Anda di halaman 1dari 9

Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No.

1, Mei 2014 : 1 - 101

IMPLEMENTASI ALAT BANTU PROGRAM UNTUK DESAIN


KOLEKTOR SISTEM PEMANAS AIR

Asrul Sudiar(1) dan Rinova Firman Cahyani(2)


(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin
(2)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin

Ringkasan
Eksplorasi secara terus menerus terhadap minyak bumi tentunya akan mendatangkan
ancaman yang serius pada krisis energi dimasa mendatang. Sedangkan disisi lain pe-
manfaatan dan pengembangan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar masih
dirasa belumlah sesuai yang kita harapkan.
Kolektor pemanas air merupakan suatu peralatan yang dirancang dengan penerapan
teknologi tepat guna, yang akan memanaskan air sampai kenaikan bebrapa derajat se-
belum air dipanaskan sampai mendidih. Peralatan ini akan sangat cocok digunakan jika
produksi air panas dalam skala besar, sehingga penghematan biaya energi akan terasa.
Dalam penelitian ini, akan dibahas pembuatan program disain kolektor pemanas air de-
ngan menggunakan Turbo Pascal Versi 7.0, yang menitik beratkan pada perhitungan
proses perpindahan panas dari matahari ke air, tanpa melibatkan sistem kontrol auto-
maticnya.
Kata Kunci : Alat Bantu Program, Kolektor Pemanas Air

1. PENDAHULUAN lih, sehingga dengan proses trial error akan di-


dapat hasil perhitungan yang tepat dan meng-
Latar Belakang untungkan dalam hal perancangan sistem ini.
Sinar (panas) matahari merupakan salah
satu bentuk energi yang dapat dirubah menjadi Permasalahan
berbagai macam bentuk lainnya. Suatu bentuk Dari latar belakang tersebut, maka dapat
energi akan mempunyai daya guna, jika energi diambil rumusan permasalahan sebagai berikut:
tersebut berada dengan bentuk yang sejajar de- 1. Bagaimana memilih parameter komponen
ngan pemakaian. Misalnya energi panas untuk yang baik pada perancangan suatu disain
memanaskan fluida, energi listrik untuk power elemen sistem pemanas air tenaga surya?
komputer dan lain-lain. Keberhasilan rekayasa 2. Bagaimana merancang suatu program alat
perubahan suatu bentuk energi ke bentuk ener- bantu perhitungan disain elemen pada sis-
gi lainnya sangat ditentukan oleh modifikasi e- tem pemanas air tenaga surya?
nergi yang diterapkan.
Sistem kolektor pemanas air tenaga mata- Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
hari sering dirancang dengan menggunakan pa- Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini a-
rameter-parameter yang umum dan biasa terda- dalah sebagai berikut :
pat pada model-model lama saja, ini disebab- 1. Mengetahui cara memilih parameter kom-
kan untuk menggunakan parameter baru dalam ponen yang baik pada perancangan suatu
pemilihan elemen-elemennya tidaklah mudah, disain elemen sistem pemanas air tenaga
sebab jika terjadi kesalahan dalam perancang- surya?
annya maka output panas yang dihasilkan tidak 2. Mengetahui tahapan merancang suatu pro-
akan maksimal dan tentu akan merugikan dari gram alat bantu perhitungan disain elemen
sisi finansial. pada sistem pemanas air tenaga surya?
Penggunaan program komputer / software Manfaat nyata yang dapat diperoleh dari
sebagai alat bantu dalam mendisain / meran- rancangan program disain elemen kolektor sis-
cang elemen-elemen sistem kolektor pemanas tem pemanas tenaga surya disini antara lain a-
tenaga matahari akan sangat membantu dalam dalah :
hal mencari besarnya nilai-nilai atau parameter a. Memudahkan siapapun yang ingin meran-
pada elemen-elemen sistem kolektor yang dipi- cang disain elemen sistem pemanas air te-

