Anda di halaman 1dari 12

MAKNA UPACARA MELASPAS DALAM PERESMIAN

HOTEL DI BALI

Oleh:

Nama : I Gusti Ngurah Wirajaya


No : 22
Nim : 2213081039
Kls : Parbud Pagi A Denpasar

FAKULTAS DHARMA DUTA


UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR TAHUN AJARAN 2022-2023
ABSTRAK

Melaspas adalah salah satu upacara yang dimana upacara ini


bertuuan untuk pembersihan dan penyucian bangunan yang baru selesai dibangun
atau baru ditempati lagi, seperti rumah, kantor, toko dan lain sebagainya. Dalam
pelaksanaanya, upacara Melaspas terdiri dari beberapa tingkatan sesuai
kemampuan umat. Tingkatan upacara Melaspas, seperti halnya upacara-upacara
lainnya, yaitu Kanista, upacara yang dilakukan paling sederhana. Madya, upacara
yang dilakukan tergolong sedang. Utama, upacara yang dilakukan tergolong
besar. Dalam peresmian hotel di Bali, tidak jarng kita melihat dan bahkan hampir
semua hotel dibali dalam upacara peresmianya terdapat prosesi yang dinamakan
Upacara Melaspas, yang dimana upacara ini merupakan upacara Agma Hindu
yang secara turu-temurun telah di laksanakan oleh umat Hindu di Bali disaat akan
meresmikan bangunan yang telah selesai di bangun atau baru ditempati. Dimana
secara garis besar makna melaspas pada peresmian hotel di bali digelar agar orang
yang akan tinggal di bangunan tersebut merasa aman dan tentram serta betah dan
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Serta mendoakan bangunan tersebut
agar bisa memberikan manfaat positif serta menciptakan keamanan dan
ketenangan sehinga kedepan dapat memberikan pelayanan yang optimal.
ABSTRACT

Melaspas is one of the ceremonies where the ceremony aims to clean and
purify buildings that have just been completed or have just been reoccupied, such
as houses, offices, shops and so on. In its implementation, the Melaspas ceremony
consists of several levels according to the abilities of the people. The level of the
Melaspas ceremony, like other ceremonies, namely Kanista, is the simplest
ceremony. Intermediate, the ceremony performed is classified as moderate.
Mainly, the ceremony performed is relatively large. In the inauguration of hotels
in Bali, it is not uncommon for us to see and in fact almost all hotels in Bali
during the inauguration ceremony there is a procession called the Melaspas
Ceremony, which is a Hindu Agma ceremony which has been carried out for
generations by Hindus in Bali when they are about to inaugurate buildings that
have been completed or are newly occupied. Where in general the meaning of
melaspas at the inauguration of hotels in Bali is held so that people who will live
in the building feel safe and secure and feel at home and avoid unwanted things.
As well as praying for the building to be able to provide positive benefits and
create security and calm so that in the future it can provide optimal service.
PENDAHULUAN

Agama Hindu memiliki ciri-ciri khusus yang mencerminkan identitasnya.


Yang dimana salah satu cirinya yang dominan adalah adanya bermacam-macam
atau keberagaman dalam penampilan atau pelaksanaan hidup keagamaannya.
Acara Agama Hindu merupakan penampilan atau pelaksanaan Agama Hindu itu
sendiri. Acara Agama Hindu merupakan tradisi-tradisi atau kebiasaan-kebiasaan
yang berasal dari kaidah-kaidah hukum yang ajeg baik yang berasal dari sumber
tertulis maupun tradisi masyarakat setempat yang dilaksanakan dan diikuti secara
turun temurun sejak lama oleh umat Hindu. Acara Agama Hindu merupakan
penampilan atau pelaksanaan ajaran Hindu maka dari itu bagian ini menjadi
bagian luar yang paling tampak yang merupakan fenomena agama.

Acara Agama Hindu tidak terlepas dari konsep Panca Yadnya, dimana
Panca Yadnya terdiri dari dua kata yakni Panca artinya lima dan Yadnya artinya
upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan Tuhan yang dimana dalam
istilah Bali, masyarakat Hindu menyebut Tuhan dengan sebutan Ida Sanghyang
Widi Wasa.

