Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Radiasi, adalah perpindahan kalor dari dua sistem dalam keadaan vakum (ruang hampa
udara). Contoh yang paling mudah adalah energi kalor yang menjalar dari matahari
menembus ruang hampa menuju bumi. Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut
salah satu dari dua modus berikut: melalui getaran kisi atau dengan angkutan melalui
elektron bebas. Dalam konduktor listrik yang baik, di mana terdapat elektron bebas yang
bergerak di dalam struktur kisi bahan-bahan, maka elektron, di samping dapat mengangkut
muatan listrik, dapat pula membawa energi termal dari daerah bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah. Nilai konduktivitas termal beberapa bahan diberikan untuk memperlihatkan
urutan besaran yang mungkin didapatkan dalam praktek.
Pada umumnya konduktivitas termal itu sangat tergantung pada suhu. Kolektor ini,
menggunakan pelat berbentuk lembaran yang berfungsi untuk menyerap pancaran energi
matahari yang datang dan memindahkan kalor yang diterima tersebut ke fluida kerja yaitu
udara. Pada bagian atas kolektor, digunakan penutup transparan untuk menimbulkan
terjadinya efek rumah kaca.
Agar tidak terjadi kerugian panas kelingkungan pada bagian bawah dan samping dari
kolektor suryanya diberi isolator. Untuk meningkatkan kinerja dari kolektor surya ini, perlu
untuk dilakukan modifikasi pada kolektor tersebut. Ada beberapa modifikasi yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah dengan menambahkan sirip pada bidang penyerapan dari
kolektor surya tersebut. Dengan cara ini, maka akan didapatkan permukaan perpindahan
panas yang lebih luas sehingga energi matahari yang dapat diserap dan dipindahkan ke fluida
kerja nantinya akan semakin besar. Alternatif peletakan sirip dapat dilakukan yaitu
menempel pada atas atau bawah pelat penyerap.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas dengan jarak dan waktu.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat radiasi pada plat datar berwarna hitam dan merah.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari sifat penyerapan kalor pada plat datar khususnya
berwarna hitam.
4. Untuk mengetahui intensitas rata-rata dari lampu halogen 75 Watt.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB II

DASAR TEORI

Perhitungan koefisien drag dan bilangan Nu akan dimulai untuk permukaan plat datar dimana
fluida mengalir sejajar dengan permukaan plat. Telah disepakati bahwa untuk plat datar
perubahan pola aliran dari laminar ke turbulen terjadi setelah bilangan Re = 5 x 10 5, untuk
selanjutnya disebut bilangan Re kritis. Selain pembagian karena Re ini, perumusan juga akan
dibagi berdasarkan kondisi aliran pada permukaan plat datar apakah temperatur plat konstan atau
plux panas konstan. Sebagai catatan, disini bilangan Re dihitung berdasarkan panjang plat.
Temperatur permukaan plat konstan, misalkan pada sebuah plat datar dialirkan fluida
sejajar plat dengan kecepatan U∞ dan temperature T∞ . Temperatur plat adalah konstan sebesar
Ts. Jika temperatur plat lebih tinggi dari temperatur udara maka, akan mengalir panas dari plat ke
fluida. Yang menjadi pertanyaan disini adalah besarnya laju perpindahan panas dari plat dan
koefisien gesekan pada plat.
Untuk aliran laminar Re<5x105, Aliran dalam bagian ini jika sepanjang plat nilai bilangan
Reynolds kurang dari nilai krisis (Re<5x10 5 ) ata hanya ada sedikit di bagian akhir yang turbulen.
Maka aliran ini bisa dikategorikan laminar sepanjang plat. Untuk aliran turbulent Re<5x10 5
7
≤ ℜ ≤10 , pada kasus ini hanya sebagian kecil di dekat sisi masuk alirannya laminar sementara
sisanya suudah turbulen, maka aliran ini dapat dikategorikan sebagai turbulen murni.
Plat datar dengan temperatur konstan khusus, adakalanya tidfak semua permukaan plat
datar mempunyai temperatur TS. Perbedaan bagian ini dengann bagian sebelumnya adalah adanya
bagian depan plat yang tidak dipanasi . sebagai akibatnya panjang permukaan perpindahan panas
akan berkurang. Sementara persamaan bilangan Re tidak berbeda. Berkurangnya panjang plat
yang menyebabkan perpindahan panas, akan mengubah persamaan bilangan Nu. Persamaan-
persamaan menghitung koefisien gesekannya akan sama dengan pada bagian sebelumnya dan
tidak dituliskan lagi.
Plat datar dengan fluks panas konstan, ada kalanya kasus yang dianalisis adalah plat datar
dengan fluks panas yang konstan. Defenisi fluks adalah laju aliran panas persatuan luas atau
disimbolkan q”. Kasus-kasus seperti ini misalnya dapat dijumpai pada plat datar yang dikenai
sinar matahari. Untuk interval waktu tertentu, kerapatan energi radiasi matahari persatuan waktu
bisa dianggap sebagai fluks panas yang konstan. Contoh berikutnya, plat datar yang dipasang
pemanas listrik bisa juga dikategorikan ke dalam kasus dengan fluks panas konstan. Pada kasus-
kasus ini temperatur plat datar tidak diketahui dan merupakan parameter yang harus dihitung.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Temperatur di permukaan plat dapat dihitung dengan menerapkan hukum kekekalan


