Anda di halaman 1dari 16

ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI

A. asal-usul dan sejarah kebiasaan dan kondisi sosial budaya masyarakat


 asal-usul dan sejarah

Pulau bali adalah pulau yang sangat terkenal di dalam maupun di luar negeri. Baik terkenal
dengan budaya, pemandangan alam yang indah dan yang paling mencirikan Bali adalah Arsitektur
Bali. Arsitektur Tradisional Bali telah ada sejak zaman dulu yang menurun pada warisakan sebagai
landasan dalam hunian yang berfilosofi tinggi. Aturan aturan atau tata cara itu diatur dalam lontar
Asta Kosala -kosali.

Arsitektur Tradisional Bali yang memiliki konsepsi-konsepsi yang dilandasi agama Hindu,
merupakan perwujudan budaya, dimana karakter perumahan tradisional Bali sangat menentukan
norma-norma agama Hindu, adat istiadat serta rasa seni yang mengatur budaya.

 kebiasaan dan kondisi sosial budaya masyarakat

rumah bali di bangun sesuai dengan aturan Asta Kosala –


kosali,bangunan atau arsitektur tradisional daerah baliselalu
di penuhi oleh hiasan,berupa ukiran,peralatan serta
pemberian warna.ukiran atau pahatan yang di tempatkan
pada bangunan tersebut mengambil tiga kehidupan di bumi
yaitu manusia,binatang,dan tumbuhan.hal ini meliputi aspek
aspek yang biasa di sebut “Tri Hita Karana”.

secara leksikal “Tri Hita Karana” berarti tiga penyebab kesejahteraan


(Tri=tiga ,Hita=sejahtera,Karana=penyebab) pada hakikatnya Tri Hita Karana
mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada
kemaharmonisan hubungan diantara:

 manusia dengan tuhannya


 manusia dengan sesamanya,dan
 manusia dengan alam lingkungannya.

orang bali sangat mementingkan arah kemana rumahnya akan menghadap,karena arah sangat
penting dalam kepercayaan dan kehidupan suku bali hal yang dianggap keramat atau suci lainnya
di letakkan kearah gunung,arah ini disebut kaja.hal yang dianggap keramat atau suci seperti pura
dalem atau kuil yang ada hubungannya dengan kuburan dan kematiaan di letakkan di arah laut.

menurut filosofi masyarakat bali,kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya
hubungan yang harmonis antar aspek pawongan,pelemahan,dam parahyangan.agam hindu
mengajarkan agar manusia mengharmoniskan alam semesta dengan segala isinya yaitu:

1. bhuana agung yang artinya lingkungan buatan /bangunan


2. bhuana alit yang artinya manusia yang mendirikan dan menggunakan wadah tersebut.

B. bentuk dan pola spasial kampung


pola perkampungan tradisional Bali sesuai dengan konsep Tri Pramana (Desa, Kala,
Patra) yang menjadi landasan taktis operasional, mewujudkan pola perumahan yang
bervariasi di Bali, namun dapat diidentifikasi 4 (empat) atribut antara lain:
1. Aspek Sosial; yang menyangkut sistem kemasyarakatan yang dikenal
desa/banjar(adat), yang memiliki ciri-ciri, seperti: adanya legitimasi dan
atribut desa adat atau banjar.

2. AspekSimbolik; berkenaan dengan orientasi kosmologis antara lain


orientasi arah sakral (kaja-kangin) dan Sanga Mandala atau Tri Mandala.

3. AspekMorfologis; yang secara morfologis kegiatan-kegiatan dalam


perumahan tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: inti
(fasilitas banjar/pura), terbangun (perumahan) dan pinggiran (belum
terbangun). 4.AspekFungsional; berkaitan dengan orientasi kosmologis (Sanga
Mandala) yang tercermin pada tata letak ruang. Dalam skala rumah, Sanggah (Utama),
Meten/tempat tidur (Madya) dan yang kotor (KM/WC) pada daerah Nistha. Dalam
skala perumahan sesuai dengan peletakan fasilitas dan jaringan jalan
melahirkan pola Perempatan (Catus Patha), Linier dan Kombinasi.
C. bentuk rumah tradisional,stuktur,material,dan upacara yang berlaku.
 bentuk rumah tradisional (bale)
a.bale dauh

