Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENYULINGAN MINYAK ATSIRI

DAUN CENGKEH DI KECAMATAN CEPOGO


(Studi Kasus: Penyulingan Tiga Putra Minyak Atsiri)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Teknik Industri

Oleh:

ARDI DWI DARMAWAN


D600160031

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS KELAYAAN BISNIS PENYULINGAN MINYAK ATSIRI


DAUN CENGKEH DI KECAMATAN CEPOGO
(Studi Kasus: Penyulingan Tiga Putra Minyak Atsiri)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

ARDI DWI DARMAWAN


D 600 160 031

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Suranto, S.T., M.T


NIK : 797

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KELAYAAN BISNIS PENYULINGAN MINYAK ATSIRI


DAUN CENGKEH DI KECAMATAN CEPOGO
(Studi Kasus: Penyulingan Tiga Putra Minyak Atsiri)

Oleh :

ARDI DWI DARMAWAN


D600160031

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Selasa, 7 April 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Ir. Suranto, S.T., M.T


(Ketua Dewan Penguji)
2. Hafidh Munawir, S.T., M.T
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ahmad Kholid Alghofari, S.T., M.T
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D., IPM


NIK. 682

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.

Surakarta, 07 April 2020


Penulis

Ardi Dwi Darmawan


D600160031

iii
ANALISIS KELAYAAN BISNIS PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DAUN
CENGKEH DI KECAMATAN CEPOGO
(Studi Kasus: Penyulingan Tiga Putra Minyak Atsiri)

Abstrak

Minyak atsiri menjadi salah satu komoditi ekspor yang menghasilkan devisa cukup tinggi,
dimana di Indonesia banyak terdapat cukup banyak tanaman penghasil minyak atsiri. Peluang
pasar minyak atsiri masih sangat terbuka luas mengingat semakin bertambahnya industri
pengguna baik di tingkat nasional maupun internasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui
berbagai faktor dan penyebab dari aspek pasar, aspek teknik dan teknologi, aspek manajemen,
aspek hukum, aspek lingkungan dan aspek keuangan yang ada di studi kelayakan bisnis
penyulingan TIGA PUTRA Minyak Atsiri Daun Cengkeh layak atau tidak menjalankan bisnis
dengan menganalisis dengan data dan hasil yang sudah ada saat ini. Metode yang digunakan
dalam peneltian ini yaitu metode studi kelayakan bisnis, adapun perhitungan yang digunakan
meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (IP)
Payback Period (PBP) dan Break Event Point (BEP). Hasil penelitian ini dihasilkan beberapa
aspek yang berpengaruh seperti aspek pasar yang berpengaruh pada pemasaran produk minyak
atsiri, aspek teknik dan teknologi berpengaruh pada kualitas dan kapasitas produk minyak atsiri,
aspek managemen perencanaan dalam proses produksi, aspek hukum dalam pengesahan suatu
usaha, aspek lingkungan meliputi dampak dari usaha tersebut kepada lingkungan sekitar dan
aspek keuangan yang meliputi Net Present Value (NPV) dengan dihasilakan Rp. 205.693.742
> 0 dikatakan layak, Internal Rate of Return (IRR) dihasilkan 37% > discount rate (20%)
dikatakan layak, Profitability Index (IP) 1,2 > 1 dikatakan layak, Payback Period (PBP)
dihasilkan 2,13 dan 0,44 diartikn pengembalian modal pada tanun ke 2 bulan 6 dan Break Event
Point (BEP) rata-rata produk pertahun sebesar 66.840 Kg dan harga perKg produk sebesar Rp.
114.866.
Kata kunci: Cengkeh, Minyak Atsiri, Studi Kelayakan

