TINJAUAN PUSTAKA
1
2
Rotor motor induksi dari gambar 2.3 teridiri dari dua tipe yaitu:
1. Rotor sangkar teridiri dari batang penghantar (bars) yang tidak
berisolasi, yang dilengkapi dengan tutup (end rings) dan kipas. Seperti
terlihat pada gambar 2.3 a.
2. Rotor belitan terdiri dari banyak lilit kumparan berisolasi yang
dilengkapi dengan cincin seret (slip ring), seperti yang diperlihatkan
pada gambar 2.3 b.
kumparan jangkar stator Es dan kumparan rotor timbul tegangan Gaya Grak
Listrik (GGL) induksi Er. Kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup
untuk rotor sangkar dimana ujung-ujung batang penghantar rotor (bars)
tersambung pada gelang tutup. Maka pada kumparan rotor mengalir arus
yang mengakibatkan timbul gaya yang menghasilkan kopel dan akbiatnya
rotor berputar searah dengan medan putar stator.
Rotor memutar dirinya sendiri yang mengikuti medan putar, medan
magnet putar memotorng kumparan rotor relatif hanya terhadap perbedaan
kecepatan medan putar n s dan kecepatan rotor nr .
120 f s r
n s= (2. 1)
P min
Keterangan :
ns = Keceptan medan putar stator (putaran sinkron)
fs = frekuensi stator = frekuensi tegangan sumber
P = jumlah kutub
Agar medan putar dapat memotong kumparan rotor harus ada slip:
n s−n r
S= ×100 (2. 2)
ns
Keterangan :
ns = putaran stator
nr = putaran rotor
6
S = slip
Maka hubungan antara putaran stator dan putaran rotor (poros) adalah :
nr =( 1−s ) n s (2. 3)
Maka motor induksi ini disebut motor asinkron, karena ada selisih (slip)
antara putaran stator dengan putaran rotor, dimana apabila nilai:
S = 1 kondisi rotor tidak berputar
S = 0 kondisi rotor tidak bertegangan
Dalam praktek, apabila (s=1) kondisi rotor tidak berputar artinya motor
mengalamai gangguan antara lain :
1. Kumparan rotor dalam kodisi terbuka rotor tidak berputar.
2. Bantalan poros motor macat sehingga rotor tidak dapat berputar, apabila
alat proteksi tidak bekerja akan mengakibatkan kumparan stator
terbakar.
1
τ motor= τ s (2. 4)
2
1
ω motor= ωn (2. 5)
2
8
ω τs
τ motor=τ s− (2. 6)
ωn
ωn
ω motor= ( τ s−τ ) × (2. 7)
τs
−τ s 2
Pmotor = ω +τ s ω (2. 8)
ωn
−ωn 2
Pmotor = τ +ωn τ (2. 9)
τs
Keterangan :
n1 = putaran spocket pemutar (r/min)
z1 = jumlah gigi pada spocket pemutar (T)
n2 = putaran spocket yang diputar (r/min)
z2 = jumlah gigi pada spocket yang diputar (T)
Keterangan :
9
v = kecepatan (m/s)
ω = kecepatan sudut angular (rad/s)
r = jari – jari (m)
Konversi :
1r/m = 1 putaran per menit
1 putaran = 2𝝅 rad
1 putaran = 360º
1 menit = 60 s
1) Koil Magnet
Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang disebut dengan koil yang
mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnit pada inti
besinya, yang akan membuat kontaktor tertarik oleh gaya magnet yang
timbul.
2) Kontak Utama
Kontak utama mampu dialiri arus listrik yang relatif besar. Kontak
utama yaitu 1, 3 dan 5 biasanya dihubungkan dengan listrik R, S dan T
sedangkan kontak 2, 4, dan 6 dihubungkan beban motor listrik 3 fasa
atau beban lainnya.
3) Kontak Bantu
Kontak bantu konstruksinya di rancang lebih tipis sehingga hanya
digunakan untuk kontrol dengan arus yang relatif kecil.
2.3.2 Prinsip Kerja Kontaktor (magnetic contactor)
starter (Radita, 2013). apabila ada arus yang melebihi batas penyetingan dan
melewati thermal overload tersebut maka komponen tersebut akan trip dan
memutuskan arus listrik ke beban.
Keterangan :
Prinsip kerja limit switch yaitu dapat di aktifkan dengan penekanan pada
tombol batas/daerah yang telah ditentukan, yang awalnya NC menjadi NO dan
yang awalnya NO menjadi NC sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan
rangkaian tersebut.