Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

Oleh:
YOGA LANGGENG YUANA
NIM : 1810811110028

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Henry Wardhana , M.T.
NIP. 195706071986031002

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit.

Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi

pemerintahan atau swasta,tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini

menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi

individual tentu saja masalah pengangguran itu sangat merugikan karena manusia

mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga

kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca

peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja. 

Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah

pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar

kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu usaha yang mudah dikembangkan yaitu pembuatan telur asin aneka

aroma “SAUYUNAN” karena banyak orang yang mengkonsumsinya. Cara

pembuatannya yang relatif mudah, peralatan yang digunakan cukup simpel dan

hasil produksi tidak begitu mahal serta potensi usahanya yang sangat tinggi

mendorong saya untuk menekuni usaha ini.

2. Visi & Misi Usaha


1.      Mengembangkan jiwa kewirausahaan.

2.      Menambah penghasilan / uang saku.

3.      Belajar Mandiri.
3. Tujuan
1.      Mengembangkan jiwa kewirausahaan.

2.      Menambah penghasilan / uang saku.

3.      Belajar Mandiri.
BAB II
ASPEK PEMASARAN
1. Segmen Pasar
Usaha pembuatan telur asin adalah salah satu jenis industri makanan yang

umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur

asin adalah telur itik, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena

kebiasaan dari masyarakat kita yang menganggap telur asin berasal dari telur itik.

Teknologi yang diperlukan untuk memproduksi telur asin secara umum

merupakan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu perbedaan proses produksi

dan kualitas produk telur asin ditentukanberdasarkan cara pengolahannya.

Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan

telur. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan

berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan

mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur

mentah. Telur umumnya mengandung protein 13%, lemak 12%, mineral dan

vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif

lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa. Konsumen terbesar produk telur asin

adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber

protein hewani yang murah. Disamping untuk konsumen rumah tangga,

konsumenlainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-

kapal laut, rumah sakit, asrama-asrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya.

Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan peternakan itik

akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang

umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Industri telur asin juga dapat

mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.


2. Target Pasar
Adapun tahap-tahap pengolahan telur asin beraneka aroma“Sauyunan” adalah

sebagai berikut:

1)        Syarat telur itik yang baik untuk di buat menjadi telur asin.

Ø  Telur itik tidak cacat atau retak

Ø  Telur masih segar (1-4 hari)

Ø  Bentuk telur oval

Ø  Besar telur rata

Ø  Warna kulit hijau muda

Ø  Telur itik umbaran (bukan kletekan atau yang diternakkan dikandang)

2)        Bahan-bahan (untuk sekali proses produksi)

Ø  Telur itik 300 butir

Ø  Garam yodium 3 kg

Ø  Serbuk batu bata 3kg (± 15 keping batu bata )

Ø  Abu sekam 3kg

Ø  Bawang putih 3 rumpun (± ¼ kg untuk aroma bawang)

Ø  Sunlight 1 bungkus

Ø  Ampelas halus 1 lembar

Ø  Kayu bakar 1 pikul

Ø  Air secukupnya

Ø  Jahe 1ons (untuk yang aroma jahe) Cabe ½ Kg (untuk aroma cabe)

3)        Alat-alat yang diperlukan

Ø  Ember plastik 2 buah

Ø  Panci atau kuali tanah


Ø  Pisau

Ø  Pawon batu

Ø  Blender

Ø  Stempel+tinta untuk merek

4)                  Proses Pembuatan

a.       Telur itik direndam di air selama 5 menit, kemudian digosok dengan ampelas

halus secara perlahan gunanya agar permukaan telur pori-porinya terbuka. Setelah

itu cuci dengan air sabun, kemudian dicuci kembali baru ditiriskan.

b.      Buat adonannya terlebih dahulu.

Cara-caranya:

1.    Bahan adonan (serbuk batu bata) dicampur dengan garam sesuai takaran yang

telah ditentukan. Takaran ini bisa disesuaikan dengan selera si pembuat atau juga

bisa sesuai denan pengalaman yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

2.    Untuk yang beraneka aroma, semua bahan (jahe/cabe/bawang) diblender hingga

halus, lalu ditambahkan ke campuran adonan tadi.

