Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

Disusun Oleh :
1;
2;
3;
4;

Achmad Firmansyah (201403001)


Augy Haerudy (201403007)
Dio Ragil Pamungkas (201403020)
Syahroni Abdilah (201403006)

POLITEKNIK ENJINERING INDORAMA


PENDIDIKAN BERSTANDAR INDUSTRI
Kembang Kuning, Ubrug Jatiluhur, Purwakarta 41151
Telp. +62-264-624-8432, +62-821-1435-7666 Website: www.pei.ac.id

TAHUN AKADEMIK 2014 / 2015

MAKLAH
HAKIKAT MANUSIA MENURUT
ISLAM

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telat melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Sholawat serta salam tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW.
Nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan sepanjang hayat.
Penulisan makalah ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Kholid selaku dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
tugas ini.
Kami menyadari bahwa penulisan Makalah ini tentunya tidak terlepas
segala dari segala kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Meskipun demikian, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
maupun permbaca.
Wassalamualaikum wr.wb

Purwakarta,

Oktober 2015

( Penulis )

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL MAKALAH
KATA PENGHANTAR.........................................................................
i
DAFTAR ISI..........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
1
A.
1
B.
1
C.
1
D.
1
E.
1

Latar belakang ....................................................................................................


Rumusan masalah ..............................................................................................
Tujuan ................................................................................................................
Metode penulisan ...............................................................................................
Sistematika penulisan .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................


3
A; KONSEP MASALAH...........................................................................................

3
1. Siapakah itu manusia
...............................................................................................................................
3
2. Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain
...............................................................................................................................
B; EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA ....................................................
5
1; Tujuan
Penciptaan
Manusia
..........................................................................................................................
5
2; Fungsi dan Peranan Manusia
..........................................................................................................................
5
3; Proses Terbentuknya Iman
..........................................................................................................................
6

C; TANGGUNGJAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ................................

6
1; Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah

..........................................................................................................................
6
2; Tanggung
jawab
Manusia
sebagai
Khalifah
Allah
..........................................................................................................................
7
3; Imtaq
..........................................................................................................................
7

BAB III PENUTUP...............................................................................


9
A; KESIMPULAN ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................


10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Manusia hakekatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri
manusia teedapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.
Dalam pandangan islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia
memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk
menjalankan tugasnya, manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT.
Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntut manusia dalam menjalankan
perannya.
Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan
alam.
Dalam konteks Indonesia, realitas imtaq direpresentasikan antara lain oleh
kehadiran lembaga keagamaaan dengan segala dimensinya, sementara realitas
ipteks direpresentasikan oleh ke zaman neolithikum, masyarakat Indonesia
telah mengenal pengetahuan yang cukup tinggi. Di mana masyarakat telah
mampu memanfaatkan angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktifitas
pelayaran dan perdagangan, juga mengenal astronomi atau ilmu perbintangan
sebagai petunjuk arah pelayaran atau petunjuk waktu dalam bidanng pertanian.
1;
2;
3;
4;
5;

a;
b;
c;
d;

B. Rumusan masalah
Siapakah itu manusia ?
Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain ?
Eksistensi dan Martabat Manusia ?
Apa yang dimaksud dengan imtaq ?
Apa saja tanggung jawab manusia di muka bumi ini ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari topik ini adalah :
Menjelaskan konsep manusia
Menjelaskan eksistensi dan martabat manusia yang meliputi tujuan penciptaan
manusia dan fungsi serta peranan manusia.
Menjelaskan apa saja tanggung jawab manusia di muka bumi ini.
Menjelaskan pengertian imtaq.
D. Metode penulisan
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku tetapi juga
dari media-media lain seperti perangkat media massa yang diambil dari
internet.
E. Sistematika penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan bab
pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar
6

belakang, rumusan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab


pembahasan berisi tentang perincian dari rumusan masalah. Bab penutup berisi
kesimpulan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MANUSIA
1; Siapakah itu manusia

