“NATAH”
DISUSUN OLEH :
NPM : 2017260010
PRODI : ARSITEKTUR
Arsitektur Bali sangat dipengaruhi oleh tradisi Hindu Bali, serta unsur Jawa kuno.
Bahan yang biasa digunakan di rumah-rumah dan bangunan Bali antara lain atap jerami,
kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu, dan batu bata. Arsitektur Bali memiliki karakteristik
menggunakan budaya kuno dan kesenian di setiap elemen desain.
Natah merupakan suatu istilah umum untuk menyatakan suatu halaman di tengah-tengah
suatu lingkungan terbangun seperti: rumah, desa maupun kota. Natah di dalam rumah
terbentuk oleh adanya bangunan-bangunan rumah yang mengelilinginya, natah di dalam
suatu desa terbentuk oleh sederetan rumah-rumah penduduk dan fasilitasnya sedangkan
natah dalam suatu kota terbentuk oleh pusat kota dengan fasilitasnya. Natah memiliki tiga
fungsi utama yaitu: sosial, ritual dan lingkungan. Pengertian natah merupakan media
pertemuan antar unsur akasa (langit) yang bersifat purusa (jantan) dan unsur pretiwi
(bumi) yang bersifat pradana (betina) dan juga sebagai pusat orientasi masa bangunan
dan pusat orientasi sirkulasi. Dengan adanya perkembangan pembangunan dan teknologi
terjadi perubahan-perubahan pada natah baik dari segi bentuk, fungsi maunpun makna
yang terkandung di dalamnya.
Fungsi natah
Pada saat tertentu natah digunakan sebagai ruang tamu sementara, pada saat diadakan
upacara adat, dan fungsi natah sebagai ruang luar berubah, karena pada saat itu daerah
ini ditutup atap sementara/darurat. Sifat Natah berubah dari ‘ruang luar’ menjadi
‘ruang dalam’ karena hadirnya elemen ketiga (atap) ini. Elemen pembentuk ruang
lainnya adalah lantai tentu, dan dinding yang dibentuk oleh ke-empat masa yang
mengelilinginya. Secara harafiah elemen dinding yang ada adalah elemen dinding dari
bale tiang sanga, bale sikepat dan bale sekenam yang terjauh jaraknya dari pusat
natah. Apabila keadaan ini terjadi, maka adalah sangat menarik, karena keempat masa
yang mengelilinginya ditambah dengan natah (yang menjadi ruang tamu) akan
menjadi sebuah hunian besar dan lengkap seperti hunian yang dijumpai sekarang.
Keempatnya ditambah natah akan menjadi suatu ‘ruang dalam’ yang ‘satu’, dengan
paon dan lumbung adalah fungsi service dan pamerajan tetap sebagai daerah yang
ditinggikan. Daerah pamerajan juga merupakan suatu ruang luar yang kuat, karena
hadirnya elemen dinding yang membatasinya. Dilihat dari kedudukannya dalam
nawa-sanga, “natah” berlokasi di daerah madya-ning-madya, suatu daerah yang
sangat “manusia”. Apalagi kalau dilihat dari fungsinya sebagai pusat orientasi dan
pusat sirkulasi, maka natah adalah ruang positip. Pada natah inilah semua aktifitas
manusia memusat.