Pura Dan Kahyangan dibangun untuk menghormati jasa pandita (guru suci). Dimana
pura yang dikenal sebagai tempat pemujaan di masa kerajaan di bali. Pura Dan Kahyangan
tidak bisa dilepaskan dari ajaran Resi Rena dalam agama hindu. Pura Dang Kahyangan adalah
pura besar yang berkaitan dengan dharma-yatra Dhang Guru terutama Dhang Hyang
Dwijendra. Didirikan di ashram atau tempat sang Dan Guru melakukan semadi. Ciri utama
adalah adanya Padmasana.
Layout Pura Labuhan Aji
Menurut narasumber di jeroan pura terdapat sejumlah palinggih batara sakti, pelinggih
batara tulak sanjata dan palinggih ida batara taksu. Ketuaan dan keangkeran Pura Labuhan
Aji terlihat dari arsitektur dan ukirannya yang amat khas. Temboknya terbuat dari batu kuno
yang diukir dengan gaya bali utara, terdapat pohon beringin yang memberi warna teduh.
Sebagian rawa-rawa dan sebagian lagi tanah lapang membentang di sebelah pura hingga ke
pasir laut.
Bangunan dan palinggih di Pura Labuhan Aji
Area Jabal Sisi
A. Area parkir
B. Pelinggih penyawangan
C. Pelinggih Dewa Ayu Rambut Sedana
D. Candi Bentar
F. Beji
G. Dewa Ayu Taman
P. Kori Agung
Q. Jero Nyoman Patih Agung
R. Dewa Ayu Ngencorong
S. Dewa Ayu Banaspati Raja
T. Bale Jempana
Area Jabal Utama
e. julang ngapak
Kedua, dilihat dari letak pintu masuk utama ada beberapa bentuk, yaitu :
a. buka palayu / rumah jure
b. buka pongpok
Umumnya bangunan dan rumah masyarakat sunda menggunakan bahan yang mudah lapuk
sehingga tidak banyak peninggalan fisik bangunan asli yang dapat dijadikan referensi oleh
generasi berikutnya. Saat ini, yang masih tertinggal adalah tradisi yang diteruskan melalui
tukang-tukang dan kebiasaan yang diperkuat oleh sistem kepercayaan masyarakat.
Diwariskan turun temurun dan bercampur dengan agama islam yang dipeluk mayoritas
penduduk.
Terdapat konsep yang mendasari elemen, orientasi dan mitos. Konsep yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a) Konsep lemah cat
Yang berarti tempat kelahiran atau kampung halaman, mengandung arti dibutuhkan
dua elemenkomplementer sebagai syarat suatu pemukiman yaitu lemah (tanah) yang
subur sehingga dapat digunakan untuk bertani serta cat (air) berupa mata air atau
danau kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bertani.
b) Konsep luhur handap
Konsep ini merupakan salah satu ciri konsep orientasi pada patempatan yaitu adanya
perbedaan ketinggian kontur yang signifikan supaya bangunan yang paling penting
dapat diletakkan di lokasi tertinggi diikuti oleh bangunan lain yang tingkat
kepentingannya disusun secara hierarki sampai ke lokasi terendah. Biasanya makam
dan imah kuncen (rumah sesepuh) terletak di lokasi tertinggi.
c) Konsep wadah eusi
Bahwa setipa tempat selalu menjadi wadah sekaligus mempunyai isi yaitu kekuatan
supranatural. Proses pemilihan lokasi kampung, ladang dan hunian selalu dilandasi
dengan konsep ini. Dapat dilihat pada penempatan batu besar hitam yang dianggap
keramat di tengah kampung, hutan keramat yang tidak boleh sembarangan dimasuki
masyarakat ataupun makam yang dikeramatkan.
d) Konsep kaca-kaca
Dipahami sebagai batas dalam arti luas, dapat diartikan sebagai batas perbedaan
ketinggian tempat, material tempat, ataupun suatubenda yang diletakkan pada posisi
tertentu sebagai simbol dari dua area berbeda. Konsep ini dipahami sebagai cara
melihat penciptaan wadah fisik misalnya saja bagaimana cara menyambung dua
material dalam suatu rumah dipandang lebih penting daripada material itu sendiri.