Anda di halaman 1dari 50

Mesin – Mesin AC Lanjut

PERCOBAAN I
MESIN-MESIN AC LANJUT

1.1 MOTOR SEREMPAK

A. Tujuan Percobaan
▪ Mengetahui pengaruh perubahan torsi beban T terhadap kecepatan rotor (nr) dan
arus jangkar (Ia),
▪ Membuktikan teori keserempakan motor sinkron (nr = ns) dengan ns yang selalu
konstan,
▪ Mengetahui batas maksimum torsi beban T yang menyebabkan motor serempak
kehilangan keserempakannya.

B. Dasar Teori
B.1 Motor Listrik Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu
motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada
sistim yang menggunakan banyak listrik (Bagia dan Parsa, 2018:31-32).

B.2 Prinsip Kerja Motor Sinkron


Adapun cara kerja motor sinkron yaitu bila kumparan stator atau armatur
mendapatkan tegangan sumber bolak-balik (AC) 3 phasa, maka pada kumparan
stator timbul fluks magnet putar. Fluks magnet putar ini setiap saat akan
memotong kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung kumparan stator
timbul GGL armatur (Eam). Fluks putar yang dihasilkan oleh arus bolak-balik
tidak seluruhnya tercakup oleh kumparan stator. Dengan perkataan lain, pada
kumparan stator timbul fluks bocor dan dinyatakan dengan hambatan armatur
(Ram) dan reaktansi armatur (Xam). Kumparan rotor terletak antara kutub-

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
kutub magnit KU dan KS yang juga mempunyai fluks magnet. Kedua fluks
magnet tersebut akan saling berinteraksi dan mengakibatkan rotor berputar
dengan kecepatan putar rotor sinkron dengan kecepatan putar stator (Bagia dan
Parsa, 2018:31-32).

B.3 Pembebanan Motor Serempak

Gambar 1.1 Pengaruh Perubahan Beban Pada Motor Sinkron

Gambar 1.1 memberikan gambaran bentuk pengaruh perubahan beban


pada motor sinkron. Apabila beban dihubungkan pada motor sinkron maka
motor akan membangkitkan torsi yang cukup untuk menjaga motor dan
bebannya berputar pada kecepatan sinkron, misalnya, jika mula – mula motor
sinkron beroperasi pada faktor daya mendahului (leading) dan kemudian beban
pada motor dinaikkan maka putaran rotor pada dasarnya akan melambat.

Ketika hal ini terjadi maka sudut torsi menjadi lebih besar dan torsi induksi
pada motor akan naik. Kenaikkan torsi induksi akan menambah kecepatan rotor
sehingga motor akan Kembali berputar pada kecepatan sinkron tapi dengan

sudut torsi yang lebih besar (Anthony.2020:56)

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

B.4 Torsi Beban Maksimum yang Menyebabkan Kehilangan


Keserempakannya

Gambar 1.2 Karakteristik torsi – kecepatan


Motor sinkron pada dasarnya merupakan alat yang menyuplai tenaga ke
beban pada kecepatan konstan. Kecepatan putaran motor adalah terkunci pada
frekuensi listrik yang diterapkan, oleh karena itu kecepatan motor adalah
konstan pada beban bagaimanapun. Kecepatan motor yang tetap ini dari
kondisi tanpa beban sampai torsi maksimum yang bisa disuplai motor disebut
torsi pullout. Bentuk karakteristik torsi terhadap kecepatan ini diperlihatkan
pada gambar 1.2.
Persamaan torsi motor sinkron 3-fasa sebagai berikut.

(1.1)

Torsi maksimum motor terjadi ketika  = 90°. Umumnya torsi


maksimum motor sinkron adalah tiga kali torsi beban penuhnya. Ketika torsi
pada motor sinkron melebihi torsi maksimum maka motor akan kehilangan
sinkronisasi. Persamaan Torsi maksimum (pullout) motor sinkron dapat
dibuatkan sebagai berikut (Anthony.2020:55).

(1.2)

(1.3)

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
- Karakteristik Torsi Beban dan Arus Terhadap Kecepatan Rotor

Gambar 1.3 Karakteristik Torsi Beban dan Arus Terhadap Kecepatan Rotor

- Karakteristik Arus Jangkar Terhadap Torsi Beban

Gambar 1.4 Karakteristik Arus Jangkar Terhadap Torsi Beban

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
C. Alat dan Bahan
No Kode Nama Alat/Bahan Jumlah
1 DL 10016 a Power Supply Three – Phase 1 buah
2 Motor Sinkron 3 fase 1 buah
2 LB 745 561 Power Cicuit Breaker Modul 1 buah
3 Tachogenerator 1 buah
Tachometer Digital
4 Control Unit 1.0 1buah
5 Magnetic Brake 1buah
6 DL 2109T12 Amperemeter 2buah
7 DL 2109T15 Voltmeter 1buah
8 LB 725 55 Experimental Transformer 1 buah
9 - Kabel konektor secukupnya -

D. Prosedur Percobaan
1. Menyusun dan merangkai peralatan-peralatan berdasarkan Gambar 1.1.
2. Mengatur tombol-tombol pada unit pengontrol beban & tachogenerator
a. Tombol “Brake” diputar kekiri sampai maksimal
b. Tombol ”ramp” keposisi 0, reset tombol indicator temperatur motor
c. Tombol n min % keposisi 0% tombol min-1ke 3000
d. Tombol Mmax keposisi 100, tombol Nm keposisi 1
3. Menyalakan sumber Vac 3 fase sampai tegangan VL-N yang ditunjukan pada
voltmeter AC sesuai dengan yang tertera padaTabel 1.1
4. Menyalakan sumber Vdc, atur tombol pengatur arus sampai setengah putaran, lalu
mengatur tegangan sampai mencapai yang tertera pada Tabel 1.1
5. Setelah motor beputar, menyalakan unit kontrol beban dan tacho generator,
setelah unit kontrol beban dan tacho generator menyala, mencatat hasil variabel
yang dibutuhkan padaTabel 1.1 :
a. Kecepatan putar rotor awal nr (rpm) menggunakan tachometer digital
b. Arus jangkar awal, Ia (ampere) yang tertera pada ampere meter
6. Untuk menambah torsi beban pada rem bubuk magnetik, melakukan
a. Memutar tombol ‘Ramp’ keposisi ‘Ext/Man 1’

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
b. Mengatur beban dengan secara perlahan memutar tombol ‘Brake’ kearahkan
sampai tampak sedikit penambahan torsi beban (Nm) sesuai dengan yang
tertera padaTabel 1.1
7. Melakukan tahanan penambahan torsi beban sesuai tabel, untuk tiap tahapan
torsi beban mencatat padaTabel 1.1
a. Kecepatan rotor nr (rpm)
b. Arus jangkar Ia(ampere)
8. Setelah selesai melakukan pengukuran dan pencatatan, mematikan peralatan
mulai dari :
a. Unit kontrolbebandanTachogenerator
b. Sumber VAC 3 fase, kecilkandulutegangan, barumatikan
c. Sumber VDC.

