Anda di halaman 1dari 9

Perspektif Penerapan Pariwisata Dan Pendidikan Museum Rumah Bari

Dalam Upayanya Untuk Mempromosikan Dan Melestarikan


Budaya Serta Warisan Lokal Palembang

Fathur Rahman, Desy Misnawati, Bastian Jabir

faturrqn@gmail.com, desy_misnawati@binadarma.ac.id
Program Studi Ilmu Komunikasi

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk membahas perspektif pariwisata dan pendidikan yang
diterapkan oleh Museum Rumah Bari dalam upayanya untuk mempromosikan dan
melestarikan budaya serta warisan lokal Palembang. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori Cultural Tourism. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, survey, wawancara, dan dokumentasi, dengan informan penelitian yaitu
petugas Museum Balaputera Dewa, Pengunjung, Budayawan dan Pengunjung dari
masyarakat maupun sekolah yang datang saat berkunjung. Metode pengambilan
sampel dilakukan denngan purposive sampling. Hasil penelitian Museum Rumah
Bari di Museum Balaputra Dewa di Palembang merupakan bagian penting dalam
pengenalan budaya dan warisan lokal kepada pengunjung. Dengan perspektif
pariwisata yang menarik dan pendidikan yang berfokus pada pemahaman dan
penghargaan budaya, museum ini memainkan peran yang vital dalam
mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya Palembang untuk generasi
sekarang dan mendatang.
Kata kunci: Budaya, warisan lokal dan promosi
Pendahuluan

Komunikasi dan budaya dalam pariwisata budaya saling terkait. Untuk


menghubungkan pengunjung dengan budaya dan lingkungan, komunikasi yang
efektif sangat penting. Ini melibatkan pameran, pemandu wisata, media, dan
pendidikan budaya. Komunikasi juga mendukung pelestarian lingkungan. Menurut
MIsnawati (2023) Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak bias
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari dan pengembangan pariwisata.
Pengembangan pariwisata budaya yang berkelanjutan memerlukan pendekatan
yang holistik yang mengakui hubungan yang kompleks antara ketiga pilar ini.
Kerjasama erat antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk komunitas lokal,
pemerintah daerah, dan industri pariwisata, diperlukan untuk mencapai tujuan
pariwisata budaya yang berkelanjutan.

Adapun konsep "pilar budaya" dalam pariwisata budaya adalah istilah yang luas
dan digunakan secara umum dalam literatur akademik dan industri pariwisata.
Konsep ini telah berkembang melalui berbagai kontribusi dari ahli, akademisi, dan
praktisi di berbagai bidang pariwisata budaya. Ini mencakup aspek-aspek budaya
material, budaya immaterial, serta pelestarian lingkungan dan alam, yang bersama-
sama membentuk dasar untuk pengembangan dan promosi pariwisata berbasis
budaya. Penelitian tentang pilar budaya dan pariwisata dilakukan oleh Smith
(2017), Timothy (2019), Ruth dan Andi (2018), dan Rusyidi, Ferdryansyag (2018)
bahwa pariwisata yang berbasis budaya dapat menjadi salah satu alternatif dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat dan menjadi pengembangan pariwisata
yang berkelanjutan.

