Muhammad Irfandi
119340051
e-mail: muhammad.119340051@student.itera.ac.id
tanggal praktikum : 4/maret/2021
Abstrak
Percobaan kali ini adalah perpindahan panas konduksi linier sepanjang batang logam silinder. Spesimen atau
bahan yang digunakan stainless steel dan kuningan. Percobaan dilakukan menggunakan alat Linier Heat
Conduction Experiment. Perpindahan panas adalah satu dimensi dan diatur oleh Hukum Fourier. Input panas
ke material adalah 40 Watt sehingga memungkinkan kami untuk menghitung konduktivitas termal untuk
setiap material menggunakan gradien dari grafik. Konduktivitas termal, k, yang seharusnya sama dengan
nilai yang dipublikasikan, ditemukan memiliki kesalahan atau error yang berarti hasil perhitungan tidak
sesuai dengan nilai teoritis. Kesalahan ini mungkin terjadi karena probe tidak bekerja sesuai harapan
sehingga nilai suhu yang didapat tidak benar. Terbukti pula bahwa perpindahan panas meningkat dengan
bertambahnya luas area proses konduksi yang ditunjukkan dari analisis silinder aluminium dengan radius
yang berbeda.
Kata kunci: conduction, thermal, conductivity, heat.
2
perubahan temperatur. Selain itu, massa jenis dan bergantung pada suhu lainnya seperti massa jenis
panas spesifik juga berperan dalam perhitungan dan panas spesifik. Namun, jika variasi
perpindahan panas. Sifat-sifat ini merupakan konduktivitas termal dengan suhu dalam interval
gambaran kemampuan suatu material menyimpan suhu tertentu besar, variasi ini mungkin perlu
panas [3]. diperhitungkan untuk meminimalkan kesalahan
atau error.
3. METODE PRAKTIKUM
Pada praktikum kali ini kita akam
mengunakan modul Linier Heat Conduction
seperti pada gambar di bawah ini, dan aka nada 3
jenis spesimen uji yaitu dari stainless steel 25
mm, dan kuningan dengan ukuran 10 mm dan
25mm. Sensor thermocouple yang di hubungkan
dari modul ke computer controller.
Gambar 3. Konduktivitas termal beberbagi
material
3
Jalankan Aplikasi SCADA pada PC
kemudian tekan start, hidupkan instrumentation
dengan menekan tombol power yang berada di
depan, alirkan air melalui selang pada area Ulangi percobaan dengan mengganti
pendingin dengan kecepatan 2 l/min lihat pada Benda uji terdiri dari stainless steel 25 mm, dan
tampilan SCADA SC-2, hidupkan daya resistor kuningan dengan ukuran 10 mm dan 25mm.
pemanas dengan set SW-1 pada PID Analog Matikan heater dengan cara set SW-1 pasa PID
menjadi 40 watt kemudian ceklis. (tunggu hingga Analog menjadi 0. Close aplikasi dan matikan PC
stabil), amati temperatur ST1-ST11 ketika serta matikan Instrumentasi. Tutup kran air pada
temperatur ST1 berada pada 60-80°C, catat yang mengalir ke mesin.
temperatur pada ST1-ST11 jika
ST1>ST2>ST3>ST4>ST5>DT6>ST7>ST8>ST9
>ST10>ST11. Matikan heater dengan cara set
SW-1 pasa PID Analog menjadi 0, dan tunggu
hingga temperatur pada ST5 menjadi 40°C.
4
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelompok: 9
No. Nama NIM Paraf Tanggal Praktikum
04-03-2021
Muhammad
1. 119340051
Irfandi
asisten
(…………………………..)
Tanggal Terakhir Pemasukan Laporan 11-03-2021
5
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 0.01 0.02 0.03 (D 25)0.04
stainless Steel 0.05
Kuningan (D 0.06
25) 0.07
Kuningan 0.08
(D 10) 0.09 0.1
Dengan jarak yang telah diketahui antar Selisih suhu ST1 dan ST11 dibagi dengan jarak
titik sensor suhu, serta dengan data perubahan antara ST1 sampai ST11. Akan mendapatkan nilai
temperature yang telah didapat dari hasil masing masing Stainless Steel (D 25) bernilai
percobaan ke-tiga spesimen uji, kita dapat -432, kuningan (D 25) bernilai -304, dan kuningan
menghitung nilai dari gradien atau slope yang (D 10) bernilai 381.
dT
mana gradient tersebut adalah gradient suhu .
dx
Tabel 2. Hasil Perhitungan Gradien Temperatur dan Konduktivitas Termal.
Gradien Konduktivitas Termal
Benda Uji
(°C/m) (Watt/m.°C)
Stainless Steel (D 25) -432 7,411
Kuningan (D 25) -304 11,57
Kuningan (D 10) -381 28,2325
Dengan menggunakan hokum konduksivitas termal sebesar 11,57 Watt/m.°C, dan yang
termal fourier kita dapat mencari atau terakhir spesimen uji berbahan kuningan
memprediksi nnilai konduktivvitas termal dari berdiameter 10 mm didapat nilai konduktivitas
spesimen uji, dengan melakukan beberapa termalnya 28,2325 Watt/m.°C, sedangkan untuk
perhitungan diantara titik sensor kita akan material kuningan nilai k teoritisnya bervariasi
mendapatkan nilai konduktivitas termalnya dan untuk brass 125 Watt/m.°C, dan copper 386
akan kita bandingkan dengan data konduktivitas Watt/m.°C.
termal teori.
Nilai konduktivitas termal yang tidak
Hasil perhitungan spesimen uji berbahan sesuai dengan nilai teoritis dapat disebabkan oleh
stainless steel dengan diameter 20 mm didapatkan beberapa hal di antaranya adalah kesalahan
konduktivitas termal sebesar 7,411 Watt/m.°C praktikan, kesalahan dari alat praktikum, dan
sedangkan nilai k teoritisnya adalah 16 dapat juga dipengaruhi oleh faktor suhu ruangan
Watt/m.°C, hasil perhitungan spesimen uji yang berbeda dengan suhu ideal nilai
berbahan kuningan dengan diameter luas konduktivitas termal teoritis yang bersuhu 25°C.
penampang 25 mm didapatkan nilai konduktivitas
6
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan
perhitungan serta dari teori-teori yang telah kami
analisa, dapat di simpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
ditemukan bahwa Hukum Fourier
menjelaskan perilaku suhu dalam konduksi
panas linier.
Gradien suhu dalam perpindahan panas linier
ditemukan menurun di sepanjang material
dari ujung permukaan panas ke ujung
permukaan dingin.
Perpindahan panas juga bergantung pada
konduktivitas termal suatu bahan atau
material yang besarnya bervariasi sesuai
dengan susunan molekulnya.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Y. A. Cengel and M. A. Boles, Heat
Transference a Practical Approach, no. 9.
2004.
[2] F. P. Incropera and D. P. DeWitt, Fluid
Mechanics and its Applications, 6th ed.,
vol. 112. 1996.
[3] T. L. K. E. ITERA, “Modul 1 Linear Heat
Conduction,” in Modul Praktikum
Perpindahan Panas Dan Massa,
Laboratorium Konservasi Energi Institut
Tekniologi Sumatera, 2020.