Lembar Informasi :
Tes tanpa beban pada motor induksi, seperti tes tanpa beban pada sebuah trans-
formator,yang hasilnya memberikan informasi nilai arus magnetisasi dan rugi gesekan.
Tes ini dilakukan dengan memberikan tegangan tiga fasa seimbang pada belitan stator
pada rating frekuensinya. Bagian rotor pada kondisi pengetesan jangan terhubung dengan
beban mekanis, rugi daya yang terukur pada kondisi tes tanpa beban disebabkan rugi inti,
rugi gesekan dan angin.
Tes hubung singkat pada motor induksi, seperti tes hubung singkat pada transformator,
yang hasilnya memberikan informasi kerugian karena impedansi. Pada tes ini rotor
ditahan sehingga motor tidak bisa berputar. Untuk meng-hindari hal-hal yang tidak ingin
selama pengetesan biasanya tegangan yang diberikan hanya 15% - 20% dari tegangan
normal motor, sedangkan untuk mendapatkan nilai parameter motor, tetap berdasarkan
nilai nominalnya dengan melakukan konversi dari hasil pengukuran.
Hasil pengetesan terhadap motor ini selain untuk menentukan parameter, dapat diman-
faatkan juga untuk menggambarkan diagram lingkaran. Rugi-rugi tembaga stator dan
rotor dapat dipisahkan dengan menggambarkan garis torsi.
Test tanpa beban dilakukan pada motor indukasi tiga fasa untuk memproleh data daya
masuk Wo, Io, dan Vo (V) seperti yang diperlihatkan pada gambar 8.16. Pada gambar
8.16 b,kurva Wo terpotong sumbu vertikal pada titik A.
(b)
Besarnya nilai Wo yang terbaca pada saat tes tanpa beban, menunjukkan nilai kerugian
yang diakibatkan oleh adanya :
• Rugi tembaga Stator 3.I 0 2 .R1 .
• Rugi Inti 3.Go.V 2 .
• Rugi disebabkan gesekan dan angin.
W0
Cos0 = ..................................................................................................(8-44)
3.V.I0
Pada saat test dilakukan rotor ditahan dan untuk jenis rotor belitan, kumparan rotor di-
hubung singkat pada slipring.
Kurangi tegangan suplai ( 5 atau 20 %) dari tegangan normal) dan diatur sampai arus
beban penuh mengalir dalam stator. Pada saat pengetesan dilakukan catat nilai arus,
tegangan, dan daya masuk yang terukur.
V
I hsN = I hs x ………………………………………………………………….(8-45)
Vhs
Namun dalam kenyataannya terutama di industri terkadang dikehendaki juga adanya pe-
ngaturan kecepatan. Pengaturan kecepatan sebuah motor induksi memerlukan biaya yang
relatif mahal. Pengaturan kecepatan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti
dengan mengubah jumlah kutub, mengatur tahanan luar, mengatur tegangan jala-jala, dan
mengatur frekuensi jala-jala.
Untuk melakukan pengaturan kecepatan dengan daerah pengaturan yang sempit pada mo-
tor induksi rotor sangkar dapat dilakukan dengan cara menurunkan (mengatur) besarnya
tegangan masukan.
Perlu diperhatikan pengaturan kecepatan seperti ini bisa menyebabkan naiknya slip, se-
hingga efisiensi menurun dengan menurunnya kecepatan, dan pemanasan berlebihan pada
motor bisa menimbulkan masalah.
(a)
(b)
Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengatur nilai frekuensi jala-
jala. Aplikasi metoda pengaturan kecepatan ini memerlukan sebuah pengubah frekuensi.
Gambar 8.26 memperlihatkan blok diagram sistem pengaturan kecepatan umpan terbuka
(open loop), frekuensi suplai ke motor dapat diatur (diubah-ubah). Untuk menghindari
saturasi yang tinggi dalam magnetik, tegangan terminal ke motor harus bervariasi
sebanding dengan frekuensi.
Sebelum menggunakan motor listrik untuk menggerakan suatu beban, maka terlebih da-
hulu kita harus mengetahui karakteristik beban yang akan digerakan tersebut, seperti :
➢ Apakah beban akan terhubung langsung ke poros motor ?
➢ Berapa besarnya daya yang dibutuhkan ?
➢ Bagaimana hubungan torsi beban dengan kecepatan ?
➢ Berapa besar torsi asut, torsi kecepatan, torsi maksimum yang dibutuhkan ?
➢ Dimana motor akan diletakan ?
dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dijadikan acuan sebelum kita memilih motor
listrik, supaya motor dapat menggerakan beban secara optimal dan efisien.
Berikut ini beberapa faktor/standar yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih
motor, supaya sesuai dengan kebutuhan beban.
Motor induksi tersedia dengan berbagai tipe dan ukuran daya, apabila motor mempunyai
faktor pelayanan (service faktor = SF) 1,15, hal ini menunjukan bahwa motor dapat
beroperasi pada 115% beban secara terus menerus, walaupun beroperasi pada efisiensi
yang lebih rendah dari yang seharusnya. Pengunaan motor dengan beban lebih sesuai SF
untuk jangka waktu tertentu biasanya menjadi alternatif pengguna motor, daripada harus
mem-beli motor dengan daya yang lebih besar.
➢ Penutup Motor
Penutup motor dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap bagian- bagian yang
ada didalam motor, tergantung pada lingkungan dimana motor tersebut akan
dipergunakan. Beberapa jenis penutup yang umum dipergunakan adalah :
❖ ODP (Open Drip-Proof), jenis ODP digunakan pada lingkungan yang bersih dan
memberikan toleransi terhadap tetesan cairan tidak lebih besar 15°secara vertikal.
Pendi-nginan untuk motor memanfaatkan udara sekitarnya.
❖ TEFC(Totally Enclosed Fan Cooled), motor dengan penutup jenis ini digunakan
untuk lingkungan yang ber- debu dan korosif. Motor didinginkan oleh kipas angin
eksternal.
A N N R LT
B N N R N
C T N R N
D T R T T
F R R R R
Motor induksi rotor sangkar adalah motor yang paling sederhana karena dibagian rotor-
nya tidak ada sikat. Motor induksi rotor sangkar (desain B) umumnya dipergunakan
untuk menggerakan kipas, pompa sentrifugal, dan sebagainya.
Motor induksi dengan torsi asut tinggi (desain C) digunakan apabila diperlukan torsi
pengasutan tinggi, seperti elevator dan kerekan yang harus diasut dalam keadaan ber-
beban. Motor jenis ini umumnya mempunyai rotor sangkar ganda.
Motor induksi desain D dirancang untuk mempunyai torsi asut tinggi dengan arus asut
rendah. Motor jenis ini mempunyai tahanan rotor tinggi yang dibuat dari kuningan, motor
bekerja antara 85% s.d 95% dari kecepatan sinkronnya. Motor dengan desain D biasanya
dipergunakan untuk menggerakan beban yang mempunyai kelembaman tinggi, sehingga
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai kecepatan penuh.