SWICTH
rpm Nm

SUMBERVAC
TACHOGENERATOR 3 FASE

REMBUBUK R S T
MAGNETIK R S T N
F1 F2

MOTORSINKRON
3FASE

VDC A A V
VDC SUMBER AMPERMETER AMPERMETER VOLTMETER
VDC DC AC AC

Gambar 1.5 Rangkaianpercobaan Motor Serempak

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1HasilPengamatandanPengukuranPercobaan Motor Serempak
TeganganSumber Tegangan Torsi Arus ArusJangkar Nr
AC 3 fasa (VL-n) Medan Beban Medan (A) (rpm)
(Vdc) (Nm) (Idc)(A)

220 50 0,4 0,3 0,260 1500


220 50 0,5 0,3 0,280 1500
220 50 0,6 0,3 0,282 1500
220 50 0,7 0,3 0,285 1500
220 50 0,8 0,3 0,300 1500
220 50 0,9 0,3 0,320 1500
220 50 1 0,3 0,350 1500
220 50 1,2 0,3 0,400 1500
220 50 1,4 0,3 0,500 1500
220 50 1,5 0,3 0,530 1480

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
Analisa Perhitungan

Diketahui: f = 50 Hz P = 4 kutub

Ns = 1500 rpm Ditanya


Nr=……?
Nr = 120.f/P
= 120.50/4
= 1500
%Error = |𝑁𝑠−𝑁𝑟| x 100%
N𝑠
=|1500-1500|x 100%
N𝑠
= 0%

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
F. Analisa Hasil Pengamatan

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan dan Pengukuran Percobaan Motor Serempak


Tegangan Tegangan Torsi Arus Arus Nr
Sumber AC 3 Medan Beban Medan Jangkar (rpm)
fasa (VL-n) (A)
(Vdc) (Nm) (Idc)(A)
220 50 0,4 0,3 0,260 1500
220 50 0,5 0,3 0,280 1500
220 50 0,6 0,3 0,282 1500
220 50 0,7 0,3 0,285 1500
220 50 0,8 0,3 0,300 1500
220 50 0,9 0,3 0,320 1500
220 50 1 0,3 0,350 1500
220 50 1,2 0,3 0,400 1500
220 50 1,4 0,3 0,500 1500
220 50 1,5 0,3 0,530 1480

Sesuai dengan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada rangkaian diberikan
tegangan dari sumber AC 3 fasa sebesar 220 V. kemudian untuk tegangan medan
sebesar 50 Volt. Kemudian diberikan torsi beban yang semakin besar dan dicatat
hasil untuk arus medan, arus jangkar, dan kecepatan putar motor yang didapatkan.
Didapatkan bahwa semakin besar nilai beban torsi yang diberikan, nilai arus
medan tetap bernilai konstan yang dimana beban tidak berpengaruh terhadap nilai
arus medan. Nilai arus medan dipengaruhi oleh tegangan medan, karena nilai
tegangan medan konstan maka arus medan nilainya pun tetap konstan. Begitu juga
dengan kecepatan putar rotor dimana ketika torsi beban diatur dari 0,4 sampai dengan
1,4 Nm maka motor masih dalam keadaan stabil / konstan, karena dipengaruhi oleh
frekuensi dan jumlah kutub, sedangkan ketika motor serempak dibebani 1.5 Nm,
maka akan terjadi pengereman magnetik yang menyebabkan medan putar stator dan
konduktor rotor terlepas sehingga motor sinkron kehilangan keserempakkannya,
sesuai dengan persamaan :
Nr= 120.f/P.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
Nilai arus jangkar yang didapatkan semakin besar seiring dengan bertambahnya
nilai beban, hal ini dikarenakan semakin besar nilai beban yang digunakan maka
dibutuhkan usaha yang besar pula untuk mempertahankan putaran rotor pada
kecepatan putaran sebesar 1500 rpm.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan
Tegangan Tegangan Torsi Arus Arus Nr Slip
Sumber AC Medan Beban Medan Jangkar (rpm) (%)

3 fasa (VL-n) (Vdc) (Nm) (Idc)(A) (A)

0
220 50 0,4 0,3 0,260 1500
0,3 1500 0
220 50 0,5 0,280
0,3 1500 0
220 50 0,6 0,282
0,3 1500 0
220 50 0,7 0,285
0,3 1500 0
220 50 0,8 0,300
0,3 1500 0
220 50 0,9 0,320
0,3 1500 0
220 50 1 0,350
0,3 1500 0
220 50 1,2 0,400
0,3 1500 0
220 50 1,4 0,500
0,3 1500 0,013
220 50 1,5 0,530

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dianalisa bahwa tegangan sumber memiliki nilai
yang konstan, begitu juga dengan nilai tegangan medan yang juga bernilai konstan.
Nilai arus medan yang didapatkan konstan seiring dengan bertambahnya nilai
torsi beban. Hal ini disebabkan karena nilai torsi beban tidak mempengaruhi besarnya
nilai arus beban yang dihasilkan.
Nilai arus jangkar yang didapatkan semakin menigkat seiring dengan
pertambahan nilai torsi pada beban. Untuk nilai slip yang didapatkan sesuai dengan
hasil perhitungan bernilai konstan sesuai dengan persamaan:
Slip%= |𝑁𝑠−𝑁𝑟|x 100%
𝑁𝑠

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Torsi Beban


Terhadap Arus Medan
0,35 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
0,3
0,25
Arus Medan

