Ringkasan
Eksplorasi secara terus menerus terhadap minyak bumi tentunya akan mendatangkan
ancaman yang serius pada krisis energi dimasa mendatang. Sedangkan disisi lain pe-
manfaatan dan pengembangan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar masih
dirasa belumlah sesuai yang kita harapkan.
Kolektor pemanas air merupakan suatu peralatan yang dirancang dengan penerapan
teknologi tepat guna, yang akan memanaskan air sampai kenaikan bebrapa derajat se-
belum air dipanaskan sampai mendidih. Peralatan ini akan sangat cocok digunakan jika
produksi air panas dalam skala besar, sehingga penghematan biaya energi akan terasa.
Dalam penelitian ini, akan dibahas pembuatan program disain kolektor pemanas air de-
ngan menggunakan Turbo Pascal Versi 7.0, yang menitik beratkan pada perhitungan
proses perpindahan panas dari matahari ke air, tanpa melibatkan sistem kontrol auto-
maticnya.
Kata Kunci : Alat Bantu Program, Kolektor Pemanas Air
1
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101
naga surya tanpa melakukan proses per- yang bersuhu rendah bila benda-benda itu ber-
gantian atau pembelian komponen-kompo- pisah didalam ruang, bahkan bila terdapat ruang
nen sistem yang tentunya sangat mahal, ji- hampa diantara benda-benda tersebut. Intensitas
ka masih dirasakan adanya keraguan terha- pancaran tergantung pada suhu dan sifat
dap output yang dihasilkan nantinya karena permukaan.
segala percobaan nilai parameter cukup di-
lihat dari program rancangan ini. Konveksi
Konveksi adalah proses transport energi
b. Memberikan kesempatan kepada peran- dengan kerja gabungan dari konduksi panas,
cang alat sistem pemanas air untuk memlih penyim-pangan energi dan gerakan mencampur
parameter terbaik sesuai dengan kebutuh- Konveksi sangat penting sebagai mekanisme per-
annya masing-masing, yang tentunya ber- pindahan energi antara permukaan benda padat
beda-beda dan cairan atau gas. Perpindahan energi dengan
c. Menghilangkan segala resiko terhadap ke- cara konveksi dari suatu permukaan yang suhu-
rusakan komponen yang sekiranya memiliki nya diatas suhu fluida sekitarnya berlangsung
nilai parameter yang terlalu membahayakan dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan
sistem karena kecerobohan dalam peren- mengalir dengan cara konduksi dari permukaan
canaan. ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi
d. Mendapatkan hasil yang lebih akurat diban- yang berpindah dengan cara demikian akan
dingkan dengan perancangan alat melalui menaikkan suhu dan energi dalam partikel-parti-
perhitungan secara manual yang memiliki kel fluida. Kemudian dengan partikel-partikel flui-
resiko kesalahan hitung yang diakibatkan da tersebut akan bergerak ke daerah yang ber-
oleh faktor kelemahan manusia seperti ku- suhu lebih rendah dalam fluida.
rang teliti, pelupa dan mudah lelah. Perpindahan panas konveksi diklasifikasi-kan
e. Manfaat yang tidak kalah pentingnya tentu dalam konveksi bebas dan konveksi paksa
saja sebagai pemanfaatan teknologi kom- menurut cara menggerakkan alirannya. Bila ge-
puter tentunya dalam dunia pemrograman rakan mencampur berlangsung semata-mata
yang saat ini sudah dapat dikatakan peng- sebagai akibat perbedaan kerapatan yang dise-
gunaannya hampir pada semua aspek ke- babkan oleh gradien suhu, maka disebut de-ngan
hidupan manusia. konveksi bebas atau alamiah. Bila gerak-an
mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar,
seperti pompa atau kipas,maka prosesnya
2. TINJAUAN PUSTAKA disebut konveksi paksa.
2
A = Luas penampang Jumlah energi yang meninggalkan suhu
dT/dx = Gradien suhu pada penampang permukaan sebagia panas radiasi tergantung
Untuk aliran panas keadaan stedi melalui pada suhu mutlak dan sifat permukaan terse-
dinding suhu dan aliran panas tidak berubah but. Radiator sempurna atau benda hitam me-
r
dengan waktu dan sepanjang lintasan aliran pa- mancarkan radiasi dari permukaan laju q yang
nas luas penampangnya sama. Variabel-varia- diberikan oleh:
bel dalam pers. 2-1 dapat dipisahkan dan per-
samaan yang dihasilkan adalah: q r A1T1
4
(2-4)
qk L
0 dx Tdingin
Tpanas kdT Dimana:
A (2-2) A1 = Luas permukaan
T1 = Suhu permukaan
σ = Konstanta dimensional
-8 2 4
Tabel 1. Orde Besaran Konduktifitas Thermal = 0.1714 * 10 Btu/h Ft R
Jika benda hitam tersebut disambungkan / dialir-
kan ke sebuah penutup yang sepenuhnya mengu-
rungnya dan yang permukaannya juga hitam,
yaitu menyerap semua energi radiasi yang datang
padanya maka laju bersih per-pindahan panas
radiasi.