Seperti halnya Museum Rumah Bari yang terletak di dalam kompleks Museum
Balaputra Dewa di Palembang memiliki peran yang sangat penting dalam
melestarikan, mempromosikan, dan memperkenalkan budaya serta warisan lokal
Palembang kepada pengunjungnya. Dengan lokasinya yang strategis, museum ini
menjadi salah satu destinasi unggulan bagi wisatawan yang ingin merasakan
kekayaan budaya dan sejarah kota Palembang. Museum adalah tempat menarik
yang menyimpan koleksi bersejarah dan budaya, yang menarik minat masyarakat
(Sinurat, 2020). Menurut Kotler (2008), museum memiliki dua tujuan utama, yaitu
merawat dan menyelenggarakan event serta pameran dari koleksi museum untuk
dipamerkan kepada masyarakat secara rutin dan terbuka. International Council of
Museum mendefinisikan museum sebagai lembaga nirlaba yang memperoleh,
melestarikan, meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan warisan budaya serta
seni yang bersifat fisik maupun abstrak kepada masyarakat dan lingkungannya
untuk tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi dengan martabat dan keadilan sosial
(Small, 2019). Selain itu, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 dan
Pedoman Museum Indonesia tahun 2008, museum memiliki dua fungsi utama,
yaitu sebagai tempat pelestarian dan perawatan koleksi benda cagar budaya serta
sebagai sumber informasi yang menyediakan penelitian dan penyajian kepada
masyarakat. Maka dalam penelitian penulis membahas tentang perspektif
penerapan pariwisata dan pendidikan Museum Rumah Bari dalam upayanya untuk
mempromosikan dan melestarikan budaya serta warisan lokal di Palembang.

Kajian teoritis

Dalam konteks penerapan pariwisata dan pendidikan museum Rumah Bari dalam
upaya melestarikan budaya lokal Palembang, kerangka teoritis yang digunakan
dapat mencakup teori-teori terkait dengan museum, pariwisata, dan pelestarian
budaya lokal. Beberapa teori yang dapat digunakan antara lain peran museum
dalam melestarikan warisan budaya, strategi pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan, dan peran pendidikan dalam melestarikan budaya lokal. Dengan
menggunakan kerangka teoritis yang tepat, Museum Rumah Bari dapat
memperkuat upayanya dalam mempromosikan dan melestarikan budaya serta
warisan lokal Palembang.

Menurut Kotler (2008), museum memiliki dua tujuan utama, yaitu merawat dan
menyelenggarakan event serta pameran dari koleksi museum untuk dipamerkan
kepada masyarakat secara rutin dan terbuka. International Council of Museum
mendefinisikan museum sebagai lembaga nirlaba yang memperoleh, melestarikan,
meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan warisan budaya serta seni yang
bersifat fisik maupun abstrak kepada masyarakat dan lingkungannya untuk tujuan
studi, pendidikan, dan rekreasi dengan martabat dan keadilan sosial (Small, 2019).
Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 dan Pedoman
Museum Indonesia tahun 2008, museum memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai
tempat pelestarian dan perawatan koleksi benda cagar budaya serta sebagai sumber
informasi yang menyediakan penelitian dan penyajian kepada masyarakat

Museum dan pariwisata dapat menjadi sarana yang efektif dalam mempromosikan
dan melestarikan budaya serta warisan lokal. Selain itu, strategi pengembangan
pariwisata dan museum yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat juga dapat
membantu dalam pelestarian budaya dan warisan lokal. Peran museum bagi
masyarakat masa kini menggambarkan pusat penelitian, pusat multimedia, dan
pusat pendidikan dalam melestarikan warisan budaya. Museum juga dapat menjadi
media yang efektif untuk mempromosikan dan melestarikan budaya lokal
(https://museumku.wordpress.com/2012/01/16).

Selanjutnya dalam permuseuman di Indonesia yang didirikan untuk kepentingan


pelestarian warisan budaya dalam rangka pembinaan dan pengembangan
kebudayaan bangsa, dan sebagai sarana Pendidikan (Direktorat Sejarah dan
Purbakala (2017). Museum sebagai sarana pewarisan budaya kepada generasi
penerus dalam melestarikan budaya lokal dan adat istiadat Kota Palembang (hasil
wawancara petugas museum Bala PUtera Dewa, 2023).\

Shaw (Salam, 2019) menjelaskan bahwa terdapat sepuluh elemen budaya yang
menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat, termasuk tradisi, kerajinan, arsitektur
daerah, makanan lokal, sejarah, seni, musik, pandangan hidup masyarakat, agama,
bahasa, dan pakaian tradisional. Wisata budaya tidak hanya tentang mengunjungi
monumen atau situs, tetapi juga tentang pengalaman dan pemahaman tentang cara
hidup kelompok masyarakat serta warisan mereka. Mousavi (2016) menambahkan
bahwa wisata budaya juga melibatkan aspek kehidupan kontemporer dan budaya di
luar lingkungan.