3.    Aduk semua bahan hingga menjadi adonan yang tercampur merata.

4.    Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk menjadi adonan

yang kental agar dapat melekat pada kulit telur. Untuk mendapatkan tingkat

kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur.

Apabila adonan tersebut dapat melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat

kekentalannya telah tepat. Dalam pembuatan setiap adonan, kadar air yang

dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat kekeringan media. Makin tinggi tingkat

kekeringannya, maka makin banyak pula air yang diperlukan. Kebutuhan air

dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat menempel pada kulit telur. Adonan
yang mendapat air dalam jumlah yang kurang ataupun berlebihan, akan

mengakibatkan adonan tidak dapat menempel pada kulit telur.

c.       Tempel-tempelkan adonan ke telur, Setelah adonan menempel pada kulit telur,

guling-gulingkan telur pada abu sekam. Ini bertujuan supaya adonan semakin

menempel pada kulit telur.

d.      Peram dalam wadah selama 10-15 hari (setelah 15 hari telur akan mengandung

minyak). Semakin lama disimpan kadar garam dalam telur akan semakin tinggi

sehingga telur akan semakin awet tetapi rasanya akan semakin asin. Usahakan

agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka. Dengan cara

pemeraman ini, sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap kedalam telur.

Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan dipergunakan lagi, maka perlu

ditambahkan garam pada adonan tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat

garam semua.

e.       Setelah diras pemeraman cukup waktunya (+/- 10-15 hari ). segera bongkar

adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat pengbongkaran,

adonan pembalut sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering

menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan demikian, adonan dapat dibongkar

dengan lebih mudah dan aman. Setelah itu, pisahkan telur yang baik dan telur

yang kurang baik atau kulitnya retak atau memperlihatkan tanda-tanda kebusukan.

f.       Telur yang telah diperam selama 15 hari dicuci bersih dengan air sabun,

kemudian ditiriskan sebentar, lalu di masak dalam panci dengan kadar air dalam

panci secukupnya/ukuran telunjuk ke telur yang paling atas. Telur dalam panci

direbus dengan api kecil dan jangan ditutup, jika airnya telah panas maka api

sedikit demi sedikit dibesarkan hingga mendidih. Lama rebusan kurang lebih
45menit agar telur asin tahan hinnga 10 hari (tidak bau). Telur yang sudah masak

kemudian ditiriskan kembali.

g.      Setelah semua proses berakhir, telur asin siap untuk dikonsumsi atau dijual

kepada konsumen.

Catatan:

1)      Proses penambahan jahe, bawang , cabe, atau bahan-bahan lain hanya untuk

menambah aroma telur asin saat dimakan saja, sedangkan rasa masih tetap sama

dengan yang tidak dikasih tambahan bahan ini.

2)      Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar

garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet telur yang

diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.

3)      Telur asin yang baik, akan terlihat jika sudah dibelah. Tandanya, kuningnya

berada di tengah, minyaknya hanya di bagian pinggir atau masir, rasa dan

aromanya enak.

4)      Telur asin matang tahan selama 2-3 minggu, sedangkan pembubuhan

larutan teh dalam adonan pengasin dapat meningkatkan ketahanan telur asin

sampai 6 minggu.

C.    Manajemen Pemasaran

1.      Kebijakan produk (product)

a. Mutu

Telur asin aneka aroma “SAUYUNAN” dibuat dengan cara alami namun bermutu

tinggi, lebih tahan lama, dan rasa lebih nikmat karena sudah ditambahkan

berbagai bahan beraroma tajam didalamnya. Pengendalian terhadap kualitas mutu


dilakukan setiap melakukan kegiatan produksi yakni dengan memperhatikan

bahan baku adonan sebelum proses produksi supaya mutunya lebih terjaga lagi.

b. Merek

Pemberian nama merek dilakukan agar konsumen mudah mengingat produk yang

dihasilkan. Merek “SAUYUNAN” ini dibuat secara tidak sengaja, dan hanya asal

sebut saja karena keceplosan dalam bicara. Walaupun pemberian namanya hanya

asal, tetapi nilai jual dari merek tersebut cukup bagus, karena simpel dan mudah

diingat oleh konsumen.

c. Tampilan

Tampilan telur yang besarnya sama rata dan juga bersih bila dilihat bisa menarik

pembeli akan bentuk tersebut, yang menganalogikan kesan higienis dari produk

itu hingga bisa lebih meyakinkan konsumen untuk membeli.

