Oleh :
Riko Simalango 1307113244
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. 1
BAB I...................................................................................................... 2
PENDAHULUAN...................................................................................... 2
1.1
Latar Belakang.................................................................................. 2
1.2
Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3
Tujuan............................................................................................. 3
1.4
Manfaat........................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................... 4
ISI
2.1
Pengertian........................................................................................ 4
Penyebab Terjadinya..........................................................................6
Karakteristik.................................................................................... 7
2.6
Solusi............................................................................................. 11
BAB III.................................................................................................. 13
3.1
Kesimpulan.................................................................................... 13
3.2
Saran............................................................................................. 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Voltage Sags karena gangguan satu fasa..............................................4
Gambar 2.2 Interupsi Sesaat....................................................................................6
Gambar 2.3 Pembagian Tegangan...........................................................................9
Gambar 2.5 Pembagian Arus.................................................................................10
KATA PENGANTAR
Pujian, hormat, dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, atas berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis masih diberikan
kesehatan dan nafas kehidupan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan maupun pedoman dan Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kualitas Daya Listrik. Makalah ini
berjudul tentang TEGANGAN TURUN DAN INTERUPSI (VOLTAGE SAGS AND
INTERRUPTION).
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca Dan penulis menyadari tidak lepas dari ketidak
sempurnaan sehingga masih ada dan banyak kesalahan yang belum bisa diperbaiki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpah rejeki dan ilmu
pengetahuan kepada kita semua.
Riko Simalango
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring berkembangnya teknologi dalam sistem tenaga listrik, maka
kualitas daya menjadi perhatian yang utama pada sistem kelistrikan khususnya di
industri. Pada kenyataannya, banyak permasalahan yang dihadapi suatu sistem
kelistrikan di industri dalam menjaga kualitas daya. Hal ini dikarenakan semakin
besar suatu sistem, maka semakin besar kemungkinan terjadi gangguan pada
sistem, dan semakin besar kerugian yang dapat terjadi.
Permasalahan kualitas daya
penyimpangan
tegangan,
arus
atau
yang
dari
dapat menyebabkan
dan
frekuensi
bisa
menyebabkan
kegagalan pada peralatan industri, yang berpengaruh pada kerugian waktu dan
kerugian ekonomis. Adapun gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga
listrik adalah Tegangan Turun dan Interupsi (Voltage Sags and Intteruption).
Gangguan ini merupakan gangguan transien yang berupa penurunan
tegangan sementara dalam waktu relatif singkat, yang dapat disebabkan karena
hubung singkat pada distribusi tenaga listrik. Gangguan kedip tegangan yang
terjadi dapat disebabkan oleh fault pada jaringan. Fault yang terjadi dapat berupa
1phase fault atau bahkan 3-phase fault. Jika kedip tegangan tidak diatasi sampai
4-5 cycles akan mengganggu kerja beban sensitif dan bahkan dapat menyebabkan
trip.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.
2.
3.
4.
konsumen?
5. Bagaimana solusi menghadapi tegangan turun dan interupsi ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah in adalah
1.
2.
3.
4.
5.
1.4
Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjadikan
BAB II
ISI
2.1
Pengertian
2.1.1
Voltage Sags
Mengacu pada IEEEStandard 1159-1995, IEEE Recommended Practice
for Monitoring Electric Power Quality, voltage sags (kedip tegangan) merupakan
salah satu masalah penting yang berkaitan dengan kualitas daya listrik (Power
Quality). Gangguan tegangan yang terjadi dapat disebabkan oleh fault pada
jaringan. Fault yang terjadi dapat berupa 1 - phase fault atau bahkan 3 - phase
fault. Jika kedip tegangan tidak diatasi 3 - 4 cycles akan menganggu kerja beban
sensitif dan bahkan dapat menyebabkan trip.
Voltage sags adalah gangguan distorsi tegangan dimana magnitude
tegangan tereduksi antara 10 90
dengan durasi 0.5 cycle beberapa detik. Sags juga biasa disebut dengan dips
(Versi Eropa). Gangguan yang terjadi pada perangkat sistem transmisi atau
distribusi merupakan penyebab yang paling utama terjadinya voltage sags.
