ARS 180710
SEMESTER GENAP 2019/2020
PEMBAHASAN BUKU
MAKING HOUSING MORE AFFORDABLE
The Role of intermediate tenures
BAB 8 “DIFFERENT TENURES, DIFFERERENT HOUSEHOLDS?”
Kelompok 5
Dua produk tunure menengah yang disediakan selama dekade terakhir ini adalah
produk SO dan produk Home Buy. Kedua produk ini dialokasikan oleh tuan tanah secara
fundamental serupa. Bagian ini membahas tentang orang-orang yang mengambil dua
skema di England yaitu membeli jenis properti dalam hal lokasi dan berapa banyak mereka
membayar untuk properti mereka. Pada bagian ini juga memeriksa apa yang terjadi dalam
perubahan instrumen dan perubahan ekonomi setelah krisis kredit.
Pada tabel 8.1 menunjukkan skema penjualan SO dan HomeBuy yang dipantau oleh
Housing Associations (HA untuk periode April 2000-Maret 2005. Sedangkan pada tabel 8.2
menunjukkan beberapa ringkasan statistik tentang atribut households yang terlibat dan
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pembeli SO dan Home Buy untuk
mencapai owner-occupation.
Salah satu perbedaan terbesar antara SO dan Home Buy adalah dari kepemilikan
household. Lebih dari 40 persen pembeli Home Buy telah menjadi penyewa sosial
sebelumnya, sedangkan mayoritas pembeli SO berasal dari sektor sewaan swasta. Pada
tabel 8.3 menunjukkan distribusi geografis yang didapat dari dua skema tersebut. Dan pada
tabel 8.4 menunjukkan bagaimana atribut household mengakses dua skema tersebut .
Perbedaan regional yang paling mendasar dalam hal minat pembeli adalah
pendapatan. Singkatnya pembeli So lebih muda dan lebih mungkin menjadi lajang
dibandingkan pembeli Home Buy yang lebih tua dan lebih cenderung memiliki keluarga.
Pembeli Home Buy berasal dari sektor sosial sedangkan SO berasal dari akomodasi
“sementara”.
The Attributes of Properties Purchased
Terdapat alasan yang jelas mengapa properti yang dibeli harus berbeda di antara
skema, karena properti SO semuanya baru dibangun atau direnovasi sementara pembeli
HomeBuy umumnya mencari di pasar untuk rumah yang sudah ada. Tabel 8.5 memberikan
ringkasan statistik tentang apa yang dibeli oleh kedua kelompok dan menunjukkan
perbedaan yang sangat signifikan, yang mencerminkan perumahan yang tersedia dan
alasan penggunaan rute tertentu untuk kepemilikan rumah.
Empat dari sepuluh rumah yang dibeli oleh pembeli SO adalah flat atau pondok yang
dibangun khusus dan proporsi ini telah meningkat dengan cepat karena penekanan pada
peningkatan total output dari rumah yang terjangkau dan pasar telah tumbuh. Proporsi ini
sedikit lebih tinggi di London dan Selatan (50 persen) tetapi juga signifikan di Utara (38
persen), sedangkan Kepemilikan yang berbeda, rumah tangga yang berbeda 147 jauh lebih
rendah di wilayah Midlands dan Timur (masing-masing 28 dan 19 persen). Namun, jauh
lebih banyak pembeli HomeBuy memperoleh rumah atau bungalow daripada apartemen,
dengan lebih dari 70 persen dapat membeli rumah, bahkan di London dan Selatan. Pembeli
SO tampaknya senang hanya dapat membeli properti, sementara pembeli HomeBuy
tampaknya telah mencari rumah yang mereka inginkan untuk tinggal dalam jangka panjang.
Yang menarik adalah proporsi tinggi flat yang dibeli oleh pensiunan di bawah skema
SO - di 42 persen di Utara dan 38 persen di Selatan. Ini hampir pasti mencerminkan sejauh
mana rumah tangga tersebut membeli properti yang dirancang khusus untuk orang tua yang
sering menjadi bagian dari skema kepemilikan campuran yang dibangun baru.
