Abstrak
Info Naskah: Pesatnya perkembangan teknologi, cahaya matahari mampu diubah menjadi energi
Naskah masuk: 14 Juni 2020 listrik. Namun ada permasalah yang timbul dalam kinerja panel surya, salah satunya
yaitu temperatur panel yang terlalu tinggi. Oleh karena itu untuk mengatasi penurunan
Direvisi: 27 Juli 2020
performa, temperatur panel perlu dijaga. Dalam eksperimen ini bertujuan untuk
Diterima: 13 Agustus 2020 menganalisis pengaturan temperatur pada pendinginan panel surya menggunakan variasi
kecepatan udara guna peningkatan performa photovaltik. Eksperimen menggunakan
simulator surya dan dilakukan dalam kondisi ruang tertutup. Satu buah panel surya
yang ditempatkan pada kotak khusus yang disebut kotak pendingin dan diberikan empat
buah termokopel dibagian atas panel dan 2 buah lainnya di bagian bawah panel untuk
mengevaluasi kenaikan temperature yang terjadi pada panel. Blower udara
dikombinasikan dengan anemometer untuk memberikan variasi kecepatan udara untuk
pendinginan panel. Dari hasil pengujian panel surya tanpa pendinginan didapat pada
kisaran temperatur 38 - 52,875⁰C menghasilkan efisiensi listrik yang berkisar 3,014 –
3,134 %. Sedangkan pada pengujian menggunakan pendinginan dengan kecepatan udara
bervariasi yaitu 2, 3, 4 dan 5 m/s pada kisaran temperatur 33,43 - 40,5⁰C menghasilkan
efisiensi listrik yang berkisar dari 3,106 – 3,206%
Abstract
Keywords: The rapid development of technology, sunlight can be converted into electrical energy.
solar panel; But there are problems that arise in the performance of solar panels, one of which is the
cooling; panel temperature is too high. Therefore to overcome the decrease in performance, the
temperature; panel temperature needs to be maintained. In this study aims to analyze the temperature
output power; settings on solar panel cooling using variations in air velocity to improve photovaltic
efficiency. performance. Solar simulators is used in this ekperiment and carried out in a closed
room conditions. solar panel is placed in a special box called a cooler box and four
thermocouples are placed at the top of the panel and 2 others at the bottom of the panel
to evaluate the temperature changes that occurs on the panel. An air blower is combined
with an anemometer to provide variations in air velocity for cooling the panels. From the
results of solar panel testing without cooling obtained in the temperature range of 38 -
52.875⁰C produces electrical efficiency ranging from 3.014 - 3.134%. Whereas in testing
using cooling with varying air velocity of 2, 3, 4, and 5 m/s in the temperature range of
33.43 -40.5°C produces electrical efficiency ranging from 3.106 - 3.206 %.
*Penulis korespondensi:
Gunawan Rudi Cahyono
E-mail: gunawan.cahyono@ulm.ac.id
141
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
142
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
Avometer untuk mengukur arus dan tegangan listrik yang 2.1 Analisis Performa Panel Surya
dihasilkan oleh panel secara periodik. Dengan merujuk pada penelitian [4] Menentukan
efisiensi listrik (η) panel surya didasarkan pada persamaan
(1).