Voltage sags yang sama dapat menimbulkan pengaruh yang berbeda beda pada
area pelanggan bergantung pada peralatan listrik yang dipakai.
dibandingkan dengan
2.1.2
Interupsi (Interruption)
Interupsi Tegangan adalah suatu fenomena kelistrikan dimana terjadi
pemadaman atau hilangnya daya selama beberapa saat pada suatu sistem listrik.
Interupsi tegangan merupakan gangguan yang terjadi ketika tegangan suply atau
arus beban menurun sampai kurang dari 0,1 pu (per unit) untuk periode waktu
tidak lebih dari 1 menit. Interupsi dapat menjadi akibat dari kesalahan sistem
tenaga listrik, kegagalan, dan terjadi kesalahan dari fungsi kendali .
Interupsi diukur dengan lamanya waktu terjadi gangguan, dimana
besarnya tegangan yang terjadi pada saat gangguan selalu kurang dari 10 persen
dari tegangan nominalnya. Lama terjadinya interupsi dikarenakan oleh gangguan
18 pada sistem utilitas dan ditentukan oleh waktu pengoperasian dari
peralatan proteksi. Peralatan proteksi (recloser) pada umumnya akan membatasi
interupsi disebabkan oleh gangguan non permanen kurang dari 30 siklus.
Lamanya gangguan karena kesalahan fungsi peralatan atau koneksitas
peralatan yang longgar atau kurang baik dapat terjadi secara tidak teratur.
Beberapa interupsi dapat didahului oleh terjadinya jatuh tegangan, dimana pada
umumnya interupsi disebabkan oleh gangguan pada sistem sumber tenaga listrik.
Gambar 2.2 menunjukkan interupsi sesaat dimana jatuh tegangan terjadi sekitar
20 persen selama 3 siklus dan kemudian turun menjadi nol sekitar 1,8 detik
sampai recloser menutup kembali.
2.2.1
dan
contruction
faults
(cacat
produksi)
pada tiap pelanggan rumah tangga maka untuk mengantisipasi itu biasanya
sumber PLN sering dipasang alat pengukur agar mengetahui pada waktu kapan
diperlukan daya tambahan. Tetapi voltage sags tetap saja tak dapat terelakkan.
2.2.2
Penyebab Interruption
Interruption terdeteksi ketika magnitude tegangan kurang dari 10% dari
tegangan nominal. Pada beberapa kasus, interruption bisa didahului oleh voltage
sags jika terjadi gangguan pada sumber. Voltage sags terjadi di antara waktu
terjadinya gangguan sampai peralatan proteksi bekerja. Itu mengakibatkan pada
sisi beban akan mengalami voltage sags dan langsung diikuti interruption.
Interupsi tegangan atau voltage interruption sering ditimbulkan dari gangguan
seperti :
Sambaran petir.
2. Gangguan pada jalur distribusi listrik seperti fault transmition.
3. Terjadinya short circuit pada jalur distribusi.
4. Kesalahan operasi kendali (control malfunction).
5. Kangguan pohon yang mengenai kawat bertegangan.
6. Perubahan beban yang cukup besar secara tiba-tiba dll
1.
2.3
Karakteristik
2.3.1 Voltage Sags
Dari gambar, dapat terlihat bahwa ada tiga karakteristik utama voltage
sag, yaitu:
1.
2.
3.
beban listrik tertama pada peralatan elektronik yang sensitif terhadap perubahan
tegangan. Adapun dampak lain terjadinya voltage sags dan iterruption, yaitu bisa
berpengaruh fatal pada mesin-mesin produksi. Jika terjadi pada saluran transmisi
atau ditribusi primer akan berpengaruh pada konsumen yang meliputi sektor:
residential (perumahan), komersial atau industrial. Tegangan kedip ini dapat
mempengaruhi operasi beban listrik sebelum CB bekerja untuk memadamkan
gangguan. Dalam hal saluran yang dilengkapi dengan recloser, maka dapat terjadi
beberapa kedip tegangan sesuai waktu setting. Sedangkan durasi waktu kedip
tegangan yang disebabkan oleh pengaturan motor kapasitas besar biasanya lebih
lama, tetapi amplitudo tegangan kedip tidak terlalu besar. Kedip tegangan yang
disebabkan oleh pengasutan motor kapasitas besar tidak cukup berpengaruh untuk
menyebabkan peralatan listrik gagal operasi. Akibat kedip tegangan oleh karena
gangguan singkat adalah sebagai berikut:
1.