0,2
0,15
0,1
0,05
0
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 1,4 1,5
Torsi Beban

Grafik 1.1 Hubungan Kecepatam Putar Terhadap Tegangan Induksi

Berdasarkan grafik 1.1 dapat dianalisa bahwa nilai torsi beban tidak
mempengaruhi nilai arus beban, dimana semakin besar nilai torsi beban, arus yang
didapatkan pada medan konstan sebesar 0,3 A. Hal ini sesuai dengan persamaan :
T = f x b (Nm)

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Torsi Beban Terhadap


Kecepatan Putar Rotor
1505 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500
1500
Kecepatan Putar

1495
1490
1485 1480
1480
1475
1470
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,2 1,4 1,5
Torsi Beban

Grafik 1.2 Hubungan Torsi Beban Terhadap Kecepatan Putar Rotor

Berdasarkan grafik 1.2 dapat dianalisa bahwa Pada percobaan motor serempak
didapatkan bahwa nilai torsi beban yang semakin meningkat tidak mempengaruhi
keserempakkan motor sinkron, dimana ketika torsi beban diatur dari 0,4 sampai
dengan 1,4 Nm, dan motor masih dalam keadaan stabil / konstan, sedangkan ketika
motor serempak dibebani 1.5 Nm, maka akan terjadi pengereman magnetik yang
menyebabkan medan putar stator dan konduktor rotor terlepas sehingga motor sinkron
kehilangan keserempakkannya.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Torsi Beban


Terhadap Arus Jangkar
0,6 0,53
0,5
0,5
0,4
0,35
Arus Medan

0,4 0,32
0,28 0,282 0,285 0,3
0,3 0,26

0,2

0,1

0
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 1,4 1,5
Torsi Beban

Grafik 1.3 Hubungan Torsi Beban Terhadap Arus Jangkar

Berdasarkan grafik 1.3 dapat dianalisa bahwa nilai arus jangkar berbanding lurus
dengan nilai torsi beban. Dimana semakin besar nilai torsi beban, maka nilai arus
jangkar yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan:
Tr = Fl x r

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
G. Kesimpulan

1. Nilai torsi beban yang meningkat dengan nilai tegangan sumber yang konstan
menyebabkan nilai kecepatan putar motor juga bernilai konstan. Sedangkan untuk
nilai arus jangkar yang dihasilkan nilainya semakin meningkat, hal ini disebabkan
karena untuk mempertahankan keserempakkan motor.
2. Pada percobaan motor serempak didapatkan bahwa nilai torsi beban yang semakin
meningkat tidak mempengaruhi keserempakkan motor sinkron, dimana ketika torsi
beban diatur dari 0,4 sampai dengan 1,4 Nm, dan motor masih dalam keadaan
stabil / konstan.
3. Ketika mototr serempak dibebani hingga 1.5 Nm, maka akan terjadi pengereman
magnetik yang menyebabkan medan putar stator dan konduktor rotor terlepas
sehingga motor sinkron kehilangan keserempakkannya.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
H. Tugas Tambahan
1. Mengapa penggunaan motor serempak sangat jarang dibandingkan dengan
motor induksi?
2. Buatlah karakteristik dari motor serempak.

Jawaban
1. penggunaan motor serempak jarang dibandingkan dengan motor induksi
karena alasan-alasan seperti kompleksitas kontrol yang tinggi, biaya yang
lebih mahal, kurang efisiensi dalam banyak aplikasi, dan karakteristik
operasional yang lebih sesuai untuk aplikasi khusus, motor induksi lebih
umum digunakan karena kemudahan kontrol, biaya yang lebih rendah,
efisiensi yang lebih baik, serta toleransi terhadap variasi beban dan kondisi
operasional yang lebih luas. Namun, motor serempak tetap memiliki peran
dalam aplikasi yang memerlukan presisi kecepatan dan sinkronisasi tinggi.

2. a. motor serempak memiliki faktor daya yang baik


b. torsi kecepatan motor serempak memiliki bentuk yang khas
c. motor serempak cenderung lebih mahal dari pada motor induksi.
d.Memiliki kecepatan sinkronisasi yang tepat sesuai dengan frekuensi sumber
tegangan sehingga menghasilkan sinkronisasi sempurna antara kecepatran
rotor dan frekuensi tegangan.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
1.2 GENERATOR INDUKSI
A. Tujuan Percobaan
▪ Mengetahui cara pengoperasian generator induksi.
▪ Mengetahui pengaruh besar kapasitor pada generator induksi terhadap tegangan
dan daya reaktif keluaran generator.
▪ Mengetahui hubungan frekuensi dan daya aktif dengan putaran generator.

B. Dasar Teori
B.1 Pengertian Generator Induksi
Generator merupakan alat yang digunakan untuk mengubah daya poros
turbin (putaran) menjadi daya listrik. Untuk aplikasi dengan sistem AC ada dua
tipe generator yang biasa digunakan yaitu generator sinkron dan asinkron
(induksi) 1 fasa maupun 3 fasa. Generator asinkron merupakan generator tidak
serempak karena putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan magnet
pada stator. Generator ini juga disebut generator induksi. (Mahaganti, Ingriany
S. 2014: 3)

B.2 Prinsip Kerja Generator Induksi


Prinsip kerja generator induksi yaitu berdasarkan induksi elektromagnetik.
Setelah rotor diputar oleh penggerak mula (prime mover) dengan demikian
kutub-kutub didalam rotor akan berputar. Jika kumparan kutub diberi arus
maka pada permukaan kutub akan timbul medan magnet (garis-garis gaya
fluks) yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan putaran kutub. Gari-
sgaris gaya fluks yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar
yang ada di stator sehingga pada kumparan jangkar tersebut timbul EMF atau
GGL tegangan induksi. Frekuensi EMF atau tegangan induksi tersebut
mengikuti persamaan berikut ini,
f = (PxN) / 120 (Hz) (1.4)
Oleh karena frekuensi dari tegangan induksi tersebut di Indonesia sudah
ditentukan, yaitu sebesar 50 Hz dan jumlah kutub selalu genap maka putaran
kutub, putaran rotor dan putaran penggerak mula sudah ditentukan terlebih

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
dahulu. Besarnya tegangan induksi yang timbul pada kumparan jangkar pada
stator mengikuti persamaan berikut. (Sudarmojo Y.P, 2016: 12)
E = 4,44 . kc . kd . f . Φ . T (volt/fase) (1.5)

B.3 Kelebihan dan Kekurangan Generator Induksi


Penggunaan motor induksi sebagai generator memiliki beberapa
keunggulan yaitu ; menghasilkan tegangan sinewave yang murni , karena tidak
menggunakan sikat arang maka tidak menghasilkan gangguan RFI ( radio
frequency interference ), harganya lebih murah, dan mudah diperoleh dalam
berbagai ukuran dipasaran. Adapun kelemahan utama generator induksi adalah
tegangan yang tidak konstan. Perubahan beban dapat menyebabkan perubahan
pada tegangan dan frekuensi (Yahya, Sofian. 2008 :1).