vi
ηl = GA ×100% (1)
p
Lv
G= K
(2)
(a) (b)
Gambar 2. (a), (b) Simulator Panel Surya
143
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
(a) (b)
37,8 ℃
40,5 3,26 278 3,106 39 ℃
40,6 ℃ 39,4 ℃
Pendinginan 33,62 3,35 278 3,192 39,3 ℃
(3m/s) 35,5 3,32 278 3,166 40,1 ℃
37,2 3,30 278 3,146 3,25 40,5 ℃
38 3,29 278 3,134
38,95 3,28 278 3,123 43,9 ℃
39,4 3,27 278 3,117
Pendinginan 33,54 3,36 278 3,199 47,9 ℃
(4m/s) 35,25 3,33 278 3,171 3,20
36,75 3,31 278 3,151 50,8 ℃
37,25 3,30 278 3,144
37,8 3,29 278 3,137 52,9 ℃
38,25 3,29 278 3,130
Pendinginan 33,43 3,37 278 3,206
3,15
(5m/s) 34,85 3,33 278 3,175 0 5 10 15 20 25
Menit Ke-
36,25 3,32 278 3,159
36,5 3,31 278 3,154
37 3,30 278 3,147 daya tanpa pendinginan daya 2m/s
daya 3m/s daya 4m/s
37,6 3,30 278 3,141
daya 5 m/s
144
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
sebesar 3,32 watt. Dalam hal ini terjadi penurunan kecepatan udara 2 m/s temperatur turun menjadi 36,1⁰C
temperatur dan peningkatan daya yang lebih baik dengan dengan efisiensi sebesar 3,158%. Dalam hal ini terjadi
kecepatan udara 3 m/s, 4 m/s dan 5 m/s. sehingga penurunan temperatur dan peningkatan daya yang lebih
didapatkan penurunan temperatur paling besar 34,9 baik dengan kecepatan udara 3, 4 dan 5 m/s. sehingga
⁰Cdengan daya sebesar 3,33 watt. didapatkan penurunan temperatur paling besar 34,9⁰C
Apabila diambil sampel di menit ke-5 pada pengujian dengan efisiensi sebesar 3,175%.
dengan menggunakan pendinginan kecepatan udara 2 m/s ( Jika diambil sampel di menit ke-5 pada pengujian
teganagn 18,42 V, arus 0,18 A) daya output yang didapat dengan menggunakan pendinginan kecepatan udara 2 m/s
adalah 3,316 watt sedangkan dengan menggunakan efisiensi listrik yang didapat adalah 3,158 % sedangkan
pendinginan kecepatan udara 5 m/s ( teganagn 18,52 V, dengan menggunakan pendinginan kecepatan udara 5 m/s
arus 0,18 A) daya output yang didapat meningkat menjadi efisiensi listrik yang didapat meningkat menjadi 3,175 %
3,334 watt. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar kenaikan efisiensi yang terjadi sebesar 0,023%. Kenaikan
kecepatan udara maka daya output yang dihasilkan juga ini relatif kecil dikarenakan pada panel surya digunakan
akan semakin besar. Hal ini dikarenakan temperatur panel masih cover dari bahan plastic yang tidak bisa dilepas,
turun seiring kenaikan kecepatan udara. Senada dengan sehingga menghambat proses perpindahan panas.
hasil ini bahwa semakin efektif efek pendinginan panel Dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan
maka semakin besar nilai tegangan yang didapatkan[6], [7] udara maka efisiensi yang dihasilkan juga akan semakin
Dalam hal ini juga membahas pengaruh perubahan besar. Hal ini dikarenakan temperatur panel turun seiring
kecepatan udara terhadap temperatur dan efisiensi yang kenaikan kecepatan udara. hal ini juga diperkuat oleh
dihasilkan, sehingga grafik sebagai berikut: penelitian lainnya yang menyebutkan bahwa peningkatan
rata-rata efisiensi listrik yang paling besar terjadi pada saat
3,25
penurunan rata-rata temperature paling rendah [6], [14].
Disamping itu, dari Gambar 4 dan 5 dapat dilihat bahwa
daya keluaran dan efisiensi di setiap kecepatan, terlihat
33,4 ℃ menurun. Hal ini dikarenakan temperatur panel yang
3,20 33,5 ℃ meningkat, sedang pendinginan yang terjadi belum mampu
33,6 ℃ menjaga kondisi temperatur panel seperti di awal
34,9 ℃
33,8 ℃
35,3 ℃ 36,3 ℃ pengujian.
35,5 ℃ 36,5 ℃ 37 ℃
3,15 36,8 ℃ 37,6 ℃
36,1 ℃ 37,2 ℃ 37,3 ℃ 37,8 ℃ 4. Kesimpulan
Efisiensi Listrik (%)
38 ℃ 38,3 ℃
38 ℃ 39 ℃ Dalam pengujian menggunakan pendinginan
37,8 ℃ 39,4 ℃ menghasilkan rata-rata efisiensi sebesar 3,151 %. Kenaikan
40,55 ℃ 39,3 ℃ kecepatan udara dengan interval 1 m/s akan menghasilkan
3,10 40,1 ℃ 40,5 ℃
nilai rata-rata penurunan temperatur sebesar 0,7⁰C dan nilai
43,9 ℃ rata-rata kenaikan daya output sebesar 0,03watt serta nilai
47,9 ℃ rata-rata kenaikan efisiensi listrik panel surya sebesar 0,02
3,05
%. Sementara tanpa menggunakan pendingin, rata-rata
50,8 ℃ efisiensi yang dihasilkan adalah 3,065 %. Maka dapat
52,9 ℃
disimpulkan bahwa pengujian panel surya dengan
3,00 menggunakan pendinginan udara lebih efisien
0 5 10 15 20 25 dibandingkan dengan panel surya tanpa pendinginan serta
Menit Ke- perubahan kecepatan udara mempengaruhi temperatur,
ηl tanpa pendinginan ηl 2m/s ηl 3m/s daya output dan efisiensi listrik dari panel surya.
