Anda di halaman 1dari 4

RESUME MATERI ARSITEKTUR BALI.

Arsitektur Bali dipengaruhi oleh tradisi Hindu Bali, serta unsur Jawa kuno. Bahan yang
biasa digunakan di rumah-rumah dan bangunan Bali antara lain atap jerami, kayu kelapa,
bambu, kayu jati, batu, dan batu bata. Arsitektur Bali memiliki karakteristik menggunakan
budaya kuno dan kesenian di setiap elemen desain. Masyarakat Bali sangat percaya bahwa
dirinya hidup di dunia membawa misi hidup untuk membuat kebaikan di bumi, dan bila
kebaikannya diterima oleh Sang Hyang Widi maka dirinya dapat menyatu dengan alam
semesta dan meninggalkan dunia yang fana untuk moksa menuju nirwana, kemudian bersatu
dengan dewanya untuk selamanya. Itulah yang disebut sebagai dharma. Namun, bila
masyarakat Bali membuat suatu kesalahan, ketika mati dia akan melakukan reinkarnasi
untuk membersihkan dosanya kembali sampai kemudian diterima oleh Tuhannya. Inilah
konsep kosmologi Bali yang juga dianut dalam arsitektur Bali. Hal inilah yang mendasarkan
arsitektur Bali pada harmoni dan keselarasan kehidupan.

Arsitektur tradisional Bali bertumpu manuskrip Hindu bernama “Lontar Asta Kosala
Kosali” yang memuat tentang aturan-aturan pembuatan rumah atau puri dan aturan tempat
pembuatan ibadah atau pura. Dalam Asta Kosala Kosali disebutkan bahwa aturan-aturan
pembuatan sebuah rumah harus mengikuti aturan-aturan anatomi tubuh pemilik rumah
dengan dibantu sang undagi sebagai pedande atau orang suci yang mempunyai wewenang
membantu pembangunan rumah atau pura.

Filosofi dari desain arsitektur Bali berpusat pada agama Hindu, organisasi ruang, dan
hubungan sosial yang bersifat komunal. Sebuah rumah atau villa di Bali dibangun dan
dirancang dengan 7 filosofi berikut:

1. Tri Hata Karana - Menciptakan harmoni dan keseimbangan antara 3 unsur kehidupan -
atma atau manusia, angga atau alam, dan khaya atau dewa-dewa.
2.  Tri Mandala - aturan pembagian ruang dan zonasi
3.  Sanga Mandala - seperangkat aturan pembagian ruang dan zonasi berdasarkan arah
4.  Tri Angga - konsep atau hierarki antara alam yang berbeda
5.  Tri Loka - mirip dengan Tri Angga tetapi dengan alam yang berbeda
6.  Asta Kosala Kosali - 8 pedoman desain arsitektur tentang simbol, kuil, tahapan, dan
satuan pengukuran
7.  Arga Segara - axis  suci antara gunung dan laut

Berdasarkan filosofi tersebut, arsitektur Bali berfokus pada 4 aspek, yaitu:

a. Sistem ventilasi yang baik. Pada rumah Bali ataupun villa, jendela besar selalu
digunakan untuk sirkulasi udara dan sering dibuat pula ruang di antara atap dan
dinding bangunan.
b. Fondasi yang kokoh. Berdasarkan pada filosofi Tri Loka, tubuh manusia mirip
dengan rumah, maka dibuatlah fondasi dengan dasar yang kuat, seperti kaki bagi
manusia, fondasi yang kuat pada sebuah rumah akan memberikan kekuatan.
c. Sebuah halaman besar. Berdasarkan konsep yang selaras dengan alam, rumah khas
Bali harus memiliki halaman yang luas untuk berkomunikasi dengan alam sekitarnya.
d. Tembok penjaga. Tembok tinggi yang melindungi rumah dari pandangan orang luar,
memberikan privasi dan perlindungan dari orang lain, serta untuk menangkal ilmu
hitam dan roh-roh jahat agar tidak masuk ke dalam rumah.
Struktur rumah tradisional yang kompleks. 

Rumah-rumah di Bali cenderung memiliki struktur yang kompleks namun tertata rapi.
Rumah-rumah berasitektur tradisional Bali tidak hanya terdiri atas satu unit stuktur, tapi
memiliki sekumpulan bangunan-bangunan. Tiap bangunan dihuni satu kepala keluarga.
Biasanya, mereka yang tinggal di kompleks ini merupakan keluarga besar dan berasal dari
keturunan yang sama. Di sekeliling kompleks bangunan ini dibangun tembok yang tidak
terlalu tinggi, namun cukup memisahkannya dengan dunia luar.
Peta kompleks rumah tradisional Bali (Sumber: www.crazylittlefamilyadventure.com)

Pada kompleks bangunan ini terdapat satu pura untuk sembahyang, dapur yang digunakan
untuk bersama, area untuk tidur, serta area untuk pertemuan penting atau perjamuan. Untuk
tujuan itu, biasanya pada kompleks bangunan dibangun 2 macam paviliun, yaitu paviliun
untuk menerima tamu serta paviliun khusus untuk upacara adat dan ritual keagamaan.

Mirip seperti rumah-rumah tradisional di pulau Jawa, rumah khas Bali dibangun di dalam
kompleks yang dikelilingi oleh dinding lumpur bercat putih atau batu bata, bergantung pada
kekayaan dari pemilik rumah. Kompleks rumah tradisional Bali didominasi oleh paviliun
(bale) yang mengelilingi halaman tengah (natah). Elemen arsitektur lainnya yang ada dalam
kompleks rumah ditata sesuai dengan konsep kesakralan yang ada di Bali dan mata angin.

Anda mungkin juga menyukai