Anda di halaman 1dari 5

FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp.

xx-xx

Original Article
e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/

Received 00th January 20xx


Accepted 00th Febuary 20xx
Thermal Comfort Review for Traditional Architecture in
Published 00th March 20xx Indonesia (Case Study: Bale Gede)
Open Access Adnan Luthfi a, Aulia Nurul Faqih a, Azral Mardin b, Jovita Delphia Syifa a,
Muhammad Irfandi *a
DOI: 10.35472/x0xx0000
a
Energy Systems Engineering, ITERA
b
Engineering Physics, ITERA

* Corresponding E-mail: muhammad.119340051@student.itera.ac.id

Abstract:
Keywords: keyword 1, …….., keyword 5
Abstrak:
Kata Kunci : keyword 1, …….., keyword 5

Introduction / Pendahuluan tempat upacara adat. Jadi, karena fungsinya cukup


sakral, tempatnya harus lebih tinggi dari Bale Manten.
Rumah adat Bali memiliki arsitektur khusus, di mana
Bagian rumah adat ini harus memiliki ukuran yang jauh
bangunannya memiliki struktur, fungsi, dan juga
lebih besar dibanding bangunan lainnya. Sebab selain
ornamen yang sudah dipakai turun-temurun. Bahkan
untuk ritual adat, Bale Gede juga dipakai untuk
menurut masyarakat, bangunan rumah mereka sudah
berkumpul dan menyajikan makanan khas Bali,
tercantum dalam kitab suci Weda. Hunian di sana juga
termasuk pula untuk membakar sesaji [1].
diibaratkan sebagai miniatur alam semesta. Rumah
adat di sana memiliki dua bagian, yaitu Gapura Candi Pada tulisan ini akan dibahas mengenai review
Bentar dan rumah hunian. kenyamanan termal dari bangunan Bale Gede dengan
tujuan mengevaluasi sistem termal dari arsitektur
Selain itu, ada beberapa unsur penting pula yang harus
bangunan, evaluasi kegiatan masyarakat pada bale
diperhatikan ketika membangun rumah adat Bali.
gede dan skalanya, serta evaluasi lingkungan sekitar
Seperti adanya patokan dalam pembagian ruang.
Bale Gede.
Sejarah telah menyatakan bahwa aturan penempatan
lahan diatur oleh Kitab Weda (Asta Kosala Kosali). Struktur Bale Gede
Dimana rumah adat Bali menjadi miniatur alam Berikut merupakan tampilan dari bangunan Bale Gede
semesta, atau Bhiana Agung. Artinya menjadi tempat (saka roras) 12 pilar.
beraktivitas manusia atau Bhuana Alit.
Pembangunannya juga memiliki panduan sudut, seperti
sudut timur dan utara yang dianggap lebih suci
dibanding sudut selatan dan barat.
Bale Gede, yang juga berbentuk persegi panjang
dengan 12 pilar. Ruangan ini memiliki fungsi sebagai

Journal of Science and Applicati ve Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 1

Copyright © 2022 Journal of Science and Applicative Technology.


Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of
this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative
Technology (JSAT).
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Original Article Journal of Science and Applicative Technology

pada Bale Gede. Ini cenderung tertutup tetapi


terbuka dan dibantu dengan tiang kayu di ruang
yang terdiri dari banyak orang seperti bale dan
tempat berkumpul.

Gambar 1. Bale Gede tampak depan.

Gambar 4. Ruangan terbuka (bale)

3. Dasar Bangunan (kaki)


Bagian kaki disebut dengan bataran, bataran ter-
letak dibagian paling bawah terbuat dari pasangan
batu. Bagian bawah bangunan dibuat lebih tinggi
dari tanah agar air tidak masuk ke dalam rumah
dan juga berfungsi sebagai kaki bangunan.

Gambar 2. Bale Gede tampak samping.

Seperti halnya bentuk-bentuk bangunan tradisional Bali


yang lain, bangunan Bale Gede memakai konsep Tri
angga yaitu memiliki 3 bagian diantaranya [1]:
1. Present Kepala (atap)
Bagian kepala yaitu bagian paling atas dari Gambar 5. Ruangan terbuka (bale)
bangunan Bale Gede tepatnya diatas lambing
sampai kebagian atap. Ini menggambarkan
hubungan dengan Tuhan dan ini berarti penduduk Evaluasi Termal Dari Desain Arsitektur
Bali diharapkan menggunakan atap tradisional Bali. Orientasi Bangunan
Terdapat aturan tata ruang dalam arsitektur Bali seperti
Tri Mandala yaitu untuk pembagian 3 kamar dan Sanga
Mandala untuk 9 kamar yang dirancang untuk membagi
ruang berdasarkan tingkat hierarki. Dia juga
dimungkinkan mengamati Tri Mandala secara mendatar
atau berdasarkan perbedaan pada Gambar. Hal ini
disebabkan karena setiap bidang datar memiliki
fungsinya masing-masing seperti terlihat pada bagian
Gambar 3. Atap limas. bawah dan dibagi berdasarkan tingkat hirarki sehingga
bangunan yang lebih tinggi memiliki nilai ruang yang
2. Badan (selubung) lebih penting. Selanjutnya, bagian yang disakralkan
Bagian badan yaitu bagian tengah Bale Gede membutuhkan struktur yang menghadap ke gunung
seperti saka, lambing, sineb sebagai konstruksi [2].

