DIALEKTIKA RUANG
Dosen : Ir. Samsul Bahri, MT
Oleh :
Nama : Rizky Aryan Pratama
Nim : 200406031
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022/2023
Rumah Adat Bali
Sumber: https://www.pinhome.id/blog/rumah-adat-bali-2/
Rumah adat Bali adalah jenis rumah tradisional yang berasal dari Pulau Bali,
Indonesia. Rumah adat ini memiliki ciri khas arsitektur dan desain yang unik, mencerminkan
budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat Bali. Rumah adat Bali memiliki beberapa
karakteristik utama
- Atap Berundak: Rumah adat Bali memiliki atap yang cenderung berundak atau
bertingkat. Struktur atap ini memberikan kesan ketinggian dan kerumitan pada bangunan.
- Bentuk Asimetris: Rumah adat Bali sering kali memiliki bentuk asimetris yang terdiri dari
beberapa bangunan utama dan pendukung yang ditempatkan di sekitar halaman dalam
kerangka yang teratur.
- Bahan Alami: Bangunan rumah adat Bali umumnya menggunakan bahan-bahan alami
seperti kayu, bambu, daun kelapa, dan batu. Ini menciptakan hubungan yang harmonis
dengan alam sekitarnya.
- Kusen dan Ornamen Ukir: Salah satu ciri khas yang menonjol dari rumah adat Bali adalah
ukiran yang rumit dan indah pada kusen pintu, jendela, dan bagian-bagian dekoratif
lainnya. Ukiran ini sering menggambarkan motif-motif tradisional Bali seperti tumbuhan,
binatang, dan simbol-simbol agama.
- Ruangan Terbuka dan Tertutup: Rumah adat Bali biasanya memiliki kombinasi ruangan
terbuka dan tertutup. Ruang terbuka seperti halaman atau taman sering digunakan untuk
upacara, pertemuan, atau aktivitas sosial, sementara ruangan tertutup digunakan sebagai
tempat tinggal dan aktivitas sehari-hari.
Arsitektur Bali terutama arsitektur tradisional Bali adalah sebuah aturan tata ruang turun
temurun dari masyarakat Bali seperti lontar Asta Kosala kosali, Asta Patali, dan lain-lain yang
sifatnya luas meliputi segala aspek kehidupan masyarakat Bali.Ini pula yang mesti dipahami
oleh arsitek Bali dalam merancang sebuah bangunan dengan memperhatikan tata ruang
masyarakat Bali (arsitektur Bali). Arsitektur tradisional Bali yang kita kenal, mempunyai
konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tata nilai ruangnya. Konsep dasar tersebut adalah
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Balinese_traditional_house
Rumah adat Bali memiliki arsitektur yang khas dan mengandung banyak unsur budaya
dan spiritualitas dalam desainnya. Salah satu jenis rumah adat Bali yang terkenal adalah
"rumah joglo" yang disebut juga dengan "rumah panggung Bali". Berikut adalah beberapa
pola ruang yang umum ditemukan dalam rumah adat Bali:
b. Pola Linear
- Pola Linear Perumahan Tradisional Bali
c. Pola Kombinasi
- Pola Kombinasi Perumahan Tradisional Bali
Sumber: Eko Budiharjo (1986).
1. Angkul-angkul
Sumber: https://www.rumah.com/panduan-properti/mengenal-rumah-adat-bali-untuk-inspirasi-hunian-anda-
13512
Angkul-angkul yaitu entrance yang berfungsi seperti candi bentar pada pura yaitu
sebagai gapura jalan masuk. Angkul-angkul biasanya teletak di kauh kelod.
2. Aling-aling
Sumber: https://www.rumah.com/panduan-properti/mengenal-rumah-adat-bali-untuk-inspirasi-hunian-anda-
13512
Aling-aling adalah bagian entrance yang berfungsi sebagai pengalih jalan masuk sehingga
jalan masuk tidak lurus kedalam tetapi menyamping. Hal ini dimaksudkan agar
pandangan dari luar tidak langsung lurus ke dalam. Alingaling terletak di kaluh kelod
3. Natah
Sumber: https://www.beritabali.com/aboutbali/read/pengertian-natah-tak-sebatas-halaman-rumah
Natah atau halaman tengah merupakan pusat dari pekarangan yang dikelilingi bale-bale.
Sumber: https://kabarportal.com/mengenal-sanggah-merajan-dalam-agama-hindu-bali/
Mrajan atau sanggah, terleteak dibagian timur laut atau kaja kangin pada sembilan petak
pola ruang, merupakan area suci pada rumah berfungsi sebagai tempat pemujaan.
5. Bale Dauh
Sumber: https://www.rumah.com/panduan-properti/mengenal-rumah-adat-bali-untuk-inspirasi-hunian-anda-
13512
Bale Dauh / Loji ini terletak di bagian Barat ( Dauh natah umah ), dan sering pula disebut
dengan Bale Loji, serta Tiang Sanga. Fungsi Bale Dauh ini adalah untuk tempat
menerima tamu dan juga digunakan sebagai tempat tidur anak remaja atau anak muda.
Fasilitas pada bangunan Bale Dauh ini adalah 1 buah bale – bale yang terletak di bagian
dalam. Bentuk Bangunan Bale Dauh adalah persegi panjang, dan menggunakan saka atau
tiang yang terbuat dari kayu. Bila tiangnya berjumlah 6 disebut sakenem, bila berjumlah 8
disebut sakutus / astasari, dan bila tiangnya bejumlah 9 disebut sangasari. Bangunan Bale
Dauh adalah rumah tinggal yang memakai bebaturan dengan lantai yang lebih rendah dari
Bale Dangin serta Bale Meten.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/92d0addc0b3e1bbf82d65d2d8cd8c4ad.pdf
https://www.rumah.com/panduan-properti/mengenal-rumah-adat-bali-untuk-inspirasi-hunian-anda-
13512
Susanta, I. N., & Wiryawan, I. W. (2016, April). Konsep Dan Makna Arsitektur Tradisional Bali Dan
Aplikasinya Dalam Arsitektur Bali. In Workshop ‘Arsitektur Etnik Dan Aplikasinya Dalam Arsitektur
Kekinian (Vol. 19, p. 1).
Budihardjo, Eko. 1986. Architectural Conservation in Bali. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Gelebet, I Nyoman. 1984. Pengaruh Teknologi pada Permukiman Tradisional. Denpasar: Fakultas
Teknik Univeristas Udayana.