Abstract

Essential oils become one of the export commodities that generate quite high foreign exchange,
where in Indonesia there are enough available plants producing essential oils. The opportunity
for the essential oil market is still very wide open as the industrial users increase both at national
and international levels. The research objective is to determine various factors and causes of
market aspects, technical and technological aspects, management aspects, legal aspects,
environmental aspects and financial aspects in the feasibility study of the refining business of
THREE SONS Clove Leaf Essential Oil and current results. The methods used in this research
are the business feasibility study method, the calculation is used Net Present Value (NPV),
Internal Return Rate (IRR), Profitability Index (IP) Payback Period (PBP) and Break Event
Point (BEP). The results of this study produce several aspects related to market aspects that
affect the marketing of essential oil products, technical and technological aspects supporting
the quality and capacity of essential oil products, aspects of planning management in the
production process, aspects of ratification of a business, from the business to the surrounding
environment and financial aspects that are used Net Present Value (NPV) with Rp.
205,693,742> 0 was approved as feasible, the Internal Rate of Return (IRR) generated 37%>
the discount rate (20%) was accepted as feasible, the Profitability Index (IP) 1.2> 1 was filled
properly, the Payback Period (PBP) generated 2 , 13 and 0.44 mean capital decisions in the
second year 6 months and Break Event Point (BEP) the average product per year is 66.840 kg
and the price per product of Rp. 114,866.
Keywords: Clove, Essential Oil, Feasibility Study
1
1. PENDAHULUAN
Minyak atsiri menjadi salah satu komoditi ekspor yang menghasilkan devisa cukup tinggi,
dimana di Indonesia terdapat cukup banyak tanaman penghasil minyak atsiri. Lutfi dkk. (2013)
mengemukakan bahwa daun cengkih yang sudah jatuh tersebut dianggap sebagai limbah dan
tidak dapat dimanfaatkan lagi. Nunez dan Aquaino (2012) Mengatakan telah diketahui bahwa
senyawa fenolik minyak atsiri eugenol dan cengkeh dapat mendenaturasi protein. Irovetz dkk.
(2006) mengemukakan pohon cengkeh adalah minyak esensial, banyak digunakan dalam
kedokteran dan kosmetik. Adiwijaya dan Malika (2016) Mengatakan minyak atsiri adalah
minyak yang dihasilkan dalam proses penyulingan tanaman menggunakan komponennya
secara umum mudah menguap.
Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali merupakan salah satu wilayah yang memiliki
perkebunan daun cengkeh cukup luas. Cengkeh yang terdapat di wilayah cepogo dan sekitarnya
tersebut, hampir setiap hari daun cengkeh yang berguguran sangatlah banyak. Pada umumnya
para petani hanya mengumpulkan daun cengkeh yang berguguran untuk kemudian dijual
kepada perusahaan penyulingan daun cengkeh yang berada di daerah cepogo.
Menurut Suranto (2006) peningkatan life skill dan potensi diri dengan mengakomodasi
kebutuhan dunia usaha dunia industri serta kewirausahaan yang menuntut adanya pelayanan
riil, praktis. Studi kelayakan bisnis pada penyulingan minyak daun cengkeh meliputi beberapa
aspek antara lain yaitu (a) Untuk mengetahui berbagai faktor dan penyebab dari aspek pasar,
aspek teknik dan teknologi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek lingkungan dan aspek
keuangan yang ada di studi kelayakan bisnis penyulingan TIGA PUTRA Minyak Atsiri Daun
Cengkeh layak atau tidak menjalankan. (b) Kualitas minyak daun cengkeh dipengaruhi dari
kualitas daun cengkeh itu tersebut dan teknologi dalam metode penyulingan dengan cara-cara
tersebut dapat menghasilkan minyak yang banyak dan berkualitas kejernihannya maupun
kekentalan minyak daun cengkeh tersebut.
2. METODE
Menurut Suranto (2004) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawar produsen untuk
diperhatikan, diminta, dibeli dan digunakan. Menurut Suranto (2004) Pelanggan merupakan
orang yang teramat penting yang harus dipuaskan. Nwakoby dan Ezejiofor (2018) Studi
kelayakan adalah sarana untuk menyelidiki potensi hasil suatu proyek, tetapi sebagian besar
pengusaha tidak mengetahui hal ini sebelum mendirikan bisnis.
Menurut Henri (2018) Studi kelayakan adalah studi yang mencoba membuktikan
apakah sesuatu itu layak dengan menyusun dokumen formal yang merangkum hasil analisis
dan evaluasi yang dilakukan untuk meninjau bisnis.

