keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat
oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat
dibagi dalam taman alami dan taman buatan.
Sering kali kita lihat, taman lebih banyak dibangun dirumah yang memiliki tanah yang luas, padahal
taman juga bisa dibangun untuk memperindah rumah sederhana dengan halaman sempit, itulah
salah satu alasan membuat taman harus dibuat langsung oleh ahli taman supaya desain taman tetap
bisa diciptakan walaupun halaman sempit.
Ok lanjut di postingan kali ini kita membahas tentang konsep taman bergaya bali, bagai mana sih
taman bergaya bali,pasti banyak di antara anda yg bertaya seperti itu.
langsung saja kita simak gambar serta artikel berkaitan dengan konsep taman bergaya khas bali.
Taman Bali adalah salah satu konsep taman dalam negeri yang sangat diminati saat ini. Terinspirasi
dari kebudayaan masyarakat Bali, penggunaan gazebo, patung, kolam dan pintu gerbang khas
arsitektur Bali merupakan hal yang wajib dimiliki. Yang perlu diingat, taman Bali memiliki karakter
yang sangat kuat sehingga tidak semua rumah dapat dipadukan dengan taman jenis ini. Berbicara
tentang taman bergaya Bali tentu tak luput dengan 3 unsur utamanya, yaitu tanaman tropis, air dan
batu. disebabkan 3 unsur ini juga digunakan sebagai dukungan ketika warga Bali menggelar upacara
ritual keagamaan sesuai dengan adat istiadat. Dengan demikian taman bali bisa dikatakan
mempunyai beberapa fungsi. Estetik, sentuhan keindahan untuk tampilan eksterior dan spiritualitas
untuk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan nilai kepercayaan. Taman tradisional Bali
yang termasuk bagian dari kesenian bali mempunyai sejarah selaras dengan usia kesenian Bali
lainnya. Merupakan suatu bentuk kreasi anak bangsa yang keberadaannya telah diakui oleh
mancanegara. Dengan keunikan bangunan yang khas & sangat mudah dikenali. Taman Bali
tradisional identik dengan pohon kamboja dan pandan bali, Ornamen arca/patung batu, gapura,
kolam-kolam dan bale bengong (gazebo ethnic bergaya bali). Salah satu bagian yang tak terpisahkan
dari taman bergaya Bali adalah pohon kamboja. Ada beberapa jenis kamboja yang populer untuk
diaplikasikan di taman Bali. Yaitu Kamboja putih, merah dan kuning. Kamboja putih: Memiliki ciri fisik
yang cenderung lebih besar dengan permukaan kulit pohon yang kasar. Kamboja putih ini ialah
pohon kamboja berbunga warna putih. dibagi 2 jenis. berdaun besar dan berdaun kecil. kamboja putih
berdaun besar sering kita jumpai di area pemakaman, sedangkan kamboja berdaun kecil bisa kita
temui di area sekitar pura dan rumah-rumah penduduk. Kamboja merah: Dengan ukuran lebih kecil
pada batangnya. Bunga berwarna merah muda hingga merah maroon. Kamboja kuning: Berdaun
kekuningan, kamboja jenis kuning ini juga sering disebut kamboja cendana karena aroma wanginya
yang sangat kuat. Pembawa kesan pada taman bergaya Bali adalah patung-patung sebagai
pelengkap dan ornamen-ornamen. Ada beberapa patung batu yang biasa diaplikasikan. Diantaranya:
1.Patung Batu padas: dengan warnanya yang putih kekuningan. 2.Batu Candi : berwarna kehitaman.
atau biasa disebut batu andesit. 3.Batu Buatan: Sesuai dengan namanya, batu ini bukan batu
sungguhan karena terbuat dari semen dengan ciri berwarna> keabu-abuan.
Jika anda tertarik atau berminat menerapkan konsep taman bergaya bali anda bisa langsung
menghubungi kami.