energi. Hukum kekekalan energi pada kasus ini dapat diartikan laju panas yang masuk akibat
fluks panas sama dengan laju perpindahan panas konveksi dari plat ke aliran fluida. Karena
koefisien perpindahan panas merupakan fungsi jarak x, maka temperatur di permukaan plat pasti
merupakan fungsi jarak x. Beberapa fakta perlu dicatat dari pembahasan untuk kasus dengan
fluks panas yang konstan ini. Pertama persamaan menghitung koefisien gesekan
(Cf) sama dengan kasus pada temperatur konstan maka tidak perlu ditulis lagi. Kedua nilai rata-
rata koefisien konveksi harus dihitung dengan menggunakan temperatur rata-rata plat. Oleh
karena itu harus dicari nilai rata-ratanya. (Himsar, 2017)
Perpindahan panas (heat transfer) memainkan peranan penting dalam berbagai persoalan
perancangan di bidang keteknikan (engineering), seperti teknik aeronautika, kimia, sipil, listrik,
metalurgi, mekanika, dan teknik pertanian, berbagai persoalan memerlukan pemecahan berdasar
analisis perpindahan panas. Pengerasan permukaan alat-alat pertanian setelah mengalami
perlakuan pemanasan, memerlukan ketepatan laju pendinginan. Untuk mendapatkan petunjuk
kerja (performance) yang baik, motor penggerak pada mesin pertanian memerlukan sistem
pendingin yang melibatkan analisis laju perpindahan panas yang teliti. Proses pendinginan,
pemanasan, pengeringan, dan penyimpanan hasil pertanian juga memerlukan pengetahuan
tentang perpindahan panas.
Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari perpindahan panas energi pada suatu
bahan yang terjadi karena adanya perbedaan (gradient) suhu. Di dalam termodinamika,
perpindahan energi ini didefenisikan sebagai panas (heat). Tetapi, termodinamika hanya
membicarakan sistem dalam keadaan keseimbangan (equilibrium). Termodinamika bisa
digunakan untuk menaksir besarnya energi yang diperlukan untuk mengubah suatu sistem dari
keadaan keseimbangan satu keadaan keseimbangan lain, tetapi tidak dapat dipakai untuk
menaksir beberapa cepat (laju) perubahan itu terjadi karena selama proses sistem tidak berada
dalam keseimbangan.
Ilmu perpindahan panas tidak hanya menerangkan bagaimana panas itu dihantarkan,
tetapi juga untuk menaksir laju penghantaran panas pada suatu kondisi tertentu. Dalam
perpindahan panas, laju penghantaran panas menjadi tujuan analisis. Inilah yang membedakan
perpindahan panas dengan termodinamika. Ilmu perpindahan panas melengkapi hukum-hukum
pertama dan kedua termodinamika dengan hukum-hukum yang dapat dipakai untuk menjelaskan
laju perpindahan energi.
Sebagai contoh, perhatikan sebatang sendok yang dipakai untuk mengaduk air kopi panas.
Termodinamika dapat digunakan untuk menduga suhu akhir dari keseimbangan kopi-sendok
tetapi, tidak dapat menyelesaikan berapa lama kondisi keseimbangan tercapai atau berapa suhu
sendok setelah waktu tertentu sebelum keseimbangan. Perpindahan panas dapat digunakan untuk
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