Dalam hal ini kita akan membahas makna upacara mlaspas dalam
peresmian hotel di Bali. Secara umum melaspas termasuk kedalam Upacara Dewa
Yadnya dan Bhuta Yadnya, Yang dimana dalam upacara melaspas akan diawali
dengan Acara Mecaru (Bhuta Yadnya) korban suci untuk para Butha yang
bertujuan untuk menyucikan bangunan dengan harapan dapat mejadi lebih kokoh,
nyaman bagi penghuninya. Upacara mecaru ini bertujuan untuk mengundang
Bhuta Kala atau mengundang Sang Bhuta kemdian mengaturkan labaan lalu
mengembaikanya ke tempatnya masing masing atau mengembalikan roh roh yang
tadinya berada diwilayah atau bangunan tersebut ke tempatnya masing masing
atau ke tempat asalnya, setelah itu baru dilanjutkan dengan rangkaian dari upacara
Melaspas, yang dimana secara umum melaspas memiliki arti sebuah upacara
pembersihan dan penyucian bangunan yang baru selesai di bangu atau baru
ditempti lagi, seperti rumah, kantor, took, hotel dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN

I. Pengertian Melaspas

Pemelaspasan / Melaspas adalah upacara pembersihan dan penyucian


bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi, seperti rumah,
kantor, toko dan lain sebagainya. Kata melaspas berasal dari bahasa Bali yang
terdiri atas dua kata yakni Mlas dan Pas. Mlas artinya pemisah dan Pas artinya
cocok. Dari kedua rangkaian kata tersebut, melaspas berarti pembuatan bangunan
biasanya terbuat dari tiga unsur, yakni kayu, tanah (bata) dan batu dan apabila
disatukan akan berbentuk bangunan cocok dan sangat layak untuk ditempati dan
ditinggali baik untuk manusia yang kita kenal sebagai rumah, maupun untuk para
Dewa yang dinamai pelinggih.

Dalam buku MELASPAS DAN NGENTEG LINGGIH oleh, Drs. I


Nyoman Singgih Wikarman di sebutkan arti dari Melaspas yang dimana melaspas
berrasal dari kata “Paspas” mendapat infik el menjadi pelaspas, merupakan kata
kerja aktif yang berarti pembersihan dan penyucian lalu di gaungkan menjadi
“Melaspas” atau “Mlaspas” yang berarti untuk membersihkan atau menyucikan.
Jadi arti dari kata Melaspas yakni Penyucian atau sakralisasi. Bagi umat Hindu,
upacara ini wajib dilaksanakan dan sudah menjadi tradisi turun-temurun hingga
saat ini. Upacara ini digelar agar orang yang akan tinggal di bangunan tersebut
merasa aman dan tentram serta betah dan terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan.

