DOSEN PENGAMPU :
.Monry Fraick Nikky Gillian Ratumbuysang, M.Pd
.Dewi Dewantara, M.Pd
Disusun oleh:
Adinda Erlena Noviyani (1710121220006)
Amelia Saraswati (1710121120001) Lisa (1710121120006)
Anggita Nur Hidayah (1710121320001) Maulana Ahmad M. (1710121210017)
Edo Meidyantoro (1710121210004) Putri Cahya Lestari (1710121220020)
Era Nurkumala Siti Noor Kholisah (1710121120017)
KELAS : B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan. Laporan ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, diantaranya:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
2. Bapak Monry Fraick Nikky Gillian Ratumbuysang, M.Pd. dan Ibu Dewi
Dewantara, M.Pd. sebagai pengampu mata kuliah kewirausahaan.
3. Teman-teman semua yang telah membantu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjutkan…………………………………………………….
B.Rumusan Masalah
iv
C. Tujuan Penulisan
v
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari
adonan yang bahan utamanya adalah pati (Tarwiyah, 2001). Kerupuk adalah
makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioca dicampur dengan bahan
perasa seperti udang atau ikan. Pada dasarnya bahan baku pembuatan kerupuk
adalah tepung tapioca dan tepung terigu saja dimana tepung terigu merupakan
produk impor dari luar Indonesia. Menurut Setiawan, dkk (2013) kerupuk
dibedakan atas duakelompok, yaitu keerupuk kasar dan kerupuk halus.kerupuk
kasar dibuat dari bahan baku tepung dengan penambahan bumbu-bumbu saja,
sedangkan kerupuk halus terbuat dari bahan tepung dan biasanya selaini bumbu-
bumbu juga ditambah bahan-bahan lain seperti udang, dan telur, dan sebagainya.
Komponen terbesar kerupuk adalah pati sehingga kerupuk mempunyai kandungan
protein yang rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha penganekaragaman
makanan yang bertujuan meningkatkan kandungan gizi kerupuk terutama protein
dan Fe, mengingat kedua zat tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh [ CITATION
Ram19 \l 1033 ].
Kerupuk udang adalah kerupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung
dan udang. Kerupuk udang mempunyai beberapa kualitas bergantung pada
komposisi banyaknya udang yang terkandung dalam kerupuk. Semakin banyak
jumlah udang yang terkandung dalam kerupuk semakin baik kualitasnya.
Kerenyahan kerupuk udang sangat ditentukan oleh kadar airnya. Semakin banyak
mengandung air kerupuk udang akan semakin kurang renyah. Demikian bila
persentase kandungan tepung lebih banyak dibandingkan udangnya, maka daya
kembang kerupuk akan semakin berkurang. Sebaliknya bila perbandingan tepung
vi
dan udang seimbang maka daya kembang kerupuk akan semakin besar [ CITATION
Rud03 \l 1033 ].
1. Penampilan
a. Warna
vii
b. Keseragaman Bentuk dan Ukuran
c. Kerataan Permukaan
d. Kemulusan
e. Pengemasan
viii
Kerupuk udang mentah yang tidak dikemas/dibiarkan dalam keadaan
terbuka akan mudah tercemar debu, kotoran, air, dan mikroba penyebab
kerusakan produk. Selain itu kerupuk lebih mudah terpengaruh oleh kondisi di
sekelilingnya, sehingga akan menjadi lembab dan ditumbuhi jamur (rusak).
Pengemasan memungkinkan produk terlindungi dari pencemaran, benturan,
gesekan (vibrasi), penguapan, kontaminasi, dan pengaruh iklim/kelembapan.
Selain itu, produk yang dikemas akan tampil lebih menarik.
Cita rasa yang kompak dapat diperoleh dari komposisi bahan yang tepat
dan penambahan bahan-bahan lain yang dapat meningkatkan kelezatan, misalnya
udang, vetsin, telur, susu, keju, garam, gula, dan bawang putih.
Kerupuk yang berkualitas tinggi akan mengembang 3-5 kali lipat sewaktu
digoreng. Daya mengembang kerupuk yang baik ditentukan oleh beberapa hal
yaitu: proses pembuatan dan penggunaan peralatan yang sesuai; penggunaan
tepng tapioca yang memenuhi syarat; komposisi bahan yang tepat; dan
penambahan bahan pengembang.
Udang yang masih segar akan memberikan cita rasa yang enak. Namun
tidak demikian halnya dengan udang yang sudah mati pada saat diproses, tingkat
kesegarannya akan terus menurun dan akhirnya menjadi busuk pada 6-7 jam
berikutnya sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi hal tersebut,
udang segar disimpan dalam kotak pendingin.
ix
5. Kandungan Unsur Gizi
6. Daya Simpan
Kerupuk yang berkualitas baik tahan disimpan dalam waktuu yang relatif
lama tanpa terjadi kerusakan apa pun, sehingga cukup waktu untuk
didistribusikan/dipasarkan (6-9 bulan).
x
1. Kadar Air
Kadar air yang masih diperbolehkan terkandung dalam kerupukk adalah
10-12% (Departemen Perindustrian). Kerupuk yang masih mengandung air di
bagian dalam (yang kering hanya bagian luarnya ) apabila disimpan/dikemas akan
menjadi lembek kembali dan kemudian ditumbuhi jamur yang dapat merusak
kerupuknya.
xi
BAB 3
HASIL OBSERVASI
Alamat :
Tahun berdiri :
Bidang usaha :
xii
E. Modal Awal dalam Memulai Usaha Kerupuk
xiii
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
xiv
xv
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, S., & Susanto, T. (2001). Kupang dan Produk Olahannya. Yogyakarta
Penerbit Kanisius.
Wahyono, R., & Marzuki. (2003). Pembuatan Aneka Kerupuk. Surabaya: Trubus
Agrisarana.
xvi
xvii