Anda di halaman 1dari 11

MODUL TOPIK 9

Motor Induksi Tiga Fasa


(Torsi & Daya Motor Induksi)

Tujuan Pembelajaran Umum :

1. Memahami prinsip kerja, konstruksi, jenis-jenis motor induksi tiga fasa.


2. Memahami tentang terjadinya tegangan induksi pada rotor dan perbedaan kecepatan
medan putar dan kecepatan rotor (Slip) .
3. Memahami tentang cara penggambaran dan perhitungan parameter motor induksi
tiga fasa berdasarkan rangkaian ekuivalen .
4. Memahami tentang cara menentukan besarnya torsi dan daya motor induksi tiga fasa
.
5. Memahami tentang cara menentukan rangkaian ekuivalen motor berdasarkan hasil
pengujian motor .
6. Memahami tentang karakteristik dan cara-cara pengasutan (starting) sebuah motor
induksi tiga fasa

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konstruksi dari sebuah motor induksi tiga
fasa dengan benar.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang bagian stator dan jenis-jenis rotor motor
induksi tiga fasa dengan benar
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menentukan besarnya tegangan induksi
yang terjadi pada bagian rotor dengan benar .
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perbedaan kecepatan putar medan stator dan
rotor (slip) dengan benar .
5. Mahasiswa mampu menjelaskan cara menghitung slip dan frekuensi rotor saat motor
diam dan berputar dengan benar .
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menggambarkan rangkaian ekuivalen
rotor motor dengan benar .
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung resistansi, reaktansi, dan
impedansi rotor dengan benar .
8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menggambarkan rangkaian ekuivalen
motor induksi tiga fasa dengan benar .
9. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung impedansi, arus,dan tega-
ngan berdasarkan rangkaian ekuivalen dengan benar .
10. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang torsi asut, torsi mekanik, torsi gesekan, torsi
maksimum, dan torsi poros yang ada pada motor induksi tiga fasa dengan benar
11. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung besarnya torsi yang ada
pada motor induksi tiga fasa dengan benar.
12. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang diagram daya (Aliran daya) motor induksi
tiga fasa dengan benar

Mesin Listrik 9- 1
13. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung besarnya daya masukan,
daya rotor, rugi daya, dan daya keluaran pada sebuah motor induksi tiga fasa dengan
benar .
14. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung torsi dan daya motor
induksi tiga fasa berdasarkan rangkaian ekuivalen dengan benar.
15. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan dan cara melakukan test tanpa beban
pada sebuah motor induksi tiga fasa dengan benar .
16. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menentukan parameter motor induksi
tiga fasa berdasarkan test tanpa beban dengan benar .
17. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan dan cara melakukan test hubung
singkat pada sebuah motor induksi tiga fasa dengan benar
18. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menentukan parameter motor induksi
tiga fasa berdasarkan test hubung singkat dengan benar .
19. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan dan cara menggambarkan diagram
lingkaran berdasarkan test beban nol dan test hubung singkat dengan benar .
20. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis karakteristik motor induksi tiga fasa
dengan benar .
21. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang metode pengasutan motor induksi tiga fasa
dengan cara pengurangan tegangan dengan benar.
22. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang metode pengasutan motor induksi tiga fasa
dengan sistem “ Solid State Starter” dengan benar
23. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara pengaturan kecepatan motor induksi
tiga fasa dengan benar .

Mesin Listrik 9- 2
Lembar Informasi :

8.4. Torsi dan Daya

Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor induksi,
tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor, daya
yang dilewat-kan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya
diinduksikan ke rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati
senjang udara harus sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang
dikonversi menjadi energi mekanis.

Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi mekanik, tetapi besarnya torsi yang
terjadi pada poros motor di-mana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan
besarnya torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang hilang akibat gesekan dan
angin.

8.4.1. Torsi Motor

➢ Torsi Asut (Starting Torque)


Torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat mulai diasut disebut Torsi Asut,
nilainya bisa lebih besar atau lebih kecil dari Torsi putar dalam keadaan normal.