II. Sarana dan Jalanya Upacara Melaspas

2.1 Sarana Upacara Melaspas secara Umum


Dalam pelaksanaanya, upacara Melaspas terdiri dari beberapa tingkatan
sesuai kemampuan umat. Tingkatan upacara Melaspas, seperti halnya upacara-
upacara lainnya, yaitu Kanista, upacara yang dilakukan paling sederhana. Madya,
upacara yang dilakukan tergolong sedang. Utama, upacara yang dilakukan
tergolong besar. Namun kali ini penulis akan memaparkan sarana upacara
melaspas di tingkatan, Kanista, Madya dan Utamanin Utama.
1. Upakara Kanista
a. Nanceb Sanggah Surya, dengan banten munggah, Peras, Daksina,
Canang Soda, Suci alit 1 soroh.
b. Upakara Pemelaspas terdiri dari, Pras Pemelaspas, Peras
pengembeyen, seci, Prasistta, durmrngala, soroh tumpeng 11,
pengulapan 1, sesayut.
c. Caru Palemahan
d. Caru Prabot
e. Banten dihadapan snag muput seperti,peras, daksina, suci alit,
sesantun.
f. Upakara yang diletakan pada bangunan, tulung, sapsat gantung
gantung ulap uap dan pangurip urip.
g. Pedagingan
h. Pada palinggih munggah upakara, Daksina Pelinggih, ajuman putih
kuning, pesucian dan perlrngkapanya
i. Mapejati dengan nunas tirta atau air suci ke kahyangan yang ada
aitanya dengan banten pejatian.
2. Upakara Madya
a. Mendirikan sanggah surya sewana yang dilengkapi dengan pisang
lalung dan uduh peji
b. Dibawah surya sewana memakai gelar sanga kecil
c. Upakara Melaspas banten sama dengan melaspas alit serta ditambah
dengan pebangkit atau pulagembal lengkap
d. Caru palemahan
e. Caru prabot
f. Banten dihadapan sang muput sama seperti mlaspas alit hanya
ditambahkan suci satu soroh
g. Upakara Pada Bangunan sama seperti melaspas alit hanya saja
ditambahkan dengan, orti, 1 soroh bayuan. Jika bangunan itu berupa
pelinggih yang diletakan dalam pelinggih sama seperti melaspas
ditambah dengan suci di masing masing pelingih.
h. Pada tingkatan madya ini diperlukan upacaran tambahan yakni ngenteg
linggih yang upacaranya terdiri dari panuntunan yang berupa daksina
lengkap di seluruh pelinggih. Penuntunan yang dibuat denagn ala
berukberisi bers atau jijih, yang disertai dengan beras panyeneng dan
segeha agung.
i. Panglukatan dengan eteh eteh panglukatan selengkapnya dengan isi
busung
j. Mapajati nunas kekeuluh kahyangan yang ada kaitanya. Banten soroh
lengkap dengan suci.
k. Ulam pebangkit boleh buling bawi atau guling itik.
3. Upakara Utamaning Utama
a. Mendirikan sangr tawang rong tiga
b. Caru dibawah Sangar tawag
c. Bante pemlaspas seperti terdahulu dilengkapi dengan pabangkit
makaas gayah utuh lengkap dengan sate ancak bingn.
d. Caru Palemahan yakni walik sumpah yakni caru dengan dasar panca
sato yang ditambah dengan asu bang bungkem, angsa, kambing dan
godel atau anak sapi merah seekor
e. Dihadapan sang muput peras hayunan dengan suci catur, sesanten
gede, eteh eteh panglukatan serta perlengkapan padudusan alit/agung
f. Upakara yang lain sama dengan upakara Madyaning Utama.