Manusia adalah citra Allah yang diciptakan sempurna menyerupai Allah


sendiri dengan rahmat terbesar akal dan budi yang bisa berkembang luar
biasa. Dengan akal dan budi ini manusia mampu tumbuh mendekati Allah
dalam kesempurnannya.Namun, dengan akal budi pula manusia bisa jatuh
kedalam dosa karena kelalaiannya.Selalu ada dua sisi dalam diri manusia, Sisi
baik mendekati Allah dan sisi buruk mendekali dosa.Sisi baik karena cinta
dan sisi buruk karena dosa.Semoga kita mampu menghidupi kesempurnaan
sebagai citra Allah dalam hidup ini dengan mengembangkan akal budi demi
kebaikan dan bukan demi dosa.Salam dalam cinta membangun hidup dengan
akal budi menuju kesempurnaan Allah.
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling besar. Untuk itu, terlebih
dahulu ia harus mengenal-Nya. Jika manusia itu sudah mengenal jiwanya
pasti ia akan mengenal Tuhannya. Jika tidak, ia tidak akan pernah mengenal
Tuhannya. Pernyataan ini identik dengan bunyi suatu kata hikmat sebagai
berikut :
Barangsiapa sudah mengenal jiwanya, maka ia akan mengenal
Tuhannya.
Manusia adalah sebagai tanda bukti konkrit dan persaksian besar dari
keagungan Allah dan juga merupakan suatu bukti yang luar biasa. Manusia
diberi akal pikiran dan peralatan yang lengkap dan sempurna oleh Allah,
karenanya ia harus boleh menganalisa jiwanya. Dia menciptakan manusia
dalam bentuk yang paling indah, dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Hal
tersebut telah dinyatakan oleh Sang Pencipta itu sendiri dalam Surat At-Tin
ayat 4 .
2; Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam fungsi tubuh dan


fisiologisnya. Fungsi kebinatangan ditentukan oleh naluri, pola-pola tingkah
laku yang khas yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur syaraf bawaan.
Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola
tindakannya. Pada primata (bangsa monyet) yang lebih tinggi dapat
ditemukan inteligensi yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang
diinginkan, sehingga memungkinkan binatang melampaui pola kelakuan yang
telah digariskan secara naluri. Namun setinggi - tingginya perkembangan
binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang tertentu masih tetap sama.
Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan
didukung pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak
pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan tungkat tujuan. Disinilah letak

kelebihan dan keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk


lain.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup di muka bumi merupakan
makhluk yang memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak
begitu berbeda dengan binatang, sehingga pemikir menyamakan dengan
binatang. Letak perbedaan utama antara manusia dengan makhluk lainnya
adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan.
Kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia, sedangkan binatang hanya
mampu bergerak dalam ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang
mampu bergerak di darat dan di air (laut) namun tetap memiliki keterbatasan
dan dan tidak dapat melampaui manusia. Kelebihan manusia atas makhluk
lainnya dijelaskan dalam QS. 17 (Al-Isra) : 70.
Oleh sebab itu manusia akan selalu mulia dan dilebihkan dari makhluk
lainnya sepanjang tetap memanfaatkan potensi untuk mempertahankan
kemuliaannya.
Manusia memiliki kekhasan dibandingkan dengan makhluk yang paling mirip
sekalipun. Menurut al-Quran kekhasan ini menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan diantaranya kesadaran, tanggung jawab, dan
pembalasan. Karakterisrik manusia adalah :
1.Aspek Kreasi
Apapun yang ada dalam tubuh manusia dirakit dalam suatu tatanan yang
terbaik dan sempurna. Hal ini dapat dibandingkan dengan makhluk lain dalam
aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia
lebih fungsional dari tangan simpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
2.Aspek Ilmu
Hanya manusia yang punya kemampuan memahami lebih jauh hakikat alam
semesta ini. Pengetahuan hewan hanya terbatas pada naluri dasar yang tidak
bisa dikembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia
menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
3.Aspek Kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan adanya pilihan dalam hidup.
Makhluk hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tidak akan pernah
berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang
sombong atau maksiat.
4.Aspek Akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelumnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu menjadi
penjahat atau sebaliknya. Oleh sebab itu lembaga pendidikan diperlukan
untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang agar lebih baik. .
(Hamdan, dkk,2004:36)
Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan
faktual dan kesederhanaan langsung bahwa diantara makhluk-makhluk hidup
terdapat perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan
masing-masing. Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah sifat
geraknya. Benda mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh prinsip
alam. Sedangkan tumbuhan, makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya.
Selain mempunyai gerak monoton juga mempunyai kemampuan bergerak
secara bervariasi diantaranya ada gerak vegetatif. Jenis hewan mempunyai