menaksir suhu sistem sendok dan air sebagai fungsi waktu. Panas selalu mengalir dari daerah
dengan suhu lebih tinggi ke daerah lain dengan suhu lebih rendah. Jumlah aliran panas
dinyatakan dengan notasi Q dengan satuan energi yaitu joule (J). Sedangkan laju aliran panas
dinyatakan dengan notasi Q (Q dot). Nilai Q didasarkan pada aliran energi per satuan waktu (jam
atau detik). Satuan untuk Q yang umum digunakan adalah watt (W). Laju aliran panas per satuan
luas (q) disebut fluks panas atau aliran panas spesifik. Harga Q atau q adalah suatu vektor yang
arahnya berimpit dengan arah penyebaran panas.
Mekanisme perpindahan panas , ada tiga metode perpindahan panas , yaitu: konduksi,
konveksi, dan radiasi. Lienhard dan Lienhard (2002) memberikan ilustrasi menarik untuk ketiga
mede perpindahan panas tersebut dengan proses pemdaman kebakaran. Pertama, dengan pompa
air dapat disemprotkan tanpa medium: menggambarkan perpindahan panas radiasi. Kedua,
barisan orang secara bergantian memindahkan air dalam ember untuk menggambarkan
perpindahan panas konduksi. Ketiga, seorang berlari membawa ember untuk menggambarkan
perpindahan panas konveksi. (Haryanto, 2015)
Masalah pelat datar tak terbatas dalam konduksi panas transien dalam sistem dengan distribusi
suhu ruang tertentu merupakan awal dari beberapa perawatan matematika yang agak sulit.
Fourier mendudukinya sendiri dengan solusi untuk masalah ini dan mengembangkan metode
terkenal dari seri Fourier. Untuk lempengan ketebalan l dalam arah x dan tak terbatas dalam arah
y dan z, terisolasi pada wajah x = 0, dan kehilangan panas oleh konveksi pada wajah x = l,
persamaan konduksi panas tanpa adanya sumber panas. Silinder sirkular tak terbatas yang mirip
dengan plat datar tak terbatas telah dibuat untuk silinder sirkular tak terbatas. Jika silinder
panjang dalam arah z, variabel penting adalah r, θ , dan τ. Asumsi simetri dalam teta mengurangi
masalah ke salah satu konduksi radial murni dalam keadaan transien. Persamaan energi lapisan
batas laminar dengan pengetahuan tentang medan aliran dalam lapisan batas laminar dari fluida
properti konstan, kita sekarang dapat beralih ke studi tentang medan suhu dan transfer panas yang
digabungkan dengannya. Pembatasan yang kita terapkan adalah stabil dua kondisi dimensi yang
berkaitan dengan aliran dan medan suhu, cairan properti konstan, tidak adanya kekuatan tubuh,
dan kecepatan yang cukup kecil untuk membuat nomor Eckert tak berdimensi dari urutan
besarnya kecil dibandingkan dengan 1. Perbedaan antara entalpi i total dan entalpi statis i dapat
diabaikan, dan kedua parameter dapat ditulis sebagai c pt. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara
panas spesifik cp pada tekanan konstan dan panas spesifik pada volume konstan untuk fluida
dengan kepadatan konstan karena tidak ada kerja dengan ekspansi tetapi c p akan digunakan dalam
diskusi berikut karena hubungan untuk fluida properti konstan. perkiraan kondisi aktual dalam
cairan nyata yang agak lebih baik ketika panas spesifik yang muncul dalam persamaan ini
ditafsirkan sebagai cp. Kondisi batas harus ditentukan sepanjang tepi luar dari lapisan batas dan di
sepanjang permukaan dinding. (Robert, 1972)
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Peralatan dan Fungsi


