BANGUNAN
OLEH :
1715124047
2020
ABSTRAK
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Penerapan Konsep Arsitektur Tradisional Bali pada
Bangunan (Studi Kasus : Puri Agung Petang)” tepat pada waktunya. Penulisan
proposal penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas besar mata kuliah
Arsitektur Tradisional Bali.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada :
1. Wayan Sri Kristinayanti, ST,MT selaku Dosen yang telah mendidik dan
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
2. I Gusti Ngurah Agung selaku Kelian Puri Agung Petang atas kesempatan
dan bantuan yang diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian
dan memperoleh informasi yang diperlukan selama penulisan proposal
penelitian ini.
3. Serta pihak – pihak lain yang turut membantu dalam penyusunan proposal
penelitian ini
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bali memiliki banyak daya tarik. Picard (2006:21) mencatat bahwa
pulau Bali tersohor di dunia karena keindahan pemandangannya dan lebih
lagi karena kekayaan tradisi kesenian dan religinya. Sejak abad ke-8 sampai
dengan abad ke-15, Bali secara intensif mengalami perubahan dan
perkembangan dalam tradisi adat serta budayanya. Arsitektur sebagai produk
budaya dan merupakan wadah aktivitas budaya Bali tidak terlepas dari
keberadaan manuskrip Hindu bernama “Lontar Asta Kosala Kosali” yang
memuat tentang aturan-aturan pembuatan rumah atau puri dan aturan
tempat pembuatan ibadah atau pura.
Adapun bukti fisik tentang keberadaan kerajaankerajaan Bali yaitu
istana raja yang dalam bahasa Bali dinamakan puri agung. Puri yang
berfungsi sebagai istana raja-raja di Bali ditemukan sejak abad ke-14
sampai dengan awal abad ke-20 (Suwitha 2019), merupakan peninggalan
arsitektur yang sangat kaya dengan corak dan ragam arsitektur. Wujud
rancangan arsitektur puri terbentuk atas dasar filosofi dan konsepsi
arsitektur tradisional Bali (ATB), diantaranya: Tri Hita Karana, Catus
Patha, Sanga Mandala dan Tri Angga (Rachmat 2013).
Bangunan-bangunan puri dirancang untuk tujuan dan maksud
tersebut, sehingga keberadaannya pada suatu lingkungan (desa) akan
menjadikannya sebagai “landmark” sekaligus sebagai pusat
lingkungan/kawasan. Ada dua bagian penting dalam fungsi dan peran
Puri: (1) tangible; yaitu pusat dan kekuatan komunitas dalam menangani
persoalan kehidupan adatistiadat, tradisi, material. (2) intangible;
merupakan kedekatan antara keluarga raja dengan para pendeta, arahan
spiritual dan ritual agama Hindu dan informasi umum lainnya yang
berupa ilmu pengetahuan yang menuntun kehidupan masyarakatnya
(Rachmat Budihardjo; 2019)
Terdapat berbagai macam konsep dalam adat tradisional Bali.
Setiap konsep memiliki tujuan yang berbeda-beda dan memiliki nilai
budaya yang diturunkan secara turun temurun dari leluhur. Sebuah konsep
arsitektur Bali tidak hanya berhubungan dengan bangunan namun juga
tetap memperhatikan lingkungan, hubungan sosial masyarakat dan sesuai
dengan ajaran agama Hindu. Konsep adat tradisional Bali berprinsip
untuk menciptakan hubungan harmonis antara Buana Agung (hubungan
dengan Tuhan yang Maha Esa) dan Buana Alit (hubungan harmonis
dengan manusia),Tri Hita Karana, Manik Ring Cucupu, Tri Angga,
hingga Sanga Mandala yang merupakan aturan tata ruang.
Penelitian terkait dengan penerapan arsitektur puri dalam
kaitannya dengan konsep Arsitektur Tradisional Bali dijadikan sebagai
fokus penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya menjaga
eksistensi dan citra budaya Bali, khususnya arsitektur puri untuk saat kini
maupun yang akan datang. Berdasarkan ha
2. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah penerapan konsep arsitektur tradisional bali terhadap
pembentukan pola ruang pada kawasan Puri Agung Petang
2. Bagaimanakah dampak dari penerapan konsep arsitektur tradisional bali
pada kawasan puri di masa sekarang ini?
3. Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi dan menganalisa penerapan arsitektur tradisional bali
terhadap pembentukan pola ruang pada kawasan Puri Agung Petang
2. Mengkaji dan menganalisa dampak dari penerapan konsep arsitektur
tradisional bali pada kawasan puri di masa sekarang ini
4. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa tentang penerapan konsep
arsitektur tradisional bali
2. Sebagai informasi dalam bentuk refrensi untuk pengembangan ilmu
arsitektur, khususnya mengenai penerapan konsep arsitektur tradisional
bali terhadap pembentukan pola ruang pada Kawasan puri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
1. Variable Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat
dengan sengaja dibuat berbeda. Secara sederhananya variabel bebas adalah
variabel penyebab dalam percobaan. Variable bebas dalam penelitian ini
adalah Bangunan Puri.
2. Variable Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Atau secara singkatnya variabel terikat adalah variabel yang tengah
di observasi. Variabe terikat dalam penelitian ini adalah Penerapan Konsep
Arsitektur Tradisional Bali..
Mulai
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Tinjauan Pustaka
Penentuan Lokasi
Pengumpulan Data
Mulai
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Tinjauan Pustaka
Penentuan Lokasi
Pengumpulan Data
Analisis Data
Hasil Analisis
Kesimpulan
Selesai
a
BAB IV