Batas-batas integrasi dapat dikaji dengan Dimana T2 = Suhu permukaan yang tertutup
memeriksa Gb. 1, dimana suhu permukaan se- Jika pada suhu yang sama dengan benda
belah kiri (x=0) seragam merata pada Tpanas hitam benda nyata memancarkan sebagian
dan suhu pada permukaan sebelah kanan (x=L) yang konstan dari pancaran benda hitam itu
seragam pada Tdingin. disebut benda kelabu. Laju bersih perpindahan
Jika k tidak bergantung pada T sebelah panas dari benda kelabu dengan suhu T1 ke
integrasi kita mendapat rumus berikut untuk laju benda hitam dengan suhu T2 yang mengelilingi-
konduksi panas melalui dinding. nya adalah :
q r A11 (T14 T24 ) (2-6)
Ak T
qk (Tpanas Tdingin )
L L Dimana : ε = Emitasi
Ak(2-3)
Dalam persamaan ini T adalah beda suhu Konveksi
antara suhu yang lebih tinggi Tpanas dan suhu Laju perpindahan panas dengan cara kon-
yang lenih rendah Tdingin adalah potensial pe- veksi antara suatu permukaan dan suatu fluida
nggerak yang menyebabkan aliran panas. L/Ak dapat dihitung dengan hubungan :
k
setara dengan tahanan termal R yang dibe-
rikan oleh dinding kepada aliran panas dengan
q c h C AT (2-7)
cara konduksi dan kita memperoleh: Dimana :
c
Q = Laju perpindahan panas dengan cara
konveksi
A = Luas perpindahan panas
∆T = Beda antara suhu permukaan Tc dan
suhu fluida T1 di lokasi yang ditentukan
c
h = Permukaan perpindahana panas atau
koefisien perpindahan panas
Dengan menggunakan persamaan (2-8) kita
c
dapat mendefinisikan konduktasi termal K un-
tuk perpindahan panas konveksi sebagai :
Kc h c A (2-8)
Gambar 1. Laju Aliran Panas Konduksi dan tahanan termal terhadap perpindahan pa-
nas konveksi R… yang sama dengan kebalikan
Radiasi konduktansi sebagai :
3
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101
4
4. Plat Aluminium yang dicat putih Perhitungan suhu mutlak benda hitam
Tebal = 0,001 Meter
-13 5
5. Isolasi atau Gabus Eb max (T)α = 2,161 X 10 T btu/h ft μ
Tebal = 0,03 Meter Eb α max (T) = qr btu/ft2 μ
2
6. Luas kolektor = 2 Meter λ
Diketahui :
r1 = 0,0098 meter
r2 = 0,0088 meter
Radiasi yang dipancarkan r3 = 0,0063 meter
l = 17,3 meter
o o
qr = qs + q α +qr T1 = 139,8 C = 412 K dari tabel 6.3 jam 12
o o
Dimana: To = 27 C = 300 K temperature air yang
qs : Bagian radiasi matahari langsung masuk
yang dipancarkan K1 = 119 btu/h ft F = 205,9 W/m K dari tabel
qs = α matahari Gi, α m = 0,3 A-1
q α : Bagian radiasi atmosfir diserap K2 = 218 btu/h ft F = 377,4 W/m K dari tabel
Pada hari yang cerah dan terang K-1
2
dikalikan 10 persen, q α = 0,1 qs ho = 300 W/m K dari tabel A-3
qt : Bagian radiasi bumi yang diserap
Karena permukaan tidak dapat melihat
sebagian bumipun, maka qt = 0
5
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101
Tpanas - Tdingin T1 T2
q
n3 R1 R2 R3 Rumus laju aliran panas,
Rn Tpanas - Tdingin T2 T5
n 1 q
n5 R4 R 5
ln (rl r2) 0,1076
R1
2π k2 l
41023,1
4,81 x 10 6 Rn
n4
K/watt
ln (r2 r3) 0,334 Tahanan termalnya,
R2 8,14 x 10 6 L
2π k2 l 41023,1 R 4 4 4,86m 2 K/Watt
K4
K/watt
L
1 1 R 5 5 0,069m 2 K/Watt
R3 4,87 x 10 6 K5
2π r3 l ho 205,4
