Anda di halaman 1dari 3

Pengantar Kritik Arsitektur

Kelas A

Adiraka Dwinanda / 2017420129

Pengaruh Wacana Kemodernan terhadap Arsitektur Tradisional di Indonesia

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, maka gaya arsitektur pun mengalami
perubahan. Kini, kebanyakan arsitektur mengejar kemodernan. Dengan maksud karena kemodernan
dianggap lebih efisien dan lebih sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Hal ini mengakibatkan
semakin ditinggalkannya arsitektur tradisional, karena arsitektur tradisional dianggap sudah kuno dan
ketinggalan zaman. Fenomena arsitektur ini, terutama di Indonesia, dapat mengakibatkan hilangnya
pengetahuan dan kesadaran di masyarakat luas akan arsitektur tradisional Indonesia. Dimana hal ini
memiliki ciri khas yang sangat khusus dan beragam, karena Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan banyaknya ragam suku dan budaya. Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan suatu
daerah tersendiri, sehingga sudah selayaknya bahwa walaupun zaman sudah berkembang menjadi
modern, namun unsur tradisional tersebut tidak boleh dilupakan. Aplikasi ragam arsitektur tradisional
tidak selalu harus dilakukan secara gambling, namun juga dapat dilakukan secara filosofis. Hal ini
dapat dilakukan karena suatu karya arsitektur bukan hanya sekedar sebuah bangunan mati yang
megah menjulang di atas tanah saja. Namun sebuah karya desain arsitektur yang mempunyai nilai dan
makna filosofi tinggi yang seolah-olah mempunyai "roh" yang hidup, sesuai dengan konteks
kelokalan kebudayaan tadi. Salah satu contohnya ialah konsep arsitektur Bali, yang sudah banyak
ditinggalkan dalam praktek perancangan bangunan di Bali saat ini. Namun, dalam hal arsitektur Bali
seharusnya menggunakan konsep tata ruang Sanga Mandala. Konsep tata ruang Sanga Mandala
adalah sebuah konsep penataan zonasi dalam mendesain sebuah bangunan. Konsep ini terbagi dari
sembilan kotak bagian (3 × 3) dengan konsep pembagian utama, madya, nista, yang menentukan
fungsi dari setiap ruang. Fungsi yang utama dari konsep ini adalah penentuan letak tempat suci yang
merupakan pusat kegiatan yang dianggap utama, memerlukan ketenangan diletakkan pada daerah
utamaning utama (kaja-kangin). Kegiatan yang dianggap kotor (sibuk) diletakkan pada daerah
nistaning nista (klod-kauh). Sedangkan kegiatan bersantai lainnya, diantaranya diletakkan di tengah.
Padahal, menurut beberapa arsitek di Bali, konsep ini masih lauyak digunakan hingga saat ini. Karena
menurutnya, konsep Sanga Mandala ini merupakan yang paling relevan untuk merancang di Bali,
bahkan untuk zaman sekarang.

Gambar 1. Konsep Sanga Mandala di Bali


Gambar 2. Penerapan Sanga Mandala di karya Arsitektur Modern

Gambar 3. Casablancka Residence / Budi Pradono Architects

Bangunan pada gambar diatas merupakan rumah tinggal yang terletak di Kelating, Tabanan,
Bali. Letak tapak nya merupakan di tanah berkontur, yang berupa seperti jurang yang menurun
menuju sungai disebelahnya. Pendekatan perancangan utamanya adalah menerapkan konsep
Arsitektur Bali, dengan pembagian zonasi menjadi tiga zona utama melalui pengembangan konsep Tri
Mandala. Konsep ini merupakan konsep spasial yang menggambarkan tiga bagian alam, dari Nista
Mandala – (alam tidak suci, dunia luar dan bawah), Madya Mandala – (alam tengah perantara), ke
Utama Mandala – (alam suci terpenting di dalam dan lebih tinggi_. Dimana di sisi tengahnya adalah
akasa atau ruang kosong, area zen. Merupakan area luar yang dapat digunakan sebagai tempat
rekreatif. Area akasa ini dapat dikatakan menjadi ruang yang berfungsi sebagai alat komunikasi bagi
para penghuninya. Ruang ini juga melambangkan dua jenis kebudayaan yang berseberangan, dimana
pada hal ini ialah antara kebudayaan barat dan timur (pemilik rumah merupakan orang Perancis yang
tinggal di Bali). Konsep Bali Sanga Mandala terdiri dari beberapa paviliun terpisah dan
penempatannya diatur berdasarkan hierarki. Kemudian untuk aturan pembagian ruang dan zonasi.
Sanga Mandala adalah konsep spasial yang berkaitan dengan garis arah yang membagi suatu daerah
menjadi sembilan bagian menurut delapan arah mata angin utama dan pusat (zenit). Pola komposisi
massanya juga mengandalkan pola Swastika sebagai pola yang dianut oleh kebudayaan tradisional
Bali. Pada rumah adat Bali biasanya dibagi menjadi sembilan susunan dan juga terdiri dari beberapa
paviliun tersendiri. Bangunan ini merupakan interpretasi dari konsep arsitektur tradisional ini dengan
desain modern.

Gambar 4. Casablancka Residence / Budi Pradono Architects

Bangunan ini dapat dikatakan sebagai salah satu contoh bangunan yang berhasil dalam
menggabungkan wacana kemodernan dengan arsitektur tradisional di Indonesia. Salah satu contohnya
ialah pada gabungan material struktur, dengan kolom yang terbuat dari beton dan baja menghadirkan
material modern sebagai perpaduan antara Timur dan Barat dan juga perpaduan antara Modern dan
Tradisional, dengan bambu yang tradisional dan material modern yang bersifat industrial. Dalam
karya arsitektur ini, juga diupayakan agar penggunanya mendekatkan dirinya dengan alam. Dinding
dibuat sesederhana mungkin sesuai kebutuhannya. Dindingnya terbuat dari batu bata lokal, dan
disusun secara zig-zag sejajar. Hal ini dapat mengurangi cuaca panas di Bali tetapi pada saat yang
sama membawa interior ke dalam tone warna natural, warna orange bata. Karena bangunannya berada
di area tropis semua massa bangunan harus dibangun seterbuka mungkin sehingga semua ruang
sebenarnya hanya ditopang oleh lantai terapung, sehingga angin alami dapat masuk dengan bebas.
Metoda pembangunan ini merupakan arsitektur modern, karena pada zaman dan pada konsep
arsitektur tradisional Bali tersebut belum memiliki pemikiran metoda penangan desain seperti itu.
Namun, hal baik pada bangunan ini ialah bahwa bangunan ini masih memiliki jiwa, dengan inti
konsep perancangan bangunan ini yang masih menggunakan konsep Sanga Mandala. Namun, sudah
modern, kontemporer sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Namun, tidak melupakan aspek
tradisional dari segi sosial dan kebudayaan, sehingga tidak menghapus nilai arsitektur tradisional,
namun bersifat menghargai terhadap leluhurnya.

Sumber :
https://www.archdaily.com/874030/casablancka-residence-budi-pradono-architects

Anda mungkin juga menyukai