2 | Journal of Science and Applicati ve Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

Gambar 8. Layout rumah dengan Bale Dangin atau Bale Gede pada
bagian timur yang menghadap ke barat.

Bangunan rumah tradisional Bali yang berada di


sebelah timur disebut dengan nama bale dangin (timur)
yang menghadap ke barat. Bale dangin dibangun
Gambar 6. Tingkatan dari Tri Mandala.
menggunakan sistem saka nem (tiang pondasi dengan
jumlah enam). Namun untuk rumah dengan
pekarangan yang luas bisa menggunakan sistem sake
roras (dua belas), yang sering disebut dengan bale gede
(besar).
Luas Bukaan Selubung Bale Gede
Bentuk bale gede ini tidak seluruhnya ditutupi oleh
tembok, melainkan hanya di bagian timur dan setengah
di bagian selatannya. Tembok memiliki fungsi
perlindungan dari radiasi matahari dengan penempatan
dinding masif di satu sisi, dan sisi lain diharapkan
mendapat naungan dari paviliun lain atau dari
penempatan vegetasi sebagai efek kanopi [2].
Cooling System pada Bale Gede
Gambar 7. Pembagian dari Sanga Mandala.
Dengan tinggi minimal 0,8 meter dari permukaan
Orientasi merupakan dasar komposisi bangunan dalam tanah, lantai cukup mampu menahan air hujan,
arsitektur tradisional Bali. Setiap bangunan memiliki didukung oleh emperan yang lebar. Jika pondasi
orientasi dan posisi sendiri di situs. Karena orientasi menyerap air hujan di permukaan dan menyimpannya,
semua bangunan adalah ke tengah sebagai ruang udara dingin di dalam akan keluar pada suhu panas di
terbuka atau Natah, maka setiap bangunan memiliki sore hari, sehingga membantu kenyamanan internal. Ini
orientasi yang paling berbeda. adalah bagian dari sistem penguapan. Sebaliknya, lantai
akan menahan panas matahari yang masuk ke dalam
Padahal titik kritis bangunan pada iklim ini adalah bangunan dan kemudian akan melepaskannya secara
elevasi timur dan barat akibat rendahnya matahari, alami pada malam hari saat suhu rata-rata turun,
terdapat dua bale pada rumah yang menghadap ke sehingga ruangan menjadi hangat saat tidur (lihat
timur dan titik kritis barat, yaitu Bale Dauh menghadap Gambar 9).
ke timur sedangkan Bale Dangin menghadap ke barat.

Copyright © 2022 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 3
Published by: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Original Article Journal of Science and Applicative Technology

Pemilihan Material Bangunan


Fondasi dan lantai Nale Gede dibangun dengan batu
alam dan tanah yang dipadatkan sebagai lantai
bangunan. Material tersebut memiliki daya simpan
panas yang rendah dan daya serap yang baik terutama
dari air hujan [2].

Evaluasi Kegiatan Masyarakat dan Skalanya


Gambar 9. Menciptakan Lingkungan Internal yang nyaman.
Bale Gede berfungsi sebagai tempat pelaksanaan
Karakter bangunan yang paling khas Bali adalah upacara adat [5]. Sesuai dengan tata letaknya,
bangunan terbuka, kecil, persegi panjang dan bangunan Bale Gede pada suatu Pekarangan rumah
bertingkat rendah. Setiap paviliun dalam satu unit atau Umah terletak di sebelah timur menghadap ke
rumah memiliki lebar tidak lebih dari 6,50 m yang barat yang di ukur dari Bale Meten perhitungannya
berarti ada respon yang baik dari iklim. Karena dimensi jatuh pada indra dengan menggunakan konsep ajaran
ini sangat mudah mendapatkan cahaya alami dari agama Hindu, yang menggunakan konsep Tri Mandala
segala sisi termasuk penghawaan alami. Bangunan serta menggunakan arah mata angin sebagai patokan
bertingkat rendah juga sangat baik untuk dalam menentukan orientasi tata letak bangunannya.
meminimalkan radiasi matahari. Ini mendukung Baale gede digunakan sebagai tempat upacara karena
ventilasi dan emisi panas di malam hari [2]. ukuran bangunannya lebih luas daripada bangunan lain
dalam komplek rumah adat Bali [3][4].