prinsip yang lebih tinggi daripada tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan


hewan selain mempunyai kemampuan bergerak bervariasi juga memiliki rasa
yang disebut prinsip jiwa sensitif.
Dalam kenyataan, manusia juga mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia
juga mempunyai prinsip an nafs al insaniyyat yang memungkinkan untuk
berpikir dan memilih dan prinsip inilah yang menjadi pembeda manusia dari
makhluk hidup lainnya.
B; EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA
1; Tujuan Penciptaan Manusia

Allah menciptakan alam semesta ini pastilah mempunyai tujuan. Begitu


juga dengan manusia, manusia diciptakan karena ada tujuannya. Seperti yang
difirmankan oleh Allah, yang artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribada kepada-Ku. (Q.S Adz-Dzariyat:56)
Hakikat ibadah, menurut Sayyid Quthb tersimpul dalam dua prinsip, yakni :
a; Tertanamnya makna menundukkan dan merendahkan diri kepada Allah
(al-ubudiyah lillah) di dalam jiwa.. dengan kata lain, manusia senantiasa
menyadari bahwa dalam alam ini hanya ada satu Tuhan yang kepada-Nya
manusia beribadah.
b; Berorientasi kepada Allah dalam segala aktivitas kehidupan. (Sayyid
Quthb. 1975. Jilid VI, Juz 27 :378)
Nabi Muhammad SAW menggariskan prinsip suatu aktivitas yang bernilai
ibadah atau tidak dalam suatu hadits beliau, yang artinya : Sesungguhnya
nilai segala perbuatan diukur dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap
perbuatan seseorang akan dibalas sesuai dengan niatnya.
Hadits di atas memberi petunjuk bahwa shalat, puasa, zakat dan haji hanya
merupakan sebagian saja dari sekian banyak lapangan ibadah yang tersimpul
dalam kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
2; Fungsi dan Peranan Manusia

Manusia mempunyai peran yang ideal yang harus dijalankan, yakni


memakmurkan bumi, mendiami dan memelihara serta mengembangkannya
demi kemaslahatan hidup mereka sendiri, bukan mengadakan pengerusakan
di dalamnya.
Kedudukan yang dipegang dan peranan yang dimainkan manusia dalam
panggung kehidupannya di dunia pasti berakhir dengan kematian. Sesudah
itu, dia akan dibangkitkan atau dihidupkan kembali ke alam akhirat. Di alam
akhirat ini segala peranan yang dilaksanakan manusia selama hidup di dunia,
sekecil apapun peranan itu, akan dipertanggungjawabkan, lalu dinilai dan
diperhitungkan oleh Allah Yang Maha Adil. Setiap peranan akan mendapat
balasan. Peranan yang baik akan mendapat balasan yang baik, sementara
peranan yang buruk akan mendapatkan balasan yang buruk pula. Manusia
yang mendapatkan balasan yang buruk akan merasakan kesengsaraan yang
teramat sangat, dan manusia memperoleh balasan yang baik akan merasakan
kebahagiaan yang abadi.

10

Tugas atau fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah menjalankan


peranan itu dengan sempurna dan senantiasa menambah kesempurnaan itu
sampai akhir khayat. Hal itu dilakukan agar manusia benar-benar menjadi
makhluk yang paling mulia dan bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa. ( Q.S
Ali Imran :102 dan Q.S Al-Hujurat :13)
3; Proses Terbentuknya Iman

Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan


yang berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai
pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian
pula halnya dengan benih iman. Berbagai pengaruh terhadap seseorang akan
mengarahkan iman/kepribadian seseorang, baik yang datang dari lingkungan
keleuarga, masyarakat, pendidikan maupun lingkungan termasuk benda benda
mati seperti cuaca, tanah, air, dan lingkungan flora serta fauna.
Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung
baik yang disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap
keimanan seseorang. Tingkah laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa
menjadi contoh dan teladan bagi anak anak. Dalam hal ini Rasulullah
bersabda"Setiap anak lahir membawa fitrah. Orang tuanya berperan
menjadikan anak tersebut menjadi yahudi, nasrani, atau majusi".
Pada dasarnya proses pembentukan Iman juga demikian. Di awali dengan
proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci.
mengenal ajaran Allah adalah langkah awal mencapai iman kepada Allah.
Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah, maka orang tersebut tidak
mungkin beriman kepada Allah.
Disamping proses pengenalan proses pembiasaan perlu juga diperhatikan,
karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci menjadi senang.
seorang anak dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah
dan menjauhi hal hal yang dilara-NYA, agar kelak setelah dewasa menjdi
senang dan terampil dalam melaksanakan ajaran ajaran Allah.
C; TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH

ALLAH
1; Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah

Hakikat kehambaan kepada Alloh adalah ketaatan, ketundukan dan


kepatuhan. Hanya Allah-lah yang disembah dan hanya kepada allah-lah
manusia memohin pertolongan (Q.S, Al-Fathihah:5). Beribadah kepada Allah
merupakan prinsip hidup yang paling hakiki bagi orang islam, sehingga
perilakunya sehari-hari senantiasa mencerminkan pengabdian itu diatas
segala-galanya.
2; Tanggung jawab Manusia sebagai Khalifah Allah

Tuhan telah menyampaikan kepada malaikat bahwa Dia akan menciptakan


khalifah(wakil) dimuka bumi yaitu manusia yang tugasnya adalah mengurus
bumi dan seluruh isinya, dan memakmurkannya sebagai amanah dari Allah.

11

Sebagai penguasa dibumi, manusia berkewajiban membudayakan alam


semesta ini guna menyiapkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera. M.
Quraish Shihab mengemukakan beberapa potensi tersebut yang diberikan
Allah kepada manusia sehubungan dengan kedudukannya sebagai khalifah
Allah dibumi :
a; Kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi dan kegunaan segala macam
benda. Melalui potensi ini manusia dapat menemukan hukum dasar alam
semesta, menyusun konsep, mencipta, mengembangkan dan
mengemukakan gagasan untuk melaksanakanya serta memiliki pandangan
menyeluruh terhadapnya.
b; Pengalaman selama berada di sorga, baik yang manis seperti kedamaian
dan kesejahteraan maupun yang pahit seperti keluarnya adam dan hawa
dari sorga akibat terbujuk oleh rayuan syaitan. Pengalaman ini amat
berharga dalam menghadapi rayuan syaitan didunia, sekaligus peringatan
bahwa jangankan yang belum masuk sorga, yang sudah masuk sorgapun,
bila mengikuti rayuan syaitanpun akan diusir dari sorga.
c; Tuhan telah menakhlukan dan memudahkan alam semesta ini untukdiolah
oleh manusia. Penakhlukan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia
sendiri, melainkan hanya oleh Allah. Dengan demikian , manusia dan
seluruh isi dialam semesta ini memiliki kedudukan yang sama dari segi
ketundukan (penghambaan diri) kepada Allah.
d; Tuhan memberikan petunjuk kepada manusia selama masih dibumi.
D; IMTAQ

Yusuf Qardhawi memberikan uraian tentang peran iman dalam menjawab


problem dan tantangan kehidupan modern yaitu:
a; Mendatangkan kebahagiaan
Kebahagiaan barulah menjadi kenyataan yang dapat dirasakan apabila
telah ada kedamaian, harapan dan perasaan puas serta perasaan cinta dan
kasih sayang. Oleh karena itu, imanlah sebagai sumbernya. Iman
merupakan sumber keamanan lahir maupun batin. Tanpa ada keimanan,
semua kesenangan didunia hanya sebatas fatamorgana. Kebahagiaan hidup
yang oleh Allah diditilahkan dengan hayatan thayyibah hanya bisa dicapai
dengan keimanan dan amal shaleh (Q.S. An-Nahl: 97)
b; Memberikan Kedamaian Jiwa
Kedamaian jiwa dihembuskan kedalam jiwa manusia yang beriman,
sehingga hati mereka tetap teguh ketika kebanyakan orang mengalami
kegoncangan batin. Jiwa mereka tetap lapang ketika kebanyakan orang
ditimpa kesempitan. Orang beriman memperoleh ketenangan dan
kedamaian karena dia telah menempuh jalan hidup yang sesuai dengan
fitrah yang ditetapkan Allah dalam jiwa manusia.
Orang yang beriman mengetahui bahwa ditengah kehidupan dunia modern
yang singkat ini senantiasa berbaur antara kebaikan dan kejahatan,
keadilan dan kedzhaliman, hak dan bathil, suka dan duka. Karakteristik
kehidupan yang demikian tentu saja bukan tujuan, melainkan ladang untuk

