Anda di halaman 1dari 9

MODUL TOPIK 2

Efisiensi & Pengujian - Transformator Satu Fasa

Tujuan Pembelajaran Umum :

1. Memahami tentang Konstruksi dan Prinsip Kerja transformator satu fasa


2. Memahami tentang cara penggambaran dan perhitungan parameter transformator
berdasarkan rangkaian ekuivalen .
3. Memahami tentang cara menentukan rangkaian ekuivalen transformator berdasar-
kan hasil pengujian hubung singkat dan beban nol

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemanfaatan dan prinsip kerja transfor-
mator, khususnya transformator satu fasa di industri dengan benar.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konstruksi dari sebuah transformator satu
fasa dengan benar .
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengambarkan bagian-bagian utama dari
sebuah transformator fasa dengan benar.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menggambarkan rangkaian ekuivalen
transformator satu fasa dengan benar .
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung resistansi, reaktansi, dan
impedansi transformator dengan benar .
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan dan cara melakukan test beban nol
dan hubung singkat pada sebuah transformator satu fasa dengan benar.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menentukan parameter transformator
satu fasa berdasarkan test tanpa beban dengan benar.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menentukan parameter transformator
satu fasa berdasarkan test hubung singkat dengan benar.
9. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung efisiensi transformator
satu fasa dengan benar.
10. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang metode regulasi tegangan transformator
satu fasa dengan benar.
11. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung regulasi tegangan trans-
formator satu fasa dengan benar.

Lembar Informasi :

1.5. Perkiraan Tegangan Jatuh pada Transformator

Saat sebuah transformator dalam keadaan tanpa beban V1 kira-kira sama nilainya de-
ngan E1 , sehingga E 2 = E1K . Juga E 2 = oV2 , dimana oV2 adalah terminal tegangan
sekunder pada keadaan tanpa beban atau oV2 = K.V1 . Perbedaan keduanya adalah se-
besar I 2 .Zeq2 , sedangkan perkiraan tegangan jatuh pada sebuah transformator dengan
acuan tegangan sekunder.

SY Mesin Listrik – D3 1 - 14
Tegangan jatuh pada sebuah transformator dipengaruhi oleh nilai beban dan faktor daya
yang terhubung pada transformator tersebut.

• Faktor Daya “ Lagging “


Tegangan jatuh total I 2 .Z eq2 = AC = AF dan diasumsikan sama dengan AG. Perkiraan
tegangan jatuh :
AG = AD + DG
= I 2 .R eq 2 .Cos + I 2 .X eq 2 .Sin  ………………………………………………(1 -30)
dengan asumsi 1 = 2 = 
C

V1K = oV2 I 2 Zeq 2


I 2 X eq 2
A D
O
2 V2 G F
I 2 R eq 2
I2
B E
Gambar 1.20 Transformator dengan Faktor Daya “ Lagging”

• Faktor Daya “ Leading “


Perkiraan tegangan jatuh untuk faktor daya Leading
= I 2 .R eq 2 Cos − I 2 .X eq 2 .Sin  .........................................................................(1 – 31)

V1K = oV2 I 2 X eq 2

I2 I 2 Z eq 2

2 I 2 R eq 2
O
V2
Gambar 1.21 Transformator dengan Faktor Daya “ Leading”

• Faktor Daya “ Unity “

SY Mesin Listrik – D3 1 - 15
C

I 2 Zeq 2
I 2 X eq 2

V1K = oV2

A B
O
I2 V2 I 2 R eq 2

Gambar 1.22 Transformator dengan Faktor Daya “ Unity”


Secara umum, perkiraan tegangan jatuh pada transformator adalah :
= I 2 .R eq 2 .Cos  I 2 .X eq 2Sin  ………………………………………………(1 – 32)
Perkiraan tegangan jatuh dilihat dari sisi primer adalah :
= I1.R eq1.Cos  I1.X eq1.Sin  .........................................................................(1 – 33)
Prosentase tegangan jatuh dilihat dari sisi sekunder :
I 2 .R eq 2 .Cos  I 2 .X eq 2 .Sin 
= x100%
oV2
100%xI 2 .R eq2 100%xI 2 .X eq 2
= Cos  Sin 
oV2 oV2

= Vr Cos  Vx Sin  ……………………………………………….…….(1 - 34)

1.6. Efisisensi Transformator

Daya Keluar
Efisiensi =  =
Daya Masuk
Daya _ Keluar
=
Daya _ Keluar + Rugi 2

dimana  Rugi = Pcu + Pi


Rugi
 = 1− ..........................................................................(1 – 35)
Daya _ Masuk

1.7. Perubahan Efisiensi Terhadap Beban

Rugi Cu ( Pcu ) = I12 .R eq1 atau I 2 2 R eq 2 = Wc

Rugi Inti ( Pi ) = Rugi Histeris + Rugi Arus Pusar ( Eddy Current)