Gambar 10. Posisi dinding bangunan untuk melindungi kenyamanan


dalam ruangan dari panas matahari

Selain itu, ventilasi silang pada siang atau malam hari


mudah terjadi karena sebagian besar merupakan Gambar 12. Tata Letak Bale Gede.
bangunan terbuka (lihat gambar 11). Ventilasi silang
yang bekerja dengan baik memerlukan bentuk Upacara adat yang dilaksanakan di Bale Gede
bangunan ke arah angin, kemudian menyediakan inlet diantaranya adalah Upacara Manusia Yadnya. Upacara
yang memadai, menghalangi internal dan menyediakan Manusia Yadnya ialah rangkaian Upacara yang diadakan
outlet yang baik. Ventilasi silang berfungsi agar sehubungan dengan siklus kehidupan Manusia. Antara
terjadinya perputaran angin dalam ruangan bisa lain:
berjalan terus menerus tanpa henti [2]. 1. Upacara Megedong Gedongan/Bayi di dalam
kandungan,
2. Upacara Kelahiran,
3. Upacara Menekdaha bagi anak perempuan yang
mengalami puberitas/datang bulan pertama dan
Ngraja Suala bagi anak laki-laki yang ditandai
Gambar 11. Ventilasi silang pada malam dan siang hari mudah terjadi. dengan mimpi basah pertama/suara ngembakin,

4 | Journal of Science and Applicati ve Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
FIRST AUTHOR LAST NAME et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

4. Upacara Mepandes/Tatah Gigi maksud dan dikarenakan arah angin yang dominan setiap tahunnya
tujuannya untuk menghilangkan Sad Ripu atau datang dari tenggara atau timur dan barat laut atau
Enam Musuh yang ada dalam diri Manusia, barat, sehingga pancaran panas dari aktivitas dapur
tidak berpindah ke bangunan lain (lihat gambar 14) [2].
5. Upacara Pawiwahan/Perkawinan, dan
6. Upacara Kematian sebelum dibawa ke kuburan
biasanya diupacarai di Bale Gede dan Upacara
lainnya yang berkaitan dengan upacara siklus
kehidupan.

Evaluasi Lingkungan Sekitar, Termasuk Taman


dan Pepohonan
Kompleks berdinding dengan gerbang masuk khusus
adalah salah satu identitas rumah Bali. Dengan tinggi
lebih dari 1,5m, pagar ini melindungi bagian luar dari
faktor yang tidak menyenangkan dari luar. Salah
satunya adalah untuk menghindari angin langsung
karena mengandung banyak uap, namun material
Gambar 14. Aliran udara bebas melalui bangunan dari Timur-Barat
pagar terbuat dari batu alam paras yang diplester dan Barat Daya-Tenggara
dengan tanah liat sehingga udara dapat masuk melalui
pagar tanpa banyak uap. Arah angin di atas pagar dapat
ditangkap dan diarahkan ke eksterior dan interior. Ini Conclusions / Kesimpulan
untuk memanfaatkan angin tidak langsung untuk
The conclusions section should come in this section at
lingkungan internal (Lihat gambar 13) [2].
the end of the article, before the acknowledgements.

References
[1] Mudita, I. G., Adhimastra, I. I. K., Erg, M., Wijaatmaja, A. B.
M., & Frysa Wiriantari, S. T. (2022). Arsitektur Lingkungan
pada Rumah Adat Bale Gajah Tumpang Salu di Desa
Sidatapa. Jurnal Anala, 10 (1), 28-37.

[2] I Gst. Ngr. Anom Rajendra. (2012). How a Balinese


Traditional Home Creates a Comfortable Internal
Environment Without Resorting To Energ Usage. Jurnal
Gambar 13. Aliran angin dari arah berlawanan. Kajian Bali, 2 (1).

Rumah tersebut terdiri dari kelompok paviliun yang [3] Suratmi, N. L. (2020). Filosofis dan Makna Bale Sakanem di
Petang, Badung. Jurnal Anala, 8 (2).
disusun menjadi pola majemuk dan dikenal dengan
Natah. Nama lain dari pola ini adalah konsep open air [4] Parwata, I Wayan and Wisnumurti, Anak Agung Gede Oka
atau pola halaman. Ada enam paviliun terpisah dengan and Mustika, Ni Wayan Meidayanti. (2017). Anthropometry
and Ergonomic of Bale Sakenem (Case Study: Central
ruang besar dan bebas di antara mereka, sehingga Singapadu Village, Gianyar). Journal of Sustainable
memungkinkan aliran udara memberikan ventilasi Development, 10 (6). pp. 222-233. ISSN 1913-9071
alami untuk pendinginan dan lingkungan yang lebih
[5] Laeli Nur Azizah. Mengenal Rumah Adat Bali yang
higienis. Permukaannya hanya berupa tanah dan kasus Menakjubkan dan Sarat Filosofi. Gramedia.com.
lainnya ditutupi oleh rumput yang kapasitas
penyimpanan panasnya sangat rendah dan mudah
dilepaskan ke atmosfir pada malam hari. Bangunan
untuk dapur sebagai sumber panas terletak di barat
daya yang lokasinya paling tepat untuk itu. Hal ini

Copyright © 2022 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 5
Published by: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai