Anda di halaman 1dari 10

TEPUNG TAWAR KABUPATEN

KAPUAS HULU PUTUSSIBAU


UTARA DAERAH DANAU KAYAN
Assalamu’alaikum wr.wb
Hai, saya Haris Setiawan asal saya dari Kapuas Hulu
Putussibau selatan, jurusan Pendididkan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Baik, saya akan mengenal tentang Kabupaten Kapuas
Hulu adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi
Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten Kapuas hulu ini
terletak di kota Putussibau.
Putussibau kota merupakan kabupaten Kapuas Hulu
memiliki suku melayu adat istiadat atau yang sering kita
sebut kebudayaan. Kebudayaan merupakan suatu
kekayaan yang sangat bernilai karena selain merupakan
ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lambang dari
kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena
kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu
daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan
budaya merupakan kewajiban dari setiap invidu, dengan
kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bengsa seperti
Tradisi Tepung Tawar Oleh masyarakat Kabupaten
Kapuas Hulu Putussibau Utara Daerah Danau Kayan.
Dari penelitian yang saya kunjungi ke masyarakat
setempat. Danau kayan adalah daerah bagian dari
Putussibau Utara. Cerita pada nenek moyang dulu Danau
~1~
Kayan itu sebelumnya ada masyarakat kayan yang
mencari kebutuhan didanau yaitu mencari ikan dan lain
sebagainya jadi fasilatas Danau tersebut menjadi
kebutuhan masyarakat dan masyarakat setempat
menamakan daerah tersebut yaitu Danau Kayan.
Disini saya akan menceritakan tentang tepung tawar
yang ada didaerah saya sendiri. Sebelum itu saya akan
menjelaskan tentang apa sih tepung tawar itu?
Tepung tawar adalah salah satu pemanfaatan
keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh masyarakat
Kapuas Hulu Putussibau Utara atau didaerah Danau
Kayan. Tepung tawar tidak hanya sebagai salah satu
bentuk interaksi antara manusia dan lingkungan, tetapi
juga jejak interaksi antar manusia dan tuhan.
Berdasarkan temuan Tepung tawar didanau kayan ini
memiliki berbagai kegiatan. Pada umunya, Tepung
Tawar ini seperti Penyambutan Pejabat, Pelaksanaan
Perkawinan, saat ibu melahirkan anak pertamanya dll.
Berdasarkan temuan tradisi tepung tawar didaerah
Danau Kayan pertama kali diadakan dalam kehidupan
oleh masyarakat melayu Danau Kayan. Yakni dimulai
dengan kelahiran bayi, pernikahan, khataman, menempati
rumah baru dll. Tradisi ini dilakukan masyarakat melayu
Danau Kayan agar adanya keselamatan yang diberikan
Allah kepada hambanya.
Walaupun tradisi ini yang pertama dalam kehidupan,
namun masyarakat melayu danau kayan juga melakukan
tradisi tepung tawar pada momen-momen tertentu seperti

~2~
ketika sebelum prosesi pernikahan bagi calon pengantin,
setelah khitanan, menepati rumah baru, mengendarai
kendaraan baru juga dilakukan tepung tawar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada
ketua adat Danau Kayan Andi Pasla (2023) menyatakan
bahwa tepung tawar memang dilakukan dalam
masyarakat melayu saat kelahiran bayi, namun juga
dilakyukan saat seseorang akan menginjak dewasa
tepatnya bagi laki-laki setelah melakukan khitanan.
Kemudian tradisi tepung tawar kadang dilakukan oleh
calon pengantin ketika hendak melangsungkan pesta
perkawinan. Tetapi menjadi kelaziman dalam masyarakat
melayu danau kayanbahwa tradisi tepung tawar selalu
diindentikan adanya kelahiran bayi yang kadang
sekaligus dilakukan tepung tawar pada bayi.
Tepung tawar dilakukan karena kelahiran bayi dan
disertai tepung tawar bahwa terdapat media tertentu yang
digunakan saat prosesi. Seperti kelapa muda beserta
airnya, air tolak bala, daun sirih, beras kunyit, beras
putih, daun juan, mali dan antibar. Semua media tersebut
mengisyaratkan adanya nilai-nilai. Buah memiliki nilai
kasih sayang yang yang kental dan terus dipertahankan
dalam aktivitas tertentu. Daun juang seperti terdapat
dipemakaman muslim melambangkan adanya nilai
perjuangan melawan syaitan, daun mali adalah nama
tumbuhan yang diambil dari bahasa arab mal yang berarti
harta merupakan symbol kekayaan. Beras kunyit yang

~3~
melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki, sedang
beras putih melambangkan kesucian.
Upacara tepung tawar artinya suatu kebiasaan sakral
yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayan melayu, hal
ini juga mengandung makna simbolis untuk keselamatan,
kebahagian dan kesejahteraan bagi orang yang diberi
tepung tawar. Tepung tawar dilakukan sebagai lambing
mencurahkan rasa bahagia dan gembira sebagai rasa
syukur atas keberhasilan, hajat serta niat baik yang
dilakukan.
Fungsi tepung tawar ini sebagai rasa dan wujud
syukur kepada Allah SWT serta harapan dan menolak
bala’ (musibah). Tak lepaskan juga dari saling
menghormati dan mengahrgai yang tua mempererat tali
silahturahmi menjaga solidaritas sesama dalam
kehidupan yang beragama dan terhindar dari malapetaka.
Tepung tawar dilakukan bukan hanya dikala senang
tetapi di susah juga dilakukan tepung tawar, sehingga
makna tepung tawar yang sesungguhnya adalah rasa
terimakasih dan syukur kepada yang maha kuasa.