2.      Kebijakan harga (price)

Kebijakan harga dari produk telur asin  “SAUYUNAN” ini adalah sebesar Rp.

2.500 tiap butir. Hal ini sudah mempertimbangkan biaya produksi dan laba yang

diinginkan.

3.      Pemasaran

Pemasaran produk ini akan dilakukan di daerah sekitar kampus STPP Bogor

(Cinagara) sendiri. Pendistribusian produk ini akan dilakukan dengan 3 jalur

yaitu: dijual langsung kepada konsumen, melalui pengecer, dan distributor.

4.      Promosi

Promosi telur asin beraroma “SAUYUNAN” akan dilakukan dengan beberapa

media, antara lain;

a. Leaflet
Leaflet dibagikan kepada calon yang berada di sekitar tempat produksi. Isi leaflet

akan menjelaskan keunggulan dari telur asin beraroma ”007” sehingga diharapkan

calon konsumen akan tertarik.

b. Kemasan/stempel pada kuit telur

Stempel akan dibuat semenarik mungkin dan berisi kalimat iklan yang menarik

sehingga dapat pula berfungsi sebagai media promosi.

c. Manusia

Manusia merupakan media yang efektif untuk mengenalkan suatu produk. Dengan

perantara orang baik melalui cerita ataupun ajakan, diharapkan konsumen akan

lebih tertarik dan membeli telur asin beraroma “007”.

D.    Analisis Usaha

1.      Pengadaan bahan baku untuk sekali proses produksi

a.       Telur itik 300 butir 300 butir@ Rp 1.350 Rp 405.000

b.      Garam yodium 3 kg 3kg @ Rp 1.500 Rp 4.500

c.       Serbuk batu bata 3kg (± 15 keping


15 keping @ Rp 700 Rp 10.500
bata)

d.      Abu sekam 3kg 3 kg @ Rp 1500 Rp 4.500

e.      Bawang putih 3 rumpun (± ¼ kg untuk


¼ kg @ Rp 18.000 Rp. 4.500
aroma bawang)

f.        Jahe 1ons (untuk yang aroma jahe) 0,1 kg @ Rp 20.000 Rp 2.000

g.       Cabe ½ Kg (untuk aroma cabe) ½ kg @ Rp 15.000 Rp 7.500

h.      Sunlight 1 bungkus 1 buah @ Rp 1.000 Rp 1.000

i.        Ampelas halus 1 lembar 1 buah @ Rp 8.000 Rp 8.000


j.        Kayu bakar 1 pikul 1 pikul @ Rp 17.500 Rp 17.500

Jumlah Rp 465.000

2.      Peralatan penunjang (sebagai modal awal)

a.       Ember plastik 2 buah 2 buah @ Rp 10.000 Rp 20.000

b.      Panci besar 1 buah @ Rp 150.000 Rp 150.000

c.       Pisau 1 buah @ Rp 10.000 Rp 10.000

d.      Tungku dari batu 1 buah @ Rp 75.000 Rp 75.000

e.       Blender 1 buah @ Rp 200.000 Rp 200.000

f.       Stempel untuk merek +tinta 1 buah @ Rp 30.000 Rp 30.000

Jumlah Rp 485.000

Total Pengeluaran dan Total pemasukan dari penjualan telur asin beraroma

Laba 1x proses produksi

Rp 465.000 (Modal untuk 1x proses produksi)  Rp 485.000 (Belanja modal awal)

Total = Rp 950.000

Laba dari penjualan telur asin aneka aroma adalah 300 x Rp 2.150 = Rp 645.000

Rp 645.000 – Rp 465.000 = Rp 180.000

Keterangan:

Modal awal bisa tertutupi laba setelah ± 5x proses produksi.


Dalam satu bulan, proses produksi bisa dilakukan 15x (2 hari sekali memproduksi

telur asin)

Laba bersih dalam satu bulan (misal produksi dilakukan 15x dalam satu bulan)

diperkirakan:

= 15 kali produksi X laba bersih tiap proses produksi

= 15 X Rp 180.000

= Rp 2.700.000

Rencana usaha
RENCANA USAHA DAN STUDI KELAYAKAN
USAHA PEMBUATAN TELUR ASIN

OLEH
MAISYURAH
10702259041
MIDTES PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
DOSEN PENGAMPU : Prof. DR. ALIYAH RASYID BASWEDAN

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

BAB  I   PENDAHULUAN
A.    Judul Kegiatan  
Usaha yang akan dijalankan adalah usaha pembuatan TELUR ASIN RASA
BARU

B.     Status Usaha
Usaha yang akan dijalani adalah usaha baru sebagai usaha untuk menambah
penghasilan keluarga

C.    Rasional Kegiatan
Usaha TELUR ASIN RASA BARU yang akan  didirikan adalah jenis usaha
industri rumahan berskala kecil yang khusus hanya memproduksi Telur asin
berbahan baku telur Itik (bebek). Usaha ini dibuka dengan alasan :
1.      Meningkatkan nilai ekonomis telur itik. Selama ini itik hanya dijual langsung
tanpa pengolahan sehingga harganya murah dan tidak tahan lama
2.      Banyak peternak itik di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala
Kalimantan Selatan sehingga bahan baku mudah untuk didapat, selain itu telur itik
digunakan karena telur itik memiliki cangkang yang kuat dan memiliki pori-pori
yang lebih besar daripada telur ayam sehingga pembuatan telur asin lebih bagus
bila menggunakan telur itik, hal lain yang disebabkan karena Telur itik memiliki
kandungan protein 13,1% dan lemak 14,3%-17%, vitamin, dan mineral. Nilai
kandungan tertinggi terletak pada kuning telur. Kuning telur mengandung asam
lemak termasuk omega-3. Asam lemak Omega-3 merupakan asam lemak jenuh
ganda yang sangat baik bagi tubuh.
3.      Proses pembuatan yang mudah dan sederhana sehingga bisa menjadi usaha
sampingan keluarga
      D.  Tujuan Kegiatan :
Tujuan dari didirikannya usaha industri TELUR ASIN RASA BARU ini adalah:
a)    Untuk memperoleh penghasilan yang dapat  digunakan untuk menunjang
kebutuhan hidup sehari-hari.
b)   Untuk menerapkan keterampilan yang dimiliki (pembuatan telur asin)
c)    Memanfaatkan hasil dan meningkatkan nilai ekonomis hasil peternakan terutama
peternakan itik.

BAB  II  METODE PELAKSANAAN
A.    Produk :
Produk yang dibuat adalah Telur Asin RASA BARU yaitu olahan pengawetan
telur melalui proses pengasinan sehingga telur  itik bisa tahan lama serta
pengolahan dengan menggunakan teknik baru yang dapat menambah rasa nikmat
dari telur juga rendah lemak.

B.     Bahan Baku :
Bahan baku utama Telur Asin adalah telur itik yang banyak dihasilkan dari
peternakan di Kecamatan Tabunganen. Selain itu telur itik yang dihasilkan
memiliki kualitas bagus yaitu kuning telur yang berwarna kuning kemerahan
(orange) dan tidak berbau amis.

