Wirajaya Matkul Acara
Wirajaya Matkul Acara
HOTEL DI BALI
Oleh:
Melaspas is one of the ceremonies where the ceremony aims to clean and
purify buildings that have just been completed or have just been reoccupied, such
as houses, offices, shops and so on. In its implementation, the Melaspas ceremony
consists of several levels according to the abilities of the people. The level of the
Melaspas ceremony, like other ceremonies, namely Kanista, is the simplest
ceremony. Intermediate, the ceremony performed is classified as moderate.
Mainly, the ceremony performed is relatively large. In the inauguration of hotels
in Bali, it is not uncommon for us to see and in fact almost all hotels in Bali
during the inauguration ceremony there is a procession called the Melaspas
Ceremony, which is a Hindu Agma ceremony which has been carried out for
generations by Hindus in Bali when they are about to inaugurate buildings that
have been completed or are newly occupied. Where in general the meaning of
melaspas at the inauguration of hotels in Bali is held so that people who will live
in the building feel safe and secure and feel at home and avoid unwanted things.
As well as praying for the building to be able to provide positive benefits and
create security and calm so that in the future it can provide optimal service.
PENDAHULUAN
Acara Agama Hindu tidak terlepas dari konsep Panca Yadnya, dimana
Panca Yadnya terdiri dari dua kata yakni Panca artinya lima dan Yadnya artinya
upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan Tuhan yang dimana dalam
istilah Bali, masyarakat Hindu menyebut Tuhan dengan sebutan Ida Sanghyang
Widi Wasa.
Dalam hal ini kita akan membahas makna upacara mlaspas dalam
peresmian hotel di Bali. Secara umum melaspas termasuk kedalam Upacara Dewa
Yadnya dan Bhuta Yadnya, Yang dimana dalam upacara melaspas akan diawali
dengan Acara Mecaru (Bhuta Yadnya) korban suci untuk para Butha yang
bertujuan untuk menyucikan bangunan dengan harapan dapat mejadi lebih kokoh,
nyaman bagi penghuninya. Upacara mecaru ini bertujuan untuk mengundang
Bhuta Kala atau mengundang Sang Bhuta kemdian mengaturkan labaan lalu
mengembaikanya ke tempatnya masing masing atau mengembalikan roh roh yang
tadinya berada diwilayah atau bangunan tersebut ke tempatnya masing masing
atau ke tempat asalnya, setelah itu baru dilanjutkan dengan rangkaian dari upacara
Melaspas, yang dimana secara umum melaspas memiliki arti sebuah upacara
pembersihan dan penyucian bangunan yang baru selesai di bangu atau baru
ditempti lagi, seperti rumah, kantor, took, hotel dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
I. Pengertian Melaspas
1. Ngayaban caru
Sebelum upacara Melaspas, yang dilakukan terlebih dahulu adalah
macaru. "Hal ini memiliki tujuan untuk nedunang Bhutakala atau mengundang
sang Bhutakala untuk dhaturkan Labaan (sesajen). Dengan harapan agar
Bhutakala tersebut kembali ke tempatnya masing-masing atau mengembalikan
berbagai roh-roh yang tadinya tinggal atau mendiami bangunan tersebut ke tempat
asalnya. Kemudian menghadirkan Dewa Ghana yang diyakini sebagai Dewa
Rintangan yang bertujuan untuk menghalangi hadirnya roh-roh pengganggu.
Dalam Tingkatan Pancaklud dan Waliksumpah dilakukan juga upacara
panglukatan Durga dengan Pancabuthanya untuk ke,bali somia menjadi Dewi
Uma.
2. Ngayab Pamlaspas yang di dahului dengan:
a. Mengucapkan orti pada mudra bangunan sebagai permohonan
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Orti adalah simbol
komunikasi, sebagai permohonan dalam perlengkapan upacara
dalam pemakuhan atau pamelaspasan.
b. Selanjutnya memasang ulap ulap pada bangunan. Ulap ulap yang
dipasang tergantung jenis bangunan ( ulap ulap kertas yang ditulis
dengan hurup rajahan ). Bila bangunan tersebut tempat suci, maka
dasar banguan digali lobang untuk tempatkan padagingan. Jika
bangunan tersebut adalah bangunan pokok atau utama, diisi dengan
padagingan pada puncak dan madya bangunan, berapa padma dari
emas.
c. Selanjutnya pangurip urip, arang bunga digoreskan pada tiap tiap
bangunan (melambangkan Tri Murti, Brahmana, Wisnu, Iswara).
"Jadi, umat Hindu Bali percaya bahwa bangunan yang didirikan
tersebut menpunyai daya hidup," terangnya.
d. Kegiatan berikutnya adalah ngayaban banten ayaban dan ngayaban
pras pamelaspas yang didahului memberikan sesajen pada sanggah
surya yang terbuat dari turus lumbung.
e. Dilanjutkan dengan ngayaban caru prabot.
3. Ngeteg-linggih,
Ngenteg-linggih, bila yang dipelaspas adalah tempat suci (palinggih).