1
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101

naga surya tanpa melakukan proses per- yang bersuhu rendah bila benda-benda itu ber-
gantian atau pembelian komponen-kompo- pisah didalam ruang, bahkan bila terdapat ruang
nen sistem yang tentunya sangat mahal, ji- hampa diantara benda-benda tersebut. Intensitas
ka masih dirasakan adanya keraguan terha- pancaran tergantung pada suhu dan sifat
dap output yang dihasilkan nantinya karena permukaan.
segala percobaan nilai parameter cukup di-
lihat dari program rancangan ini. Konveksi
Konveksi adalah proses transport energi
b. Memberikan kesempatan kepada peran- dengan kerja gabungan dari konduksi panas,
cang alat sistem pemanas air untuk memlih penyim-pangan energi dan gerakan mencampur
parameter terbaik sesuai dengan kebutuh- Konveksi sangat penting sebagai mekanisme per-
annya masing-masing, yang tentunya ber- pindahan energi antara permukaan benda padat
beda-beda dan cairan atau gas. Perpindahan energi dengan
c. Menghilangkan segala resiko terhadap ke- cara konveksi dari suatu permukaan yang suhu-
rusakan komponen yang sekiranya memiliki nya diatas suhu fluida sekitarnya berlangsung
nilai parameter yang terlalu membahayakan dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan
sistem karena kecerobohan dalam peren- mengalir dengan cara konduksi dari permukaan
canaan. ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi
d. Mendapatkan hasil yang lebih akurat diban- yang berpindah dengan cara demikian akan
dingkan dengan perancangan alat melalui menaikkan suhu dan energi dalam partikel-parti-
perhitungan secara manual yang memiliki kel fluida. Kemudian dengan partikel-partikel flui-
resiko kesalahan hitung yang diakibatkan da tersebut akan bergerak ke daerah yang ber-
oleh faktor kelemahan manusia seperti ku- suhu lebih rendah dalam fluida.
rang teliti, pelupa dan mudah lelah. Perpindahan panas konveksi diklasifikasi-kan
e. Manfaat yang tidak kalah pentingnya tentu dalam konveksi bebas dan konveksi paksa
saja sebagai pemanfaatan teknologi kom- menurut cara menggerakkan alirannya. Bila ge-
puter tentunya dalam dunia pemrograman rakan mencampur berlangsung semata-mata
yang saat ini sudah dapat dikatakan peng- sebagai akibat perbedaan kerapatan yang dise-
gunaannya hampir pada semua aspek ke- babkan oleh gradien suhu, maka disebut de-ngan
hidupan manusia. konveksi bebas atau alamiah. Bila gerak-an
mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar,
seperti pompa atau kipas,maka prosesnya
2. TINJAUAN PUSTAKA disebut konveksi paksa.

Teori Perpindahan Panas Hukum-Hukum Dasar Perpindahan Panas


Perpindahan panas dapat didefinisikan se- Untuk menganalisa terhadap masalah-ma-
bagai berpindahnya energi dari satu daerah ke salah perpindahan panas kita harus menyelidiki
daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu hukum-hukum fisik dan hubungan-hubungan me-
antara daerah-daerah tsb. Cara-cara perpindah- ngatur berbagai meknisme aliran panas. Dalam
an panas dapat dibeda-kan menjadi tiga yaitu paragraf ini membahas tentang persamaan-per-
Konduksi, Radiasi, Konveksi. samaan dasar yang mengatur masing-masing
dari ketiga cara perpindahan panas.
Konduksi
Konduksi adalah proses dimana panas yang Konduksi
mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke Untuk menuliskan persamaan konduksi pa-
daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam suatu nas dalam bentuk matematik kita harus tentukan
medium (padat, cair atau gas) atau antara mengenai tandanya. Kita tetapkan bahwa arah
medium-medium yang berlainan yang bersing- naiknya jarak x adalah arah aliran positif.
gungan secara langsung. Konduksi adalah satu- Mengingat menurut hukum kedua termidinamika
satunya mekanisme dimana panas dapat panas akan mengalr secara otomatik dari titik
mengalir dalam zat padat yang tidak tembus yang bersuhu lebih tinggi ke titik yang bersuhu
cahaya. Konduksi penting dalam fluida, tetapi lebih rendah, maka aliran panas akan menjadi
dalam medium yang bukan padat biasanya ter- positif bila gradien suhu negatif (Gb. 1). Dengan
gabung dengan konveksi dan dalam beberapa hal demikian, persamaan dasar untuk konduksi satu
juga dengan radiasi. dimensi dalam keadaan stedi yaitu:
dT
q k  kA ( 2-1 )
Radiasi dx
Radiasi adalah proses dimana suhu yang Dimana :
mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda Kolektor = Konduktifitas thermal bahan