B.4 Konstruksi Pada Generator Induksi


Generator ini mempunyai dua komponen utama yaitu stator (bagian yang
diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Bentuk gambaran sederhana
konstruksi generator sinkron diperlihatkan pada gambar 1.4, gambar 1.5, dan
gambar 1.6 (Zuriman.2018:2-3).

Gambar 1.6 Bentuk sederhana konstruksi generator sinkron

Gambar 1.7 Rotor salient (kutub menonjol) pada generator sinkron

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

(b) Rotor silindris (silinder) (c) Penampang rotor kutup silindris


Gambar 1.8 Bentuk konstruksi rotor pada generator sinkron

C. Alat dan Bahan


No Kode Nama Alat/Bahan Jumlah
1 DL 10016 a Power Supply Three - Phase 1 buah
Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023
Mesin – Mesin AC Lanjut
2 LB 745 561 Power Circuit Breaker Modul 1 buah
3 Squirel Cage Motor 230/400 V
4 Shunt Wound Machine
5 LB 725 77 Experimental Transformer 1 buah
6 LB 727 12 Power Factor Meter 1 buah
7 DL 2109T16 Pointer Frekuensi Meter 1 buah
8 DL 2109T15 Voltmeter 1 buah
9 DL 2109T2PV Moving Iron Voltmeter 1 buah
10 DL 2109T12 Amperemeter 1 buah
11 LB 733 11 Capasitor Load 1.0 1 buah
12 LB 733 10 Resistive Load 1.0 1 buah
13 LB 733 41 Inductive Load 1 buah
14 DL 2109T15 Voltmeter AC 1buah
11 - Tacho Generator
12 - Kabelkonektorsecukupnya -
13 - Jumper -

D. Prosedur Percobaan
1. Menyusun dan rangkai peralatan-peralatan berdasarkan gambar 1.2
2. Nyalakan sumber Vdc, tambahkan tegangan sampai generator induksi
menghasilkan tegangan
3. Aturlah sumber frekuensi DC sebesar 50 Hz
4. Lakukan pengukuran untuk beban saat bernilai nol ( tidak berbeban ) sesuai
dengan tabel pengukuran
5. Nyalakan power circuit breaker untuk memasukkan beban generator induksi
6. Aturlah besar nilai beban generator induksi sesuai tabel pengukuran
7. Lakukanlah pencatatan sesuai tabel
8. Setelah selesai melakukan pengukuran dan pencatatan, matikan peralatan
9. Ulangi langkah-langkah di atas untuk percobaan selanjutnya.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Gambar 1.9 RangkaianpercobaanGenerator Induksi

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1.4 Hasil pengukuran dan pengamatan generator induksi
C = 8uF, dan L = 0,2 mH
Tegangan Arus Tegangan Arus Cos Daya
Beban Nr
Medan Medan Induksi Beban Phi
(R %+L) (Rpm)
( Vdc ) ( Idc ) ( Vac ) ( Iac ) (P)
0% 1827,5 177,3 0,063 110,2 0 1 0
10% 1826,7 162,6 0,24 110,3 0,25 1 45,9
20% 1825,9 163,5 0,25 124,7 0,22 1 46,1
40% 1825,6 165,2 0,26 137,7 0,21 1 47,7
60% 1824,8 165,3 0,34 152,5 0,19 1 47,8
80% 1824,6 165,3 0,36 183,7 0,15 1 48,3
100% 1823,3 168,3 0,37 211,6 0,13 1 48,6

Tabel 1.5 Hasil pengukuran dan pengamatan generator induksi


C = 12uF, dan L = 0,2 mH
Tegangan Arus Tegangan Arus Cos Daya
Beban Nr
Medan Medan Induksi Beban Phi
(R %+L) (Rpm)
( Vdc ) ( Idc ) ( Vac ) ( Iac ) (P)
0% 1520,6 148,9 0,45 182,7 0 1 0
10% 1620,8 159,4 0,139 81,6 0,22 1 13,2
20% 1630,1 159,5 0,172 85,6 0,2 1 14,5
40% 1685,6 160,4 0,190 98,1 0,17 1 16,9
60% 1690,3 160,8 0,154 109,4 0,15 1 25,8
80% 1760,5 164,7 0,156 113,7 0,01 1 29,5
100% 1770,6 165,5 0,27 130,2 0,02 1 30,5

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
Tabel 1.6 Hasil pengukuran dan pengamatan generator induksi
C = 16uF, dan L = 0,2 mH
Tegangan Arus Tegangan Arus Cos Daya
Beban ( Nr (
Medan Medan Induksi Beban Phi
R %+L) Rpm)
( Vdc ) ( Idc ) ( Vac ) ( Iac ) (P)
0% 1622,5 148,5 0,45 182,8 0 1 0
10% 1620,7 159,7 0,146 82,7 0,22 1 11,1
20% 1610,0 159,9 0,175 85,8 0,19 1 17,5
40% 1598,5 160,4 0,188 97 0,15 1 17,9
60% 1590,2 161,9 0,196 109,9 0,13 1 22,7
80% 1580,5 164,8 0,198 113,3 0,15 1 25,5
100% 1555,6 165,0 0,26 130,5 0,02 1 27,1