C. Proses Produksi :
Proses produksi telur asin akan diproduksi dengan proses sebagai berikut:
1. Yang perlu Anda perhatikan pertama dalam membuat telur asin adalah memilih
telur itik yang berkualitas baik, tidak retak atau busuk. Tips memilih telur bermutu
baik : rendam dalam air, jika tenggelam maka kualitasnya baik.
Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian
keringkan.
2. Amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka.
3. Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam, dengan
perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri dari
campuran bubuk bata merah dengan garam.
4. Tambahkan sedikit air rebusan daun salam dan akar alang-alang yang sudah
didingankan  ke dalam adonan kemudian aduk sampai adonan berbentuk pasta.
5. Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan
telur, kira-kira setebal 1~2 mm.
6.  Simpan telur dalam kuali tanah atau ember plastik selama 15 ~ 20 hari. Usahakan
agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka.
Tips :
- untuk keasinan rendah simpan selama 1 minggu
- untuk keasinan sedang simpan selama 2 minggu
- untuk keasinan tinggi (masir) simpan selama 3 minggu.
7. Setelah selesai bersihkan telur dari adonan kemudian rendam dalam larutan teh
selama 8 hari.

D. Pemasaran :
Pemasaran produk ini dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu penjualan langsung dan
melalui agen. Penjualan langsung dilaksanakan dengan cara door to door, dimana
penjual akan mendatangi rumah pembeli dan pembeli yang datang ke tempat
usaha pemilik, sedangkan melalui agen yaitu dengan menitipkan produk ke
warung-warung atau toko-toko. Pemasaran dapat digambarkan dalam diagram
berikut ini :

Konsumen

 
Tahun pertama merupakan tahun perkenalan sedangkan tahun berikutnya
diharapkan produk sudah dikenal sehingga pembeli yang akan datang atau
melakukan pemesan. Pesanan dalam jumlah besar diharapkan datang dari rumah
makan dan orang-orang yang melaksanakan hajatan.
      E. Tempat Produksi :
Tempat produksi mengambil lokasi di rumah sendiri yang beralamat Desa
tabunganen muara RT. 9 No. 6 Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala
Kalimantan Selatan. Lokasi ini dipilih karena dekat dengan peternakan itik yang
menjadi bahan baku dan untuk pemasarannya juga mudah karena lokasinya yang
terletak dikawasan penduduk yang berjumlah besar dan dekat dengan pasar
sehingga tempat usaha juga bisa berfungsi sebagai tempat penjualan.
Segmen pasar yang dituju adalah konsumen langsung dan konsu men tingkat
pertama yaitu warung-warung makan atau toko-toko yang membeli untuk dijual
kembali. Dengan sasaran konsumen 30% dari jumlah penduduk pada tahun
pertama, 40% pada tahun kedua dan 50% pada tahun ketiga. Sedangkan tahun
pertama sasaran yang dituju hanya lingkup pada kecamatan Tabunganen, tahun
kedua direncanakan mencapai 3 kecamatan  yaitu  Tabunganen, Tamban dan
Mekar Sari, dan tahun ketiga diharpkan dapat mencapai 5 kecamatan yaitu
Tabunganen, Tamban dan Mekar Sari. Anjir muara dan Anjir Pasar.

BAB  III  TARGET LUARAN
      A. Target produk :
      Produk yang akan dihasilkan adalah telur asin dengan rasa baru yaitu
memunculkan wangi daun salam pada telur . Pada bulan pertama produksi
dilakukan sebanyak 4 kali dalam 1 bulan, setiap kali produksi telur asin yang
diproduksi sebanyak 500 butir sehingga tiap bulan akan menghasilkan 2.000  (4 x
500) butir telur asin.            Pada bulan kedua akan ditingkatkan menjadi 750 butir
setiap kali produksi sehingga produksi akan menjadi 3.000 butir. Seiring dengan
perluasan tempat usaha maka banyaknya jumlah yang diproduksi juga akan
ditingkatkan.
      B. Target konsumen :
      Konsumen yang ditargetkan adalah semua lapisan usia. Target tahun pertama
6.300 orang, tahun kedua orang dan tahun ketiga orang
D.    Target pendapatan :
Jumlah pendapatan yang ingin peroleh setiap bulan adalah Rp. 4000.000,-

Anda mungkin juga menyukai