= Ph + Pe
Daya Masuk Primer = V1.I1.Cos1

SY Mesin Listrik – D3 1 - 16
V .I .Cos1 − Rugi
= 1 1
V1.I1.Cos1

V1.I1.Cos1 − I12 .R eq1 − Pi


= .
V1.I1.Cos1
I1.R eq1 Pi
= 1− − ......................................(1 – 36)
V1.Cos1 V1.I1.Cos1

Diferensialkan kedua sisi dengan I 1 , maka

d R eq1 Pi
=0− +
dI1 V1.Cos1 V .I 2 .Cos
1 1 1
d
untuk mendapatkan  maksimum , = 0 , sehingga persamaan menjadi :
dI1

R eq1 Pi
= atau
V1.Cos1 2
V1.I1 .Cos1

Pi = I12 .R eq1 ………………………………………….(1 -37)

dari persamaan diatas dapat ditarik kesimpulan , untuk beban tertentu , efisiensi mak-
simum terjadi ketika rugi tembaga = rugi inti .

1.8. Pengaturan Tegangan

Pengaturan Tegangan (Regulation Voltage) suatu transformator adalah perubahan te-


gangan sekunder antara beban nol dan beban penuh pada suatu faktor daya tertentu,
dengan tegangan primer konstan.

Ada dua macam pengaturan tegangan yaitu, Regulation Down (Reg Down) dan
Regulation Up (Reg Up) :

oV2 − V2
% Reg Down = x100 % ………………………………………………..(1 – 38)
oV2
oV2 − V2
% Reg Up = x100 % ………………………………………………..(1 – 39)
V2
Tegangan sisi sekunder tanpa beban sebagai referensi (acuan) adalah :
E
E 2' = 2 = E1 = V1
K
dan jika tegangan terminal sekunder beban penuh sebagai referensi primer
V
V2' = 2
K

SY Mesin Listrik – D3 1 - 17
V − V2 '
% Pengaturan (Regulation) = 1 x100 %
V1
I 1 .R eq1 .Cos + I 1 .X eq1 .Sin
= x100%
V1
= Vr Cos + Vx .Sin …………………………….(1 – 40)

1.9. Pengaruh Perubahan Faktor Daya Beban terhadap Efisiensi

0,99
EFISIENSI

0,98

0,97

0,96
0 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50
BEBAN PENUH
Gambar 1.23 Pengaruh Perubahan Faktor Daya
Rugi
 = 1−
V2 .I 2 .Cos + Rugi

Rugi / V2 .I 2
= 1− ………………………………………(1 -41)
Cos + Rugi / V2 .I 2

bila Rugi / V2.I2 = x = Kons tan ,


x x / Cos
maka  = 1−   = 1− ……………………..(1-42)
Cos + x 1 + x / Cos

1.10. Pengujian Transformator

Untuk menganalisis transformator berdasarkan rangkaian ekuivalen, maka perlu dike-


tahui parameter-parameter yang ada pada transformator tersebut. Parameter transforma-
tor bisa diketahui dari datasheet yang diberikan oleh pabrik pembuat atau bila tidak ada
bisa diketahui berdasarkan hasil percobaan.

SY Mesin Listrik – D3 1 - 18
Dua macam percobaan yang terpenting adalah percobaan beban nol (tanpa beban) dan
percobaan hubung singkat. Percobaan beban dilakukan untuk mengetahui rugi inti dari
transformator, sedangkan percobaan hubung singkat dilakukan untuk mengetahui rugi
tembaganya.

1.10.1. Percobaan Beban Nol

Pada saat sisi sekuder dari transformator tidak diberi beban (Gambar 1.24), tegangan si-
si primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang terdiri dari impe-
dansi bocor primer Z1 = R1 + jX1 dan impedansi penguat-an : Z m = R c + jX m .Kare-
na umumnya Z1 jauh lebih kecil dari Zm , maka Z1 biasa diabaikan tanpa menim-
bulkan suatu kesalahan yang berarti, rangkaian ekuivalennya (Gambar 1.25).

Ø
A W

Suplai V N1 N2
No
1 Fasa Load

Gambar 1.24 Rangkaian Percobaan Beban Nol

I ex = I 0
I ex I = Im
Ih +e I
V1
Rc Xm
0

Ih+e = Ic

Gambar 1.25 Rangkaian Ekuivalen hasil Percobaan Beban Nol


Pada umumnya percobaan beban nol dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi tega-
ngan rendah dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan tegangan nominal-
nya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a) Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya ;
b) Alat-lat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat.
Dari hasil penunjukkan alat –alat ukur didapat nilai sebagai berikut :
I 0 = I c 2 + I m 2 ……………………………………..…….(1 – 43)
P0 = V1.I 0 .Cos0 ..................................................................(1 – 44)

SY Mesin Listrik – D3 1 - 19
I c = I 0 .Cos0 dan Im = I 0 .Sin 0
V V 2
R c = 0 = 0 ……………………………………………(1 – 45)
Ic P0
V
X m = 0 ..............................................................................(1 – 46)
Im

1.10.2. Percobaan Hubung Singkat

Pada saat melakukan percobaan hubung singkat, sisi tegangan rendah transformator di
hubung singkat (Gambar 1.26), alat ukur diletakkan di sisi tegangan tinggi dengan nilai
arus dan tegangan yang telah direduksi (dikurangi), tegangan yang diberikan  5%-
10% dari harga nominalnya.
Nilai arus yang melalui kumparan yang dihubung singkat sama dengan arus nomi-
nalnya, oleh karena besarnya V2 sama dengan nol, maka besarnya E2 adalah sama
dengan rugi tegangan pada belitan sekundernya.