Selanjutnya menurut Mappi (Prasodjo, 2017), ciri-ciri objek wisata budaya


mencakup berbagai aspek seperti upacara tradisional, tarian, pakaian, musik,
pernikahan adat, bangunan bersejarah, tekstil lokal, cagar budaya, pertunjukkan
tradisional, festival budaya, museum sejarah, dan adat-istiadat tradisional lainnya.
Maka kehadiran museum telah berperan dalam mendorong aktivitas pariwisata
budaya dengan menyediakan tempat pembelajaran dan penelitian bagi masyarakat
yang ingin memahami seni budaya, adat istiadat, warisan, dan cara hidup masa lalu
(Mayasari, 2018).

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian perspektif penerapan pariwisata dan
pendidikan museum Rumah Bari dalam upayanya untuk mempromosikan dan
melestarikan budaya serta warisan lokal Palembang adalah observasi, survey,
wawancara, dan studi literature.

Langkah pertama berupa pencarian literature yang ditujukan untuk hal ini dan
informasi tentang hasil penelitian sebelumnya dalam bentuk buku, laporan
penelitian, artikel terkait penelitian, dan jurnal. Fase pengumpulan data lapangan
dimulai dengan pengamatan darimana data dasar diperoleh pengamatan objek yang
akurat, pencatatan dalam bentuk deskripsi objek, dan mengambil gambar. Kegiatan
selanjutnya berupa wawancara dengan informan masyarakat umum, pemangku, dan
Pemerintah daerah yang mengetahui terkait dengan peninggalan tradisi megaliik.
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur untuk
memudahkan peneliti mengembangkan pertanyaan di bidang ini untuk memperoleh
hasil wawancara yang komprehensif dan beragam. Setelah memperoleh data dari
studi literatur, observasi, dan wawancara, peneliti dapat melakukan analisis data
untuk mengidentifikasi pola dan tema yang muncul terkait dengan perspektif
penerapan pariwisata dan pendidikan museum Rumah Bari dalam upayanya untuk
mempromosikan dan melestarikan budaya serta warisan lokal Palembang.

Hasil Penelitian

Museum Rumah Bari di Palembang adalah sebuah lembaga budaya yang memiliki
peran penting dalam upaya mempromosikan dan melestarikan budaya serta warisan
lokal Palembang. Melalui berbagai inisiatif dan kegiatan, museum ini telah menjadi
garda terdepan dalam memperkenalkan kekayaan budaya Palembang kepada
masyarakat lokal. Rumah Bari di Palembang dan wisatawan. Salah satu poin
penting dalam perannya adalah pengenalan Rumah Limas, rumah tradisional khas
Palembang, yang menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Selain itu, Museum
Rumah Bari menyimpan koleksi arca dan benda-benda bersejarah yang
mencerminkan budaya dan sejarah Palembang.
Museum ini juga berfungsi sebagai sumber informasi adat istiadat Palembang yang
berharga. Selain pemameran, museum ini secara aktif menyelenggarakan kegiatan
edukatif seperti workshop, pelatihan, dan seminar untuk memperkenalkan dan
melestarikan budaya lokal. Terlebih lagi, museum ini memanfaatkan penerapan
pariwisata dengan menampilkan daya tarik wisata seperti Rumah Limas dan koleksi
arca untuk mempromosikan budaya lokal Palembang kepada pengunjung. Melalui
upaya ini, Museum Rumah Bari bukan hanya menjadi destinasi wisata yang
menarik, tetapi juga menjadi wahana penting dalam pelestarian dan penyebaran
warisan budaya Palembang kepada generasi masa kini dan yang akan datang.