Masyarakat Bali memiliki tempat khusus menerima tamu yang disebut dengan
Bale Dauh. Selain itu, ruangan dalam rumah adat Bali ini juga bisa difungsikan sebagai
tempat tidur bagi anak remaja laki-laki. Tak beda dengan Bale Manten, bentuk Bale
Dauh juga persegi panjang. Namun, Bale Dauh letaknya ada di bagian dalam ruangan.

b.bale sepakat

Masyarakat Bali memiliki tempat khusus menerima tamu yang disebut dengan
Bale Dauh. Selain itu, ruangan dalam rumah adat Bali ini juga bisa difungsikan sebagai
tempat tidur bagi anak remaja laki-laki. Tak beda dengan Bale Manten, bentuk Bale
Dauh juga persegi panjang. Namun, Bale Dauh letaknya ada di bagian dalam ruangan

c.bale gede

Sama dengan Bale Manten dan Bale Dauh, bentuk dari Bale Gede adalah persegi
dengan tiang yang berjumlah 12. Ruangan ini berfungsi untuk melaksanakan upacara
adat. Sehingga, posisinya harus lebih tinggi daripada Bale Manten

 bangunan-bangunan yang ada di rumah tradisional bali

contoh gambar jineng(tempat padi)


conto
contoh gan
contoh gambar tempat suci

contoh angklung angkling (pintu gerbang)


contoh paon (dapur)

contoh alang aling (penghalang pandang kedalam)

contoh bale rumah tradisional bali


 stuktur rumah bali
system kontruksi pada arsitektur rumah bali mempertimbangkan konsep penting yang
dinamakan tri angga,yaitu sebuah konsep hirarki dari mulai nista,madya dan utama.
bentuk segi empat dan segi empat panjang adalah bentuk yang paling banyak
digunakaan sebagai bangunan induk rumah tinggalnya.sebagian besar bentuk atap
bangunan menggunakan bentuk limasan dan beberapa menggunakan bentuk atap
pelana .

 Bentuk Struktur : Bentuk masing-masing bangunan pada rumah tradisional Bali

berbeda-beda, sehingga bentuk strukturnya pun berbeda namun memiliki kesamaan yaitu

memiliki bagian kaki atau dasar bangunan berupa bebaturan, bagian badan atau tengah

berupa saka (tiang kolom), tembok dan bagian kepalaatau atas berupa atap bangunan.

Berikut ini beberapa penjelasan dari masing-masing bagian tersebut:

a. Bagian dasar/kaki bangunan

Pada bagian dasar bangunan arsitektur tradisional Bali disebut dengan bebaturan. Fungsi

dari bebaturan yaitu sebagai dasar dan fondasi bangunan. Tinggi bebaturan berbeda-beda

sesuai dengan fungsi bangunan dan tingkatan hirarkinya. Pondasi pada bangunan

tradisional Bali ada dua macam, yaitu : pondasi menerus dan pondasi setempat. Pondasi

menerus berfungsi menopang tembok, sedangkan pondasi setempat atau dalam arsitektur

tradisional Bali dikenal dengan istilah jongkok asu berfungsi untuk menopang tiang atau

saka.
b. Bagian tengah/badan bangunan

Pada bagian madya (tengah) yaitu berupa tembok, saka(tiang). Material yang digunakan

pada tembok yaitu dari bahan bata dan batu padas. Tembok pada bangunan tradisional Bali

tidak berkaitan dengan konstruksi bangunan.Tiang (saka) merupakan konstruksi utama

pada bangunan tradisional Bali. Jumlah tiang kolom (saka) pada bangunan menjadi nama

dari bangunan tersebut, contohnya seperti : bale saka roras jumlah tiangnya ada dua belas,

bale sakenem jumlah sakanya ada 6 dan seterusnya.

c. Bagian atas/kepala bangunan


Atap merupakan bagian utama (kepala) pada arsitektur tradisional Bali. Bentuk

atap bangunan pada rumah tinggal tradisional Bali berbeda sesuai dengan

fungsinya,seperti pengunaan bentuk atap pelana pada bangunan paon/dapur.

pada bagunan bali stuktur untuk bangian setiap bangunaan masing-masing yaitu:

1. bale sekapat adalah bagian bangunan dengan tiang penyangga berjumlah empat

buah,dengan stuktur tiang kolom yang di satukan dalam satu puncak atap.jadi

tidak perlu pada bagian tersebut trdapat kuda kuda.