Ø
A W

Suplai V A Hub
1 Fasa
Singkat

Gambar 1.26 Rangkaian Percobaan Hubung Singkat


R eq X eq

Z
eq
V

Gambar 1.27 Rangkaian Ekuivalen hasil Percobaan Hubung Singkat


E 2HS = I 2 .Z 2
sedangkan dalam keadaan normal E 2 = V2 + I 2 .Z2 , karena itu didalam percobaan hu-
bung singkat ini E 2HS hanya 5 % - 10% dari E2 . Daya yang diserap pada saat per-
cobaan hubung singkat ini dapat dianggap sama dengan besarnya kerugian tembaga
pada kedua sisi kumparan tersebut.

PHS = I12 .R1 + I 2 2 .R 2


= I12 .R1 + (I 2' ) 2 .R 2'

SY Mesin Listrik – D3 1 - 20
= I12 .(R1 + R 2' ) = I12 .R eq1
P
 R eq1 = HS ………………………………………..(1 – 47)
I12

jika resistansi ekuivalen diperoleh dari percobaan hubung singkat tersebut akan diguna-
kan untuk memperhitungkan efisiensi , maka resistasni ini harus dikoreksi pada tempe-
ratur kerja yaitu 75C , sehingga :
234,5 + 75
R 75 = R. ……………………………………………..(1 -48)
234,5 + t
V
Zeq1 = HS .................................................................................(1 -49)
I1

X eq1 = ( Zeq1 ) 2 − (R eq1 ) 2 ……………………………………(1 -50)

PHS
CosHS = ………………………………………………...(1 -51)
VHS .I1

➢ Rangkuman

1. Michael Faraday menyimpulkan bahwa tegangan gerak listrik imbas e didalam se-
buah rangkaian listrik adalah sama dengan perubahan fluks yang melalui rang-
kaian-rangkaian tersebut.
2. Hukum Induksi Faraday, tanda negatif menunjukkan bahwa arus induksi akan sela-
lu mengadakan perlawanan terhadap yang menghasilkan arus induksi tersebut.
3. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi Listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain
dengan frekuensi yang sama, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi elektromagnet.
4. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua jenis transformator,
yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type).
5. Tujuan utama penyusunan inti secara berlapis adalah unuk mengurangi kerugian
energi akibat ”Eddy Current” (arus pusar).
6. Sebuah transformator dikatakan ideal, apabila dalam perhitungan dianggap tidak
ada kerugian-kerugian yang terjadi pada transformator tersebut, seperti rugi akibat
resistansi, induktansi, arus magnetisasi, maupun akibat fluks bocor.
7. Apabila sisi kumparan sekunder transformator diberi beban maka besar tegangan
yang diinduksikan tidak akan sama dengan tegangan pada terminal, hal ini terjadi
karena adanya kerugian pada kumparan transformator.
8. Model rangkaian transformator dikembangkan oleh Steintmetz , dengan model ini
memungkinkan kita untuk menganalisa sebuah rangkaian dari peralatan yang
sangat nonlinear dapat dianalisa dengan teori rangkaian linear .

SY Mesin Listrik – D3 1 - 21
R2 X2
Z eq1 = (R 1 + ) + j(X1 + )
2
9. Impedansi ekuivalen transformator adalah K K2
10. Tegangan jatuh pada sebuah transformator dipengaruhi oleh nilai beban dan faktor
daya yang terhubung pada transformator tersebut.
Daya Keluar = Daya _ Keluar
2
11. Efisiensi transformator =  = Daya Masuk Daya _ Keluar + Rugi
12. Prosentase tegangan jatuh transformator dilihat dari sisi sekunder :
I 2 .R eq 2 .Cos  I 2 .X eq 2 .Sin 
= x100%
oV2
13. Efisiensi maksimum transformator terjadi ketika rugi tembaga = rugi inti
14. Parameter transformator bisa diketahui dari datasheet atau berdasarkan hasil per-
cobaan beban nol (tanpa beban) dan percobaan hubung singkat.
15. Percobaan beban dilakukan untuk mengetahui rugi inti dari transformator, sedang-
kan percobaan hubung singkat dilakukan untuk mengetahui rugi tembaganya.

SY Mesin Listrik – D3 1 - 22

Anda mungkin juga menyukai