1. Statif
Fungsi : Sebagai tempat untuk menggantung lampu halogen dan pipa paralon.
2. Termometer
Fungsi : Sebagai alat untuk mengukur suhu ruangan dan suhu plat datar.
3. Lampu Halogen
Fungsi : Sebagai sumber energi cahaya untuk menyinari plat datar.
4. Gabus
Fungsi : Sebagai alas tempat meletakkan plat datar (merah dan hitam).
5. Plat datar Merah
Fungsi : Sebagai bahan penyerap radiasi.
6. Plat datar Hitam
Fungsi : Sebagai bahan penyerap radiasi.
7. Stopwatch
Fungsi : Sebagai alat untuk menghitung lamanya waktu penyinaran.
8. Penggaris 60 cm
Fungsi : Sebagai alat untuk mengukur jarak antara lampu halogen ke plat datar.
9. Wayar-wayar
Fungsi : Untuk menghubungkan lampu halogen dengan cok sambung.
10. Pipa Paralon
Fungsi : Untuk memfokuskan cahaya

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1. Untuk Plat Datar Hitam
a. Jarak 40 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar hitam.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar hitam di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar hitam dimana posisi plat
datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 40 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.

b. Jarak 30 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar hitam.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar hitam di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar hitam dimana posisi plat
datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 30 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.

c. Jarak 20 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar hitam.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar hitam di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar hitam dimana posisi
plat datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 20 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

d. Jarak 10 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar hitam.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar hitam di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar hitam dimana posisi plat
datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 10 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.

3.2.2. Untuk Plat Datar Merah


a. Jarak 40 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar merah.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar merah di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar merah dimana posisi
plat datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 40 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.

b. Jarak 30 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar merah.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar merah di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar merah dimana posisi
plat datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 30 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.

c. Jarak 20 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar merah.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar merah di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar merah dimana posisi
plat datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 20 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.

d. Jarak 10 cm
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Diukur suhu kamar dengan termometer.
3. Diukur luas plat datar merah.
4. Dirangkai lampu halogen ke sarang lampu dan diletakkan ke statif.
5. Diletakkan plat datar merah di atas gabus yang terletak di atas meja statif.
6. Diukur jarak bola lampu halogen 75 watt ke plat datar merah dimana posisi
plat datar tepat berada dibawah lampu halogen dengan jarak 10 cm.
7. Dihidupkan lampu halogen bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama
120 detik.
8. Dimatikan lampu halogen
9. Diukur suhu plat datar setelah 120 detik penyinaran.
10. Dicatat hasilnya pada kertas data.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Agus. 2015. PERPINDAHAN PANAS. Yogyakarta: Innosain.


Halaman : 4-10.
Ambarita, Himsar. 2017. PERPINDAHAN PANAS & MASSA. Malang: Intelegensi Media.
Halaman : 220-227.
Drake, Robert M. 1972. ANALYSIS OF HEAT AND MASS TRANSFER. London:Mc Graw-Hill
Kogakusha.
Pages : 142-147, 302-307.

Medan, 09 Oktober 2018


Asisten Praktikan
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

(Sahrul Azmi) (Inggit Anastasya


Warzukni)
BAB IV

DATA PERCOBAAN DAN ANALISA

4.1. Data Percobaan


Tawal =28oC
t =120 s
1. Luas Plat Hitam
- Panjang =14,4 cm = 0,144 m
- Lebar =9,3 cm = 0,093 m
- Luas =133,92 cm2 = 0,013536 m2 = 13,536 x 10 -3 m2
d (cm) T(oC)
40 31,5
30 35
20 37
10 41

2. Luas Plat Merah


- Panjang =14,4 cm = 0,144 m
- Lebar = 9,4 cm = 0,094 m
- Luas = 135,36 cm2 = 0,013536 m2 = 13,536 x 10 -3 m2
d (cm) T(oC)
40 33,5
30 35
20 32
10 40,8

Medan, 09 Oktober 2018


Asisten Praktikan
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.2. Analisa Data


1. Menghitung luas plat datar (hitam dan merah)
a. Luas Plat Hitam
Panjang = 14,4 cm
Lebar = 9,3 cm
Luas = 133,92 cm2 = 133,92x 10-4 m2
b. Luas Plat Merah
Panjang = 14,4 cm
Lebar = 9,4 cm
Luas = 0,013536 cm2 = 135,36 x 10-4 m2