2
A = Luas penampang Jumlah energi yang meninggalkan suhu
dT/dx = Gradien suhu pada penampang permukaan sebagia panas radiasi tergantung
Untuk aliran panas keadaan stedi melalui pada suhu mutlak dan sifat permukaan terse-
dinding suhu dan aliran panas tidak berubah but. Radiator sempurna atau benda hitam me-
r
dengan waktu dan sepanjang lintasan aliran pa- mancarkan radiasi dari permukaan laju q yang
nas luas penampangnya sama. Variabel-varia- diberikan oleh:
bel dalam pers. 2-1 dapat dipisahkan dan per-
samaan yang dihasilkan adalah: q r  A1T1
4
(2-4)
qk L
 0 dx   Tdingin
Tpanas kdT Dimana:
A (2-2) A1 = Luas permukaan
T1 = Suhu permukaan
σ = Konstanta dimensional
-8 2 4
Tabel 1. Orde Besaran Konduktifitas Thermal = 0.1714 * 10 Btu/h Ft R
Jika benda hitam tersebut disambungkan / dialir-
kan ke sebuah penutup yang sepenuhnya mengu-
rungnya dan yang permukaannya juga hitam,
yaitu menyerap semua energi radiasi yang datang
padanya maka laju bersih per-pindahan panas
radiasi.

q r  A1 (T14  T24 ) (2-5)

Batas-batas integrasi dapat dikaji dengan Dimana T2 = Suhu permukaan yang tertutup
memeriksa Gb. 1, dimana suhu permukaan se- Jika pada suhu yang sama dengan benda
belah kiri (x=0) seragam merata pada Tpanas hitam benda nyata memancarkan sebagian
dan suhu pada permukaan sebelah kanan (x=L) yang konstan dari pancaran benda hitam itu
seragam pada Tdingin. disebut benda kelabu. Laju bersih perpindahan
Jika k tidak bergantung pada T sebelah panas dari benda kelabu dengan suhu T1 ke
integrasi kita mendapat rumus berikut untuk laju benda hitam dengan suhu T2 yang mengelilingi-
konduksi panas melalui dinding. nya adalah :
q r  A11 (T14  T24 ) (2-6)
Ak T
qk  (Tpanas  Tdingin ) 
L L Dimana : ε = Emitasi
Ak(2-3)
Dalam persamaan ini T adalah beda suhu Konveksi
antara suhu yang lebih tinggi Tpanas dan suhu Laju perpindahan panas dengan cara kon-
yang lenih rendah Tdingin adalah potensial pe- veksi antara suatu permukaan dan suatu fluida
nggerak yang menyebabkan aliran panas. L/Ak dapat dihitung dengan hubungan :
k
setara dengan tahanan termal R yang dibe-
rikan oleh dinding kepada aliran panas dengan
q c  h C AT (2-7)
cara konduksi dan kita memperoleh: Dimana :
c
Q = Laju perpindahan panas dengan cara
konveksi
A = Luas perpindahan panas
∆T = Beda antara suhu permukaan Tc dan
suhu fluida T1 di lokasi yang ditentukan
c
h = Permukaan perpindahana panas atau
koefisien perpindahan panas
Dengan menggunakan persamaan (2-8) kita
c
dapat mendefinisikan konduktasi termal K un-
tuk perpindahan panas konveksi sebagai :
Kc  h c A (2-8)
Gambar 1. Laju Aliran Panas Konduksi dan tahanan termal terhadap perpindahan pa-
nas konveksi R… yang sama dengan kebalikan
Radiasi konduktansi sebagai :

3
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101

1 Plat aluminium yang dicat putih akan di-


Rc  tempatkan dibagian bawah, dicat putih a-
hc A (2-9) gar memantulkan panas yang diterimanya.
Isolasi dan Gabus ditempatkan sebagai a-
las kolektor
3. METODE PENELITIAN