Gambarannya serupa sehubungan dengan ukuran properti yang diukur dengan jumlah
kamar tidur: proporsi HomeBuy yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pembeli SO
yang mampu membeli properti yang lebih besar. Sama di kedua kelompok pembeli, tempat
tinggal umumnya lebih kecil di London dan Tenggara daripada di daerah lain di mana
tekanan perumahan kurang. Masalah lebih lanjut berkaitan dengan lokasi properti yang
dibeli. Salah satu masalah sewa sosial yang diakui adalah bahwa kapasitas untuk
berpindah antar daerah sangat terbatas dan tenurial menengah telah dilihat mampu
memberikan pilihan yang lebih besar (Cho dan Whitehead, 2003). Bukti (Gambar 8.1)
menunjukkan bahwa SO memungkinkan mobilitas jarak jauh yang sangat kecil tetapi
pembeli HomeBuy dapat bergerak lebih mudah. Bukti lain (Cho dan Whitehead, 2003,
2004) menunjukkan bahwa bahkan untuk pergerakan jarak pendek (dalam distrik yang
sama), pembeli HomeBuy pindah relatif lebih jauh ke lingkungan yang lebih murah untuk
mendapatkan jenis dan ukuran properti yang mereka inginkan. Namun gambar regional
(Gambar 8.2) menunjukkan bahwa kapasitas rumah tangga HomeBuy untuk bergerak lebih
rendah di London, Selatan dan Midlands daripada di Utara dan Timur.
Ukuran yang sedikit berbeda lebih mencerminkan atribut dari SO dan Homebuy
melihat pengeluaran household yang berkaitan dengan pendapatan.
Pada Figure 8.7 menunjukkan biaya perumahan bulanan mereka dalam dua skema LCHO.
Hanya ada perbedaan kecil di antara SO dan Home Buy yaitu pembeli Home Buy memiliki
biaya yang lebih rendah. Pada Figure 8.8 terlihat pembeli SO membayar proporsi yang lebih
tinggi. Namun pada rasio pendapatan, Home Buy memiliki pendapatan yang lebih tinggi.
Kemudian rasio-rasio ini dapat dibandingkan dengan rasio pembeli pertama di tingkat
nasional menggunakan Survei Hipotek Teratur sebagai bukti (Figure 8.9).
Pada Tabel 8.6 menunjukkan pola keterjangkauan regional antar kedua skema.
Dengan demikian terlihat bahwa pembeli SO dan Home Buy telah dipersiapkan untuk
mengeluarkan biaya perumahan yang sedikit lebih tinggi daripada pembeli pertama kali
untuk mendapatkan setidaknya kepemilikan sebagian. Ini juga menunjukkan bahwa pemilik
bersama membayar biaya yang lebih tinggi secara proporsional. Dikatakan juga pada
bagian ini bahwa housing cost tidak hanya untuk bangunan/properti saja, namun juga jarak
dari tempat tinggal ke tempat kerja, transportasi umum, fasilitas-fasilitas di daerah tersebut,
dan pajak bumi yang semuanya ini termasuk dalam cost eksternal.
What happens during a downturn?
Pada tahun 2007, sektor perumahan memiliki penurunan di Inggris. Hal ini terjadi karena
pada awalnya sektor properti bertumbuh secara instan dan cepat lalu terjadi kegagalan pada
Northern Rock dan mengakibatkan penurunan peminat perumahan.
Dengan adanya penurunan pada sektor perumahan, beberapa orang yang membeli untuk
berinvestasi pun langsung merasakan kerugian. Hal ini juga dapat dikaitkan kembali
terhadap housing cost atau biaya memiliki sebuah rumah. Mayoritas masyarakat pada tahun
ini yang sudah membeli rumah ternyata memiliki investasi yang merugikan. Dua tahun
setelah berinvestasi, harga rumah menurun menjadi 15%. Selain kegagalan pada Northern
Rock, kegagalan pada sektor perbankan juga menjadi salah satu faktor utama adanya
penurunan minat pada perumahan murah. Beberapa contoh kegagalan perbankan pada
kasus Inggris 2007 adalah pada bagian peminjaman uang, atau yang dapat disebut dengan
KPR ( Kredit Pemilikan Rumah) .
Kegagalan KPR terjadi bukan dikarenakan bunga yang tinggi, melainkan terjadi karena
deposito tahan awal sangatlah tinggi. Hal ini menyulitkan bagi para calon pembeli rumah
ataupun apartemen. Faktor pemerintah dan perbankan dalam kegagalan ataupun
kelancaran sebuah sektor sangat besar. Sebelum 2007, peraturan perbankan berbeda dan
dampaknya, skema sebelum perubahan peraturan sudah jauh lebih baik.Setelah krisis 2007,
pembeli properti, rumah ataupun apartemen mayoritas adalah yang memiliki keunggulan
secara finansial. Pembagian pembeli properti adalah :15 % memiliki penghasilan tahunan
dibawah 15,000 euro, 31% memiliki penghasilan tahunan di antara 25,000 - 45,000 euro.