E2 E2
I2 = = ………………………………………………...(8-11)
Z2 R 2 + X2 2 2

R2 R2
Cos = = ………………………………………………..(8-12)
Z2 2
R 2 + X2 2

Torsi Asut Ts = k.E 2 .I 2 .Cos 2 ……………………………………………….(8-13)

E2 R2
atau Ts = k.E 2 . x
R 22 + X22 R 22 + X22

k.E 2 2 .R 2
= ……………………………………………………………(8-14)
R 22 + X22
➢ Torsi saat Rotor(Motor) Berputar
Pada saat motor berputar, maka :
T  E 2r .I 2r .Cos2
dimana :
E 2r = Tegangan rotor / fasa saat berputar

Mesin Listrik 9- 3
I 2r = Arus rotor/fasa saat berputar
E 2r = S.E 2

E 2r S.E 2
I 2r = =
Z 2r (R 2 ) 2 + ( X 2 .S) 2
R2 ……………………………………………(8-15)
Cos 2r =
(R 2 ) 2 + (S.X 2 ) 2
k.S.E 2 2 .R 2
T
R 2 2 + (S.X 2 ) 2

3
k = konstanta, nilainya =
2..Ns

3 S.E 2 2 .R 2
T= x ……………………………………………….(8-16)
2..Ns R 2 2 + (S.X 2) ) 2

➢ Torsi Maksimum saat Motor Berputar


Kondisi Torsi Maksimum pada saat motor berputar bisa diperoleh dengan men-
deferentialkan persamaan Torsi terhadap Slip S.
dT
Torsi Maksimum  =0
dS

k.S.E 2 2 .R 2
T=
R 2 2 + S2 .X 2 2
U ' .V + V ' .U
T' =
V2

k.E 2 2 .R 2 (R 2 2 + S2 .X 2 2 ) − 2.S.X 2 2 (S.k.E 2 2 .R 2 )


T' =
(S2 .X 2 2 + R 2 2 ) 2
0 = k.E 2 2 .R 2 (R 2 2 + S2 X 2 2 ) − 2.S.X 2 2 (S.k.E 2 2 .R 2 2 )
R2
Sm =
X2
R
2 k. 2 .E 2 2 .R 2
k.S.E 2 .R 2 X2
Tmax = =
R 2 2 + S2 .X 2 2 R 2 + ( R 2 ) 2 .X 2
X2

Mesin Listrik 9- 4
k.E 2 2
= ....................................................................................(8 – 17)
2.X 2

Gambar 8.11 Karakteristik Slip Vs Torsi

➢ Torsi Beban Penuh dan Torsi Maksimum

k.S.R 2 .E 2 2
Tf =
R 2 2 + S 2 .X 2 2
k.E 2 2
Tmax = ……………………………………..(8-18)
2.X 2
Tf k.S.R 2 .E 2 2 2.X 2
 = x
2 2
2
Tmax R 2 + S .X 2 k.E 2 2
R2
2.S.
X2 2
= = …………………………………..(8-19)
2 Sm S
 R2  +
  + S 2 S Sm
 X2 
➢ Torsi Asut dan Torsi Maksimum

Ts k.R 2 .E 2 2 2.X 2 2.R 2 .X 2


= x =
Tmax R 2 2 + X 2 2 k.E 2 R 2 2 + X 2 2

R
2. 2
X2 2.Sm
= = …………………………………………....(8-20)
2
R  1 + Sm 2
1 +  2 
 X2 

Mesin Listrik 9- 5
➢ Torsi pada Rotor Lilit

Untuk menentukan Arus, daya, dan Torsi pada Motor Induksi rotor lilit tidak berbeda
dengan rotor sangkar, hanya pada rotor lilit kita bisa menambahkan tahanan luar terhadap
bagian rotor tersebut.

• Saat Pengasutan S = 1
E2
I2 = Ampere……………………………….………(8-21)
(R 2 + Rx) 2 + (X 2 ) 2

R 2 + Rx
Cos 2 = ……………………………………………….….….(8-22)
(R 2 + Rx) 2 + (X 2 ) 2

k.E 2 2 .(R 2 + Rx)


T= N-m …………………………………………..……(8-23)
(R 2 + Rx) 2 + (X 2 ) 2

Gambar 8.12 Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi Rotor Lilit

• Saat Berputar
S.E 2
I2 = Ampere ……….…………………………(8-24)
2 2
(R 2 + Rx) + (S.X 2 )

R 2 + Rx
Cos 2 = ……………………………………………(8-25)
(R 2 + Rx) 2 + (S.X 2 ) 2

k.S.E 2 2 .(R 2 + Rx)


T= N-m ..........................................................(8-26)
(R 2 + Rx) 2 + (S.X 2 ) 2

Mesin Listrik 9- 6
8.4.2. Daya Motor Induksi Tiga Fasa

Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan pada
gambar 8.13
Daya Masuk Stator = Daya Keluar Stator + Rugi Tembaga Stator
Daya Masuk Rotor = Daya Keluar Stator
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor

Gambar 8.13 Diagram Aliran Daya Motor Induksi Tiga Fasa

Daya keluar rotor dikonversi ke dalam energi mekanis dan menghasilkan Torsi Tg. Se-
bagian torsi yang dihasilkan Tg hilang karena gesekan dan angin di rotor disebut Torsi
Poros Tsh.