Untuk melaksanakan perancangan program Mekanisme Kerja Kolektor


ini maka kegiatan penelitian ini terdiri atas bebe-
rapa tahapan yang alur serta sistematikanya
disusun sedemikian rupa sehingga memu-
dahkan peneliti saat terdapat kesalahan sintaks
program sebagai berikut:
a. Mempelajari berbagai model protipe sistem
kolektor pemanas air
b. Memilih dan merancang prototipe yang di-
anggap ideal
c. Merumuskan hukum-hukum Fisika atas
sistem kolektor tersebut
d. Melakukan perhitungan output panas yang Gambar 2. Sket Model Kolektor
dihasilkan dari sistem
e. Mencoba berbagai variasi parameter dari Elemen-elemen yang telah disebutkan tadi
elemen yang dirancang dirangkai seperti gambar 2 diatas. Sket Model
f. Membuat program / software untuk me- Kolektor diatas ini.
ngolah data input dari berbagai jenis va- Air yang dipanaskan dimasukkan kedalam
riasi parameter pada sistem dengan meng- kolektor dengan alat penginput yaitu pompa de-
gunakan pemrograman komputer ngan kapasitas yang telah diatur. Dalam perja-
g. Melakukan proses trial dan error, sampai lanannya gerakan air akan mengikuti bentuk pi-pa
didapatkan data input dari perencanaan dan selama itu pula air akan mengalami pe-
berbagai elemen sistem yang dianggap manasan dari sinar matahari yang jatuh ke ko-
paling ideal dalam perancangan lektor.
Air yang masuk ke sistem kolektor dengan
o
temperatur sekeliling 300 K dan meninggalkan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sistem dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu
keliling. Pemanasan air yang dilakukan kolektor
Elemen-Elemen Desain Sistem Kolektor Pe- sebagai pemanasan awal yang mampu menaik-
manas Air Tenaga Surya o
kan suhu sampai kurang lebih 330 K. Pema-
nasan oleh kolektor digunakan sebagai pema-
Elemen-elemen yang akan digunakan untuk nasan awal sebelum masuk ke pemanasan air
perencanaan kolektor adalah sebagai berikut : massal
a. Kaca Pemanas
Digunakan sebagai penutup kolektor ba- Data Perhitungan
gian atas agar plat alumium yang ada di-
bawahnya tidak langsung kontak dengan Untuk perhitungan perpindahan panas pada
sinar matahari atau air hujan. kektor yang dihasilkan dari tenaga matahari,
b. Plat Aluminium Yang Dicat Hitam maka perlu ditentukan data-datanya mengenai
Digunakan untuk penyerap panas yang bahan, bentuk dan ukurannya.
masuk sehingga harus dicat hitam untuk Data bahan dan ukurannya yang digunakan
menyerap panas secara optimal. Plat alu- untuk contoh dibawah ini adalah data untuk
minium ini diletakkan diatas kolektor. contoh perhitungan sbb:
c. Pipa Tembaga
Pipa tembaga digunakan sebagai saluran 1. Kaca penutup
air yang akan dilewatkan ke kolektor. Ben- Tebal 2 mm = 0,002 Meter
tuk saluran pipa tembaga dibuat seperti 2. Plat Aluminium yang dicat hitam
pada boiler, yaitu membentuk spiral kearah Tebal 1 mm = 0,001 Meter
horisontal. 3. Pipa Tembaga
d. Plat Aluminium Yang Dicat Putih Diameter dalam = 0,0125 Meter
Diameter Luar = 0,0175 Meter
Panjang Pipa = 17,3 Meter

4
4. Plat Aluminium yang dicat putih Perhitungan suhu mutlak benda hitam
Tebal = 0,001 Meter
-13 5
5. Isolasi atau Gabus Eb max (T)α = 2,161 X 10 T btu/h ft μ
Tebal = 0,03 Meter Eb α max (T) = qr btu/ft2 μ
2
6. Luas kolektor = 2 Meter λ

Perhitungan Radiasi Matahari Tabel 4. Hasil Perhitungan Suhu Mutlak Benda


Energi yang datang pada suatu permukaan Hitam
m
bumi, Gn = Go To
Radiasi matahari yang timbul pada suatu
permukaan Gt = Gn cos i
Sudut matahari
Cos I = cos (z-  ) – sin z sin  + sin z sin
 cos (A-Q)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Radiasi Matahari

