bernilai konstan saat
diberikan suppl tegangan sumber.
0,15
0,1
0,05 0,02
0,01
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)
Grafik 1.14 Hubungan Antara Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Arus Beban
Berdasarkan grafik 1. Dapat di anlisa bahwa pada saat beban 0% diadapatkan nilai
arus 0 A, dan pada saat beban R di atur meningkat dari 10% sampai 100% nilai arus
yang didapatkan semkin menurun yaitu dari 0,22 A sampai 0,02 A, dimana seharusnya
semakin besar nili beban maka nilai arus beban juga akan semakin meningkat, sesuai
dengan Persamaan :
V
I=R
0,8
Cos phi
0,6
0,4
0,2
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Grafik 1.15 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Cos Phi
Berdasarkan grafik 1. Dapat di anlisa bahwa pada saat beban 0% diadapatkan nilai
arus 0 % Sampai 100% di dapatkan nilai cos phi yang konstan sebesar 1 hal ini di
karenakan nilai maksimal dari cos phi yaitu 1.
13,2 14,5
15
10
5
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)
Grafik 1.15 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Daya
Berdasarkan grafik 1.15 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, daya yang didapatkan 0 watt, kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%, maka nilai daya yang dihasilkan meningkat yaitu dari 13,2 Watt sampai 30.5
Watt. Hal ini di karenakan nilai beban berbanding lurus dengan daya.sesuai dengan
persamaan:
𝑃 = √3 × 𝐼 × 𝐶osϑ
Berdasarkan tabel 1. Dapat di analisa bahwa pada saat rangkaian di beri beban
C=16uf, dan L=0,2mH serta beban R yang meningkat dari 0% sampai 100%. Nilai
kecepatan rotor yang di dapatkan menurun seirimg dengan meningkatnya beban R dari
0% sampai 100%.
Kemudian untuk tegangan medan yang di hasilkan cenderung meningkat
seiring bertambahnya beban R. Sedangkan untuk nilai tegangan induksi yang di
dapatkan semakin minangkat dari 10% sampai 100% juga semakin meningkat,hal ini
menunjukan bahwa tegangan induksi berbanding lurus dengan beban R. sesuai dengan
persamaan :
𝐸𝑎 = 𝐼𝑓 × 𝑅𝑓 × 𝐼𝑎 × 𝑅𝑎
Pada nilai arus beban yang didapatkan cenderung tidak stabil. Kemudian ketika
beban R mencapai 100% nilai arus medan nya mengalami penurunan karena beban
yang digunakan sudah mencapai beban penuh. Setelah itu untuk daya yang didapatkan
meningkat seirimg bertambahnya beban R.
140 113,3
109,9
120 97
100 82,7 85,8
80
60
40
20
0
1622,5 1620,7 1610 1598,5 1590,2 1580,5 1555,6
Nr
Berdasarkan grafik 1.16 Dapat di anlisa bahwa pada saat kecepataan putar dalam
kondisi tidak berbeban didapatkan tegangan induksi sebesar 182,8V sampai 130,5V,
maka didapatkan kecepatan putar yang menurun yaitu 1622,5 sampai 1555,6 Rpm
,maka tegangan induksi yang didapatkan semakin meningkat,hal ini menunjukan bahwa
kecepatan putar dan tegangan induksi berbanding terbalik.
140 113,6
109,5
120 98
100 81,7 85,7
80
60
40
20
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.17 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
tegangan induksi yang di dapatkan 182,2 V kemudian di berikan beban R sebesar 10%
sampai 100%,tegangan yang di hasilkan meningkat yaitu 81,7 V sampai 130,3 V. Hal
ini di sebabkan karena beban R berbanding lurus dengan tegangan induksi. sesuai
dengan persamaan:
V= I×R
160
155
148,5
150
145
140
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.18 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
tegangan yang di dapatkan 148,2 V kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%,tegangan medan yang di hasilkan meningkat yaitu 159 V sampai 165 V. Hal ini
di sebabkan karena beban R berbanding lurus dengan dengan tegangan medan
0,3 0,26
0,25 0,188 0,196 0,198
0,175
0,2 0,146
0,15
0,1
0,05
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.18 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
tegangan yang di dapatkan 0,45 A ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%,arus medan yang di hasilkan meningkat yaitu 0,146 A sampai 0,26 A..
Berdasarkan teori yang digunakan seharusnya nilai arus medan tetap konstan. Hal ini di
karenakan pada saat tegangan di supply dari sumber daya hanya di lakukan sekali dan
berdasarkan rangkaian motor tidak terhubung langsung ke beban.
.
0,15
0,1
0,05 0,02
0,01
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)
Berdasarkan grafik 1.20 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
arus yang di dapatkan 0 A ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai 100%,arus
beban yang di hasilkan menurun yaitu dari 0,22 A sampai 0,02 A, dimana seharusnya
semakin besar nilai beban maka nilai arus beban juga akan semakin meningkat, sesuai
dengan Persamaan :
V
I=R
0,6
0,4
0,2
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.21 Dapat di anlisa bahwa pada saat beban 0% sampai
100%,maka di dapatkan nilai cos phi yang konstan sebesar 1 hal ini di karenakan nilai
maksimal dari cos phi yaitu 1.
20 17,5 17,9
Daya
15 11,1
10
5
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R
Berdasarkan grafik 1.22 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
arus yang di dapatkan 0 Watt ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%,daya yang di hasilkan meningkat yaitu dari 11 sampai 27,1Watt, hal ini di
sebabkan karena beban R berbanding lurus dengan daya.
Sofian Yahya, dkk.2017.”Motor Induksi split Phase Sebagai Generator Induksi Satu
Fasa”, Program Studi Teknik Listrik, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri
Bandung.