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
F. Analisa Hasil Pengamatan
Tabel 1.7 Hasil pengukuran dan pengamatan generator induksi
C = 8uF, dan L = 0,2 mH
Tegangan Arus Tegangan Arus Cos Daya
Beban Nr
Medan Medan Induksi Beban Phi
(R %+L) (Rpm)
( Vdc ) ( Idc ) ( Vac ) ( Iac ) (P)
0% 1826,5 177,3 0,063 110,2 0 1 0
10% 1826,7 162,6 0,24 110,3 0,25 1 45,9
20% 1825,9 163,5 0,25 124,7 0,22 1 46,1
40% 1825,6 165,2 0,26 137,7 0,21 1 47,7
60% 1824,8 165,3 0,34 152,5 0,19 1 47,8
80% 1824,6 165,3 0,36 183,7 0,15 1 48,3
100% 1823,3 168,3 0,37 211,6 0,13 1 48,6

Berdasarkan tabel 1.5 Dapat dianalisa bahwa disaat beban R yang diberikan
semakin meningkat yaitu dari 0% sampai 100 % dengan beban L konstanta. C= 8𝜇𝐹
dan L tetap 0,2 mH, maka akan didapatkan kecepatan rotor yang menurun.
Dari tabel diatas juga dapat di analisa bahwa tegangan medan juga mengalami
penurunan setelah data kedua di mana seharusnya kenaikan beban berbanding lurus
dengan kenaikan tegangan karena semakin besar nilai beban maka nilai tegangan
yang di butuhkan juga semakin meningkat, untuk arus medan dan tegangan induksi
juga di dapatkan hasil yang meningkat sesuai dengan persamaan:
𝐸𝑎 = 𝐼𝑓 × 𝑅𝑓 × 𝐼𝑎 × 𝑅𝑎
Sedangkan pada cos phi bernilai konstan, kemudian pada saat diberikan beban
100% nilai cosphi tetap konstan,dan pada daya yang di hasilkan juga meningkat .
Dimana ini di sebabkan hubungan yang berbanding lurus antara daya dan besarnya
beban.sesuai dengan persamaan :
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜗

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Kecepatan Putar Terhadap


Tegangan Induksi
250
211,6
200 183,7
Teganga Induksi

152,5
137,7
150 124,7
110,2 110,3
100

50

0
1826,5 1826,7 1825,9 1825,6 1824,8 1824,6 1823,3
Nr(Rpm)

Grafik 1.4 Hubungan Kecepatam Putar Terhadap Tegangan Induksi

Berdasarkan grafik 1.4 Dapat di analisa bahwa ketika dalam kondisi tanpa beban,
tegangan induksi di dapatkan meningkat yaitu dari 110,2 sampai 211,6, maka
kecepatan putar yang didapatkan semakin menurun, Namun seharusnya kecepetan
putar berbanding lurus dengan tegangan induksi, sesuai dengan persamaan:

Ea = N x O x F

Keterangan :
Ea : Tegangan Induksi
N : Kecepatan Putar (Rpm)
O : Fluks Induksi
F : Frekuensi

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R Berubah Dan L


Tetap) DenganTegangan Induksi
250
211,6
200 183,7
Teganga Induksi

152,5
137,7
150 124,7
110,2 110,3
100

50

0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.5 Hubungan Beban (R berubah dan L tetap)Terhadap Tegangan Induksi

Berdasarkan grafik 1.5 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa beban
tegangan induksi yang didapatkan sebesar 110.2 V,kemudian di berikan beban R
sebesar 10% sampai 100%,tegangan yang dihasilkan meningkat yaitu 110,3 V sampai
211.6 V, maka di dapatkan tegangan induksi yang juga meningkat seiring
bertambahnya beban R ,hal ini di karenakan beban yang di berikan berbanding lurus
dengan nilai tegangan induksi yang di hasilkan. Sesuai dengan persamaan :

Ea = Ia × Ra × If × Rf

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R Berubah Dan L


Tetap) DenganTegangan Medan
180 177,3

175
Tegangan Medan

170 168,3
165,2 165,3 165,3
165 162,6 163,5

160

155
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.6 Hubungan Beban (R berubah dan L tetap)Terhadap Tegangan Medan

Berdasarkan grafik 1.6 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa beban
tegangan medan yang didapatkan sebesar 177,3 V,kemudian di berikan beban R
sebesar 10% sampai 100%,tegangan yang dihasilkan meningkat yaitu 162,6 V sampai
168,3V, maka di dapatkan dapatkan tegangan medan yang meningkat seiring
bertambahnya beban R ,yang dimana nilai beban yang di berikan berbanding lurus
dengan nilai tegangan medan. Sesuai dengan persamaan :

Ea = Ia × Ra × If × Rf

Dimana: Ea= tegangan generator(V)

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R Berubah Dan L


Tetap) Dengan Arus Medan
0,4 0,36 0,37
0,34
0,35
0,3 0,25 0,26
0,24
Aus Medan

0,25
0,2
0,15
0,1 0,063
0,05
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.7 Hubungan Beban (R berubah dan L tetap)Terhadap Arus Medan

Berdasarkan grafik 1.7 Dapat di anlisa bahwa pada saat di berikan beban 0% di
dapatkan nilai arus medan yang rendah sekitar 0,063 A,kemudian setelah di beri beban
10% sampai 100% di dapatkan nilai arus medan yang meningkat. Namun secara teori
yang digunakan, nilai arus medan yang didapatkan seharusnya konstan, karena motor
tidak terhubung langsung ke beban dan hanya sekali supply tegangan yang diberikan
dari sumber. Sesuai dengan persamaan :

If = (Eax Ia x Ra)
Rf

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R Berubah Dan L


Tetap) Dengan Arus Beban
0,3
0,25
0,25 0,22 0,21
0,19
0,2
Arus Beban

0,15
0,15 0,13

0,1

0,05
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1. 8 Hubungan Beban (R berubah dan L tetap)Terhadap Arus Beban

Berdasarkan grafik 1.8 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa beban,
arus medan yang didapatkan 0 A ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%, maka nilai arus yang dihasilkan menurun dari 0,25 A sampai 0,13 A. Hal ini di
karenakan arus terhubung langsung ke beban.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan


L Tetap )Terhadap Cos phi
1,2
1 1 1 1 1 1 1
1

0,8
Cos phi

0,6

0,4

0,2

0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.9 Hubungan Beban (R berubah dan L tetap)Terhadap Cos phi