Kami berkomitmen untuk selalu memberikan yang terbaik bagi semua pelanggan. Kami menjunjung
tinggi profesionalitas dalam pekerjaan sehingga Anda sebagai client kami, akan mendapatkan hasil
yang maksimal.
Berkat dukungan dan kepercayaan Anda, kami telah menangani beberapa proyek landscape dan
taman dalam skala kecil, sedang dan besar. Pengguna jasa kami datang dari berbagai kalangan, baik
perorangan maupun perusahaan swasta atau instansi pemerintah. Urusan “Konsultan dan Contraktor
Landscape” project Anda, percayakan pada kami.
Sebagai pertimbangan, berikut adalah benefit yang akan Anda peroleh ketika menggunakan jasa
tukang taman dari “cahaya landscape" :
Mengutamakan profesionalitas tinggi dan bertanggung jawab pada pekerjaan Tepat dan cepat dalam
memberikan solusi serta dalam pengerjaan project Unggul dalam menciptakan karya seni berkualitas
tinggi Desain dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan client Ditangani tenaga ahli yang
profesional dan kompeten dibidangnya.
Ukuran luas pekarangan dihitung atas panjang dan lebar serta jarak antara ruang
yang tercipta.Untuk memperoleh ukuran-ukuran tersebut, anggota tubuh manusia
pemiliknya dijadikan sebagai satuannya. Dalam hal pekarangan, yang dipakai
adalah jarak bentang kedua tangan, jarak bentangan ujung jari tangan hingga ujung
jari kaki, ukuran panjang lengan serta genggaman jemari tangan kanan. Istilah
yang dipakai adalah depa panjang, depa pendek, hasta dan genggaman tangan
pemilik rumah dan dijadikan satuan utama ukuran yang lumrah dipakai. Ukuran
depa dipakai sebagai satuan utama, sedangkan depa pendek dan ukuran genggaman
tangan dipergunakan sebagai nilai tamabah atau kelebihan dari suatu satuan
panjang atau lebar. Panjang pekarangan disebutkan sebagai bujur dari utara ke
selatan, sedangkan lebar pekarangan adalah melintang dari timur ke barat. Tetapi
panjang dan lebar ini tidak mutlak, bisa juga sebaliknya tergantung dari arah hadap
pekarangan terhadap jalan.
Ukuran-ukuran luas pekarangan rumah sepertinya terkait dengan status seseorang
di masyarakat. Semakin tinggi status sosialnya, maka akan memiliki hak untuk
memiliki ukuran yang lebih luas. Seorang Brahmana, bujangga, bhiksu atau
pendeta yang berkewajiban menuntun masyarakat di bidang spiritual boleh
mamakai ukuran pekarangan Gajah. Sementara itu ukuran pekarangan Dwaja baik
dipakai untuk pekarangan parhayangan, sanggar atau pamerajan ibu. Golongan
Ksatrya dan Wesya sebaiknya memakai ukuran singa agar memperoleh wibawa di
mata masyarakat kebanyakan atau golongan sudra yang menggunakan ukuran
Wreksa.
Berikut adalah beberapa satuan ukuran luas pekarangan beserta nama-nama yang
dimuat di dalam lontar tersebut:
Untuk membatasi pekarangan, maka wajib dilindungi pada keempat sudutnya dan
sisi sisinya. Sekeliling pekarangan dibatasi dengan dinding atau tembok
penyengker dan bagian sudutnya diperkuat dengan pilar-pilar untuk menangkal
pengaruh buruk. Pilar-pilar yang melindungi keempat sudut disebut sebagai
paduraksa yang berarti pertemuan tembok (padu = pertemuan, raksa = dinding).