Adapun kegiatan pada upacara Tepung tawar sebagai


berikut:
Tepung tawar pada perkawinan yang berlaku pada
masyarakat melayu Danau kayan dalam rangka
memohon kepada Allah agar orang yang menikah diberi
keselamatan, kedamaian dan kebahagian dalam
kehidupannya. Namun didaerah danau kayan upacara

~4~
atau tradisi tersebut tidak hanya sebatas resepsi tetapi
lebih dari itu, merupakan pakaian adat. Jika
melangsungkan perkawinan menggunakan adat istiadat
maka upacara tepung tawar merupakan suatu keharusan.
Dari penelitian sebelumnya pelaksanaan tepung tawar
ini terdiri dari beberapa unsur yaitu: keluarga dekat,
pemerintah, pemangku adat dan unsur ulama. Upacara
atau tradisi tepung tawar ini dimulai dengan mengoleskan
sedikit tepung tawar ketelapak tangan pengantin,
menabur-naburi bunga rampai, beras kuning, beras
basuh, dan bertih kebadan pengantin, kemudian
merenjiskan tampang tawar (ramuan enam dedaunan)
kepada pengantin. Upacara ini ditutup oleh pemuka
agama sekaligus memimpin doa bersama.
Rumah baru atau pindah rumah yang dimaksud disini
adalah beralihnya seseorang atau keluarga dari rumah
yang semula ditempati kerumah lain yang akan didiami
selanjutnya. rumah berikut itu bisa jadi merupakan
bangunan rumah baru ataupun bangunan rumah lama
yang pernah ditinggali oleh orang lain sebelumnya.
Saat seseorang atau suatu keluarga memiliki rencana
untuk pindah rumah, maka ia harus menghitung hari
baik, yakni hari yang diyakini akan membawa
keberkahan hidup di masa mendatang bagi seluruh
penghuni rumah serta rumah yang akan dihuni kelak.
Biasanya penghitung untuk menetapakan hari baik ini
melibatkan orang pintar ataupun tetua kampung.

~5~
Perhitungan hari baik ini didasari pada rumus langkah,
maut, pertemuan, rezeki.
Maksudnya, tanggal satu adalah hari langkah. Di hari
ini terdapat larangan pindah rumah, karena selalu
membawa kegagalan dalam kehidupan. Tanggal dua
adalah hari maut, yang berarti akan membawa bencana
dalam kehidupan. Oleh karena itu, setiap orang dilarang
pindah rumah pada hari ini. Tanggal tiga adalah hari
pertemuan, suatu hari yang dianggap baik karena
membawa keberkahan dalam kehidupan. Sedangkan
tanggal empat adalah hari rezeki yang danggap hari baik,
karena membawa tuah (keberuntungan).
Perhitungan selanjutnya dimulai dengan tanggal lima
dan seterunya. Demikian berulang-ulang rumus itu
terapkan, sehingga hari baik jatuh pada tanggal 3, 4, 7, 8,
11, 12, 15, 16, 19, 20, 23, 24, 27 dan 28. Waktu yang
dianggap baik untuk pindah rumah adalah antara pukul
02.00 sampai dengan 04.00, karena waktu subuh akan
membawa kejernihan dalam berpikir serta kesejukan dan
ketenangan di dalam rumah.
Saat pindah rumah, terdapat persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu tempat beras harus diisi penuh dan
penghuni rumah harus membawa nasi dalam tempat nasi
sepenuh-penuhnya. Hal itu dilakukan sebagai harapan
bahan makanan yang bersifat pokok itu akan selalu
tersedia bagi para penghuninya.
Tepung tawar pindah rumah dilakukan setelah
seluruh anggota keluarga menempati rumah barunya.

~6~
Secara fisik tepung tawar terdiri dari beras yang telah
ditumbuk dan diberi air. Didalamnya diberi beberapa
jenis dedaun khas.
Pelaksanaan tepung tawar secara adat dimaksudkan
untuk mendapatkan keselamatan dan dijauhkan dari
marabahaya oleh Tuhan yang maha kuasa. Khususnya
untuk upacara tepung tawar pindah rumah, yang menjadi
sasaran dalam upacara ini adalah manusia dan bangunan
fisik. Manusia yang dimaksud disini adalah semua orang
yang menempati rumah baru, tanpa mengenal usia, jenis
kelamin dan srata social.
Sedangkan bangunan fisik itu berupa rumah yang
akan dihuni oleh seseorang atau keluarga tersebut.
Manfaat upacara atau tradisi ini bagi manusia adalah
supaya penghuni rumah yang baru saja pindah selalu
mendapatkan kesuksesan dan keselamatan dalam
menjalankan aktivitas di sepanjang hidupnya, serta
terhindar dari marabahaya atau malapetaka. Kegunaan
menepung tawari bangunan fisik adalah supaya
bangunan/rumah itu tidak mendatangkan malapetaka bagi
orang yang mempergunakannya dan semua roh jahat
terusir dari rumah tersebut.
Orang yang bertugas untuk melakukan tepung tawar
pindah rumah biasanya adalah orang yang dianggap
paling mengerti tentang seluk-beluk upacara ini. Saat
upacara berlangsung, penghuni rumah dan para tamu
tidak terlibat secara aktif. Bagian-bagian bangunan yang

