Rumah adat Bali tak hanya terlihat unik dan menarik saja, melainkan juga kental akan
nilai-nilai filosofi dan memiliki sejarah panjang. Simak penjelasan ciri khas rumah
adat bali beserta sejarah dan filosofinya berikut ini. Selain terkenal akan keindahan
alam, nuansa tradisional yang masih kental jadi daya tarik utama Bali. Tak ayal,
sebelum masa pandemi, Bali selalu dipenuhi kesibukan para wisatawan dari dalam
maupun luar negeri.
Bagi masyarakat Indonesia, keunikan dari rumah adat Bali tak jarang dituangkan
dalam bentuk arsitektur rumah impian. Didesain menggunakan bahan yang mudah
ditemukan di Indonesia, serta ornamen yang cantik dan menambah kesan megah
dari hunian.
Memang, dalam hal filosofi banyak hal dipengaruhi nilai-nilai Hindu Bali serta Jawa
Kuno. Tapi, bukan berarti konsep arsitekturnya tidak bisa diterapkan oleh
masyarakat dari agama lain. Apalagi, jika melihat keunikannya, rumah adat bali bisa
menghadirkan nuansa megah tapi sekaligus tradisional.
Selain dikenal sebagai budayawan, Empu Kuturan juga seorang ahli teori Arsitektur
yang meninggalkan konsep desa ada, Khyangan Tiga, Meru, dan pedoman-pedoman
upacara keagamaan.
Pada saat memasuki gerbang pertama, ada bangunan Gapura Candi Bentar
yang disebut pintu gerbang rumah adat Bali. Bangunan ini berupa dua candi
yang terbelah pada bagian tengah dan membuat sisi yang seimbang.
3. Aling-aling Rumah
Pada rumah adat Bali, Aling-aling dipakai sebagai pemisah di antara Angkul-
angkul dengan tempat suci dalam pekarangan rumah.
Pura Keluarga dipakai untuk tempat berdoa. Menurut hukum adat, tiap rumah
warga hindu di Bali disarankan mempunyai bangunan tempat sembahyang yang
dikatakan sebagai Sanggah.
Lepas dari ukuran kecil atau besar, tiap rumah Bali minimal mempunyai Pura
Keluarga sebagai tempat beribadah. Letak Sanggah umumnya ada pada bagian
pojok timur laut dari rumah.
5. Bale Manten
Bale Manten ialah rumah untuk kepala keluarga atau pimpinan keluarga. Sisi
rumah ini umumnya dihuni oleh anak gadis. Jika anak telah menikah, Bale
Manten seperti maknanya digunakan sebagai kamar pengantin baru.
Nama lain Bale Manten ialah Bale Daja dengan wujud persegi panjang dan
mempunyai bale-bale di bagian kanan dan kiri bangunan. Letak dari Bale
Manten ada di samping utara dari bangunan khusus.
6. Bale Gede
Seperti namanya yang memiliki arti besar, Bale Besar digunakan sebagai
bangunan untuk bermacam upacara tradisi dan tatap muka. Bangunan ini
terlihat menonjol semakin tinggi dibanding bangunan lainnya.
Nama lain dari Bale Besar ialah Bale Tradisi, yang dipakai sebagai tempat
bergabung kepala suku. Bale Tradisi mempunyai wujud persegi panjang dengan
12 tiang penyangga.
7. Bale Dauh
Bale Dauh digunakan sebagai tempat yang menerima tamu. Kadang, bangunan
dengan tiang penyangga ini dipakai sebagai tempat tidur keluarga lelaki.
Memiliki bentuk serupa Bale Manten, tetapi terletak dalam ruang dalam jumlah
tiang penyangga yang lain dengan rumah lain. Pada ketentuan pengerjaan
bangunan, status Bale Dauh agar lebih rendah dibandingkan Bale Manten.
8. Bale Sekapat
Bale Sekapat sebagai nama rumah tradisi warga Bali yang memiliki bentuk
seperti gazebo. Seperti peranan gazebo, bangunan ini dipakai sebagai tempat
santai dan melepaskan capek bagian keluarga.
Bale Sekapat di rumah kekinian seperti ruangan tengah atau ruangan keluarga.
Bangunannya sendiri terdiri dari 4 tiang yang membuat gazebo.
9. Lumbung
Lumbung ialah tempat simpan makanan dasar dan keperluan setiap hari warga
tradisi Bali. Makanan yang dapat tersimpan di lumbung dapat bermacam jenis.
Misalkan ialah jagung, beras, dan makanan dasar lain.
Ada dua tempat Paon, yaitu Jalikan yang disebut rumah terbuka untuk mengolah
dengan panggangan kayu api. Sedang yang ke-2 ialah dapur untuk simpan
makanan dan alat masak.
Itu lah beberapa detil, bagian rumah adat Bali dan fungsinya. Tidak hanya kaya
tradisi dan istiadat, Bali rupanya simpan keelokan tertentu dari sisi arsitektur
bangunan.
TUGAS IPS
NAMA KELOMPOK :
1. JULIA
2. JIRDAN
3. DEA
4. SYAHIRA
5. RADIT
6. FIKRI