Keterangan :
Daya Keluar Rotor kotor = Pout rotor
Daya Masuk Rotor = Pin rotor
Rugi Tembaga Rotor = Pcu rotor
Pout rotor = Tg.2..Nr

Pout rotor
Tg = ……………………………………………………..……..……...(8-27)
2..Nr

Mesin Listrik 9- 7
Pin rotor = Tg x 2..Ns
Pcu rotor = Tg x 2.( Ns − Nr )
Pcu rotor Tg x 2.( Ns − Nr )
=
Pin rotor Tg x 2..Ns
Ns − Nr
= =S
Ns
..............................................................................(8-28)
Pcu rotor = Sx Pin rotor

Pout rotor = Pin rotor - Pcu rotor


…………………………………………,..…(8-29)
= Pin rotor - S x Pin rotor

Poutrotor
= 1− S
Pin rotor
Ns − Nr
= 1−
Ns
Ns Ns − Nr Ns ………………………………………………,,,…….(8-30)
= − =
Ns Ns Nr
Ns
Efisiensi Rotor =
Nr
Pcurotor Sx Pin rotor
Juga =
Poutrotor (1 − S)Pin rotor
S
=
1− S

Rugi Tembaga Rotor untuk Sistem Tiga Fasa, adalah :


Pcu= 3.I 2 2 .R 2
3.S 2 .E 2 2 .R 2 ………………………………………………….…..(8-31)
= Watt
R 2 2 + S 2 .X 2 2

Pcu rotor
Pin rotor P2 =
S
3.S 2 .E 2 2 .R 2 1
= x …………………………………………..…….(8-32)
2 2
R 2 + S .X 2 2 S

3.S.E 2 2 .R 2
=
R 2 2 + S 2 .X 2 2

Daya Mekanik (Pm) atau


Pout rotor =(1 - S) Pin rotor

Mesin Listrik 9- 8
3.S(1 − S)E 2 2 .R 2
= Watt ……………………………………….….…(8-32)
R 2 2 + S 2 .X 2 2

Pm Pm
Tg = =
 2Nr / 60
Pm
= ..............................................................(8-33)
2..Ns (1 − S) / 60
1 3.S.E 2 2 .R 2
= x N−m
2..Ns / 60 R 2 + (S.X ) 2
2 2

Gambar 8.14 Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi

Menentukan Torsi dan daya pada motor induksi tiga fasa, bisa dilakukan pula berdasarkan
rangkaian ekuivalen (Gambar 6.14).

Pin Stator = 3.V1.I1.Cos1 Watt ………………………………….……………….(8-34)

Rugi Inti = I c 2 .Rc


Pcustator = 3.I12 .R1 Watt ..........................................(8-35)

2 R '
Daya yang Ditransfer keRotor = 3. I 2 '  . 2 Watt
  S ..........................................(8-36)
..........................................(8-37)
Pcu rotor = 3.(I 2 ' ) 2 .R 2 ' Watt

Daya Mekanik Pm = Pin rotor −Pcu rotor


R 2'
= 3(I 2 ' ) 2 − 3(I 2 ' ) 2 .R 2 ' ………………………………….(8-38)
S
1− S 
= 3(I 2 ' ) 2 .R 2 '   Watt
 S 

Mesin Listrik 9- 9
Tgx= Tgx 2.Nr / 60
1− S 
= 3.(I 2 ' ) 2 .R 2 '  
 S 
1− S 
3(I 2 ' ) 2 .R 2 '  
Tg=  S 
2.Nr / 60
karena Nr = Ns (1 − S),maka
R '
3(I 2 ' ) 2 2
Tg= S
2.Ns / 60 ...............................................................................(8-39)

Gambar 8.15 Rangkaian Ekuivalen dengan Refrensi Stator

V1
I 2' = .........................................................................(8-40)
 '
 R + 2  + j(X + X ' )
R
 1 S 
1 2
 

3 V12 R 2'
Tg = x. x N − m …………………..…(8-41)
2.Ns / 60 R 2' 2 S
(R1 + ) + (X1 + X 2 ' ) 2
S
bila harga Io diabaikan  I1 = I 2

Daya Keluar Motor Pg(Pout) = 3.I12 .R L


………………………………………(8-42)
V1
I1 =
(R eq1 + R L )2 + Xeq12

3.V12 .R L
Pg = , k diasumsika n = 1
(R eq1 + R L )2 + Xeq12

Mesin Listrik 9- 10
Daya Keluar Motor akan maksimum,
bila : R L = Z eq1

3.V12 .Z eq1
Pg max =
(R eq1 + Z eq1 ) 2 + X eq12
………………………………….………..(8-43)
3.V12
=
2(R eq1 + Z eq1 )

Mesin Listrik 9- 11

Anda mungkin juga menyukai