~7~
akan diberi tepung tawar antara adalah empat penjuru
rumah (pintu rumah) dan kepala tangga.
Saat mengibaskan atau memukul pembacaan surah
yasin yang diselenggarakan oleh tuan rumah, diikuti
keluarga dekat, tentangga dan para undangan lainnya.
Tepung tawar gunting rambut bayi . menurut sumber
pak Ibrahim masyarakat setempat seorang bayi yang baru
lahir mempunyai pantangan rambutnya digunting
sebelum melalui acara ini, namun dalam pelaksanaan
dibedakan atas dua macam, yakni ada yang dilakukan
tanpa biaya, pada waktu selamatan kelahirannya
digunting dalam ayunan dikarenakan kurang adanya
kemampuan ekonominya, tetapi jika orang tuanya
mempunyai kemampuan ekonomi pada lazimnya
dilakukan dengan cara tepung tawar.
Upacara tepung tawar disini bermaksud melepaskan
gangguan tertentu diluar kekuatan manusia. Manusia
terutama anak-anak dan bayi dalam kehidupannya
banyak sekali mendapat gangguan dari makhluk halus.
Demikian juga benda-benda tertentu terutama rumah,
sering diganggu oleh makhluk halus sehingga kurang
serasi didiami. Untuk memutuskan gangguan-gangguan
itu dibuatlah tepung tawar.
Dalam ungkapan melayu Danau Kayan, tradisi
tepung tawar ini memiliki beberapa makna, yakni:
1. Menawar segala yang berbisa,
2. Menolak segala yang menganiaya
3. Menjauhkan segala yang menggila

~8~
4. Mendinginkan segala yang menggoda
5. Menepis segala yang berbahaya
6. Mengandung segala restu
7. Terhimpun segala doa
8. Tertuang segala kasih sayang
9. Terpatri segala hara (zat kehidupan)
10. Supaya berkah berkepanjangan
11. Supaya restu berkesambungan
Bak kata orang-orang tua melayu dalam
ungkapan adat:
“Tepung Tawar memberi berkah
Supaya jalan penuh tuah
Sepanjang berjalanan menjulang marwah
Dunia akherat diridhoi Allah”
Adapun doa-doa yang sering dibaca saat tepung tawar
yaitu: “Ya Allah- Ya Tuhan kami, mudahkanlah bagi
kami dalam mendapatkan rezeki yang halal dimana saja
kami berada, apabila rezeki kami berada di atas langit
maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka
keluarkanlah, apabila jauh dekatkanlah, apabila sukar
mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila sedikit
limpahkanlah, apabila banyak berkahlah.
Dan Ya Allah Ya Tuhan kami, terimalah segala do’a
kami dan ampunilah dosa-dosa kami baik yang kami
ketahui maupun yang tidak kami ketahui, kecil atau
besar, yang tampak maupun yang tersembunyi,
sesungguhnya engkau maha pengampun dan maha
penerima taubat.

~9~
Dapat kita simpulkan bahwa nilai-nilai ritual upacara
adat, karena didalam upacara tersebut sarat dengan nilai-
nilai didalam kehidupan terutama kearifan lokal, bahwa
manusia tidak lepas dari kehilapan dan kesalahan, selalu
memohon ampun dan petunjuk kepada Allah SWT,
dengan terus melaksanakan kewajiban di dalam
kehidupan di dunia, saling bergotong royong,
menghormati yang tua, menghargai lingkungan baik
benda-benda yang bergerak maupun benda yang tidak
bergerak bahwa barang-barang tersebut mempunyai
manfaat bagi kehidupan dan itu adalah bagian dari
makhluk Allah SWT yang tidak disembarangkan.
Budaya tepung tawar yang dimaksud agar jangan
saling curiga dan berprasangka buruk dengan yang lain
dan mempunyai hati yang bersih. Selalu mempererat tali
silahturami dengan saudara-saudara yang ada disekitar
kita terjaganya rasa solidaritas sesame di dalam
kehidupan yang beragama, sehingga tercapai keinginan
bersama hidup di dalam ketentraman terhindar dari
malapetaka dan dijauhi bencana demi terwujudnya cita-
cita semua manusia dimuka bumi ini.
Sekian dari saya, mungkin hanya itu saja yang dapat
saya sampaikan mohon maaf atas kekurangannya,
Akhirul kalam Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

~ 10 ~

Anda mungkin juga menyukai