a. Membangun kesadaran masyarakat tentang keberadaan Museum Rumah Bari


sebagai promosi budaya pariwisata dan warisan lokal di Palembang
Membangun kesadaran masyarakat tentang keberadaan Museum Rumah Bari
sebagai promosi budaya pariwisata dan warisan lokal di Palembang merupakan
sebuah tugas yang penting dalam menjaga dan menghidupkan budaya serta
warisan kultural suatu daerah. Museum Rumah Bari berperan sebagai wadah
yang memajukan pemahaman akan nilai-nilai budaya dan sejarah Palembang.
Upaya membangun kesadaran ini melibatkan serangkaian langkah strategis,
seperti mengadakan program-program pendidikan, pameran, dan kegiatan sosial
yang mempertegas relevansi museum sebagai sumber pengetahuan tentang
identitas kultural daerah. Masyarakat perlu diundang untuk merasakan dan
memahami kekayaan budaya lokal yang dipajang oleh museum ini, termasuk
Rumah Limas dan koleksi bersejarahnya. Selain itu, penggunaan media sosial,
pemasaran kreatif, dan kolaborasi dengan komunitas lokal juga dapat menjadi
alat yang efektif dalam mengkomunikasikan peran Museum Rumah Bari sebagai
destinasi pariwisata yang edukatif dan mempromosikan budaya serta warisan
lokal Palembang yang berharga. Dengan membangun kesadaran masyarakat,
museum ini dapat menjadi lebih relevan dan memberikan kontribusi yang lebih
besar dalam memelihara serta menghidupkan kembali budaya dan warisan lokal
Palembang.
b. Museum Rumah Bari dalam mempromosikan pariwisata budaya dan warisan
lokal di Museum Balaputra Dewa di Palembang
Museum Rumah Bari berfungsi sebagai pemimpin dalam menjalankan peran
pentingnya dalam mempromosikan pariwisata budaya dan melestarikan warisan
lokal Palembang. Dengan membantu pengunjung memahami, merasakan, dan
menghargai kekayaan budaya dan sejarah Palembang, museum ini menjadikan
Museum Balaputra Dewa sebagai destinasi yang kaya akan makna budaya dan
sejarah yang tak ternilai.
Museum Rumah Bari di Palembang tampil sebagai pemain utama dalam
mempromosikan pariwisata budaya dan melestarikan warisan lokal di Museum
Balaputra Dewa. Adapun yang dilakukan oleh Museum Balaputera Dewa yaitu;
1. Dengan menghadirkan Rumah Limas, simbol arsitektur tradisional
Palembang, sebagai daya tarik utama, museum ini menjelma sebagai pintu
gerbang untuk pengunjung yang ingin merasakan kekayaan budaya
Palembang.
2. Selain itu, koleksi arca dan artefak bersejarah yang dijaga dengan cermat
oleh museum ini menjadi jendela ke masa lalu yang memperkaya
pemahaman tentang budaya dan sejarah kota Palembang.
3. Museum Rumah Bari juga berperan sebagai penyedia informasi adat istiadat
Palembang yang penting untuk pemahaman mendalam tentang masyarakat
lokal.
4. Menyelenggarakan kegiatan edukatif seperti workshop seni tradisional dan
kuliah umum, museum ini aktif memperkenalkan dan melestarikan budaya
Palembang.
5. Selain itu, museum ini menjadikan penerapan pariwisata sebagai alat untuk
mempromosikan budaya lokal Palembang, dengan menarik wisatawan untuk
merasakan langsung pesona budaya dan sejarah melalui pengalaman mereka
di Museum Balaputra Dewa.
Museum Rumah Bari telah berhasil menjadikan Museum Balaputra Dewa
sebagai destinasi pariwisata budaya yang penuh makna, menginspirasi rasa ingin
tahu, dan menghormati warisan budaya serta sejarah yang begitu kaya di
Palembang. Melalui serangkaian inisiatif yang telah dilakukan berdasarkan hasil
penelitian, Museum Rumah Bari secara efektif mempromosikan pariwisata
budaya dan melestarikan warisan lokal di Museum Balaputra Dewa.
Rumah Bari Museum ini mencapai hal ini dengan menghadirkan Rumah Limas,
sebagai lambang arsitektur khas Palembang, yang mampu menarik perhatian
wisatawan untuk berkunjung ke Museum Balaputra Dewa. Selain itu, dengan
menyimpan koleksi arca dan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan
budaya dan sejarah Palembang, Museum Rumah Bari memberikan kesempatan
kepada pengunjung Museum Balaputra Dewa untuk merasakan kekayaan
warisan budaya Palembang. Informasi tentang adat istiadat Palembang yang
disediakan oleh museum ini juga memperkaya pemahaman pengunjung tentang
budaya lokal.
Melalui penerapan pariwisata yang cermat, Museum Rumah Bari menjadikan
pengalaman wisata di Museum Balaputra Dewa sebagai cara efektif untuk
mempromosikan budaya lokal Palembang, dengan menampilkan Rumah Limas
serta koleksi arca dan benda-benda bersejarah. Dengan demikian, Museum
Rumah Bari memberikan konstribusi dalam memperkenalkan, memelihara, dan
menghidupkan kembali budaya serta warisan lokal Palembang kepada
pengunjung yang datang ke Museum Balaputra Dewa