2. bale sekanam adalah bangian bangunan denga tiang penyangga berjumlah

enam buah dalam cderetan yang berukuran 2 x 5nmeter/kolom.

3. bale tiang sanga adalah sebuah bale dengan tiang penyangganya berjumlah

Sembilan dan biasanya dalm formasi 3 x 3.

4. bale sakaloras atau bale gade adalah bale dengan tiang penyangga yang

berjumlah dua belas buah.

gambar bentuk stuktur rumah bali


 material rumah bali
untuk material bangunan
a.material terbuat dari
katu
cendana,menegen,cempaka,,kuanitandan majegau di pergunakan padan bangunan-
bangunan suci (samggah/maejan/pura)
a.
b.kayu katewel ,teger,ben-dul,sentul,sukun,seseh dan timbul di pergunakan untuk di
gunakan pada bale pada rumah tinggal.

c.untuk bangunan lubbung di gunakan(jineng) dan dapur (paon) mempergunakan kayu


wangkal,kutat,blalu,sydep,seseh, dan buhu.

untuk material gapura dan kuil suci


biasanya menggunakan material
dari batu,batu bata,dan untuk
jaman sekarang banyak yang
menggunakan campuran semen.

 denah tata ruang


rumah bali di bangun di atas tanah yang luas besifat seperti rumah komplek
yang sebenarnya itu adalah rumah keluarga stiap bangunan di pisah-pisah sesuai
dengam fungsinya masing- masing.
Rumah dalam arsitektur tradisional Bali, adalah satu kompleks rumah yang
terdiri dari beberapa bangunan, dikelilingi oleh tembok yang disebut tembok
penyengker.
 denah rumah bali
pada dasarnya peletakan area sama,seperti jineng( tempat padi).paor(dapur) dan
tempat suci,hanya perbedaannya dari bentuk tanah dan sedikit banyakny bale,makin
kaya keluarga tersebut makin banyak balenya.

 konsep rumah bali


1. konsep utama nawa sanga adalah konsep utama mendasar 9 mata angin yang
menjadi pedoman bagi kehidupan keseharian masyarakat tradisional bali dalam
membuat rumah.seperti halnya dengan mata angin yang biasa seperti arah
utara-kelod,timur-barat yang biasanya yang di sebut kangin-kaluh.hal ini sangat
penting disebabkan arah orientasi orang bali terhadap gunung agung dan arah
terbit matahari yang menjadi pedoman bagi orang bali.
2. konsep dasar yang mempengaruhi tata ruangnya yakni:
 konsep hirarki ruang,tri loka atau tri angga
 konsep orientasi kosmologi,nawa sanga atau sanga mandala
 konsep keseimbangan kosmologi,manik ring cucupu
 konsep court,open air
 konsep kejujuran bahan bangunan
 konsep dimensi tradisional bali yang di dasarkan pada poporsi dan skala
manusia yang meliputi astha,tapak tapak ngandang,musti,depa,nyari, A guli
serta masih banyak lagi yang lain

D. langgam dan symbol yang dikenakan pada bangunan


1. dari jenis tumbuhan (flora) antara lain:
 keketusan yakni motif tumbuhan yang di buat dengan lengkungan-lengkungan
serta bunga-bunga besar dan daun-daun lebar.
 kekrangan yakni suatu pahatan dengan motif suatu karangan yang menyerupai
tumbuhan lebat debgan daun terurai ke bawah atau menyerupai serempun
perdu
 pepetran yakni hiasan bermotif bunga bungaan biasanya di letakkan pada
bidang yang semput seperti tiang tiang dan blandar
2. jari jenis hewan(fauna) antar lain:
 hiasan karang bona berbentuk kepala raksasa yang di lukiskan dari leher ke atas
lobang pintu kori agung atau pada bade wadah
 hiasan karang sal berbentuk kepala kelelawar bertanduk dengan gigi runcing
pada rumah adat bali

 berikut motif motif pada rumah adat bali

Anda mungkin juga menyukai