Masing-masing pilar paduraksa ini memiliki arti. Pada penjuru timur laut disebut
sebagai Sang Sari Raksa dipercaya sebagai perwujudan Bethari Sri, sedangkan
pilar yang posisinya di tenggara disebut Sang Aji Raksa dan dipercaya sebagai
perwujudan Bethara Guru. Pilar yang berada di barat daya dan barat laut masing
masing disebut Sang Rudra Raksa dan Sang Kala Raksa masing masing dipercaya
sebagai perwujudan Bethara Rudra dan Bethari Uma.
Tanah pekarangan memiliki posisi relative terhadap jalan. Posisi lahan bisa saja
menghadap kea rah utara, timur selatan atau barat. Masing masing arah hadap ini,
di dalam lontar, juga disebutkan memiliki sifat-sifat yang baik dan buruk. Halaman
yang menghadap ke arah timur memiliki pengaruh baik yang akan membuat
penghuninya dikasihi, dihormati, memiliki pengaruh di masyarakat serta rejekinya
lancar. Akan tetapi arah hadap timur juga memiliki pengaruh buruk dimana
penghuninya dapat berumur pendek, memiliki isteri yang jahat serta menimbulkan
rumah tangga yang panas dan resah. Pekarangan yang menghadap ke selatan akan
membuat penghuninya hidup sangat bahagia, kaya emas dan harta benda lainnya
karena mudah rejeki, akan tetapi memiliki pengaruh buruk dimana keluarga yang
memempati akan sulit memiki anak, sering tertimpa kecelakaan, panas dan gelisah
hingga akhirnya meninggal. Pengaruh baik untuk pekarangan yang menghadap
arah barat akan membuat penghuninya dihormati masyarakat, berpengaruh,
dermawan dan kaya emas tetapi sangat berbahaya karena banyak punya musuh,
panas, susah dan akhirnya sering sakit-sakitan. Kesejahteraan dan kebahagiaan
penghuni adalah pengaruh baik untuk pekarangan yang menghadap ke utara selain
disayang oleh masyarakat. Akan tetapi karang ini juga berpengaruh buruk yang
membuat penghuninya tidak punya anak, gelisah dan resah, panas dan susah serta
rumahnya dihuni oleh banyak tikus. Untuk memperoleh manfaat baik dari arah
hadap pekarngan serta menghindari pengaruh buruknya, maka perlu diperhatikan
penempatan pintu masuk ke pekarangan tersebut
Di dalam lontar disebutkan tentang cara membuat pintu masuk pekarangan atau
angkul angkul. Penentuan pintu masuk sangat tergantung dari arah hadap
pekarangan dan pengaruh yang diinginkan oleh penghuni rumah. Untuk
menentukan letak pintu masuk, maka pertama-tama sisi pekarangan yang
menghadap ke arah jalan dibagi menjadi sembilan bagian. Masing masing bagian
dari sembilan ini memiliki pengaruh baik dan buruk dan penghuni rumah dapat
memilih sesuai dengan pengaruh yang diinginkannya.
Jika pekarangan menghadap ke timur maka pembagian dimulai dari sisi sebelah
utara sebagai berikut:
1. bahaya besar
2. banyak punya musuh
3. kaya emas
4. sangat berguna
5. dermawan
6. panas dan susah
7. dihormati orang
8. banyak hutang
9. duka malapetaka
Apabila pekarngan menghadap ke utara, maka pengukuran dilakukan dari sisi barat
dengan pengaruh:
1. duka malapetaka
2. tidak punya naak
3. gelisah resah
4. bahagia
5. duka dan marah
6. panas dan susah
7. suka ria
8. belas kasihan
9. bahaya besar
Dengan penjelasan yang dimuat dari kedua lontar yang dijadikan sebagai bahan
diskusi, maka plot atau pekarangan rumah tradisional Bali pasca Majapahit dapat
didefinisikan. Sekumpulan pekarangan dalam suatu wilayah akan membentuk
sebuah permukiman atau blok. Jalan menjadi jalur yang menghubungkan antar titik
di dalam permukiman sekaligus juga menjadi komponen yang membingkai
permukiman tersebut.