2. Menghitung intensitas cahaya


P 1 2
I= ; A= π d
A 4
a. Jarak 40 cm ;
1 2 1
A= π d = ( 3 , 14 ) ¿
4 4
P 75 watt 3
I= = =0 , 59 x 1 0 cd
A 125 ,6 x 10 m
−3 2

b. Jarak 30 cm ;
1 2 1
A= π d = ( 3 , 14 ) ¿
4 4
P 75 watt 3
I= = =1 , 06 x 1 0 cd
A 70 ,65 x 1 0−3 m2
c. Jarak 20 cm ;
1 2 1
A= π d = ( 3 , 14 ) ¿
4 4
P 75 watt 3
I= = =2 , 38 x 1 0 cd
A 31 , 40 x 10−3 m2
d. Jarak 10 cm ;
1 2 1
A= π d = ( 3 , 14 ) ¿
4 4
P 75 watt 3
I= = =9.55 x 10 cd
A 7 ,85 x 10−3 m2
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

3. Menghitung intensitas rata-rata ( Ī )


∑I
I=
∑n
3 3 3 3
0 ,59 x 10 cd +1 , 06 x 1 0 cd +2 , 38 x 1 0 cd+ 9.55 x 1 0 cd
I=
4
3
13.58 x 1 0 cd
I=
4
3
I =3.395 x 1 0 cd

4. Menghitung harga koefisien penyerapan plat datar (a)


a. Plat datar Hitam
∆ T =T −T awal

∆T= {( 31, 5 ℃+35 ℃+37 ℃ +41 ℃ )


4 }
−28 ℃=
144.5 ℃
4
−28℃ { }
∆ T =36,125 ℃−28 ℃
∆ T =8,125℃=281,125 K
Maka :
3
∆ T α + Ī 281,125 K x 1+3.395 x 1 0 cd 3676,125
a= = −4 2
= −4 2
A 133 , 92 x 10 m 133 , 92 x 1 0 m
4
a=27,4501 x 1 0

b. Plat datar Merah


∆ T =T −T awal

∆T= {( 33 ,5 ℃+35 ℃+ 32℃+ 40 , 8 ℃ )


4
−28 ℃= }
141, 3 ℃
4
−28 ℃{ }
∆ T =35,325 ℃−28 ℃
∆ T =7,375 ℃=280,375 K
Maka :
3
∆ T α + Ī 280,375 K x 0 , 61+ 3.395 x 1 0 cd 3566 , 03
a= = −4 2
= −4 2
A 135 ,36 x 10 m 135 , 36 x 1 0 m
4
¿ 2 6,3447 x 1 0

5. Grafik
(Terlampir)
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.3. Gambar Percobaaan


A. Sifat Penyerapan Plat Datar Hitam

PLN

WAYAR -WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR HITAM STOPWATCH
PLAT DATAR MERAH
GABUS

SIFAT PENYERAPAN PLAT DATAR

B. Sifat Penyerapan Plat Datar Merah

PLN

WAYAR- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF PIPA PARALON
PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR MERAH PLAT DATAR HITAM STOPWATCH
GABUS

SIFAT
t PENYERAPAN PLAT
t DATAR
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Dari percobaan, diperoleh hubungan antara intensitas jarak sumber radiasi adalah
berbanding terbalik, artinya semakin kecil jarak sumber radiasi ke plat datar, maka
semakin besar intensitas radiasinya dan sebaliknya, semakin besar jarak sumber radiasi
ke plat datar, maka semakin kecil intensitas radiasinya.

2. Adapun sifat-sifat radiasi yang didapat pada percobaan ini adalah :


a. Sifat radiasi pada plat datar berwarna hitam yaitu :
- Penyerap radiasi yang baik dan pemancar radiasi yang buruk
- Memiliki emisivitas sama dengan 1 (e = 1)
- Menghasilkan energi yang lebih banyak
b. Sifat radiasi pada plat datar berwarna merah yaitu :
- Penyerap radiasi yang buruk dan pemancar radiasi yang baik
- Memiliki emisivitas lebih kecil dari 1 (e < 1)
- Menghasilkan energi yang lebih sedikit

3. Aplikasi dari radiasi benda hitam dalam kehidupan sehari-hari adalah :


- Gejala pemanasan global (efek rumah kaca) : secara alamiah sinar matahari yang
masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa, kemudian akan di serap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi
disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi.
- Penggunaan pakaian : pada siang hari, kita akan merasa lebih nyaman memakai baju
berwarna putih daripada baju berwarna hitam. Namun, pada malam hari yang dingin
kita akan merasa lebih hangat apabila mengenakan baju berwarna hitam daripada
baju berwarna putih.
- Panel surya : suatu perangkat yang di gunakan untuk menyerap radiasi dari
matahari.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

- Mengukur suhu matahari : dengan meneliti spectrum sebuah bintang, seorang


astronom akan dapat mengetahui suhu bintang.

