“Jadikan Pariwisata Budaya Bali Dicintai Oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa”
1813081073
Pemerintah sudah menciptakan aturan seperti tata tertib masuk ke pura tapi hal ini tidak
akan mencegah adanya kasus penistaan pura. Sudah banyak kasus penistaan pura yang dilakukan
oleh wisatawan salah satunya kasus yang terjadi di Pura Gelap, Kawasan Pura Besakih,
Karangasem dimana salah satu wisatawan menaiki pelinggih padmasana dan bersua photo diatas
pelinggih kasus ini ditindak lanjuti dan wisatawan tersebut hanya memberikan permintaan maaf
serta mengikutu prosesi penyucian pura tersebut. Dilihat dari hal tersebut saja bahwa pariwisata
budaya Bali belum mengarah pada aspek ketuhanan atau dicintai oleh Ida Sang Hyang Widhi.
Adanya Tri Hita Karana yang saat ini sudah menjadi aspek dalam mengkaji pariwisata budaya
Bali dimana Tri Hita Karana ini dicantumkan dan dijadikan refernsi dalam menciptakan berbagai
peraturan yang terkait aspek pariwisata. Hal ini sudah mengindikasikan bahwa pariwisata budaya
Bali telah menggunakan salah satu ajaran dari weda dapat dikatakan aspek ketuhanan. Tapi
eksploitasi terhadap kebudayaan Bali masih terus ada hingga sata ini dengan iming iming
sebagai salah satu jalan untuk perkembangan pariwisata Bali.
Pemerintah hendaknya mengkaji lebih lanjut terhadap penggunaan kebudayaan Bali seperti
tempat suci atau pura sebagai daya tarik wisata karena hal hal yang bersifat aspek ketuhanan
seperti ini hendaknya tidak dieksploitasi demi keuntungan, agar mampu menciptakan pariwisata
budaya Bali yang dicintai oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jangan sampai masyarakat Bali
hanya dimanfaatkan sebagai instrumen dalam mencari keuntungan melalui kebudayaan Bali dan
jangan sampai kebudayaan Bali sendiri bersifat tidak suci lagi akibat adanya eksploitasi ini
karena kesucian tidak dapat diukur dari pemikiran manusia saja tapi harus berlandaskan atas
ajaran ajaran agama hindu.