HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Arsitektur Tradisional Bali
2.2 Konsep – Konsep dan Filosofi Dasar Pada Arsitektur
Tradisional Bali
2.3 Tipologi Bangunan Arsitektur Tradisional Bali
BAB III METODE
3.1 Metode Personifikasi
3.2 Pendekatan Regionalisme
3.3 Pendekatan Analogi
BAB IV TINJAUAN OBJEK
4.1 Data Objek
4.2 Denah Objek
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Bagian Obyek Yang Belum Memiliki Ciri Arsitektur
Tradisional Bali
5.2 Transformasi Obyek Observasi dari Arsitektur Tradisional Bali
Ke Dalam Arsitektur Masa Kini
5.3 Eksplorasi Konsep Arsitektur Tradisional Bali yang Digunakan
Dalam Merancang Obyek Arsitektur masa kini
BAB VI PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab 1 ini dibahas pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan. Bab ini memuat alasan ditulisnya
makalah dan juga rumusan permasalahan yang dapat dijabarkan dari latar
pemaparan latar belakang.
Arsitektur tradisional Bali ini memiliki konsep yang unik. Konsep dasar dari
arsitektur tradisional Bali adalah konsep arsitektur yang harmoni dengan
lingkungan alamnya. Konsep ini berlandaskan kepada agama Hindu sebagai
perwujudan budaya. Konsep dasar ini dikembangkan lebih terperinci dalam aturan-
aturan yang dimuat di lontar asta kosala kosali.
Seiring dengan perkembangan zaman serta kuatnya arus gloBalisasi saat ini,
telah banyak perubahan atau transformasi yang diterapkan dari arsitektur tradisional
Bali hingga menjadi arsitektur masa kini. Oleh karena itu, pada makalah ini dibahas
arsitektur masa kini pada bangunan komersil plaza renon. Arsitektur masa kini pada
bangunan plaza renon memiliki beberapa aspek yang dapat dikembangkan menjadi
arsitektur masa kini yang berlandaskan kepada arsitektur tradisional Bali.
2.2 Konsep – Konsep dan Filosofi Dasar Pada Arsitektur Tradisional Bali
Arsitektur tradisional Bali memiliki konsep-konsep dasar dalam menyusun dan
memengaruhi tata ruangnya, diantaranya adalah:
1. Orientasi Kosmologi atau dikenal dengan Sanga Mandala, Sanga Mandala
merupakan acuan mutlak dalam arsitektur tradisional Bali, dimana Sanga
Mandala tersusun dari tiga buah sumbu yaitu:
a. Sumbu Tri Loka: Bhur, Bhwah, Swah; (litosfer, hidrosfer, atmosfer)
b. Sumbu ritual: Kangin (terbitnya Matahari) dan Kauh (terbenamnya
Matahari)
c. Sumbu natural: Gunung dan Laut
2. Konsep – konsep dan filosofi dasar pada arsitektur tradisional Bali
3. Hierarki ruang, terdiri atas Tri Loka dan Tri Angga
Tri Angga adalah salah satu bagian dari Tri Hita Karana, (Atma, Angga dan
Khaya). Tri Angga merupakan sistem pembagian zona atau area dalam perencanaan
arsitektur tradisional Bali. Utama, merupakan bagian yang diposisikan pada
kedudukan yang paling tinggi, kepala. Madya, merupakan bagian yang terletak di
tengah, badan. Nista, merupakan bagian yang terletak di bagian bawah, kotor,
rendah, kaki.
Fungsi utama natah adalah sebagai penghubung antar bangunan. Ibarat dari
tulang punggung manusia yang menyatukan tulang-tulang lainnya untuk
membentuk rangka tubuh manusia sempurna. Tanpa adanya natah, bangunan
tradisional Bali terlihat monoton tanpa orientasi terstruktur. Selain fungsi tersebut,
natah menjadi ruang sirkulasi sekaligus ruang pertemuan antara penghuni rumah.
Orientasi rumah-rumah ini menyebabkan pertemuan pada natah baik dingaja
maupun tidak.
Maka dari itu, konsep natah merupakan konsep yang cukup penting dalam
analisis arsitektur masa kini yang tingkat individualitasnya sudah semakin
meningkat. Diperlukan perbandingan analisis dan evaluasi tentang pendekatan
desain arsitektur masa lalu dan masa kini.
Dalam bab ini, dijelaskan metode dan pendekatan yang digunakan dalam
pembahanan permasalahan yang telah dipaparkan dalam bab 1. Metode yang
digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode personifikasi.
Gambar 4.1 Sistem plaza pada sirkulasi ruang dalam plaza renon
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.2 material bata ekspose, kayu, dan batu alam pada eksterior plaza renon
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.1 Bagian Obyek yang Belum Memiliki Ciri Arsitektur Tradisional Bali
Dalam transformasi sebuah bangunan dari arsitektur tradisional Bali menjadi
arsitektur masa kini, ada banyak aspek perubahan yang tentunya terjadi dari segi
bahan, bentuk, sirkulasi, dan elemen arsitektural lainnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh perkembangan globalisasi yang sangat pesat. Terdapat banyak
penemuan-penemuan tentang teknologi bahan dan sistem utilitas baru yang jauh
memudahkan aktivitas manusia di jaman modern.
Dimudahkannya aktivitas manusia dalam sebuah bangunan menyebabkan
arsitektur masa kini yang makin lama makin condong melupakan filosofi-filosofi
arsitektur tradisional. Padahal, walaupun bentuk dan bahan sebuah bangunan secara
fisik sudah mengikuti jenis arsitektur masa kini, landasan dari konsep-konsep
bangunan sebaiknya tetap mengikuti filosofi tradisional. Selain merupakan upaya
pelestarian budaya tradisional, penggunaan konsep tradisional dalam bangunan
menjadi poin tambahan bangunan karena keunikan serta cerminan identitas sebuah
daerah. ‘
5.1 Kesimpulan
Kepala
Badan
Kaki
5.2
5.3 Gambar 3.1 Analogi tri angga pada bangunan Plaza Renon
5.4 Saran
DAFTAR PUSTAKA