Berdasarkan grafik 1.9 Dapat di anlisa bahwa semakin besar nilai beban yang di
berikan, maka cos phi akan bernilai konstan, yang dimana nilai cos phi maksimal adalah
1. Sesuai dengan persamaan :
𝑅
Cos phi= 𝑍

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R Berubah Dan L


Tetap) Dengan Daya
60
47,7 47,8 48,3 48,6
50 45,9 46,1

40
Daya

30

20

10
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.10 Hubungan Beban (R berubah dan L tetap)Terhadap daya

Berdasarkan grafik 1.10 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, daya yang didapatkan 0 ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%, maka nilai daya yang dihasilkan meningkat yaitu dari 45,9 Watt sampai 48,6
Watt. Hal ini di karenakan nilai beban berbanding lurus dengan daya.sesuai dengan
persamaan:
𝑃 = √3 × 𝐼 × 𝐶osϑ

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
Tabel 1.8 Hasil pengukuran dan pengamatan generator induksi
C=12uF, dan L=0,2 mH

Tegangan Arus Tegangan Arus Cos Daya


Beban Nr
Medan Medan Induksi Beban Phi
(R %+L) (Rpm)
( Vdc ) ( Idc ) ( Vac ) ( Iac ) (P)
0% 1520,6 148,9 0,45 182,7 0 1 0
10% 1620,8 159,4 0,139 81,6 0,22 1 13,2
20% 1630,1 159,5 0,172 85,6 0,2 1 14,5
40% 1685,6 160,4 0,190 98,1 0,17 1 16,9
60% 1690,3 160,8 0,154 109,4 0,15 1 25,8
80% 1760,5 164,7 0,156 113,7 0,01 1 29,5
100% 1770,6 165,5 0,27 130,2 0,02 1 30,5
Berdasarkan tabel 1. Dapat di analisa bahwa pada saat beban di berikan nilai
yang berbeda-beda, yaitu 0% sampai 100 %, kemudian di catat untuk nilai kecepatan
putar rotor, tegangan medan, arus medan, tegangan induksi, arus beban cos phi dan
nilai daya.
Untuk nilai kecepatan putar rotor yang didpatkan yaitu semakin meningkat,
sedangkan nilai pada tegangan medan yang didapatkan cenderung meningkat, nilai
pada arus medan mengalami peningkatan, hal ini sesuai karena semakin besar nilai
tegangan maka semakin besar pula nilai arus medan
Sedangkan untuk nilai daya yang di dapatkan semakin meningkat hal ini
menunjukan suatu hubungan yang berbanding lurus antara daya dan nilai beban.
Seuai dengan persamaan :
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜗

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Kecepatan Putar Terhadap


Tegangan Induksi
200 182,7
180
160
130,2
Tegangan Induksi

140 113,7
109,4
120 98,1
100 81,6 85,6
80
60
40
20
0
1520,6 1620,8 1630,1 1685,6 1690,3 1760,5 1770,6
Nr (Rpm)

Grafik 1.11 Hubungan Kecepatan Putar Terhadap Tegangan Induksi

Berdasarkan grafik 1.11 Dapat di analisa bahwa pada saat kecepatan putar
mengalami peningkatan yaitu dari 1520,6 sampai 1770,6, maka tegangan induksi akan
mengalami peningkatan juga, yaitu dari 182, 7 samapai 130,2, hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara kecepatan putar dan tegangan induksi berbanding lurus.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Tegangan Medan
170
164,7 165,5
165
160,9 160
159,4 159,5
Tegangan Medan

160

155
148,9
150

145

140
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)

Grafik 1.12 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Tegangan
Medan
Berdasarkan grafik 1.12 Dapat dianalisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, tegangan medan yang didapatkan sebesar 148.9 V, kemudian diberikan beban
R sebesar 10% sampai 100%, tegangan medan yang didapatkan meningkat yaitu 159.5
V sampai 165.5 V. Hal ini dikarenakan tegangan medan berbanding lurus dengan
beban, sesuai dengan persamaan:
Ea = Ia × Ra + If × Rf

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Arus Medan
0,5 0,45
0,45
0,4
0,35
Arus Medan

0,3 0,27
0,25 0,19
0,172 0,154 0,156
0,2 0,139
0,15
0,1
0,05
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)

Grafik 1.13 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Arus Medan

Berdasarkan grafik 1.13 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, arus medan yang didapatkan sebesar 0.45 A, kemudian diberikan beban R
sebesar 10% sampai 40%, arus medan yang didapatkan meningkat yaitu 0.139 V
sampai 0.19 V. Lalu pada beban 60% mengalami penurunan sebesar 0,154, lalu pada
beban 80% sampai 100% kembali mengalami peningkatan sebesar 0,156 sampai 0,27.
Namun berdasarkan teori yang digunakan arus medan akan bernilai konstan saat
diberikan suppl tegangan sumber.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Arus Beban
0,25 0,22
0,2
0,2 0,17
0,15
Arus Beban

0,15

0,1

0,05 0,02
0,01
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)

Grafik 1.14 Hubungan Antara Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Arus Beban

Berdasarkan grafik 1. Dapat di anlisa bahwa pada saat beban 0% diadapatkan nilai
arus 0 A, dan pada saat beban R di atur meningkat dari 10% sampai 100% nilai arus
yang didapatkan semkin menurun yaitu dari 0,22 A sampai 0,02 A, dimana seharusnya
semakin besar nili beban maka nilai arus beban juga akan semakin meningkat, sesuai
dengan Persamaan :
V
I=R

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan


L Tetap )Terhadap Cos phi
1,2
1 1 1 1 1 1 1
1

0,8
Cos phi

0,6

0,4

0,2

0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.15 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Cos Phi

Berdasarkan grafik 1. Dapat di anlisa bahwa pada saat beban 0% diadapatkan nilai
arus 0 % Sampai 100% di dapatkan nilai cos phi yang konstan sebesar 1 hal ini di
karenakan nilai maksimal dari cos phi yaitu 1.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Daya
35 30,5
29,5
30 25,8
25
20 16,9
Daya

13,2 14,5
15
10
5
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)