Perhitungan Laju Kerugian Panas Pada Plat


Aluminium ynag Dicat Hitam dan pada Pipa
Tembaga

Diketahui :
r1 = 0,0098 meter
r2 = 0,0088 meter
Radiasi yang dipancarkan r3 = 0,0063 meter
l = 17,3 meter
o o
qr = qs + q α +qr T1 = 139,8 C = 412 K dari tabel 6.3 jam 12
o o
Dimana: To = 27 C = 300 K temperature air yang
qs : Bagian radiasi matahari langsung masuk
yang dipancarkan K1 = 119 btu/h ft F = 205,9 W/m K dari tabel
qs = α matahari Gi, α m = 0,3 A-1
q α : Bagian radiasi atmosfir diserap K2 = 218 btu/h ft F = 377,4 W/m K dari tabel
Pada hari yang cerah dan terang K-1
2
dikalikan 10 persen, q α = 0,1 qs ho = 300 W/m K dari tabel A-3
qt : Bagian radiasi bumi yang diserap
Karena permukaan tidak dapat melihat
sebagian bumipun, maka qt = 0

Tabel 3. Hasil Perhitungan Radiasi Yang


Dipancarkan

Gambar 3. Plat Aluminium Yang Dicat Hitam


dan Pipa Tembaga

Rumus laju aliran panas

5
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101

Tpanas - Tdingin T1  T2
q 
n3 R1  R2  R3 Rumus laju aliran panas,
 Rn Tpanas - Tdingin T2  T5
n 1 q 
n5 R4  R 5
ln (rl  r2) 0,1076
R1 
2π k2 l

41023,1
 4,81 x 10 6  Rn
n4
K/watt
ln (r2  r3) 0,334 Tahanan termalnya,
R2    8,14 x 10 6 L
2π k2 l 41023,1 R 4  4  4,86m 2 K/Watt
K4
K/watt
L
1 1 R 5  5  0,069m 2 K/Watt
R3    4,87 x 10  6 K5
2π r3 l ho 205,4
Laju aliran panas
K/watt 2
q/a = 102,69/205,97 = 0,499 watt/m
sehingga didapatkan,
112,8
Temparature diantara plat dan isolasi,
q  23101 watt T4 = T2 – w/A R4 = 410,3 K
4,9 3
Laju pembuangan panas pada plat Aluminium
Temperature pada tiap-tiap permukaan yang dicat putih
T1 = 412,8 K T2 - T4 2
T2 = T1 – q r1 = 412,69 K q4   0,49 Watt/m
R4
T3 = T2 – q r2 = 412,5 K
Laju pembuangan panas pada isolasi / gabus
To = T3 – q r3 = 300 K
T4 - T5 2
Laju kerugian panas pada plat alumunium yang q5   1453,6 Watt/m
dicat hitam adalah : R5
T  T2
q 1  22689 watt Perhitungan Laju Perpindahan Panas ke Air
R1 Suhu permukaan dalam plat aluminium yang
Laju kerugian panas pada pipa tembaga adalah dicat hitam atau suhu permukaan luar pipa
T  T3
q 2  23342 watt tembaga
R2 T2 = T1 – q1 R1
Suhu permukaan dalam pipa tembaga
Perhitungan Laju Pembuangan Panas pada T3 = T2 – q2 R2
Plat Aluminium yang dicat Putih dan pada Laju perpindahan pasas ke fluida
Isolsi Gabus
T3  To
Diketahui, q3 
L4 = 0,001 meter R3
L5 = 0,003 meter
T2 = 412,69 °K (dianggap sama dengan Perhitungan Temperature Air yang keluar
permukaan luar pipa tembaga) dari Kolektor
Laju perpindahan panas ke air : q = m Cp Tb
T5 = 310 °K (temperature udara sekeliling Laju aliran : m = pm Vm A
isolasi) Dimana :
K4 = 119 btu/h ft F = 205,9 W/m K ….. dari Vm = 0,5 m/s (kecepatan aliran dapat
tabel A-1 diatur dengan karup sesuai temperature
K5 = 0,025 btu/h ft F = 0,0433 Wm K ….. yang diinginkan)
2
dari tabel A-1 A = 1,23 x 10-4 m
2 3
pm = 62,2 lbm/ft = 996,4 kg/m
m = 0,0612786 kg/s
Temperature air keluar dari kolektor
3
Ta (air yang keluar) = q  To
m Cp