Sebelum perubahan skema, yang memiliki penghasilan di bawah 15,000 euro jauh lebih
banyak. Setelah kejadian 2007 dan perubahan pada peraturan cicilan rumah, pembelian
lebih diminati oleh orang-orang yang memiliki rumah tangga tunggal atau sendiri, lalu
peminat kedua adalah pasangan baru atau keluarga yang hanya berdua. Hal ini terjadi
karena sebuah bangunan yang diterbitkan harus dapat dibeli. Dengan peraturan seperti ini,
pembelian rumah untuk yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, akan menyulitkan
keadaan ekonomi. Sebagai dampak langsung, minat dari keluarga yang jatuh dalam kondisi
finansial rata-rata ataupun dibawah rata-rata jatuh.
Keadaan juga mulai berubah jauh lebih dalam setelah adanya problema kredit. Setelah
masalah ini, mayoritas pembangunan perumahan, apartemen, cluster, dll dari sektor privat.
Hanya 6-9% pembangunan dari sektor sosial/ pemerintah. Hal ini terjadi untuk menekankan
biaya pembangunan. Pembangunan pada sektor privat mementingkan waktu dan biaya,
dikarenakan harus murah, cepat dan untung. Sektor privat jauh lebih efektif dan efisien.
Selain perubahan ini, desain bangunan ataupun apartemen yang dijual juga berubah. Tipe
bangunan, ukuran bangunan, dan lokasi menjadi 3 faktor yang berubah secara drastis dan
langsung akibat perubahan peraturan cicilan.
Pasar properti Inggris jatuh cepat dan jauh ketika krisis keuangan global meletus pada 2007,
keluar dari pasar subprime mortgage AS yang dipenuhi dengan pinjaman berisiko.
Rata-rata rumah Inggris kehilangan 20% dari nilainya dalam 16 bulan hingga Februari 2009,
dan tingkat transaksi - yang rata-rata 1,65 juta per tahun dalam dekade sebelumnya - anjlok
ke 730.000 dalam 12 bulan hingga Juni 2016
Sebuah laporan dari penasihat properti Savills mengatakan dampak krisis - yang mendorong
Inggris ke dalam resesi pasca perang terdalam - masih dirasakan di pasar perumahan
Inggris, dengan pemilik rumah baru semakin bergantung pada "Bank Mum dan Dad," pemilik
rumah yang ada berjuang untuk memperdagangkan pasar, dan tekanan baru-baru ini pada
batas hipotek memperlambat pertumbuhan.
Lucian Cook, direktur penelitian perumahan Savills, mengatakan: “Krisis keuangan global
telah secara fundamental mengubah sifat pasar perumahan Inggris. Itu membuat naik ke
tangga perumahan sangat tergantung pada Bank Ibu dan Ayah atau Bantuan untuk
Membeli, berarti pemilik rumah lebih jarang memperdagangkan pasar perumahan, dan telah
menempatkan permintaan yang jauh lebih besar pada sektor penyewaan swasta. "
Yang tidak kalah pentingnya adalah semakin besar peran uang tunai sekarang di pasar.
Hutang, dalam bentuk hipotek, sekarang hanya menyumbang 43% dari dana pembelian
rumah, dengan uang tunai sumber pendanaan yang dominan (lihat grafik, kanan).
"Kendala pinjaman tampaknya akan menjadi warisan abadi dari krisis kredit, yang berarti
pasar akan terus mendukung pasar yang lebih bernilai dan kaya ekuitas," kata Cook.
Lewatlah sudah hari-hari di mana rumah tangga bisa secara agresif memperdagangkan
pasar, dan pindah ke properti yang lebih besar, lebih mahal setiap kali.
Telah ada penurunan tajam dalam hipotek bunga saja - suatu pengaturan di mana pemilik
rumah hanya membayar bunga atas jumlah yang mereka pinjam setiap bulan, daripada
melakukan pembayaran modal. Hipotek khusus bunga menyumbang sepertiga dari semua
pinjaman baru pada tahun 2007, tetapi aturan yang diperketat berarti pinjaman tersebut
hanya mewakili 1,2% dari seluruh pinjaman baru.