Laju aliran panas
K/watt 2
q/a = 102,69/205,97 = 0,499 watt/m
sehingga didapatkan,
112,8
Temparature diantara plat dan isolasi,
q 23101 watt T4 = T2 – w/A R4 = 410,3 K
4,9 3
Laju pembuangan panas pada plat Aluminium
Temperature pada tiap-tiap permukaan yang dicat putih
T1 = 412,8 K T2 - T4 2
T2 = T1 – q r1 = 412,69 K q4 0,49 Watt/m
R4
T3 = T2 – q r2 = 412,5 K
Laju pembuangan panas pada isolasi / gabus
To = T3 – q r3 = 300 K
T4 - T5 2
Laju kerugian panas pada plat alumunium yang q5 1453,6 Watt/m
dicat hitam adalah : R5
T T2
q 1 22689 watt Perhitungan Laju Perpindahan Panas ke Air
R1 Suhu permukaan dalam plat aluminium yang
Laju kerugian panas pada pipa tembaga adalah dicat hitam atau suhu permukaan luar pipa
T T3
q 2 23342 watt tembaga
R2 T2 = T1 – q1 R1
Suhu permukaan dalam pipa tembaga
Perhitungan Laju Pembuangan Panas pada T3 = T2 – q2 R2
Plat Aluminium yang dicat Putih dan pada Laju perpindahan pasas ke fluida
Isolsi Gabus
T3 To
Diketahui, q3
L4 = 0,001 meter R3
L5 = 0,003 meter
T2 = 412,69 °K (dianggap sama dengan Perhitungan Temperature Air yang keluar
permukaan luar pipa tembaga) dari Kolektor
Laju perpindahan panas ke air : q = m Cp Tb
T5 = 310 °K (temperature udara sekeliling Laju aliran : m = pm Vm A
isolasi) Dimana :
K4 = 119 btu/h ft F = 205,9 W/m K ….. dari Vm = 0,5 m/s (kecepatan aliran dapat
tabel A-1 diatur dengan karup sesuai temperature
K5 = 0,025 btu/h ft F = 0,0433 Wm K ….. yang diinginkan)
2
dari tabel A-1 A = 1,23 x 10-4 m
2 3
pm = 62,2 lbm/ft = 996,4 kg/m
m = 0,0612786 kg/s
Temperature air keluar dari kolektor
3
Ta (air yang keluar) = q To
m Cp
6
Tabel 6. Hasil Perhitungan Air Yang Keluar dari
Kolektor.
7
Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No. 1, Mei 2014 : 1 - 101
5. PENUTUP
Kesimpulan
Energi radiasi matahari sangat bergantung
keadaan cuaca dan waktu sinar matahari. Pada
cuaca cerah, antara pukul 13, kolektor mampu
memanasi air sampai temperatur 390, oK de-
ngan laju massa 0,0612786 Kg/s atau setara
dengan Kg/jam atau 220 Liter/jam. Pemanasan
yang dilakukan kolektor adalah pemanasan
awal, yang akan cocok jika digunakan dalam
produksi besar semacam perhotelan dll.
Jika cuaca tidak cerah, maka untuk menga-
tasi supaya air yang dihasilkan oleh kolektor
bersuhu tinggi, maka kapasitas air yang mema-
suki kolektor harus dikecilkan, demikian juga se-
baliknya jika cuaca cerah dan sangat panas,
maka kapasitas air yang dimasukkan kolektor
harus dibesarkan agar temperatur air yang ke-
luar dari kolektor tidak terlalu tinggi. Keadaan di
atas bisa diatur otomatis jika peralatan ini di-
lengkapi dengan sistem kontrol.
Saran
Seorang Enginer dalam merancang sesuatu
sangat disarankan menggunakan program kom-
puter, program komputer yang telah dibuat akan
sangat membantu minimal untuk mempercepat
dan ketelitian perhitungan perencanaan. Jika
pekerjaan perhitungan dilakukan berulang-ulang
atau dengan cara “trial error” maka pembu-atan
sofware untuk input perencanaan yang berbeda-
beda akan sangat membantu.
6. DAFTAR PUSTAKA
₪ INT © 2014 ₪
8
9