4. Dari praktikum dapat diketahui rata-rata intensitas yang dihasilkan lampu halogen 75
watt yaitu¿ 3.395 x 1 03 cd

5.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya, lebih teliti dalam mengukur jarak antara lampu
halogen ke plat datar hitam dan merah.
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya, lebih teliti dalam mengukur suhu dan menghitung
lamanya waktu penyinaran.
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya, lebih memahami tentang judul percobaan tentang sifat
penyerapan plat datar.
4. Sebaiknya asisten lebih mentolerir kesalahan-kesalahan kecil dalam pembuatan jurnal.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.3 Gambar Percobaan


A. Sifat Penyerapan Plat Datar Hitam

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR HITAM STOPWATCH
PLAT DATAR MERAH
GABUS

SIFAT PENYERAPAN PLAT DATAR

B. Sifat Penyerapan Plat Datar Merah

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR MERAH STOPWATCH
PLAT DATAR HITAM
GABUS

SIFAT PENYERAPAN PLAT DATAR


LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.4 Gambar Percobaan


A. Sifat Penyerapan Plat Datar Hitam

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR HITAM STOPWATCH
PLAT DATAR MERAH
GABUS

SIFAT PENYERAPANt PLAT DATAR

1. Sifat Penyerapan Plat Datar Merah

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR HITAM STOPWATCH
PLAT DATAR MERAH
GABUS

SIFAT PENYERAPANt PLAT DATAR


LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.5 Gambar Percobaan


A. Sifat Penyerapan Plat Datar Hitam

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR HITAM STOPWATCH
PLAT DATAR MERAH
GABUS

SIFAT PENYERAPANt PLAT DATAR

B. Sifat Penyerapan Plat Datar Merah

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR MERAH STOPWATCH
PLAT DATAR HITAM
GABUS

SIFAT PENYERAPAN
t PLAT DATAR
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

4.6 Gambar Percobaan


A. Sifat Penyerapan Plat Datar Merah

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR MERAH STOPWATCH
PLAT DATAR HITAM
GABUS

SIFAT PENYERAPAN PLAT DATAR


t

B. Sifat Penyerapan Plat Datar Hitam

PLN

WAYAR
- WAYAR

LAMPU HALOGEN
STATIF
PIPA PARALON PENGGARIS
TERMOMETER
text
PLAT DATAR HITAM STOPWATCH
PLAT DATAR MERAH
GABUS

SIFAT PENYERAPAN PLAT DATAR


t
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

LAMPIRAN

5. Grafik
a. Grafik I vs d
d (cm) I ( (Watt/m2)

40 590
30 1060
20 2380
10 9550

Grafik I (Watt/m2) vs d (cm)


12000

10000

8000
I (Watt/m2)

6000

4000

2000

0
5 10 15 20 25 30 35 40 45

d (cm)

b. Grafik I vs T
- Plat Datar Hitam
I ( (Watt/m2) T (oC)

780 31,5
1060 35
2380 37
9550 41
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

12000 Grafik I (Watt/m2) vs T (oC)


10000
I (Watt/m2)
8000
6000
4000
2000
0
30 35 T (oC) 40 45

- Plat Datar Merah


I ( (Watt/m2) T (oC)

590 33,5
1060 35
2380 32
9550 40,8

Grafik I (Watt/m2) vs T (oC)


12000

10000

8000
I (Watt/m2)

6000

4000

2000

0
30 40 50
T (oC)

c. Grafik d vs T
- Plat Datar Hitam
d (cm) T (oC)

40 31,5
30 35
20 37
10 41
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Y-Values
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
31.5 35 37 41

- Plat Datar Merah


d (cm) T (oC)
40 33,5
30 35
20 32
10 40,8

Y-Values
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
33.5 35 32 40.8
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Anda mungkin juga menyukai