2.2 Jalanya Upacara Melaspas

1. Ngayaban caru
Sebelum  upacara Melaspas, yang dilakukan terlebih dahulu adalah
macaru. "Hal ini memiliki tujuan untuk nedunang Bhutakala atau mengundang
sang Bhutakala untuk dhaturkan Labaan (sesajen). Dengan harapan agar
Bhutakala tersebut kembali ke  tempatnya masing-masing  atau mengembalikan
berbagai roh-roh yang tadinya tinggal atau mendiami bangunan tersebut ke tempat
asalnya. Kemudian menghadirkan Dewa Ghana yang diyakini sebagai Dewa
Rintangan yang bertujuan untuk menghalangi hadirnya roh-roh pengganggu.
Dalam Tingkatan Pancaklud dan Waliksumpah dilakukan juga upacara
panglukatan Durga dengan Pancabuthanya untuk ke,bali somia menjadi Dewi
Uma.
2. Ngayab Pamlaspas yang di dahului dengan:
a. Mengucapkan orti pada mudra bangunan sebagai permohonan
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Orti adalah simbol
komunikasi, sebagai permohonan dalam perlengkapan upacara
dalam pemakuhan atau pamelaspasan. 
b. Selanjutnya memasang ulap ulap pada bangunan. Ulap ulap yang 
dipasang tergantung jenis bangunan ( ulap ulap kertas yang ditulis
dengan hurup rajahan ). Bila bangunan tersebut tempat suci, maka
dasar banguan digali lobang untuk tempatkan padagingan. Jika
bangunan tersebut adalah bangunan pokok atau utama, diisi dengan
padagingan pada puncak dan madya bangunan, berapa padma   dari
emas.
c. Selanjutnya pangurip urip, arang bunga digoreskan pada tiap tiap
bangunan (melambangkan Tri Murti, Brahmana, Wisnu, Iswara).
"Jadi, umat Hindu Bali percaya bahwa bangunan yang didirikan
tersebut menpunyai daya hidup," terangnya. 
d. Kegiatan berikutnya adalah ngayaban banten ayaban dan ngayaban
pras pamelaspas yang didahului memberikan sesajen pada sanggah
surya yang terbuat dari turus lumbung.
e. Dilanjutkan dengan ngayaban caru prabot.
3. Ngeteg-linggih,
Ngenteg-linggih, bila yang dipelaspas adalah tempat suci (palinggih).
Upacara ini biasanya dipuput oleh pemangku, namun tak jarang untuk pura 
dipuput oleh sulinggih tergantung tingkatan upacaranya. Maksudnya adalah untuk
menstanakan Beliau yang kita buatkan pelinggih dan upacara ini dilakukan setelah
upacara melaspas.
Selain sarana tersebut, sering dijumpai saat upacara Melaspas
menggunakan siku-siku yang ditempelkan di dinding bangunan. Hal ini bertujuan
agar bangunan tersebut memiliki sikut atau ukuran yang benar. Alasan
digunakannya siku-siku karena salah satu alat pertukangan tersebut memiliki
keistimewaan. "Bentuknya tidak lurus, namun dapat meluruskan bangunan. 
Ketika membangun tidak menggunakan siku-siku dapat menyebabkan bangunan
tidak beraturan. Dan, yang lebih fatal lagi adalah konflik akibat tanah yang lebih.
Selain penggunaan siku-siku, ada juga simbol tapak dara. Tapak dara merupakan
simbol keseimbangan antara pawongan, palemahan, dan parahyangan, dengan
harapan nantinya bangunan yang telah dipelaspas senantiasa seimbang dan tidak
mudah roboh. Dalam Upacara Pamelaspasan yang dipuja  adalah Dewa
Pemelaspas, yaitu Bhatara Bhagawan Biyasa dan Dewa Pamakuh, yaitu Bhatara
Bhagawan Siwakarma. Pamakuh adalah rangkaian upacara yang terdapat pada
upacara pamelaspasan. Pamakuh berasal dari kata kukuh yang artinya kuat.
"Upacara Pamakuh bertujuan untuk menguatkan bangunan secara niskala agar
kokoh. "Kedua dewa inilah yang memberikan anugerah keseimbangan terhadap
bangunan yang telah dipelaspas. 
Agar senantiasa memberikan perlindungan dan keselamatan pada
bangunan yang akan ditempati, sekaligus terhindar dari segala hal negatif yang
berniat tidak baik

III. Maksud dan Tujuan Upacara Mlaspas

Di atas telah dijelaskan bahwa arti dari kata melaspas adalah penyucian
atau penghalusan.

Hal ini dilakukan karena bahan bahan bangunan kemungkinan ada kotoran
kotoran yang perlu dibersihkan, dan didasari dari proses pengerjaanya juga tidak
dapat dihindari dari pekerjaan yang dianggap kotor, misalnya diduduki, diinjak,
dilagkahi dan lain sebagainya. Disamping itu sebuah bangunan terdiri dari banyak
eksponen antara lain bahan tanah yang dicetak dan kemudian menjadi bata dan
genteng, yang dimana proses pembuatan bata itu diinjak injak untuk dipadatkan
kemudian dicetak lalu dibakar, disamping itu salah satu komponen sebuah
bangunan adalah kayu yang dimana untuk mengolah kayu tersebut tidak menutup
kemungkinan kayu tersebut diduduki atupun dilangkahi. Mengacu pada hal
tersebut maka setelah bangunan itu berdiri memerlukan upacara Melaspas yang
bertujuan untuk usaha pembersihan guna menghilangkan kotoran kotoran tersebut
sehingga banguna tersebut menjadi suci, suci yang dimaksud terlepas dari
kekotoran selama proses pembangunan.