Tabel 5. Hasil Perhitungan Radiasi Matahari

Gambar 4. Plat Aluminium Yang Dicat Putih dan


Diisolasi Gabus

6
Tabel 6. Hasil Perhitungan Air Yang Keluar dari
Kolektor.

Gambar 4. Bagian kode program pada


pendeklarasian variable yang diperlukan pada
sistem.
Kemudian setelah input yang dimasukkan
benar, maka akan dihasilkan output rancangan
yang meliputi (contoh output dilampirkan) ;
1. Temperatur keluaran
2. mess dot / massa pemanasan per satuan
Hasil Rancangan Perangkat Lunak waktu (kg/s)
Perangkat lunak atau program dibuat dan 3. Energi panas yang diterima kolektor.
digunakan untuk membantu dalam proses per-
hitungan atau untuk trial error bermacam-ma-
cam input dan bermacam-macam ukuran output
perancangan, yang ditulis dalam bahasa Turbo
Pascal versi 7.00.
Isian data adalah mengenai ukuran data pe-
rancangan meliputi (contoh input di lampiran) :
1. Tebal kaca penutup (tk)
2. Tebal plat aluminium hitam (tah)
3. Diameter dalam pipa tembaga (Di)
4. Diameter luar pipa tembaga (Do)
5. Panjang pipa (L)
6. Tebal plat alumium putih (tap)
7. Tebal isolasi (ti)
8. Luas kolektor (A)

Gambar 6. Bagian kode program yang


menampilkan menu utama pada sistem.

7
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101

5. PENUTUP

Kesimpulan
Energi radiasi matahari sangat bergantung
keadaan cuaca dan waktu sinar matahari. Pada
cuaca cerah, antara pukul 13, kolektor mampu
memanasi air sampai temperatur 390, oK de-
ngan laju massa 0,0612786 Kg/s atau setara
dengan Kg/jam atau 220 Liter/jam. Pemanasan
yang dilakukan kolektor adalah pemanasan
awal, yang akan cocok jika digunakan dalam
produksi besar semacam perhotelan dll.
Jika cuaca tidak cerah, maka untuk menga-
tasi supaya air yang dihasilkan oleh kolektor
bersuhu tinggi, maka kapasitas air yang mema-
suki kolektor harus dikecilkan, demikian juga se-
baliknya jika cuaca cerah dan sangat panas,
maka kapasitas air yang dimasukkan kolektor
harus dibesarkan agar temperatur air yang ke-
luar dari kolektor tidak terlalu tinggi. Keadaan di
atas bisa diatur otomatis jika peralatan ini di-
lengkapi dengan sistem kontrol.

Saran
Seorang Enginer dalam merancang sesuatu
sangat disarankan menggunakan program kom-
puter, program komputer yang telah dibuat akan
sangat membantu minimal untuk mempercepat
dan ketelitian perhitungan perencanaan. Jika
pekerjaan perhitungan dilakukan berulang-ulang
atau dengan cara “trial error” maka pembu-atan
sofware untuk input perencanaan yang berbeda-
beda akan sangat membantu.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Alan, J Adama, (1973), Computer-Aidid


Hend Transfer Analysis, International Stu-
dent Edition, McGraw Hill Kogakusha Ltd.
Tokyo.
2. Busono, (1988), Meningkatkan Daya Guna
Komputer dengan Turbo Pascal, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
3. Frank, Kreith, (1986), Arko Priyono, Prinsip-
prinsip Perpindahan Panas, erlangga, Ja-
karta.
4. Jhn, R. Howel dkk, (1976), Solar Thermal
Energy System Analysis and Desaign, Ms
Grawhill Book Company.
5. Yogiyanto, HM, (1988), Turbo Pascal, Edisi
Pertama, Andi Offset, Yogyakarta.
6. Reylond, C William dkk, (1987), Termodina-
mika Teknik, Erlangga, Jakarta.

₪ INT © 2014 ₪

8
9

Anda mungkin juga menyukai