Simpulan
Museum Rumah Bari di Palembang berperan penting dalam mempromosikan
pariwisata budaya dan melestarikan warisan lokal di Museum Balaputra Dewa.
Mereka melakukan ini dengan menampilkan Rumah Limas, menyimpan koleksi
arca dan benda-benda bersejarah, memberikan informasi tentang adat istiadat
Palembang, dan menggunakan pariwisata sebagai alat untuk mempromosikan
budaya lokal. Melalui berbagai kegiatan ini, Museum Rumah Bari
memperkenalkan budaya dan warisan Palembang kepada pengunjung Museum
Balaputra Dewa, menjadikan museum ini sebagai destinasi yang kaya makna
budaya dan sejarah
Daftar Pustaka
Adryamarthanino, V. (2021). Sejarah Museum Nasional Indonesia.
Kompas.Com. https://www.kompas.com/stori/read/20
21/06/15/190000079/sejarah-museumnasional-indonesia?page=all
Ardiansyah. 2011. Makna dan Indentitas Ruang Rumah Limas Palembang.
Simposium Alam Bina Serantau, -, 218-239.
Auliahadi, Arki & Pratama, Fikri Surya. 2021. Sejarah dan Perkembangan
Museum Kerinci. JAMBE: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 3(2), 1-9.
Karyono. (2010). Pemanfaatan Museum Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Prasejarah Bagi
Guruguru Sma Kota Semarang. Jurnal Abdimas, 14(1), 1–7.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.ph p/abdimas/article/view/16/9
Idris, Muhamad & Suryani, Ida. 2020. Sejarah dan Budaya Palembang Barat
Sebagai Buku Saku Sejarah. Kalpataru, 06(1), 6-17.
Luciani, Reta & Malihah, Elly. 2020. Local Wisdom Analysis of Rumah Limas
in Sumatera Selatan. Indonesia Journal of Sociology, Education, and
Develoment, 2(1), 1-9
Schweibenz, W. (2019). The virtual museum: an overview of its origins ,
concepts, and terminology. The Museum Review, Volume 4, Number 1,
4(1), undefined-undefined. http://articles.themuseumreview.org/t
mr_vol4no1_schweibenz%0Ahttps://ww.researchgate.net/ publication/
335241270_The_virtual_museum_an_overview_of_its_origins_ concepts
_ and_ter minology
Anggraini, Yunita. 2016. Sejarah Perekonomian di Palembang: Studi Atas
Produksi Es Balok dan Air Bersih PT. Alwi Assegaf 1929-1998.
Universitas Negeri Islam Raden Fatah Palembang

Anda mungkin juga menyukai