IV. Makna Melaspas Dalam Peresmian Hotel

Hotel dewasa ini memang berkembang pesat terutama didaerah perkotaan


dan pariwisata sehingga kata hotel tentu tidak asing lagi ditelinga kita. Dalam
peresmian hotel di Bali, tidak jarng kita melihat dan bahkan hampir semua hotel
dibali dalam upacara peresmianya terdapat prosesi yang dinamakan Upacara
Melaspas, yang dimana upacara ini merupakan upacara Agma Hindu yang secara
turu-temurun telah di laksanakan oleh umat Hindu di Bali disaat akan meresmikan
bangunan yang telah selesai di bangun atau baru ditempati.

Hotel adalah Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian


atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil.
Definisi dan pengertian hotel secara umum adalah perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya bagi tamu yang datang, baik mereka yang
bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas
tertentu yang dimiliki hotel itu atau bisa dibilang semua pelayanan itu
diperuntukkan bagi masyarakat umum.

Makna melaspas dalam peeresmian hotel di Bali dapat kita cermati dari
pengertian melaspas itu sendiri dimana melaspas iyalah upacara pembersihan dan
penyucian bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi yang
dimana upacara ini digelar agar orang yang akan tinggal di bangunan tersebut
merasa aman dan tentram serta betah dan terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Serta mendoakan bangunan tersebut agar bisa memberikan manfaat
positif serta menciptakan keamanan dan ketenangan sehinga kedepan dapat
memberikan pelayanan yang optimal.
PENUTUP

I. KESIMPULAN

Pemelaspasan / Melaspas adalah upacara pembersihan dan penyucian


bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi, seperti rumah,
kantor, toko dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaanya, upacara Melaspas terdiri
dari beberapa tingkatan sesuai kemampuan umat. Tingkatan upacara Melaspas,
seperti halnya upacara-upacara lainnya, yaitu Kanista, upacara yang dilakukan
paling sederhana. Madya, upacara yang dilakukan tergolong sedang. Utama,
upacara yang dilakukan tergolong besar. Dalam peresmian hotel di Bali, tidak
jarng kita melihat dan bahkan hampir semua hotel dibali dalam upacara
peresmianya terdapat prosesi yang dinamakan Upacara Melaspas, yang dimana
upacara ini merupakan upacara Agma Hindu yang secara turu-temurun telah di
laksanakan oleh umat Hindu di Bali disaat akan meresmikan bangunan yang telah
selesai di bangun atau baru ditempati.

Makna melaspas dalam peresmian hotel dibali dapat kita cermati dari
pengertian melaspas itu sendiri dimana melaspas iyalah upacara pembersihan dan
penyucian bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi yang
dimana upacara ini digelar agar orang yang akan tinggal di bangunan tersebut
merasa aman dan tentram serta betah dan terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Serta mendoakan bangunan tersebut agar bisa memberikan manfaat
positif serta menciptakan keamanan dan ketenangan sehinga kedepan dapat
memberikan pelayanan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Dr. Ni Made Sukrawati, S.Ag., M.Si. 2019. ACARA AGAMA HINDU. Denpasar.
UNHI Press

Drs. I Nyoman Singgih Wikarma. 1998. MLASPAS dan NGENTEG LINGGIH.


Surabaya: Paramita

Ny. I. G. A. Mas Muterini Putra. PANCA YADNYA. Yayasan Dharma Sarathi

Sumber Internet:

https://www.danginpurikaja.denpasarkota.go.id/artikel/makna-upacara-pemelaspasan

https://phdi.or.id/artikel.php?id=upacara-panca-yadnya-dalam-kehidupan-beragama

https://www.scribd.com/document/455205069/MELASPAS#

https://sejarahharirayahindu.blogspot.com/2011/06/upacara-pemlaspasan.html

https://desaabiansemal.badungkab.go.id/artikel/29611-makna-
melaspas#:~:text=Tingkatan%20upacara%20Melaspas%2C%20seperti
%20halnya,dilakukan%20terlebih%20dahulu%20adalah%20macaru.

https://hotel-management.binus.ac.id/2016/08/01/hotel-dan-sejarahnya/

Anda mungkin juga menyukai