Anda di halaman 1dari 17

Tugas 3

Estetika Arsitektur Nusantara

Eka Apriliawati 08111740000021


Inayatur Arifiyani 08111740000022
Virgine Jocela I. 08111740000045
Teori Monroe Breadsley

Monroe Berdsley dalam Problem in the Philosophy of Criticism


menjelaskan bahwa 3 ciri yang menjadi sifat-sifat membuat baik (indah)
dari benda-benda estetis pada umumnya adalah:

1. Kesatuan (unity)
2. Kerumitan (complexity)
3. Kesungguhan (intensity)
Rumah Adat Bali (Gapura Candi Bentar)

Rumah Gapura Candi Bentar sejatinya merujuk pada bangunan gapura yang menjadi
gerbang rumah-rumah adat Bali.
Selain Gapura Candi Bentar, terdapat rumah adat berupa kawasan berbentuk segi empat.
Di dalamnya terdapat beberapa bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda. Bangunan
dikelilingi oleh tembok besar yang memisahkan lingkungan dalam dengan lingkungan luar
rumah.
Rumah Adat Bali

Bale Gede (Bale Dangin)

Bale ini merupakan sebuah bangunan dengan ukuran yang


besar (gede).
Letaknya di sebelah timur, berbentuk persegi dengan jumlah
tiang 12 dan terdapat bale di sisi kanan dan kiri.

Rumah adat Bali ini berfungsi untuk melakukan upacara adat


bersama masyarakat sekitar, dan para tamu biasanya akan
berkumpul didalam Bale lalu melakukan upacara adat dengan
membakar berbagai jenis sesaji.
Bebaturan pada bale gede memiliki lantai yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan bale manten.
1. Kesatuan (unity)

Kesatuan dapat dilihat dari bagian-bagian atau elemen bangunan satu sama lain saling
menguatkan, dan memiliki bentuk dasar yang serupa. Sehingga ketika digabung
menjadi Candi Bentar, kesatuannya saangat kental terasa.

Pada Rumah Adat Bali memiliki beberapa macam fungsi bangunan didalam satu
kompleknya.

1.Bangunan suci
(Sanggah/Sanggar/Merajan/Penugun Karang)
2. Bale Meten/Bale Daja
3.Bale Delod
4. Bale Dangin/Bale Gede
5.Bale Dauh/Loji
6.Lumbung (Jineng)
7.Dapur (paon)
8.Pengaling-aling
9.Candi Bentar/Angkul-angkul/Gapura
Titik

Mengindikasikan sebuah posisi di dalam ruang


Garis

Perpanjangan dari TiIik menjadi sebuah


yang memillki , panjang, arah, posisi.
Bidang

Perpanjanqan dari garis menjadi


sebuah yang memiliki: Panjang
dan lebar, Rupa, Permukaan ,
Orientasi , Posisi
Volume
Perpanjagan Sebuah bidang menjadi sebuah
yang memiliki: Panjang, Lebar, dan kedalaman,
bentuk dan ruang, permukaan

perpanjangan bidang membentuk


sebuah ruang yang simetri sehingga
elemen-elemen tadi membentuk satu
kesatuan
Bentuk dan Ruang

Bentuk bangunan Bale Gede adalah segi empat ataupun persegipanjang dan dapat menggunakan
saka/tiang yang terbuat dari kayu berjumlah 6 (sakenem), 8(sakutus/astasari), 9(sangasari), 12 (saka
roras/Bale Gede).
Organisasi

secara keseluruhan bangunan memiliki bentuk dasar yang sama dan tersusun dengan pembagian garis (grid). fungsi dari ruang dibedakan
ke dalam masing-masing bangunan yang saling mendukung satu sama lain dan penataan yang teratur pada lahan membuat fungsi
tersebut saling terhubung.
Warna
Warna pada bangunan Bale Gede berasal
dari warna asli material.
Sirkulasi

denah dibuat dengan grid sehingga pembagian bangunan


teratur dan sirkulasinya jelas

Desain pola sirkulasi pada rumah tinggal tradisional Bali adalah dari pintu
masuk/angkulangkul menuju dapur (paon), yang memiliki makna sebagai
tempat untuk membersihkan segala hal buruk yang terbawa dari luar
rumah, kemudian baru dapat memasuki bangunan-bangunan lainnya,
seperti ke Bale Dauh, Bale Gede/Dangin, Meten/Gedong dan bangunan
lainnya. Sedangkan pola religiusnya dimulai dari Sanggah/Merajan, baru
kemudian ke Bale Meten/Bale Daja, Bale Gede/dangin, Bale Dauh, Paon,
Jineng, Penunggun Karang, Angkul-angkul dan bangunan tambahan
lainnya. Proses aktivitas yang dimulai dari tempat suci ini dilakukan pada
saat upacara secara tradisional Bali
Proporsi

Terlihat dari beberapa bangunan yang memiliki


ukuran massa yang semakin besar dari arah selatan
ke utara.

Asta Kosala Kosali merupakan sebuah cara penataan lahan untuk


tempat tinggal dan bangunan suci. Penataan bangunan yang
dimana di dasarkan oleh anatomi tubuh yang punya.
Pengukurannya pun lebih menggunakan ukuran dari Tubuh tuan
rumah.
2. Kerumitan (complexity)

Kerumitan pada bangunan Bale Gede terletak pada


ornamen-ornamen pada fasad.
Terlihat pada ukiran di dinding dan kolom yang dibuat
dengan detail
Prinsip

Konsep Tri Mandala (nista, madya dan utama mandala) dan Tri Hira Karana. Semua ini bersumber dari lontar Asta Kosala-
Kosali dan Asta Gumi. Penjabaran ajaran Tri Hita Karana dan kaitannya dengan konsep Tri Mandala adalah hubungan
manusia dengan Tuhannya yang aktivitasnya dilakukan di utama mandala, hubungan manusia dengan sesamanya dilakukan
di madya mandala danmanusia dengan alam lingkungannya dilakukan di nista mandala.
3. Kesungguhan (intensity)

Merujuk pada kualitas ruang yang dihadirkan, terlihat dari


ukuran ruang yang besar, ornamen, atap yang dibuat sedemikian
rupa, sehingga pada suatu kawasan tersebut memiliki suasana
yang khidmat dan sungguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai