Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi

COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar


PELESTARIAN WARISAN BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN
PARIWISATA BALI YANG BERKELANJUTAN

Ida Bagus Brata1*). Ida Bagus Rai2). Rulianto3), Ida Bagus Nyoman Wartha.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmas Denpasar
Email:ibbrata@gmail.com, Ib.rai.undwi@gmail.com, rulianto@unmas.ac.id, ibwartha@unmas.ac.id

ABSTRAK
Pelestarian warisan budaya merupakan tugas dan tanggungjawab semua komponen masyarakat, karena
identitas suatu bangsa dapat dilihat dari kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan.
Kajian ini dilakukan untuk mengidentifikasi identitas kebudayaan Bali melalui deskripsi secara utuh
dan mendalam tentang warisan budaya dalam pembangunan pariwisata Bali yang berkelanjutan. Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan dengan analisis deskriptif
kualitatif. Hasil kajian menunjukkan: Warisan budaya merupakan sebuah amanat yang wajib dijaga,
dilindungi, dikembangkan, dan dilestarikan serta dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Prioritas
utama pengembangan pariwisata adalah membangun manusianya, terutama pemberdayaan masyarakat
lokal, kepuasan wisatawan, dan kelestarian warisan budaya sebagai sumber daya pariwisata.
Sinergisitas antara kesejahteraan masyarakat lokal, kepuasan wisatawan, dan kelestarian warisan masa
lalu terpenuhi, itu berarti pembangunan pariwisata Bali yang keberlanjutan dapat diwujudkan.
Kata kunci: Pelestarian, Warisan Budaya, Pariwisata Berkelanjutan

ABSTRACK
Preservation of cultural heritage is the duty and responsibility of all components of society, because
the identity of a nation can be seen from the culture owned by the nation concerned. This study was
conducted to identify the cultural identity of Bali through a complete and in-depth description of
cultural heritage in the development of sustainable tourism in Bali. Data collected through
observation, interviews, and literature study with qualitative descriptive analysis. The results of the
study show: Cultural heritage is a mandate that must be maintained, protected, developed, and
preserved and utilized for human welfare. The main priority of tourism development is to develop its
people, especially the empowerment of local communities, tourist satisfaction, and the preservation of
cultural heritage as a tourism resource. The synergy between the welfare of the local community,
tourist satisfaction, and preservation of the legacy of the past is fulfilled, that means the development
of a sustainable tourism in Bali can be realized.

Keywords: Conservation, Cultural Heritage, Sustainable Tourism

1. Pendahuluan dahsyat dan apabila hal ini tidak


Bali seakan tidak dapat dipisahkan diantisipasi, dicermati atau tidak
lagi dengan pariwisata. Setiap direncanakan secara matang dalam
membicarakan Bali baik dari perspektif pembangunan dan pengembangkan ke
pendidikan, ekonomi, lingkungan, sumber depan, tidak tertutup kemungkinan dapat
daya alam, dan sosial budaya termasuk berakibat buruk bahkan kehancuran bagi
warisan budaya di dalamnya, selalu kehidupan masyarakat Bali sendiri.
menempatkan pariwisata dalam posisi Sebagai ikon pariwisata Indonesia,
sentral. Artinya pariwisata dilihat sebagai Bali telah menjadi salah satu daerah tujuan
agen atau aktor yang dapat memainkan wisata yang begitu populer di mata dunia
peranan penting dalam kehidupan internasional. Pariwisata telah dijadikan
masyarakat. Pada kenyataannya pariwisata sebagai motor penggerak pembangunan
mempunyai energi dobrak yang amat perekonomian masyarakat Bali. Peran

49
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
pariwisata dalam mendorong pertumbuhan seperti: permasalahan lapangan pekerjaan,
dan perkembangan perekonomian sosial budaya, dan yang paling parah
masyarakat Bali tidak dapat diragukan lagi. adalah terjadinya kerusakan alam
Sebagian terbesar masyarakat Bali baik lingkungan Bali (Brata, 2016). Tidak
langsung maupun tidak sangat dipengaruhi sedikit tanah-tanah di Bali dikonversi
bahkan sangat tergantung pada sektor sebagai sarana pariwisata, perumahan dan
pariwisata. Masyarakat dapat berbagai fasilitas baru lainnya. Kalau tidak
memanfaatkan peluang yang diberikan diantisipasi, tidak tertutup kemungkinan
oleh pariwisata, sebaliknya manfaat tanah dimana situs warisan budaya itu ada
ekonomi dari pariwisata dapat digunakan dikonversi untuk membangun berbagai
dalam kegiatan pelestarian warisan budaya infrastruktur akibat tuntutan modernitas.
dan secara nyata pariwisata memberikan Untuk itulah kajian ini dilakukan untuk
kontribusi di dalam upaya-upaya yang mengetahui bagaimana komitmen
dilakukan untuk pelestarian warisan masyarakat Bali dalam menjaga warisan
budaya itu sendiri. budayanya dalam pembangunan pariwisata
Pariwisata Bali yang tumbuh dan Bali yang berkelanjutan.
berkembang seperti dewasa ini tidak Bali sangat bersyukur, di samping
dicapai dengan mudah, melainkan melalui dikaruniai fanorama alam yang indah, Bali
sejarah panjang, berliku, dan selalu juga memiliki keunikan budaya termasuk
mengalami pasang surut sejalan dengan warisan budayanya yang demikian
isu-isu yang menyertainya. Secara historis mengagumkan, oleh karenanya wajib
perkembangan pariwisata Bali diawali dijaga, dipelihara, dan dikembangkan
dengan ketertarikan dunia internasional dengan baik untuk kemaslahatan bersama.
akan kekhasan dan keunikan kebudayaan Pelestarian budaya merupakan tugas dan
Bali. Terkenalnya nama Bali di dunia tanggungjawab semua elemen masyarakat.
Internasional tidak terlepas dari peranan Oleh karena identitas atau jati diri suatu
petugas pemerintah jajahan, para penulis, bangsa dapat dilihat dari kebudayaan atau
musikus, dan seniman Barat. Lewat warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa
laporan dan karya-karya tulis yang dibuat yang bersangkutan.
banyak dibaca oleh berbagai pihak, Dalam penjelasan UUD 1945 pasal
terutama di kalangan mahasiswa di Eropa 32 dinyatakan bahwa “usaha kebudayaan
menjadikan Bali sangat terkenal seperti harus menuju ke arah kemajuan, adab,
dewasa ini. budaya, dan persatuan dengan tidak
Perkembangan pariwisata yang menolak bahan-bahan baru dari
begitu menjanjikan ditandai dengan kebudayaan asing yang dapat
kehadiran wisatawan yang semakin memperkembangkan atau memperkaya
meningkat, mengundang investor untuk kebudayaan bangsa sendiri serta
menanamkan modalnya di Bali. Kehadiran mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
para investor untuk berinvestasi dalam Indonesia”. Makna yang terkandung di
industri pariwisata mengakibatkan tekanan dalam penjelasan itu bahwa tujuan dari
yang begitu kuat terhadap ruang terutama pelestarian warisan budaya yang
terhadap lingkungan di daerah ini. merupakan warisan umat manusia adalah
Akibatnya berbagai permasalahan muncul, untuk memperkokoh identitas dan jatidiri

50
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
bangsa, meningkatkan harkat dan martabat warisan budaya dalam wujud tangible,
bangsa, meningkatkan kesejahteraan intangible, dan abstrak.
rakyat, serta mempromosikan warisan Metode pengumpulan data yang
budaya bangsa kepada dunia internasional. dipergunakan dalam kajian ini antara lain:
Amanat warisan budaya sudah pertama, observasi sistematik dan
sepatutnya dijaga dengan berbagai upaya partisipasi. Metode ini untuk mengamati
pelestarian serta pemanfaatan untuk dan merekam peristiwa-peristiwa budaya
kemaslahatan masyarakat. Warisan budaya yang dilakukan oleh individu, keluarga,
sebagai warisan manusia masa lalu organisasi sosial, komunitas, dan
mengandung nilai-nilai filosofis, etika, dan masyarakat. Kedua, digunakan metode
moral yang wajib dipahami oleh generasi wawancara berstruktur dan wawancara
pewaris budaya untuk dipelihara, dibina, mendalam untuk mengumpulkan data
dibangun dan dikembangkan untuk kualitatif mengenai warisan budaya masa
kepentingan hidup manusia secara lalu yang ada dalam masyarakat. Ketiga,
menyeluruh. Pandangan ini sejalan dengan Studi kepustakaan. Metode ini
paradigma pariwisata berkelanjutan yang dipergunakan untuk menelaah dokumen,
mengutamakan pentingnya keterpeliharaan buku, peraturan, arsip dan lai-lain untuk
dan keseimbangan mutu dan sumber daya memperkaya data skunder.
alam dan budaya serta meningkatkan Dalam pengumpulan data, agar
kesejahteraan masyarakat lokal untuk wawancara dapat terarah dan efektif
generasi masa kini maupun masa datang. digunakan seperangkat instrumen dalam
Namun permasalahannya adalah bentuk pedoman wawancara. Oleh karena
bagaimana warisan budaya tersebut dapat itu perlu ditentukan sejumlah informan
dijaga dan dipelihara dalam arti yang mencakup berbagai person dan
dilestarikan serta dikembangkan dalam posisi, seperti: petugas Dinas Pariwisata,
upaya pembangunan pariwisata Bali yang Museum, Kepala Desa, tokoh agama,
berkelanjutan. tokoh masyarakat yang terseleksi secara
2. Metode Penelitian purvosif. Data-data yang terkumpul
Kajian ini tergolong kajian akhirnya dianalisis secara deskriptif
deskriptif eksploratif. Kajian ini bertujuan kualitatif.
untuk mengidentifikasi warisan budaya
Bali melalui deskripsi secara mendalam 3. Hasil dan Pembahasan
dan utuh tentang warisan masa lalu sebagai Istilah pelestarian mengandung dua
sosok dan identitas budaya etnik Bali. Data pengertian yakni statis dan dinamis. Dalam
dan sumber data dalam kajian ini terdiri pengertian statis, pelestarian menyangkut
dari data primer dan data skunder. Data upaya untuk mempertahankan keadaan
primer dikumpulkan dari lapangan, aslinya dengan tidak merubah yang ada
bersumber pada kehidupan riil manusia, dan tetap mempertahankan kondisinya
masyarakat, dan kebudayaan. Data skunder yang sekarang (exiting condition)
dikumpulkan melalui kajian pustaka, arsip, (Sedyawati, 1997). Sementara pemahaman
koran, hasil seminar atau lokakarya dan secara dinamis adalah upaya untuk
dari media sosial. Seuai dengan pokok mempertahankan keadaan cagar budaya
kajian, data yang diperlukan meliputi dan nilai-nilai yang terkandung di

51
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
dalamnya dengan cara melindungi, masyarakat dan kebudayaan yang bersifat
mengembangkan, dan memanfaatkannya. statis, melainkan selalu berdinamika sesuai
Perlindungan merupakan upaya mencegah dengan tutntutan perkembngan jaman.
dan menanggulangi dari kerusakan, Menurut UU No.11 Tahun 2010
kehancuran, atau kemusnahan dengan cara tentang Cagar Budaya, dijelaskan cagar
penyelamatan, pengamanan, zonasi, budaya adalah warisan budaya bersifat
pemeliharaan, dan pemugaran cagar kebendaan berupa benda-benda budaya,
budaya. Pengembangan adalah bangunan cagar budaya, struktur cagar
peningkatan potensi nilai, informasi, dan budaya, situs cagar budaya, dan kawasan
promosi cagar budaya serta cagar budayadi darat dan/atau di air yang
pemanfaatannya melalui penelitian, perlu dilestarikan keberadaannya karena
revitalisasi, dan adaptasi secara memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
berkelanjutan serta tidak bertentangan pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau
dengan tujuan pelestarian. Pemanfaatan kebudayaan melalui proses penetapan.
adalah pendayagunaan cagar budaya untuk Lebih lanjut disebutkan bahwa kegiatan
kepentingan sebesar-besarnya pelestarian memiliki lima tujuan, yaitu: 1)
kesejahteraan rakyat dengan tetap melestarikan warisan budaya bangsa dan
mempertahankan kelestariannya. warisan umat manusia; 2) meningkatkan
Seiring dengan wacana pelestarian harkat dan martabat bangsa melalui cagar
budaya, terjadi tumpang tindih dengan budaya; 3) memperkuat keperibadian
wacana ajeg Bali. Konsep pelestarian bangsa; 4) meningkatkan kesejahteraan
sudah jelas seperti yang telah digambarkan rakyat; dan 5) mempromosikan warisan
sebelumnya. Sementara konsep ajeg Bali, budaya bangsa kepada masyarakat
kata ajeg berasal dari bahasa Bali yang internasional.
bermakna kuat, kokoh, tegar, kencang, Warisan budaya merupakan bagian
stabil, tak tergoyahkan. Konsep ajeg Bali dari kebudayaan, terdiri dari unsur-unsur
ini muncul adalah bertujuan untuk menjaga kebudayaan yang diklasifikasikan
dan mempertahankan budaya Bali agar berdasarkan umur tertentu (50 tahun lebih),
tetap utuh, kokoh, dan kuat menerima menckup kandungan nilai religius, estetis,
gempuran dari budaya luar. Namun historis, arkeologis, antropologis atau nilai
permasalahan yang muncul adalah keilmuan lainnya. Warisan budaya
bagaimana merumuskan konsep ajeg Bali, merupakan aset bagi suatu komunitas,
karena dalam kenyataannya belum ada etnik, bangsa bahkan dunia. Warisan
rumusan yang jelas. Apakah yang budaya memiliki cakupan yang begitu luas
dimaksudkan ajeg Bali itu adalah Bali dan apabila diklasifikasikan berdasarkan
yang tidak berubah. Jadi tolok ukurnya wujud kebudayaan maka dapat
belum jelas. Namun yang pasti, siapapun diklasifikasikan menjadi: 1) warisan
tidak menginginkan ajeg Bali diberikan budaya berwujud benda yang dapat diraba
makna mandeg tidak berubah. Tidak ada (tangible culture heritage), seperti situs
orang Bali yang menginginkan daerahnya sejarah, candi, benteng; 2) warisan budaya
dijadikan sebagai museum hidup. Bali yang tidak dapat diraba, namun tertangkap
harus menjadi Bali yang dinamis sama oleh panca indera yang lain di luar
halnya dengan prinsip bahwa tidak ada perabaan, seperti: musik, sastra, seni

52
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
pertunjukkan (intangible culture heritage); manusia sebagai subyek dengan
3) warisan budaya yang lebih abstrak dari menjunjung tinggi kemajuan adab, budaya
warisan budaya no.2 meliputi konsep- dan persatuan, serta kemuliaan kualitas,
konsep, nilai-nilai budaya (abstract culture harkat dan martabat manusia. Sebagai
heritage), seperti: konsep tri hita karana, suatu proses dinamik, pembangunan
nilai harmoni,, nilai keseimbangan, nilai memiliki dinamika sesuai dengan kondisi
estetika. Berdasarkan fungsi dikenal kesinambungan dalam perubahan
klasifikasi warisan budaya sebagai (continuity in changes); dan 3) hasil
monumen hidup (living monument) dan pembangunan tersebut pada gilirannya
monumen yang tidak berfungsi (dead juga berfungsi bagi peningkatan
monument (Sedyawati, 1997). pengembangan kebudayaan, di samping
Harus disyukuri bahwa warisan untuk peningkatkan kesejahteraan
budaya bagian tersebar yang ada di daerah masyarakat secara utuh dan menyeluruh.
Bali, dapat digolongkan sebagai living Tidak jauh berbeda dengan
monument, sebab warisan masa lalu itu di Pembangunan Bali yang dijelaskan di atas,
daerah ini masih dikeramatkan dan pembangunan Bali dewasa ini dilandasi
difungsikan sebagai tempat pemujaan bagi oleh Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”
umat Hindu. Masyarakat secara turun- melalui pola pembangunan semesta
temurun melakukan pemeliharaan terhadap berencana menuju Bali Era Baru. Menjaga
warisan budaya yang terdapat di dalam kesucian dan keharmonisan alam Bali
sebuah pura. Dalam konsep pengembangan beserta isinya. Untuk mewujudkan
pariwisata budaya di daerah Bali kehidupan krama Bali yang sejahtera dan
terimplisit cita-cita adanya hubungan yang bahagia, sekala-niskala menuju kehidupan
bersifat resiprokal antara pariwisata dan krama dan gumi Bali sesuai dengan
kebudayaan, sehingga keduanya meningkat prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat
bersama secara selaras, serasi, dan secara politik, berdikari secara ekonomi,
seimbang, serta sekaligus dapat dan berkeperibadian dalam kebudayaan
berkontribusi terhadap kesejahteraan melalui pembangunan secara terpola,
masyarakat. menyeluruh, terencana, terarah, dan
Pembangunan Bali yang berbudaya terintegrasi dalam bingkai Negara
adalah pembangunan dalam satu Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
paradigma, yaitu suatu komitmen yang nilai-nilai Pancasila.
tinggi terhadap keutuhan budaya, Berdasarkan Peraturan Daerah No.3
kelestarian lingkungan, dan keunikan Tahun 1974 yang selanjutnya
agama Hindu. Geriya (1992) mengatakan disempurnakan menjadi Perda No.3 Tahun
pembangunan Bali berbudaya, pada 1991, menetapkan bahwa kepariwisataan
prinsipnya mempunyai pengertian: 1) yang dikembangkan di Bali adalah
pembangunan memiliki landasan identitas pariwisata budaya. Implikasi dan konsepsi
yang jelas yang berorientasi pada dasar tersebut adalah kebudayaan Bali
kebudayaan; 2) pembangunan merupakan yang terbuka, yang dapat berkomunikasi
suatu proses perubahan yang menekankan dengan kebudayaan nasional dan
aspek batiniah, moral dan makna kebudayaan global. Kemajuan ilmu
kemanusiaan, serta menempatkan posisi pengetahuan dan teknologi yang terkait

53
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
dengan kemajuan komunikasi, transportasi, Sejak tahun 1987, World
dan informasi yang ditunjang oleh sektor Commision on Environment and
pariwisata menyebabkan Bali semakin Development (Komisi tentang Lingkungan
dan Pembangunan) mulai mempopulerkan
terbuka dengan kebudayaan global yang
konsep pembangunan berkelanjutan dan
membawa pengaruh internasionalisasi dan menetapkan persoalan-persoalan
modernisasi. lingkungan sebagai isu utama
Kebudayaan yang dimiliki oleh pembangunan negara-negara di dunia.
masyarakat Bali rupanya telah menjadi Pembangunan berkelanjutan merupakan
daya tarik tersendiri dalam pengembangan pembangunan yang dapat memenuhi
pariwisata. Hal ini sejalan dengan kebutuhan saat kini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi mendatang untuk
pariwisata yang dikembangkan yaitu
mencukupi kebutuhan mereka
pariwisata budaya, yang bertujuan untuk (Soemarwoto, 2003:14).
memperkenalkan, mendayagunakan, Konsep pembangunan
melestarikan, dan meningkatkan mutu dan berkelanjutan mengemban tiga misi utama,
daya tarik objek dan daya tarik wisata, yakni: 1) keberlanjutan ekologis (jaminan
mempertahankan norma-norma dan nilai- eksistensi sumber daya alam); 2)
nilai budaya, agama dan kehidupan alam keberlanjutan ekonomi (efisiensi
ekonomi), dan 3) keberlanjutan sosial dan
Bali yang berwawasan lingkungan hidup,
budaya (keanekaragaman sosial dan
mencegah dan meniadakan pengaruh- budaya). Tujuan pembangunan
pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan berkelanjutan ini sering disebut
oleh kegiatan pariwisata (Dinas Pariwisata Sustainable Development Goals (SDGs).
Provinsi Bali, 2000). Hakikat pembangunan merupakan upaya
untuk memajukan kehidupan masyarakat,
bukan peningkatan materi sebagai tujuan
Warisan Budaya dan Pembangunan
utama, karena pembangunan haruslah
Pariwisata Bali yang Berkelanjutan merupakan pembebasan manusia yang
Agenda politik lingkungan hidup secara terus-menerus. Pembangunan harus
dengan paradigma pembangunan mampu menciptakan kondisi lingkungan
berkelanjutan sejatinya sudah mulai yang mendorong lahirnya manusia kreatif
diwacanakan tahun 1980-an (Keraf, 2002). (Budiman, 1991).
Istilah itu untuk pertama kalinya muncul Senada dengan apa yang telah
disampaikan oleh Komisi tentang
dalam world conservation strategy dari
Lingkungan dan Pembangunan, Word
the International Union for the Tourism Organisation (1993) juga
Conservation of Nature. Selanjutnya secara mengungkapkan bahwa pembangunan
resmi konsep tersebut ditawarkan oleh berkelanjutan harus menganut tiga prinsip
United Nation World Commission on yakni ecological sustainability, social and
Environment and Development cultural sustainability, dan economic
(UNWCED) di bawah organisasi dunia sustainability, baik untuk generasi masa
kini maupun untuk generasi masa yang
PBB tahun 1987 dengan konsep
akan datang. Di samping berkelanjutan
pembangunan berkelanjutan. Konsep ini sumber daya alam dan ekonomi,
selanjutnya diadopsi dalam dunia keberlanjutan kebudayaan merupakan
pariwisata menjadi tourism sustainable sumber daya yang sangat penting dalam
development (pembangunan pariwisata pembangunan kepariwisataan.
berkelanjutan). Dewasa ini pariwisata telah
menjadi salah satu industri andalan utama

54
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
dalam menghasilkan devisa di berbagai Identitas budaya pada hakikatnya
negara, seperti: Malaysia, Thailand, adalah mata rantai yang menghubungkan
Singapuara, Philifina, Fiji termasuk budaya masa lalu dengan kebudayaan yang
Indonesia. Mengingat demikian pentingnya
ada saat sekarang. Identitas budaya
arti pariwisata dalam pembangunan
ekonomi di berbagai negara, maka merupakan sejarah dari rangkaian
pariwisata sering disebut sebagai: passport peristiwa masa lalu, membentuk masa kini
to development, new kind of sugar, tool for dan masa yang akan datang. Identitas
regional development, invisible export, non budaya adalah ciri khas dari suatu
polluting industry dan berbagai istilah kebudayaan, dan membedakan kebudayaan
manis lainnya. Semua itu mereka lakukan tersebut dengan kebudayaan lainnya.
adalah untuk membangun citra pariwisata
Dalam hal ini identitas budaya dapat
sebagai bagian dari strategi untuk
memperkenalkan daerah mereka masing- dibentuk oleh unsur-unsur kebudayaan
masing. antara lain seperti sistem lambang, bahasa,
Berkenaan dengan permasalahan kesenian, organisasi sosial, dan ritual.
pelestarian warisan budaya dalam upaya Identitas budaya berfungsi secara internal
mendukung pembangunan pariwisata Bali yaitu ditujukan kepada masyarakat
yang berkelanjutan, sejatinya bagi pendukung kebudayaan tersebut dan
masyarakat Bali tidak menjadi masalah. eksternal yaitu ditujukan kepada orang luar
Oleh karena masyarakat Bali memiliki dalam kaitannya dengan komunikasi lintas
kemampuan dan pengetahuan lokal untuk budaya (Geriya, 2008:18).
mengelola sumber daya yang mereka Seperti yang diungkapkan Ardika
miliki. Kemampuan dan pengetahuan yang (2007) dan Geriya (2008) bahwa Bali
mereka miliki merupakan warisan dari sebagai salah satu daerah tujuan wisata,
generasi sebelumnya yang mereka pelajari mempunyai berbagai aset budaya yang
dan mereka kembangkan dalam upaya dapat diklasifikasikan menjadi: 1) warisan
membangun pariwisata Bali berkelanjutan. budaya yang kasat mata berwujud benda
Pelestarian warisan budaya tidak yang dapat diraba (tangible cultural
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah heritage) seperti candi, benteng; 2) warisan
semata, namun menjadi tanggungjawab budaya yang tidak kasat mata tidak dapat
seluruh komponen masyarakat, karena diraba, namun tertangkap oleh panca
warisan budaya itu adalah warisan masa indera lain di luar perabaan, seperti musik,
lalu yang diwariskan oleh para leluhur sastra, seni pertunjukkan dan berbagai
bangsa ini. Pemerintah, swasta, dan semua jenis kuliner (intangible cultural heritage);
lapisan masyarakat harus memiliki dan 3) warisan budaya yang lebih abstrak
komitmen dan tanggung jawab bersama (abstract culture heritage), meliputi
untuk memelihara warisan budaya masa konsep-konsep budaya dan nilai-nilai
lalu tersebut sebagai identitas dan jati diri budaya misalnya: Tri Hita Karana, rwa
bangsa. Melalui warisan masa lalu, bineda, tatwamasi, tri kaya parisudha,
masyarakat masa kini dapat mengetahui nilai harmonis dan keseimbangan.
dan berhubungan atau berkomunikasi Bali merupakan sebuah provinsi
dengan masa lalunya, melalui jejak sejarah yang terdiri dari pulau-pulau besar dan
yang ditinggalkan oleh genrasi terdahulu. kecil yang secara demografi merupakan
kesatuan wilayah, penduduk, bahasa,

55
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
agama, adat dan budaya, merupakan modal Usaha-usaha lain yang dilakukan
pokok untuk mewujudkan pelestarian seperti menata pintu masuk pulau Dewata
warisan budaya dalam merealisasikan supaya wisatawan yang berkunjung ke
pembangunan pariwisata Bali yang daerah ini benar-benar merasakan nuansa
berkelanjutan. Luas wilayah pulau Bali khas Bali. Agar wisatawan yang
secara keseluruhan 5.632.86km2, jumlah berkunjung ke wilayah ini benar-benar
penduduknya ±3.891.428 jiwa, dengan merasa bahwa mereka tengah ada di pulau
rata-rata tingkat kepadatan penduduknya Seribu Pura yang secara situasional
690 jiwa per km2... Provinsi Bali dibagi berbeda dengan ketika mereka ada di
menjadi 8 Kabupaten dan 1 kota, 51 tempat lain. Pintu masuk melalui laut
Kecamatan, 565 Desa, dan 79 Kelurahan. seperti lewat pelabuhan Gilimanuk,
Masing-masing Kabupaten/kota Tanjung Benoa, Padangbai, dan melalui
menunjukkan karakteristik yang berbeda. udara seperti melalui bandara I Gusti
Bali sebagai sebuah komunitas Ngurah Rai berdiri dengan megah pintu
memiliki sejarah panjang dan melahirkan masuk berupa candi bentar, sebagai simbol
tiga jenis tradisi, yaitu tradisi kecil, tradisi selamat datang di pulau Dewata.
besar, dan tradisi modern (Geriya, 2008:2). Tata ruang tradisional Bali ditata
Tradisi kecil berorientasi pada kebudayaan berdasarkan filosofi Tri Hita Karana dan
lokal, tradisi besar berorientasi pada agam konsep-konsep lain yang bersumber dari
dan kebudayaan Hindu, dan tradisi modern filosofi religi kosmos dari agama Hindu
yang mencakup unsur-unsur yang yang selalu menekankan konsep
berkembang sejak jaman penjajahan, keseimbangan antara manusia (mikro
jaman kemerdekaan sampai era globalisasi kosmos) dengan alam (makro kosmos)
dewasa ini. Manusia Bali masa lalu telah yang dipandang sebagai sesuatu yang
mewariskan berbagai warisan budaya yang berbeda (rwa bhineda). Filosofi ini
begitu kaya dengan berbagai kearifan lokal melahirkan konsep puser (poros/sentral),
yang memancarkankan ciri identitas etnik yakni bertemunya arah yang berbeda,
Bali, yang wajib dilestarikan. seperti kaja-kelod (utara-selatan) dan
Pelestarian situs sejarah dan kangin-kauh (timur-barat) yang menjadi
purbakala pada hakikatnya adalah upaya landasan dalam pembentukan pempatan
untuk mempertahankan identitas atau jati agung/catus pata (pusat desa).
diri masyarakat Bali. Sebab situs sejarah Pura ditata sesuai dengan prinsip tri
tersebut merupakan warisan masa lalu mandala. Tri mandala merupakan
yang dapat menghubungkan masyarakat ungkapan tiga tata nilai wilayah ruang,
masa kini dengan leluhurnya. Melestarikan terdiri dari: ruang sakral/spiritual; ruang
warisan budaya (tangible) untuk profan/komunal, dan ruang
pembangunan pariwisata Bali yang pelayanan/komersial. Tri mandala terdiri
berkelanjutan dapat dilihat dengan dari: jeroan, jabe tengah, dan jaba sisi.
dilakukannya penataan dan pemugaran Jeroan adalah bagian yang
situs-situs sejarah dan purbakala sebagai disucikan/disakralkan yaitu zona uttama
salah satu objek dan daya tarik pariwisata, mandala/zona luan (hulu) sebagai tempat
berdasarkan UU No.11 Tahun 2010 bangunan suci (sanggah/pamerajan, pura);
tentang Cagar Budaya. jaba tengah adalah bagian tengah dari pura

56
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
atau disebut juga zona madya mandala pendidik, tenaga kependidikan, peserta
tempat bangunan bale kulkul, tempat bale didik, dan pegawae lembaga swasta
pertemuan); jaba sisi merupakan bagian merupakan upaya melestarikan
terluar dari kawasan pura atau yang sering kebudayaan Bali.
disebut zona nista mandala tempat Dalam upaya melestarikan kuliner
bangunan dapur/pewaregan. khas Bali, diadakan lomba kuliner
Puri sebagai warisan budaya masa masakan khas Bali. Lomba masak kuliner
lalu juga ditata. Sebagai salah satu warisan khas Bali, bukan semata-mata bertujuan
masa lalu, puri memiliki beberapa fungsi, melestarikan, namun berusaha untuk
yakni: sebagai tempat tinggal raja dan memperkenalkan produk lokal, khususnya
keluarga dengan segala aktivitasnya; kuliner khas Bali kepada dunia
sebagai pusat, tempat, dan pelaksanaan internasional, khususnya wisatawan yang
pemerintahan; sebagai pusat dan tempat datang ke pulau Bali. Lomba juga dapat
pengembangan kesenian; dan sebagai pusat dijadikan sebagai media untuk
perlindungan atau benteng bagi raja dan membangkitkan spirit cinta terhadap
keluarganya. Tidak hanya puri yang ditata, makanan tradisional.
rumah-rumah pendudukpun dibangun Konsepsi sehat-sakit dalam
dengan tetap menonjolkan arsitektur khas perspektif kebudayaan dan kepercayaan
Bali. masyarakat Bali perlu dilestarikan (Brata,
2015). Hidup sehat adalah harapan
Dalam upaya melestarikan
sekaligus hak bagi setiap orang. Dengan
kebudayaan Bali, maka nama-nama demikian, kesehatan individu, kelompok
gedung pemerintah hingga papan nama atau masyarakat merupakan aset yang
jalan diusahakan menggunakan bahasa harus dijaga, dilindungi, dan ditingkatkan
Bali/aksara Bali demikian juga nama-nama pada setiap kesempatan. Terapi, perawatan
sekolah, batas wilayah/desa dan lainnya tubuh, cara menggunakan bedak, boreh,
menggunakan bahasa Bali/aksara Bali lulur, dan berbagai jamu tradisional perlu
diperkenalkan kepada wisatawan, sebagai
(intangible). Untuk merealisasikan hal itu
warisan leluhur yang sangat bermanfaat
Dewan telah melakukan langkah-langkah untuk menjaga kesehatan tubuh (somatic
strategis dengan merevisi Peraturan Daerah institutions).
(Perda) Bali No.3 Tahun 1992 tentang Pasar tradisional, seperti “pasar
Bahasa, Sastra, dan Bahasa Bali. Di tenten”, yang merupakan pusat dan
samping menggunakan nama dengan sekaligus urat nadi perekonomian
bahasa dan huruf Bali, gedung perkantoran masyarakat pedesaan pada masa lalu
dihidupkan kembali dengan dikelola oleh
baik milik pemerintah maupun swasta
desa adat. Untuk menghilangkan kesan
harus mencerminkan bangunan semerawut, kumuh, dan becek ketika
berarsitektur Bali. Atau paling tidak musim hujan, maka “pasar tenten” perlu
bangunan tersebut menggunakan ornamen dibenahi, ditata, dan dirancang dengan
khas Bali. Peraturan Gubernur Bali sentuhan teknologi modern. Misalnya
Nomor: 79 Tahun 2018 tentang Hari lantainya dikeraskan, dialiri listrik,
sampahnya dikelola dengan baik, tempat
Penggunaan Busana Adat Bali, setiap: hari
parkir diatur sedemikian rupa, sehingga
Kamis, hari purnama, hari tilem, hari jadi kelihatan bersih dan rapi. Hal ini tentu
Provinsi Bali/ Kabupaten/Kota oleh menambah daya tarik wisatawan dan
pegawai dilingkungan pemerintahan, warga sekitar untuk datang ke pasar,

57
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
sehingga pasar tenten tetap eksis di tengah ornamen khas Bali. Telajakan yang ada di
pesatnya perkembangan pasar modern. depan perkantoran, sekolah atau
Wisatawan yang datang ke Bali pekarangan rumah harus dilengkapi ruang
ingin menelusuri tempat-tempat yang untuk pejalan kaki, ditata dengan ditanami
mereka pernah baca dalam pamflet atau tanaman hias atau tanaman untuk
buku-buku yang menyajikan informasi kebutuhan upacara agama (Brata, 2019).
tentang Bali. Wisatawan secara Got dan selokan ditata agar airnya
perseorangan atau berkelompok dengan mengalir dengan lancar, di samping selalu
menyewa kendaraan baik roda dua maupun dalam kondisi baik untuk menjamin
roda empat, mereka kendarai sendiri, keselamatan pejalan kaki.
sehingga diperlukan tanda-tanda jalan yang Peraturan Gubernur Bali No.97
jelas agar mereka tidak kesasar atau salah Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan
jalan. Pariwisata akan berhasil bila satu Sampah Plastik Sekali Pakai dan Peraturan
objek dengan objek lainnya terhubung dan Wali Kota (Perwali) Denpasar No.36
dapat dijangkau dengan mudah. Tahun 2018 tentang Pengurangan
Penataan juga dilakukan dengan Penggunaan Kantong Plastik perlu
membenahi pedestrian di sepanjang jalan, didukung, disosialisasikan dan
penempatan bangku-bangku dengan dikampanyekan seluas-luasnya kepada
dipasangi lampu taman klasik. Jalan-jalan masyarakat untuk mengurangi produksi
diperlebar dan ditambah terusan- sampah plastik. Dalam hal ini diperlukan
terusannya atau ruas-ruasnya untuk manajemen sampah yang profesional,
mengurangi bahkan menghindari misalnya dibuatkan tempat-tempat sampah
kemacetan. Pertokoan ditata dengan di seluruh penjuru kawasan, sampah
menonjolkan arsitektur tradisional Bali, tersebut dikumpulkan selanjutnya dibuang
misalnya pilar dibuat dengan batu bata. ke TPA untuk diproses lebih lanjut untuk
Penataan sempadan jalan dengan mengatur mere cycle, re use dan re formed (bentuk
parkir (Perda Parkir) dengan baik, agar kembali sehingga dapat digunakan).
pemilik kendaraan merasa aman dan Khasanah seni dan budaya yang
nyaman. Ada koordinasi yang baik antara merupakan warisan masa lalu merupakan
PU, PLN, PDAM dan PT. Telkom, agar aset yang harus digali, dikaji, dan
dapat bekerja sama sehingga penggalian dikembangkan secara kreatif merupakan
jalan untuk menanam berbagai sarana yang strategi yang harus dilakukan dalam upaya
dibutuhkan tidak menimbulkan atau pelestarian oleh masyarakat pecinta seni
mengakibatkan kesemrawutan dan dan budaya secara sistematis dan
kemacetan. berkelanjutan, seperti Pesta Kesenian Bali
Keindahan dan kebersihan harus (PKB), Utsawa Dharma Gita dan lainnya.
seirama dengan penataan, penghijauan, dan Di samping itu unsur-unsur budaya Bali
ketidaksemerawutan tata ruang dengan yang intangible dan masih terpelihara
arsitektur bangunan yang berciri khas Bali. dengan baik seperti nilai-nilai luhur dan
Semua bangunan harus memiliki space sistem keyakinan yang masih konsisten
atau jarak sesuai dengan Perda, misalnya dan kokoh dipegang teguh oleh
25 meter dari jalan raya. Bangunan yang masyarakat. Nilai (value) dan kepercayaan
tampak dari jalan raya agar kelihatan indah (beliefs) yang hidup di tengah masyarakat
harus ditata dengan corak, warna, style dan

