Anda di halaman 1dari 6

RUMAH ADAT BALI

A. RUMAH ADAT BALI

Rumah adat Bali tak hanya terlihat unik dan menarik saja, melainkan juga kental akan
nilai-nilai filosofi dan memiliki sejarah panjang. Simak penjelasan ciri khas rumah
adat bali beserta sejarah dan filosofinya berikut ini. Selain terkenal akan keindahan
alam, nuansa tradisional yang masih kental jadi daya tarik utama Bali. Tak ayal,
sebelum masa pandemi, Bali selalu dipenuhi kesibukan para wisatawan dari dalam
maupun luar negeri.

Bagi masyarakat Indonesia, keunikan dari rumah adat Bali tak jarang dituangkan
dalam bentuk arsitektur rumah impian. Didesain menggunakan bahan yang mudah
ditemukan di Indonesia, serta ornamen yang cantik dan menambah kesan megah
dari hunian. 

Memang, dalam hal filosofi banyak hal dipengaruhi nilai-nilai Hindu Bali serta Jawa
Kuno. Tapi, bukan berarti konsep arsitekturnya tidak bisa diterapkan oleh
masyarakat dari agama lain. Apalagi, jika melihat keunikannya, rumah adat bali bisa
menghadirkan nuansa megah tapi sekaligus tradisional. 

B. SEJARAH RUMAH ADAT BALI


rumah adat Bali  berasal pada masa Bali Aga. Salah satu konsep bangunan yang
masih dipertahankan hingga saat ini adalah Bale Agung.
Dalam lontar bikinan masyarakat Bali kuno, dijelaskan bahwa arsitektur rumah Bali
mengedepankan bangunan seperti pertahanan perang. Tokoh yang berperan penting
dalam pengembangan rumah ini adalah Empu Kuturan, budayawan dan penasehat
Anak Wungsu yang memerintah Bali sekitar abad ke-11.

Selain dikenal sebagai budayawan, Empu Kuturan juga seorang ahli teori Arsitektur
yang meninggalkan konsep desa ada, Khyangan Tiga, Meru, dan pedoman-pedoman
upacara keagamaan.

Konsep filosofi desain arsitektural rumah tradisional bali mejadikan Hinduisme


sebagai pusat pemahamannya. Terdapat 7 filosofi utama yang dijadikan dasat ketika
memmbangun rumah. Antara lain:

1. Tri Hata Karana ? menciptakan harmoni dan keseimbangan di antara tiga


elemen kehidupan ?atma atau manusia, angga atau alam, dan khaya atau
dewa
2. Tri Mandala ? Pengaturan pembagian ruang atau wilayah
3. Sanga Mandala ? Seperangkat peraturan pembagian ruang dan wilayah yang
didasarkan pada arah mata angin
4. Tri Angga ? konsep hierarki atau kasta sosial masyarakat
5. Tri Loka ? Mirip dengan Tri Angga namun untuk dimensi yang berbeda
6. Asta Kosala Kosali ? Delapan panduan desain arsitektur yang berhubungan
dengan simbol, tempat pemujaan, dan penghitungan
7. Arga Segara ? sumbu suci antara gunung dan laut

C/D. BAGIAN-BAGIAN RUMAH ADAT BALI DAN


FUNGSINYA
Apakah kamu sendiri sudah mengetahui nama bangunan dan rumah adat Bali
belum,? Jika belum, silahkan mengenali 10 bagian rumah adat Bali dan
fungsinya.

1. Gapura Candi Bentar

Pada saat memasuki gerbang pertama, ada bangunan Gapura Candi Bentar
yang disebut pintu gerbang rumah adat Bali. Bangunan ini berupa dua candi
yang terbelah pada bagian tengah dan membuat sisi yang seimbang.

Gapura Candi Bentar dalam arsitektur Bali adalah sebuah perwujudan


bangunan yang berperan untuk keluar-masuk dari 1 sisi ke sisi yang lain (di luar
ke dan dalam atau kebalikannya).
Sebelumnya arsitektur Bali masih sesuai kondisi pada era kerajaan, Gapura
Candi Bentar cuman dibuat di lingkungan Puri (Istana Raja) dan Pura (tempat
suci agama Hindu). Tidak diketemukan ada Candi Bentar di perumahan warga
umumnya.

2. Angkul-angkul Rumah Bali

Angkul-angkul sebagai pintu masuk khusus ke pekarangan rumah adat Bali,


sebagai salah satu pintu gerbang bangunan adat Bali tidak hanya Gapura Candi
nanti. Bedanya berada pada bagian atap, di mana Angkul-angkul ada atap yang
menghubungkan dua pilar candi, sementara Gapura Candi nanti tidak punyai.

Walau bentuknya serupa dengan Gapura Candi Bentar, Angkul-angkul punyai


peranan semakin khusus. Angkul-angkul dipakai sebagai pintu masuk ke rumah
khusus, sementara Gapura Candi Bentar sebagai gerbang.

3. Aling-aling Rumah

Pada rumah adat Bali, Aling-aling dipakai sebagai pemisah di antara Angkul-
angkul dengan tempat suci dalam pekarangan rumah.

Aling-aling dipercayai sanggup memberikan aura positif untuk penghuni yang


tinggal di rumah. Bangunan ini dibangun pada saat banguan pintu masuk
pekarangan sejajar dengan pintu rumah.

4. Pura Keluarga atau Merajan

Pura Keluarga dipakai untuk tempat berdoa. Menurut hukum adat, tiap rumah
warga hindu di Bali disarankan mempunyai bangunan tempat sembahyang yang
dikatakan sebagai Sanggah.

Lepas dari ukuran kecil atau besar, tiap rumah Bali minimal mempunyai Pura
Keluarga sebagai tempat beribadah. Letak Sanggah umumnya ada pada bagian
pojok timur laut dari rumah.

5. Bale Manten

Bale Manten ialah rumah untuk kepala keluarga atau pimpinan keluarga. Sisi
rumah ini umumnya dihuni oleh anak gadis. Jika anak telah menikah, Bale
Manten seperti maknanya digunakan sebagai kamar pengantin baru.
Nama lain Bale Manten ialah Bale Daja dengan wujud persegi panjang dan
mempunyai bale-bale di bagian kanan dan kiri bangunan. Letak dari Bale
Manten ada di samping utara dari bangunan khusus.

6. Bale Gede

Seperti namanya yang memiliki arti besar, Bale Besar digunakan sebagai
bangunan untuk bermacam upacara tradisi dan tatap muka. Bangunan ini
terlihat menonjol semakin tinggi dibanding bangunan lainnya.

Nama lain dari Bale Besar ialah Bale Tradisi, yang dipakai sebagai tempat
bergabung kepala suku. Bale Tradisi mempunyai wujud persegi panjang dengan
12 tiang penyangga.

7. Bale Dauh

Bale Dauh digunakan sebagai tempat yang menerima tamu. Kadang, bangunan
dengan tiang penyangga ini dipakai sebagai tempat tidur keluarga lelaki.

Memiliki bentuk serupa Bale Manten, tetapi terletak dalam ruang dalam jumlah
tiang penyangga yang lain dengan rumah lain. Pada ketentuan pengerjaan
bangunan, status Bale Dauh agar lebih rendah dibandingkan Bale Manten.

8. Bale Sekapat

Bale Sekapat sebagai nama rumah tradisi warga Bali yang memiliki bentuk
seperti gazebo. Seperti peranan gazebo, bangunan ini dipakai sebagai tempat
santai dan melepaskan capek bagian keluarga.

Bale Sekapat di rumah kekinian seperti ruangan tengah atau ruangan keluarga.
Bangunannya sendiri terdiri dari 4 tiang yang membuat gazebo.

9. Lumbung

Lumbung ialah tempat simpan makanan dasar dan keperluan setiap hari warga
tradisi Bali. Makanan yang dapat tersimpan di lumbung dapat bermacam jenis.
Misalkan ialah jagung, beras, dan makanan dasar lain.

Lumbung umumnya berdekatan dengan bangunan Jineng atau Klumpu yang


disebut tempat menyimpan gabah (padi) yang telah dijemur.

10. Pawaregen atau Paon


Pawaregen yang dikatakan sebagai Paon ialah dapur untuk mengolah pada
bangunan tempat tinggal adat Bali. Terletak umumnya ada di belakang,
persisnya di barat laut atau selatan dari rumah khusus.

Ada dua tempat Paon, yaitu Jalikan yang disebut rumah terbuka untuk mengolah
dengan panggangan kayu api. Sedang yang ke-2 ialah dapur untuk simpan
makanan dan alat masak.

Itu lah beberapa detil, bagian rumah adat Bali dan fungsinya. Tidak hanya kaya
tradisi dan istiadat, Bali rupanya simpan keelokan tertentu dari sisi arsitektur
bangunan.
TUGAS IPS

NAMA KELOMPOK :

1. JULIA
2. JIRDAN
3. DEA
4. SYAHIRA
5. RADIT
6. FIKRI

Anda mungkin juga menyukai