Savills mengatakan ini telah membuat lebih sulit untuk membiayai melompati tangga
perumahan, dan lebih sedikit orang yang melakukannya (lihat grafik, kanan).
Conclusion
Buku ini membahas tentang intermediate housing yang ditargetkan kepada masyarakat
dengan pendapatan rendah. Sistem intermediate housing ini menawarkan sistem
perumahan yang dapat dicicil dan mendapatkan subsidi dari pemerintah atau instansi
terkait.
Perumahan murah sangat susah untuk diterapkan pada daerah dimana harga tanah dan
biaya pembangunan sudah sangat tinggi. Pada negara yang berbeda, cara penanganan pun
juga berbeda dikarenakan adanya perbedaan regulasi dan juga peraturan. Alhasil tidak ada
satupun solusi yang bisa digunakan secara universal karena setiap negara akan
menggunakan pendekatan yang berbeda. Selain itu, perumahan murah hanya murah pada
pembeli pertama dan dengan adanya kemungkinan untuk diperjual belikan pada pasar
properti, harga pembeli tangan kedua dan seterus meningkat dan sudah tidak lagi menjadi
perumahan murah.
Pada suatu daerah, walaupun daerah itu memiliki harga tanah yang tinggi, hal yang harus
diperhatikan adalah untuk merangkul dan melindungi pekerja yang memiliki pendapatan di
bawah rata-rata. Seperti halnya di UK, pekerja yang pendapatannya UMR pun tetap bisa
membeli dan memiliki rumah. Perumahan murah tidak hanya untuk daerah yang harga
tanah rendah karena kemungkinan besar mereka terletak jauh dari kesibukan dan jauh dari
kota. Jika memungkinkan, perumahan murah yang dirancang untuk para pekerja diletakan
dekat dengan tempat mereka bekerja seperti sebelah rumah sakit, rumah pemadam
kebakaran, dan lain-lain.
Target utama dari perumahan murah bukanlah pembeli yang menjadi investor untuk
diperjualbelikan dalam pasar properti, tetapi ditargetkan kepada para pekerja yang memiliki
pendapatan dibawah rata-rata.
1. Pendapatan
2. Lokasi
4. Cara apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kelompok yang
membutuhkan bantuan
5. Cara agar tidak terjadi proses jual beli yang akan meningkatkan harga
perumahan murah pada tangan ke tangan
Apa saja yang dapat diambil dari buku “Making Housing More Affordable” yang bisa
diterapkan di Indonesia.
1. Tidak ada solusi universal yang dapat digunakan karena setiap negara memiliki
hukum, regulasi dan tata cara yang berbeda. Tetapi yang pasti, buku ini selalu
mengatakan bahwa hunian harus terjangkau.
2. Pertimbangan dalam mencari cara dan solusi yang terbaik untuk perancangan harus
dari analisa negara - demografi, pendapatan, lokasi, dll. Analisis UK dari buku yang
dipilih sangat mendalam.
3. Menghindari intervensi dari perusahaan besar. Jika ada, untung dari proyek tidak
besar dan tidak sembarangan ( Melalui kelembagaan untuk menjaga ini).
Contoh Di Indonesia
DEVELOPER :
ALAMAT :
Harga yang tergolong sangat murah dibanding rumah-rumah murah lainnya di
kawasan ini membuat perumahan Pangauban Silih Asih ini sangat laku dan sudah habis
terjual
Yang paling menarik adalah : ada akses tembus ke Kota Baru Parahyangan namun
jalur tersebut masih khusus motor. Hal tersebut menjadi mempersingkat waktu tempuh
untuk menuju Padalarang
Pangauban Silih Asih berlokasi dekat dengan pabrik-pabrik seperti pabrik semen,
tekstil, pasir dll. Hal ini menyebabkan pemilihan lokasi yang sangat tepat dikarenakan jarak
dari perumahan murah ini dengan tempat bekerja mayoritas warga di sana sangatlah dekat.
Ini mengurangi biaya-biaya diluar biaya pembelian bangunan.
Fasilitas sarana dan prasarana sekitar juga lengkap. Memiliki transportasi umum
(angkot), banyak toko perlengkapan kebutuhan sehari-hari dan juga memiliki beberapa
sarana pendidikan seperti TK, SD dan SMP.
Jarak Pangauban Silih Asih dengan Pusat Kota Cimahi