Grafik 1.15 Hubungan Antara Beban (R berubah dan L tetap) Terhadap Daya

Berdasarkan grafik 1.15 Dapat di analisa bahwa Ketika dalam kondisi tanpa
beban, daya yang didapatkan 0 watt, kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%, maka nilai daya yang dihasilkan meningkat yaitu dari 13,2 Watt sampai 30.5
Watt. Hal ini di karenakan nilai beban berbanding lurus dengan daya.sesuai dengan
persamaan:
𝑃 = √3 × 𝐼 × 𝐶osϑ

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Tabel 1.9 Hasil pengukuran dan pengamatan generator induksi


C = 16uF, dan L = 0,2 mH
Tegangan Arus Tegangan Arus Cos Daya
Beban ( Nr (
Medan Medan Induksi Beban Phi
R %+L) Rpm)
( Vdc ) ( Idc ) ( Vac ) ( Iac ) (P)
0% 1622,5 148,5 0,45 182,8 0 1 0
10% 1620,7 159,7 0,146 82,7 0,22 1 11,1
20% 1610,0 159,9 0,175 85,8 0,19 1 17,5
40% 1598,5 160,4 0,188 97 0,15 1 17,9
60% 1590,2 161,9 0,196 109,9 0,13 1 22,7
80% 1580,5 164,8 0,198 113,3 0,15 1 25,5
100% 1555,6 165,0 0,26 130,5 0,02 1 27,1

Berdasarkan tabel 1. Dapat di analisa bahwa pada saat rangkaian di beri beban
C=16uf, dan L=0,2mH serta beban R yang meningkat dari 0% sampai 100%. Nilai
kecepatan rotor yang di dapatkan menurun seirimg dengan meningkatnya beban R dari
0% sampai 100%.
Kemudian untuk tegangan medan yang di hasilkan cenderung meningkat
seiring bertambahnya beban R. Sedangkan untuk nilai tegangan induksi yang di
dapatkan semakin minangkat dari 10% sampai 100% juga semakin meningkat,hal ini
menunjukan bahwa tegangan induksi berbanding lurus dengan beban R. sesuai dengan
persamaan :
𝐸𝑎 = 𝐼𝑓 × 𝑅𝑓 × 𝐼𝑎 × 𝑅𝑎
Pada nilai arus beban yang didapatkan cenderung tidak stabil. Kemudian ketika
beban R mencapai 100% nilai arus medan nya mengalami penurunan karena beban
yang digunakan sudah mencapai beban penuh. Setelah itu untuk daya yang didapatkan
meningkat seirimg bertambahnya beban R.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Kecepatan Putar Terhadap


Tegangan Induksi
200 182,8
180
160
130,5
Tegangan induksi

140 113,3
109,9
120 97
100 82,7 85,8
80
60
40
20
0
1622,5 1620,7 1610 1598,5 1590,2 1580,5 1555,6
Nr

Grafik 1.16 Hubungan kecepatan putar Terhadap Tegangan induksi

Berdasarkan grafik 1.16 Dapat di anlisa bahwa pada saat kecepataan putar dalam
kondisi tidak berbeban didapatkan tegangan induksi sebesar 182,8V sampai 130,5V,
maka didapatkan kecepatan putar yang menurun yaitu 1622,5 sampai 1555,6 Rpm
,maka tegangan induksi yang didapatkan semakin meningkat,hal ini menunjukan bahwa
kecepatan putar dan tegangan induksi berbanding terbalik.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban(Rberubah dan L


tetap) terhadap tegangan induksi
200 182,2
180
160
130,3
Tegangan induksi

140 113,6
109,5
120 98
100 81,7 85,7
80
60
40
20
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.17 Hubungan Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Tegangan Induksi

Berdasarkan grafik 1.17 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
tegangan induksi yang di dapatkan 182,2 V kemudian di berikan beban R sebesar 10%
sampai 100%,tegangan yang di hasilkan meningkat yaitu 81,7 V sampai 130,3 V. Hal
ini di sebabkan karena beban R berbanding lurus dengan tegangan induksi. sesuai
dengan persamaan:
V= I×R

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Tegangan medan
170
164,8 165
165 161,9
159,7 159,9 160,4
Tegangan medan

160

155
148,5
150

145

140
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.18 Hubungan Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Tegangan Medan

Berdasarkan grafik 1.18 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
tegangan yang di dapatkan 148,2 V kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%,tegangan medan yang di hasilkan meningkat yaitu 159 V sampai 165 V. Hal ini
di sebabkan karena beban R berbanding lurus dengan dengan tegangan medan

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Arus medan
0,5 0,45
0,45
0,4
0,35
Arus medan

0,3 0,26
0,25 0,188 0,196 0,198
0,175
0,2 0,146
0,15
0,1
0,05
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.19 Hubungan Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Arus Medan

Berdasarkan grafik 1.18 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
tegangan yang di dapatkan 0,45 A ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%,arus medan yang di hasilkan meningkat yaitu 0,146 A sampai 0,26 A..
Berdasarkan teori yang digunakan seharusnya nilai arus medan tetap konstan. Hal ini di
karenakan pada saat tegangan di supply dari sumber daya hanya di lakukan sekali dan
berdasarkan rangkaian motor tidak terhubung langsung ke beban.
.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Arus Beban
0,25 0,22
0,2
0,2 0,17
0,15
Arus Beban

0,15

0,1

0,05 0,02
0,01
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban (R)

Grafik 1.20 Hubungan Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Arus Beban

Berdasarkan grafik 1.20 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
arus yang di dapatkan 0 A ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai 100%,arus
beban yang di hasilkan menurun yaitu dari 0,22 A sampai 0,02 A, dimana seharusnya
semakin besar nilai beban maka nilai arus beban juga akan semakin meningkat, sesuai
dengan Persamaan :
V
I=R

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban(Rberubah dan L


tetap) Cos phi
1,2
1 1 1 1 1 1 1
1
0,8
Cos phi

0,6
0,4
0,2
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.21 Hubungan Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Cos phi

Berdasarkan grafik 1.21 Dapat di anlisa bahwa pada saat beban 0% sampai
100%,maka di dapatkan nilai cos phi yang konstan sebesar 1 hal ini di karenakan nilai
maksimal dari cos phi yaitu 1.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut

Hubungan Antara Beban (R berubah dan L


tetap) Terhadap Daya
30 27,1
25,5
25 22,7

20 17,5 17,9
Daya

15 11,1
10

5
0
0
0% 10% 20% 40% 60% 80% 100%
Beban R

Grafik 1.22 Hubungan Beban(R berubah dan L tetap)Terhadap Daya

Berdasarkan grafik 1.22 Dapat di anlisa bahwa pada saat kondisi tanpa beban
arus yang di dapatkan 0 Watt ,kemudian di berikan beban R sebesar 10% sampai
100%,daya yang di hasilkan meningkat yaitu dari 11 sampai 27,1Watt, hal ini di
sebabkan karena beban R berbanding lurus dengan daya.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
G. KESIMPULAN
1. Cara pengoperasian generator induksi yaitu kecepatan putaran rotor diputar
oleh penggerak utama sampai melebihi percepatan Medan putar stator. Setelah
kecepatan putar rotor lebih besar Keraton induksi diberikan kapasitor untuk
mensuplai daya reaktif supaya generator induksi dapat membangkitkan
tegangan.
2. berdasarkan percobaan generator induksi yang telah dilaksanakan pada saat
diberikan kapasitor yang semakin besar nilainya maka tegangan yang
dihasilkan generator akan semakin besar dikarenakan daya reaktif yang
dihasilkan pada motor sebagai eksitasi semakin besar.
3. Berdasarkan percobaan generator induksi, ketika kecepatan putaran rotor
meningkat maka frekuensi yang dihasilkan juga akan semakin meningkat
Sedangkan daya aktif yang didapatkan semakin besar dikarenakan generator
mensuplai beban r yang semakin besar

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
H. Tugas Tambahan
a. Mengapa generator induksi sangat jarang digunakan sebagai pembangkit
listrik kapasitas besar?
b. Bagaimana caranya untuk menjaga kestabilan tegangan dan frekuensi pada
generator induksi?
Jawaban:
1. Karena Generator induksi adalah generator yang menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik dalam pengoperasiannya. Generator ini dapat bekerja
pada putaran rendah serta tidak tetap kecepatannya, sehingga generator
induksi banyakdigunakan pada pembangkit listrik dengan daya yang rendah
seperti pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau pembangkit listrik
tenaga baru. Generator induksi merupakan jenis pembangkit listrik alternatif
yangcocok untuk skala kecil atau beban rumah tangga (450 Va). Hal ini
disebabkankarena harga generator induksi relatif lebih murah dibanding
dengan generator sinkron. Kelemahan generator induksi adalah kinerjanya
sangat dipengaruhi oleh beban. Ada beberapa alasan utama yaitu:
a. Efisiensi
b. Generator induksi cenderung memiliki efisiensi lebih rendah dinadingkan
dengan generator sinkron. Efisiensi yang lebih rendah artinya mereka akan
mengubah lebih banyak energi mekanis menjadi panas daripada energi
listrik, terutama pada kapasitas besar.
c. Kemampuan penyesuaian
d. Generator sinkron memiliki kemampuan untuk disinkronkan dengan
jaringan listrik dan mengatur faktor daya serta frekuensi. Generator
sinkron disisi lain memiliki kendala dalam hal kemampuan penyesuaian
ini.
e. Stabilitas grid
f. Generator sinkron dapat lebih mudah diatur untuk membantu menjaga
stabilitas jaringan listrik.
g. Kualitas daya
h. Generator induksi memiliki masalahg dengan kualitas daya yang
dihasilkan, seperti faktor daya yang buruk dan distorsi harmonik.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
i. Perawatan pemeliharaan
j. Generator induksi memerlukan perawatan yang lebih intensif
dibandingkan dengan generator sinkron.

2. Cara menjaga kestabilan tegangan dan frekuensi pada generator induksi


a. Regulasi kecepatan
Pengaturan kecepatan rotor pada generator induksi dapat
mempengaruhi frekuensi keluaran. Dengan mengatur kecepatan rotor
dapat mengendalikan frekuensi output generator. Namun, tidak praktis
dalam banyak kasus karena dapat mempengaruhi efisiensi dan kinerja
keseluruhan.
b. Sistem kontrol
Menggunakan sistem kontrol yang canggih dapat membantu menjaga
kestabilan tegangan dan frekuensi. Dengan pemantauan konstan dan reaksi
cepat terhadap perubahan permintaan beban atau gangguan, sistem kontrol
ini dapat membantu menjaga ke stabilan.
c. Pengatur kelebihan kecepatan
Generator induksi memiliki batas kecepatan maksimum yang harus dijaga
agar tidak menghasilkan frekuensi yang terlalu tinggi.
d. Pengaturan beban
Mengatur beban yang terhubung ke generator dapat membantu menjaga ke
stabilan tegangan dan frekuensi. Ketika permintaan beban meningkat,
tegangan dan frekuensi cenderung turun. Oleh karena itu, dengan
mengatur beban dengan bijak, dapat menjaga keseimbangan antara
produksi dan konsumsi listrik.
e. Menggunakan capasitor dan voltage regulator
Menggunakan kapasitor dan regulator tegangan (AVR) dalam sirkuit
generator induksi dapat membantu meningkatkan faktor daya dan
tegangan keluaran, sedangkan AVR dapat membantu menjaga tegangan
tetap dalam rentang yang diinginkan.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023


Mesin – Mesin AC Lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2023.”Modul Praktikum Mesin-Mesin Listrik”, Laboratorium Sistem


Tenaga, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.

Anthony, Zuriman.2018.”Mesin Listrik Dasar”, ITP Press, Sumatera Barat.

Bagia, Inyoman dan I Made Parsa.2018.”Motor-Motor Listrik”, Kupang, Indonesia.

Ingriany S. Mahaganti, dkk.2014.” Pra-desain Tenaga Listrik Tenaga Arus Laut


Menggunaka Generator Asinkron”, Jurusan Teknik Elektro, UNSRAT,
Manado.

Sofian Yahya, dkk.2017.”Motor Induksi split Phase Sebagai Generator Induksi Satu
Fasa”, Program Studi Teknik Listrik, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri
Bandung.

Praktikum Mesin – Mesin Listrik/F1B021107/ 2023

Anda mungkin juga menyukai