Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TEORI PARIWISATA DAN SOSIAL BUDAYA

PENDAPAT PADA ARTIKEL

“Jadikan Pariwisata Budaya Bali Dicintai Oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa”

Kadek Ayu Franciska Dewi

1813081073

JURUSAN PARIWISATA BUDAYA

PRODI INDUSTRI PERJALANAN

FAKULTAS DHARMA DUTA

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


Berdasarkan artikel yang telah saya baca, menurut pendapat saya kepariwisataan Bali itu
berlandaskan kepada kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu dengan falsafah Tri Hita
Karana. Namun, melihat situasi dengan adanya pandemi covid-19 ini tentunya Bali menjadi
sedikit surut akan pariwisata namun dengan adanya pandemic ini dapat dijadikan awalan untuk
menjadikan sistem pariwisata yang baru di bali seperti memiliki peraturan-peraturan yang lebih
ketat dan berstruktur sehingaa hal-hal yang terjadi dimasalalu tidak terjadi lagi pada masa
sekarang mengingt bahwa pariwisata Bali yang bersifat industrialis atau dapat dikatakan
perkembangannya pesat dengan menitik beratkan pada aspek material yang mana menyebabkan
Bali saat ini hampir memiliki prinsip yang dapat dikatakan kurang konsisten karena demi
perkembangan pariwisata yang menghasilkan materi yang lebih Bali menjadikan peraturan-
peraturan yang ada lebih fleksibel. Pembangunan-pembangunan yang memiliki aspek pariwisata
terus digencarkan demi adanya masuknya fendor atau investor yang mau menanamkan modal di
Bali dan mendatangkan sebanyak banyaknya wisatawan ke Bali dari berbagai kalangan sehingga
pemerintah menciptakan peraturan yang dimana secara tersirat memihak satu pihak saja demi
keuntungan. Budaya Bali pun terkena dampak dari perkembangan pariwisata yang industrialis
ini, banyak aspek kebudayaan yang dijadikan daya tarik wisata seperti Pura yang merupakan
pura besar dan suci di Bali sudah dijadikan daya tarik wisata untuk memikat wisatawan.

Pemerintah sudah menciptakan aturan seperti tata tertib masuk ke pura tapi hal ini tidak
akan mencegah adanya kasus penistaan pura. Sudah banyak kasus penistaan pura yang dilakukan
oleh wisatawan salah satunya kasus yang terjadi di Pura Gelap, Kawasan Pura Besakih,
Karangasem dimana salah satu wisatawan menaiki pelinggih padmasana dan bersua photo diatas
pelinggih kasus ini ditindak lanjuti dan wisatawan tersebut hanya memberikan permintaan maaf
serta mengikutu prosesi penyucian pura tersebut. Dilihat dari hal tersebut saja bahwa pariwisata
budaya Bali belum mengarah pada aspek ketuhanan atau dicintai oleh Ida Sang Hyang Widhi.
Adanya Tri Hita Karana yang saat ini sudah menjadi aspek dalam mengkaji pariwisata budaya
Bali dimana Tri Hita Karana ini dicantumkan dan dijadikan refernsi dalam menciptakan berbagai
peraturan yang terkait aspek pariwisata. Hal ini sudah mengindikasikan bahwa pariwisata budaya
Bali telah menggunakan salah satu ajaran dari weda dapat dikatakan aspek ketuhanan. Tapi
eksploitasi terhadap kebudayaan Bali masih terus ada hingga sata ini dengan iming iming
sebagai salah satu jalan untuk perkembangan pariwisata Bali.
Pemerintah hendaknya mengkaji lebih lanjut terhadap penggunaan kebudayaan Bali seperti
tempat suci atau pura sebagai daya tarik wisata karena hal hal yang bersifat aspek ketuhanan
seperti ini hendaknya tidak dieksploitasi demi keuntungan, agar mampu menciptakan pariwisata
budaya Bali yang dicintai oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jangan sampai masyarakat Bali
hanya dimanfaatkan sebagai instrumen dalam mencari keuntungan melalui kebudayaan Bali dan
jangan sampai kebudayaan Bali sendiri bersifat tidak suci lagi akibat adanya eksploitasi ini
karena kesucian tidak dapat diukur dari pemikiran manusia saja tapi harus berlandaskan atas
ajaran ajaran agama hindu.

Anda mungkin juga menyukai