ηl 4m/s ηl 5 m/s
145
p-ISSN: 2087-1627, e-ISSN: 2685-9858
[5] A. D. Biodun, A. D. Kehinde, and O. T. Aminat, [11] N. Tan Jian Wei, W. Jian Nan, and C. Guiping,
“Experimental Evaluation of the Effect of Temperature on “Experimental study of efficiency of solar panel by phase
Polycrystalline and Monocrystalline Photovoltaic Modules,” change material cooling,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng.,
IOSR J. Appl. Phys., vol. 09, no. 02, pp. 5–10, 2017. vol. 217, no. 1, 2017.
[6] S. Nižetić, D. Čoko, A. Yadav, and F. Grubišić-Čabo, [12] D. Almanda and D. Bhaskara, “Studi Pemilihan Sistem
“Water spray cooling technique applied on a photovoltaic Pendingin pada Panel Surya Menggunakan Water Cooler ,
panel: The performance response,” Energy Convers. Air Mineral dan Air Laut,” Resist. (Elektronika Kendali
Manag., vol. 108, pp. 287–296, 2016. Telekominakasi Tenaga List. Komputer), vol. 1, no. 2, 2018.
[7] N. Choubineh, H. Jannesari, and A. Kasaeian, [13] P. R. Ansyah, J. Waluyo, Suhanan, M. Najib, and F.
“Experimental study of the effect of using phase change Anggara, “Thermal behavior of melting paraffin wax
materials on the performance of an air-cooled photovoltaic process in cylindrical capsule by experimental study,” AIP
system,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol. 101, no. Conf. Proc., vol. 2001, 2018.
November 2018, pp. 103–111, 2019. [14] M. Schmidt, I. Astrouski, M. Reppich, and M. Raudensky,
[8] K. Sukarno, A. S. A. Hamid, H. Razali, and J. Dayou, “Solar panel cooling system with hollow fibres,” Appl. Sol.
“Evaluation on cooling effect on solar PV power output Energy (English Transl. Geliotekhnika), vol. 52, no. 2, pp.
using Laminar H2O surface method,” Int. J. Renew. Energy 86–92, 2016.
Res., vol. 7, no. 3, pp. 1213–1218, 2017. [15] P. H. Rizal, T. A., Amin, M., & Saputra, “Kaji
[9] H. Alizadeh, R. Ghasempour, M. B. Shafii, M. H. Ahmadi, Eksperimental Pendinginan Panel Surya Menggunakan
W. M. Yan, and M. A. Nazari, “Numerical simulation of PV Media Udara,” Jurutera, vol. 1, no. 1, pp. 027–030, 2014.
cooling by using single turn pulsating heat pipe,” Int. J. [16] T. N. Robby, M. Ramdhani, and C. Ekaputri, “Alat Ukur
Heat Mass Transf., vol. 127, pp. 203–208, 2018. Kecepatan Angin , Arah Angin , Dan Ketinggian,” e-
[10] H. Isyanto, Budiyanto, Fadliondi, and P. G. Chamdareno, Proceeding Eng., vol. 4, no. 2, pp. 1457–1466, 2017.
“Pendingin untuk peningkatan daya keluaran panel surya,” [17] A. Hasyim Asy’ari, Jarmiko, “Intensitas Cahaya Matahari
Semin. Nas. Sains dan Teknol. 2017, no. November, pp. 1–2, Terhadap Daya Keluaran Panel Sel Surya,” Simp. Nas. RAPI
2017. XI FT UMS, p. 57, 2012.
146