“WETONAN”
Tujuan dari Tradisi Wetonan dapat dilihat secara spiritual religius dan
tujuan secara solidaritas sosial. Salah satu bentuk manifestasi agama yang paling
menonjol dalam kehidupan masyarakat Jawa adalah dipraktikkannya berbagai
macam upacara slametan (selamatan). Slametan merupakan pusat dari seluruh
sistem keagamaan orang Jawa, Slametan dilakukan untuk semua hajat,
sehubungan dengan kejadian yang ingin diperingati, ditebus, dan dikuduskan
misalnya: kelahiran, perkawinan, pindah rumah, mimpi buruk, panen, ganti nama,
membangun rumah, sakit, khitanan, dan sebagainya. Salah satu adat istiadat,
sebagai ritual keagamaan yang paling populer di dalam masyarakat Islam Jawa
adalah slametan, yaitu upacara ritual komunal yang telah mentradisi sebagainya di
kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk peristiwa penting
dalam kehidupan seseorang. Praktik-praktik tradisional lainnya sangat beragam
dan cukup banyak jumlahnya, tidak dapat terlepas dari slametan sebagai pusatnya
dari semua bentuk praktik ritual keagamaan masyarakat Jawa, mempunyai
pemaknaan dalam hubungannya dengan keselamatan, yang meliputi
kesejahteraan, kelas tarian, dan kebahagiaan hidup manusia.
Tradisi Weton (hari kelahiran), Yang disebut dengan weton adalah hari
pasaran saat bayi dilahirkan ke dunia. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat
Legi atau lainnya. Legi, Pahing, Pon, Wage adalah nama-nama pasaran. Tradisi
ini sangat unik karena mirip dengan ulang tahun, namun bedanya Slametan Weton
dilakukan berdasarkan pada kalender Jawa, dimana dalam satu bulan terdapat 35
hari atau orang Jawa bisa menyebutnya selapan. Pelaksanaan wetonan ini
memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari masing-masing daerah walaupun
sebenarnya nilai dan tujuan dari upacara wetonan ini sama yaitu memohon
keselamatan. Peringatan wetonan dalam berbagai daerah ada yang melakukan
perayaan ini dengan bermeditasi, merayakannya sendiri dengan cara
mengheningkan diri dan berdoa kepada Tuhan, ada yang mengundang beberapa
teman dekatnya menyantap makanan bersama, dan kadang ada yang membuat
perayaan wetonan yang lebih besar adalah sebuah acara sosial di mana orang-
orang berbagi cerita, saran, dan saling mendengarkan. Pada saat mereka berdoa,
mereka mendoakan kelancaran hidup, kesehatan, rejeki, dan kebahagiaan untuk
orang yang sedang merayakan wetonannya. Masyarakat Jawa percaya seseorang
yang sering dibuatkan slametan weton secara rutin sesuai waktunya, biasanya
hidupnya lebih terkendali, lebih berhati-hati, dan jarang sekali mengalami sial.
Terdapat juga suatu kepercayaan jika masyarakat jawa tidak memperingati
upacara weton maka akan terjadi suatu hal-hal yang tidak diinginkan seperti suatu
hal buruk.Wetonan bagi masyarakat suku jawa sebagai suatu faktor yang memiliki
arti terhadap pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan terdapat
keyakinan dalam berdoa untuk memohon suatu kemudahan ataupun keselamatan
dan keberkahan. Tradisi Wetonan bukan cuma soal kepercayaan tetapi jadi perekat
kerukunan, karena bukan dari masyarakat Jawa penganut agama Islam saja
bahkan dari non Islam juga melaksanakannya, boleh dilakukan kapanpun dan
dimanapun. Bahkan jadi simbol toleransi budaya dan umat beragama di Desa
Manggala Permai Kabupaten Kapuas.