Komputer dan jenis lain dari kontrol elektronik dapat kehilangan memori
dan proses yang dikontrol menjadi kacau, untuk restart membutuhkan waktu yang
lama. Jika tegangan kedip mencapai kurang dari 50 .
2.
Pada industri, proses akan berhenti untuk kedip tegangan sampai dengan
65
2.5 Model
tegangan.
Model Pertama: Arus beban diabaikan
Besarnya voltage sag dapat dinyatakan dalam model pembagian
tegangan (voltage divider) sebagaimana yang tergambar pada gambar berikut:
juga akan turun. Penurunan tegangan ini kemudian didefinisikan sebagai voltage
sag.
Jika diasumsikan:
Beban A
= ZLOAD_A
Beban B
= ZLOAD_B
Reaktansi feeder 1
= x1
Reaktansi feeder 2
= x2
=I
= I1
= I2
Sehingga
I = I1 + I2
Ketika fault terjadi pada feeder 1 karena hubung singkat, arus yang
sangat besar akan mengalir melalui feeder 1 begitu pula arus sumber I. Pada saat
ini, tegangan pada feeder 2 menjadi turun karena peningkatan voltage drop pada
reaktansi xs yang pada akhirnya menyebabkan sag terjadi.
10
dan nilai V2 menjadi lebih kecil dari nilai nominalnya (voltage sag)
2.6
Solusi
Kegunaan dari sistem proteksi adalah melepaskan atau memutuskan
peralatan yang terkena gangguan akibat fault, sehingga memperkecil kerusakan
yang diakibatkan dan juga untuk mempertahankan semaksimal ungkin kontinuitas
penyediaan listrik.
Peralatan poteksi yang biasanya digunakan adalah relay proteksi dan
Dynamic Voltage Restorer (DVR). Relay adalah peralatan elektris yang
didesai untuk mendeteksi ketidaknormalan/gangguan yang terjadi pada jaringan
atau peralatan yang dapat membahayakan bahkan merusak sistem kelistrikan.
Relay proteksi secara otomatis akan mengaktifkan pemutus daya pada daerah
sekitar gangguan. Relay proteksi biasanya ditempatkan pada saluran (bus),
generator, tranformer, bahkan pada kabel itu sendiri.
Adapun Dynamic Voltage Restorer (DVR) merupakan salah satu
peralatan yang bisa mengkompensasi tegangan yang hilang sewaktu voltage sag
dan interruption. DVR dipasang di antara sumber dan beban yang bertujuan
memperbaiki mutu tegangan pada beban dengan cara menginjeksi tegangan yang
dibutuhkan ketika terjadi gangguan. DVR harus bisa mendeteksi terjadinya
voltage sag dan interruption dengan tepat, jika tegangan beban berfluktuasi pada
range yang diijinkan sistem yaitu -10% s.d +5% dari tegangan nominal, maka
DVR akan tidak melakukan apa-apa. Hal ini sangat penting bagi energy storage
yang digunakan DVR.
Ada 2 macam proteksi pada jaringan yaitu :
1. Proteksi utama yaitu proteksi yang bekerja untuk memutuskan gangguan dalam
daerah proteksina secepat mungkin.
2. Proteksi cadangan (back-up protection) yaitu proteksi yang bekerja ketika proteksi
utama gagal bekerja sehingga gangguan tidak semakin melebar.
11
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang TEGANGAN TURUN DAN INTERUPSI
(VOLTAGE SAGS AND INTERRUPTION), maka diambil kesimpulan Voltage sags dan
interupsi tegangan terjadi karena faktor dari luar dan dari dalam. Faktor dari luar biasanya
adalah sambaran petir pada jaringan dan gangguan dari pohon pada jalur transmisi dan
sedangkan faktor dari dalam berupa masuknya beban yang besar pada jaringan dan
mengakibatkan terjadinya hubungan singkat. Tegangan dapat diatasi dengan dynamic
voltage restorer (DVR) dipasang di antara sumber dan beban yang bertujuan
memperbaiki mutu tegangan pada beban dengan cara menginjeksi tegangan yang
dibutuhkan ketika terjadi gangguan.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
IEEE 1159-1995, Recommended Practice for Monitoring Electric Power
December, (2006).
Roger C. Dugan, Mc McGraw-Hill, Electrical Power System Quality, New
York, 1996.
Saudin, Norshafinash. 2007. Voltage Sags Mitigation Techniques Analysis.
http://eprints.utm
13