12

beramal, untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan pada kehidupan


lain yang lebih hakiki. Suatu kehidupan dimana setiap orang akan
menerima balasan yang seadil-adilnya dari apa yang telah dia perbuat.
c; Melahirkan Sikap Berkecukupan
Keimanan senantiasa akan melahirkan perasaan senang dan puas (qanaah)
serta bersyukur kepada Allah atas rezeki yang telah dilimpahkan
kepadanya.perasaan qanaah atas apa yang Allah anugrahkan kepada kita
akan menumbuhkan perasaan tentram dan damai dalam jiwa manusia.
d; Melahirkan Rasa Aman
Seorang yang memiliki keimanan tidak akan dilanda cemas. Segala yang
sukar diras ringan, yang jauh dirasa dekat, yang terjal dirasa mulus
segalanya dijalankan dengan perasaan bahagia.
e; Keimanan menumbuhkan sikap optimis
Perasaan optimis merupakan kekuatan yang mampu membangkitkan
kemauan untuk berbuat. Ia mampu menumbuhkan semangat untuk selalu
melaksnanakan kewajiban menyingkirkan perasaan malas serta
menumbuhkan keseriusan. Optimisme yang tumbuh dari keimanan,
percaya akan adanya pertolongan dan kasih sayang Allah.
f; Membuat jiwa tegar dalam menghadapi cobaan
Keimanan menjadikan manusia menjadi lebih tahan dan sabar dalam
menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan, teguh pendirian dalam
menghadapi masalah hidup.
Keimanan memang tidak memberikan solusi yang sifatnya jasmani tetapi
problematika dan tantangan kehidupan modern, tetapi solusi yang
diberikan oleh keimanan merupakan penyeimbang dari solusi-solusi lain.
Keimanan memenuhi kebutuhan rohani manusia, sehingga dia menjadi
lebih sempurna dan dewasa dalam menjalani kehidupan modern ini.

13

BAB III
PENUTUP
A; KESIMPULAN

Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka dapat kami
menyimpulkan bahwa hakekat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai
khalifah di bumi ini. Yang mampu merubah bumi ini ke arah yang lebih baik.
Hal yang menjadikan manusia sebagai khalifah adalah karena manusia
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya, seperti akal dan
perasaan. Selain itu, manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang paling
baik, ciptaan Allah yang paling sempurna. Manusia mempunyai peran yang
ideal yang harus dijalankan, yakni memakmurkan bumi, mendiami dan
memelihara serta mengembangkannya demi kemaslahatan hidup mereka
sendiri, bukan mengadakan pengerusakan di dalamnya.
Manusia adalah citra Allah yang diciptakan sempurna menyerupai Allah
sendiri dengan rahmat terbesar akal dan budi yang bisa berkembang luar biasa.
Imtaq merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan
menuju target yang dituju, yakni menciptakan generasi beriman dan berilmu
yang mampu bersaing dan beriman kepada Allah SWT.

14

DAFTAR PUSTAKA
1;
2;
3;
4;
5;

Elmubarok, Zaim. Dkk. 2013. Islam Rahmatan Lil Alamin. Semarang:


Unnes Press.Media massa internet.
http://mukjizatrasulullah.blogspot.co.id/2012/02/siapa-manusia-itu.html
http://newsakuntansi.blogspot.co.id/2013/01/persamaan-dan-perbedaanmanusia-dengan_28.html
http://rosyanaanggraeni.blogspot.co.id/2014/11/eksistensi-dan-martabatmanusia.html
http://sampobea.mywapblog.com/proses-terbentuknya-iman.xhtml

15

Anda mungkin juga menyukai