Anda di halaman 1dari 3

PURA

Sebelum proses pemlaspasan untuk pura hal pertama yang harus dilaksanakan yaitu pembersihan tanah
pada lokasi yang ingin di bangun.

Sikut karang dilaksanakan agar dapat jatuh di .indra, sri, guru

Tanah disikut lalu disikut terus pelinggih – pelinggih dengan menggunakan ukuran tapak ngambang
dengan tetap kosala – kosali yang ada

Wewantenan mecaru, pengruak, mulang dasar, banten pemlaspas

Caru yang digunakan untuk paibon menggunakan kebo

Menggunakan Tiga tapak ngandang untuk memberi jarak antara dua pelinggih satu sama lain

RUMAH

Wewantenan mancasata

Pura untuk rumah biasa bias menggunakan merajan alit, ngeresigana . caru, , pasada. Ngenteg linggih

-mulang dasar

- ngeruak

Tanah dibersihkan dengan cara ……………….

Dasar secara niskala

Bata dua medaging aksara

Untuk hari baik dalam menaikan genteng atau memasang genteng yaitu saat dwasa pejatian. Sebaiknya
tidak mengambil duwasa geni karena dapat menyebabkan kebakaran

Fungsi dari pemlaspasan yaitu untuk membersihkan rumah pada saat proses pembangunan rumah
tersebut dan juga supaya rumah sesuai dengan orang yang menempati rumah tersebut.

IDA RATU DALEM SURYA SOGATHA

Untuk rumah bali harus da bale kaudh bale dangin meten dan harus ada merajan teapi sekaran untuk
tanah yg kecil atau di perumahan deengan menggunakan
Yg pertama mesikut ngeruak lalu mulang dasar itu tergantung dari sulinggih . tetapi tanah itu harus di
bersihkan terlebih dahulu dn tetap menggunakan asta kosala kosali . mecaru untuk membersihkan
tanah itu setelah mulang dasar . klo tdk tanpa dasar secara niskala tidak baik setelah jadi rumah itu lalu
di plaspas. Jika di pura disamping mlaspas alit itu harus ngenteg linggih . untuk dirumah ngeresigana
atau ngenteg linggih alit karena kita akan melinggihin betara. Banten pemlaspas. Mengalih fungsi missal
dari sawh menjadi pura harus mantukan betara sri. Jika sudah dialih fungsikan harus nyikut karang.
Karena untuk pura memakai utama mandala madya mandala nista mandala. Setelah pura langsung
mlaspas ngenteg linggih.klo di pura itu tergantung dari pura apa contohnya jika pura dadya harus
memakai catur murti. Untuk rumah cukup ngeresigana. Ngeresigana mecaru antuk dasar mancasata isi
nya banten ngeresigana lalu nanti akan ditanam dimerajan , halaman karena itu pembersihan. Untuk
ngenteglinggih kyangan jagat menggunakan catur . kita bersihkan dahulu dengan caru ngeruak lalu
mulang dasar karena dasar ini sebagai. suatu symbol dasar secara niskala yang harus ada berisi batu
bata kalih batu bulitan 1 ini panca datu bersi aksara .

Arsitektur Tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan
masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan segala aturan-aturan yang
diwarisi dari zaman dahulu, sampai pada perkembangan satu wujud dengan ciri-ciri fisik yang
terungkap pada lontar Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya, sampai pada penyesuaian-
penyesuaian oleh para undagi yang masih selaras dengan petunjuk-petunjuk dimaksud

Asta Kosala Kosali merupakan Fengshui-nya Bali, adalah sebuah tata cara, tata letak, dan tata
bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan tempat suci yang ada di Bali yang sesuai
dengan landasan kepercaya, Etis, dan Ritual dengan memperhatikan konsepsi perwujudan,
pemilihan lahan, hari baik (dewasa) membangun rumah, serta pelaksanaan yadnya.
Menurut Ida Pandita Dukuh Samyaga, perkembangan arsitektur bangunan Bali, tak lepas dari peran
beberapa tokoh sejarah Bali Aga berikut zaman Majapahit. Tokoh Kebo Iwa dan Mpu Kuturan yang
hidup pada abad ke 11, atau zaman pemerintahan Raja Anak Wungsu di Bali banyak mewarisi
landasan pembanguna arsitektur Bali.
Danghyang Nirartha yang hidup pada zaman Raja Dalem Waturenggong setelah ekspidisi Gajah
Mada ke Bali abad 14, juga ikut mewarnai khasanah arsitektur tersebut ditulis dalam lontar Asta
Bhumi dan Asta kosala-kosali yang menganggap Bhagawan Wiswakarma sebagai dewa para
arsitektur.

Penjelasan dikatakan oleh Ida Pandita Dukuh Samyaga. Lebih jauh dikemukakan,Bhagawan
Wiswakarma sebagai Dewa Arsitektur, sebetulnya merupakan tokoh dalam cerita Mahabharata
yang dimintai bantuan oleh Krisna untuk membangun kerjaan barunya. Dalam kisah tersebut, hanya
Wismakarma yang bersatu sebagai dewa kahyangan yang bisa menyulap laut menjadi sebuah
kerajaan untuk Krisna. Kemudian secara turun-temurun oleh umat Hindu diangap sebagai dewa
arsitektur. Karenanya, tiap bangunan di bali selalu disertai dengan upacara pemujaan terhadap
Bhagawan Wiswakarma. Upacara demikian dilakukan mulai dari pemilihan lokasi, membuat dasar
bagunan sampai bangunan selesai. Hal ini bertujuan minta restu kepada Bhagawan Wiswakarma
agar bangunan itu hidup dan memancarkan vibrasi positif bagi penghuninya. Menurut kepercayaan
masyarakat Hindu Bali, bangunan memiliki jiwa bhuana agung (alam makrokosmos) sedangkan
manusia yang menepati bangunan adalah bagian dari buana alit (mikrokosmos).Antara manusia
(mikrokosmos) dan bangunan yang ditempati harus harmonis, agar bisa mendapatkan
keseimbangan anatara kedua alam tersebut.Karena itu,mebuat bagunan harus sesuai dengan
tatacara yang ditulis dalam sastra Asta Bhumi dan Atas Kosala-kosali sebagai fengsui Hindu Bali.

Arsitektur bali memiliki suatu keunikan karena adanya tradisi yang turun – temurun dari zaman dahulu
masih dilaksanakan hingga sekarang. Salah satunya yaitu asta kosala kosali yang merupakan , adalah
sebuah tata cara, tata letak, dan tata bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan
tempat suci yang ada di Bali yang sesuai dengan landasan kepercaya, Etis, dan Ritual dengan
memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik (dewasa) membangun rumah,
serta pelaksanaan yadnya.

Anda mungkin juga menyukai