Upacara ini biasanya dipuput oleh pemangku, namun tak jarang untuk pura
dipuput oleh sulinggih tergantung tingkatan upacaranya. Maksudnya adalah untuk
menstanakan Beliau yang kita buatkan pelinggih dan upacara ini dilakukan setelah
upacara melaspas.
Selain sarana tersebut, sering dijumpai saat upacara Melaspas
menggunakan siku-siku yang ditempelkan di dinding bangunan. Hal ini bertujuan
agar bangunan tersebut memiliki sikut atau ukuran yang benar. Alasan
digunakannya siku-siku karena salah satu alat pertukangan tersebut memiliki
keistimewaan. "Bentuknya tidak lurus, namun dapat meluruskan bangunan.
Ketika membangun tidak menggunakan siku-siku dapat menyebabkan bangunan
tidak beraturan. Dan, yang lebih fatal lagi adalah konflik akibat tanah yang lebih.
Selain penggunaan siku-siku, ada juga simbol tapak dara. Tapak dara merupakan
simbol keseimbangan antara pawongan, palemahan, dan parahyangan, dengan
harapan nantinya bangunan yang telah dipelaspas senantiasa seimbang dan tidak
mudah roboh. Dalam Upacara Pamelaspasan yang dipuja adalah Dewa
Pemelaspas, yaitu Bhatara Bhagawan Biyasa dan Dewa Pamakuh, yaitu Bhatara
Bhagawan Siwakarma. Pamakuh adalah rangkaian upacara yang terdapat pada
upacara pamelaspasan. Pamakuh berasal dari kata kukuh yang artinya kuat.
"Upacara Pamakuh bertujuan untuk menguatkan bangunan secara niskala agar
kokoh. "Kedua dewa inilah yang memberikan anugerah keseimbangan terhadap
bangunan yang telah dipelaspas.
Agar senantiasa memberikan perlindungan dan keselamatan pada
bangunan yang akan ditempati, sekaligus terhindar dari segala hal negatif yang
berniat tidak baik
Di atas telah dijelaskan bahwa arti dari kata melaspas adalah penyucian
atau penghalusan.
Hal ini dilakukan karena bahan bahan bangunan kemungkinan ada kotoran
kotoran yang perlu dibersihkan, dan didasari dari proses pengerjaanya juga tidak
dapat dihindari dari pekerjaan yang dianggap kotor, misalnya diduduki, diinjak,
dilagkahi dan lain sebagainya. Disamping itu sebuah bangunan terdiri dari banyak
eksponen antara lain bahan tanah yang dicetak dan kemudian menjadi bata dan
genteng, yang dimana proses pembuatan bata itu diinjak injak untuk dipadatkan
kemudian dicetak lalu dibakar, disamping itu salah satu komponen sebuah
bangunan adalah kayu yang dimana untuk mengolah kayu tersebut tidak menutup
kemungkinan kayu tersebut diduduki atupun dilangkahi. Mengacu pada hal
tersebut maka setelah bangunan itu berdiri memerlukan upacara Melaspas yang
bertujuan untuk usaha pembersihan guna menghilangkan kotoran kotoran tersebut
sehingga banguna tersebut menjadi suci, suci yang dimaksud terlepas dari
kekotoran selama proses pembangunan.
Makna melaspas dalam peeresmian hotel di Bali dapat kita cermati dari
pengertian melaspas itu sendiri dimana melaspas iyalah upacara pembersihan dan
penyucian bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi yang
dimana upacara ini digelar agar orang yang akan tinggal di bangunan tersebut
merasa aman dan tentram serta betah dan terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Serta mendoakan bangunan tersebut agar bisa memberikan manfaat
positif serta menciptakan keamanan dan ketenangan sehinga kedepan dapat
memberikan pelayanan yang optimal.
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Makna melaspas dalam peresmian hotel dibali dapat kita cermati dari
pengertian melaspas itu sendiri dimana melaspas iyalah upacara pembersihan dan
penyucian bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi yang
dimana upacara ini digelar agar orang yang akan tinggal di bangunan tersebut
merasa aman dan tentram serta betah dan terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Serta mendoakan bangunan tersebut agar bisa memberikan manfaat
positif serta menciptakan keamanan dan ketenangan sehinga kedepan dapat
memberikan pelayanan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Dr. Ni Made Sukrawati, S.Ag., M.Si. 2019. ACARA AGAMA HINDU. Denpasar.
UNHI Press
Sumber Internet:
https://www.danginpurikaja.denpasarkota.go.id/artikel/makna-upacara-pemelaspasan
https://phdi.or.id/artikel.php?id=upacara-panca-yadnya-dalam-kehidupan-beragama
https://www.scribd.com/document/455205069/MELASPAS#
https://sejarahharirayahindu.blogspot.com/2011/06/upacara-pemlaspasan.html
https://desaabiansemal.badungkab.go.id/artikel/29611-makna-
melaspas#:~:text=Tingkatan%20upacara%20Melaspas%2C%20seperti
%20halnya,dilakukan%20terlebih%20dahulu%20adalah%20macaru.
https://hotel-management.binus.ac.id/2016/08/01/hotel-dan-sejarahnya/