58
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
dijadikan pedoman pola bagi dan pola dari dikembangkan, dan dilestarikan serta
kelakuan masyarakat. Misalnya konsep dimanfaatkan untuk kesejahteraan
rwa bhinneda, tri kaya parisudha, tat twam manusia. Prioritas utama pengembangan
asi, desa kala patra dan yang lainnya. pariwisata adalah membangun
Kelembagaan subak sebagai suatu manusianya, terutama pemberdayaan
organisasi tradisional dengan tugas masyarakat lokal, kepuasan wisatawan,
pokoknya mengatur pembagian air untuk dan kelestarian warisan budaya sebagai
pertanian secara adil dan merata wajib sumber daya pariwisata.
diperhatikan di tengah ancaman alihfungsi 3. Sinergisitas antara kesejahteraan
lahan yang semakin masif. Subak adalah masyarakat lokal, kepuasan wisatawan,
lembaga yang bersifat sosial, agraris, dan dan kelestarian warisan budaya
religius pernah disebut-sebut sebagai soko terpenuhi, itu berarti pembangunan
guru perekonomian masyarakat Bali. pariwisata Bali yang keberlanjutan
Nilai-nilai budaya Bali lainnya dapat diwujudkan.
yang secara simbolis diwujudkan dalam
berbagai kegiatan upacara adat dan
Daftar Pustaka
keagamaan (panca yadnya) merupakan
bagian dari serada (keyakinan) dan bakti Brata. I. B. (2016). Kapitalisasi Ruang
orang Bali (Hindu) sebagai wujud Terbuka Tradisional sebagai
khasanah budaya perlu mendapat perhatian Komoditas.
http://repository.unmas.ac.id/journal/d
untuk dijaga dan dilestarikan baik bentuk,
etail/4165/
fungsi dan maknanya. Segala upaya Anonim. Undang-Undang Dasar Republik
pelestarian yang dilakukan diharapkan Indonesia Tahun 1945
bermuara kepada keberlanjutan seni dan Sedyawati, E. (1997). Konsep dan Strategi
budaya itu sendiri bagi eksistensi generasi Warisan Budaya: Makalah
penerus bangsa. Disampaikan dalam International
Workshop on Balinese Culture
Heritage. Denpasar, 29 Juli 1997.
4. Krsimpulan
Anonim. Undang-Undang No. 11 Tahun
Mencermati apa yang telah 2010 tentang Cagar Budaya
disajikan, beberapa hal dapat disimpulkan Anonim. Peraturan Daerah (Perda) Bali
No.3 Tahun 1991 tentang Pariwisata
sebagai berikut.
Budaya
1. Pelestarian warisan budaya merupakan Keraf, S. (2002). Etika Lingkungan.
tugas dan tanggungjawab semua Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Soemarwoto, O. (2001). Ekologi,
komponen masyarakat, karena identitas
Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
suatu bangsa dapat dilihat dari Jakarta: Djambatan.
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Budiman, A. (1991). Teori Pembangunan
yang bersangkutan. Melalui warisan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia
budaya, generasi masa kini dapat Pustaka Utama.
berkomunikasi dengan generasi Ardika, I.W. (2007). Pusaka Budaya dan
Pariwisata. Denpasar: Pustaka
terdahulu melalui warisan budayanya.
Larasan.
2. Warisan budaya merupakan sebuah
amanat yang wajib dijaga, dilindungi,

59
Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi
COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar
Geriya, I.W. (2008). Transformasi
Kebudayaan Bali Memasuki Abad
XXI. Surabaya: Penerbit Paramita.
Anonim. Peraturan Daerah (Perda) Bali
No.3 Tahun 1992 tentang Bahasa,
Sastra, dan Aksara Bali
Aonim. Peraturan Gubernur Bali Nomor:
79 Tahun 2018 tentang Hari
Penggunaan Busana Adat Bali
Brata, I. B. (2015). Conception of Healer
on Healthy and Sick: (Perspective on
Balinese Culture and Society Belief).
Of 2nd International Conference on
Sustainability Development
Mahasaraswati Denpasar University.
https://unmas.ac.id/wp-
content/uploads/2016/10/2nd-ICSD-
Proceedings-fix.pdf
Brata, I. B. (2019). Commodification of
Traditional Open Spaces as A Commodity
and The Consequent Damage of
Environmental Ethics (Case study in
Ubud Village Bali Indonesia). Open
Journal of Ecology.
https://doi.org/10.4236/oje.2019.960
14
Anonim. Peraturan Gubernur Bali No.97
Tahun 2019 tentang Pembatasan
Timbun Sampah Plastik Sekali Pakai
Anonim. Peraturan Wali Kota (Perwati)
Denpasar No.36 tentang Pengurangan
Penggunaan Kantong Plastik

60

Anda mungkin juga menyukai