2
2.1 Aspek Pasar
Suranto dan Anand (2005) Mengemukakan Segmentasi pasar sebagai kegiatan berbagi
broduk di dalam satuan pasar yang berjenis pasar sama. Menurut Novak (1996) Pengembang
akan menggunakan studi pasar dan kelayakan untuk menggambarkan tingkat permintaan,
kendala fisik dan sosial yang mereka hadapi dalam pengembangan
2.2 Aspek Teknis dan Teknologi
Mukherjee dan Roy (2017) Mengemukakan bahwa Kelayakan teknis terutama terkait
dengan teknologi yang mengembangkan proyek. Menurut Zahlinar (2015) Analisis teknik dan
teknologi mencangkup teknis suatu proyek industri secara spesifik yang terdiri dari bahan baku,
kapasitas produksi, proses produksi, mesin dan peralatan, perancangan aliran bahan, lokasi
usaha, keterkaitan antar aktivitas, penentuan luas pabrik, dan perancangan tata letak pabrik.
2.3 Aspek Management
Menurut Zahlinar (2015) Aspek management ini dimaksudkan mengenai bentuk
organisasi yang tepat dan menentukan pelaksanaan bisnis, dari gambaran tersebut akan
diketahui tenaga manajemen yang bertujuan untuk mengetahui bentuk kegiatan dan pengolahan
usaha yang telah direncanakan.
2.4 Aspek Hukum
Vina dkk. (2014) mengemukakan aspek manajemen termasuk bagaimana bisnis akan
dikelola, masalah kontrol dan pengawasan dan bahkan biaya awal bisnis. Menurut Irfani (2011)
Aspek hukum mempelajari mempelajari jaminan-jaminan menggunakan sumber dana yang
berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Tujuan Aspek hukum untuk keabsahan,
legalitas dan keaslian dari dokumen-dokumen usaha yang dimiliki untuk jaminan berjalannya
suatu usaha yang disertakan sertifikat dan izin menjalankan usaha.
2.5 Aspek Lingkungan
Purnomo dkk. (2017) mengemukakan aspek lingkungan menganalisis kesesuaian
lingkungan sekitar (baik lingkungan operasional, lngkungan dekat, dan lingkungan jauh)
Menurut Putra (2016) Aspek lingkungan mempelajari meliputi dampak solisal dan dampak
lingkungan bertujuan untuk mengetahui dampak sosial yang berpengaruh dari berjalannya
usaha tersebut dan dampak dari limbah yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut kepada
lingkungan
2.6 Aspek Keuangan
Menurut Abdullah (2016) Istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan
manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dikapatalisir nilainya. Hofsrand dan
Clouse (2009) mengemukakan proses investigasi dan permulaan, dan bagaimana kebutuhan ini
akan dipenuhi, memperkirakan kebutuhan modal untuk fasilitas, peralatan dan inventaris,
3
Menurut Wahyuningtyas (2014) Mengatakan aspek ini meliputi Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (IP) Payback Period (PBP) dan Break Event
Point (BEP).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Aspek Pasar
Minyak atsiri daun cengkeh memiliki ranah pasar yang sangat luas dikarenakan inti sari
dari minyak atsiri daun cengkeh digunakan untuk bahan parfum, rempah-rempah pemberi cita
rasa makanan, untuk kesehatan pembuatan obat gigi beserta ditambahkan dibagian obat-obatan
dan juga memiliki antibakterian. Selain itu harga minyak atsiri daun cengkeh cukup bersaing
dengan harga jual Rp. 120.000 – Rp. 145.000 /Kg. Pasar dari bisnis penyulingan Tiga Putra
minyak atsiri mencangkup pada distributor-distributor yang sering kali menjalin kerjasama
membeli minyak atsiri seperti Pak Salim yang berasal dari Kota Solo, Bu Parmi yang berasal
dari Desa Musuk, Pak Gatot yang berasal dari Kabupaten Klaten dan Pak Irfan yang berasal
dari Kota Purwokerto. Berikut merupakan tabel pendapatan penyulingan Tiga Putra minyak
atsiri daun cengkeh dari tahun ke tahun:

Gambar 1. Hasil Produksi Penjualan Minyak Atsiri Daun Cengkeh 2014-2019 (PerKg)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil dari penyulingan minyak atsiri daun cengkeh
yang cukup banyak untuk memenuhi pasar yang ada ini. Maka dari itu dapat menjadi peluang
usaha yang baik untuk kedepannya.
Usulan perbaiakan untuk menambahnya pemasaran dan mulai pemasaran dengan
jumlah banyak untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi dibandingkan distributor sekitar,

4
usulan dari penelitian ini memulai untuk bekerja sama dengan perusahaa-perusahaan yang
sudah besar seperti bekerja sama dengan PT. Indesso Aroma Purwokerto dengan menawarkan
produk-produk minyak atsiri daun cengkeh yang berkualitas dengan kapasitas pengiriman yang
lebih banyak lagi. Penyulingan TIGAPUTRA baru saja berkerja sama dengan mitra bu Kun
Harisma Prodi Teknk Kimia dalam membuat UKM bahan untuk produk jadi pembuatan
handtaizer herbal berbahan minyak daun cengkeh.
3.2 Aspek Teknik dan Teknologi
Untuk aspek teknik dan teknologi dalam memproduksi minyak atsiri daun cengkeh
pemilik usaha memilih untuk membeli bahan baku terhadap para petani daun cengkeh . Alat-
alat yang digunakan pun cukup baik dan memenuhi standar dari penyulingan minyak atsiri
dengang menggunakan alat seperti tungku pemasakan, alat bantu garpu besar, alat bantu
penjapit, sekop, drigen besar, drigen kecil, pipaproses penyulingan, pipa air proses pendinginan,
screen sablon, drum tempat titrasi minyak, bak pendingin, corong, ember, alat pengecekan
minyak di drum titrasi minyak, pompa alat penyedot, bak pembuangan limbah cair, gayung,
ketel uap dan kutup penutup ketel uap. Proses penyulingan sudah memenuli syarat dalam
pembuatan dan prosedur penyulingan untuk menjamin kualitas yang baik.
Usulan Perbaikan (1) Perbaikan dalam bak pendingin dengan cara memperpanjang pipa
proses pendinginan semula 17 m menjadi 34 m agar minyak atsiri daun cengkeh yang berbentuk
uap lebih cepat perubah menjadi cair, (2) dikarenakan air untuk pendingan tersebut kurang
banyak dibuatlah sumur air baru untuk proses pendinginan agar lebih cepat dan menjaga suhu
pada bak pendingin agar tetap dingin dalam proses pendingan agar pendingan lebih sempurna.
(3) Penambahan ketel uap baru yang semulanya mempunya dua ketel uap menjadi tiga ketel
uap untuk menjaga ketel uap tetap baik agar ketel uap tersebut tidak mudah bolong dan rusak.
Rata - Rata Sebelum dan Setelah Perbaikan
44
43
43

42

41
40 40 40 40
40
39
39

38

37
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan

Gambar 2. Perkembangan Perbaikan Tempat Pendinginan


Dari hasil perbaikan proses pendinginan didapatkan perbedaan yang semula setiap
pemasakan didapatkan rata 39 – 40 Kg minyak atsiri daun cengkeh, setelah perbaikan
didapatkan hasil dengan rata – rata minyak atsiri yang didapatkan adalah 43 Kg dari perbaikan

5
ini dinyatakan ada proses yang berpengaruh di proses pendinginan mengenai panjang pipa
proses destilasi dan suhu air untuk proses pendinginan tersersebut.
3.3 Aspek Manajemen
Bisnis penyulingan minya atsiri daun cengkeh ini di awasi langsung oleh pemilik usaha
atau pun orang kepercayaan dari pemilik bisnis tersebut. Jadi pemilik bisnis memiliki targer
perhari dari proses penyulingan minyak atsiri daun cengkeh dan pengawasan dalam berjalannya
pembuatan minyak atsiri tersebut. Hanya saja kurangnya SOP tentang proses pemasakan untuk
para pekerja yang mengakibatkan pekerja terlalu bebas untuk mengurangi jam proses
pemasakan yang seharusnya 8-9 jam menjadi kurang dari 8 jam.
Usulan pebaikan aspek manajemen dalam hal proses produksi dilakukkan perbaikan
dengan usulan Standar Operasional Prosedur (SOP) proses pemasakan penyulingan minyak
atsiri agar pekerja baru dan sudah lama mudah memahami dan menjalankan proses pemasakan
dengan sesuai SOP yang ada agar hasil produksi yang didapatkan lebih baik terlampirkan di
lampiran.
3.4 Aspek Hukum
Bisnis ini sudah memiliki izin dari pemerintas sejak awal berdirinya, setelah itu ada
peraturan baru untuk memperpanjang dari izin bisnis dengan membuatnya di Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Boyolali.
Usulan perbaikan dalam rangka perizinan bisnis supaya bisnis tersebut dikatakan legal
saat proses berjalannya bisnis tersebut diusulkan untuk pengurusan perizinan usaha di badan
DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dengan cara
mengikuti alur pendaftaran dan penerimaan suran izin usaha dan NIB (Nomer Induk Berusaha)
sebaga berikut terlampirkan di lampiran.
3.5 Aspek Lingkungan
Bisnis penyulingan ini dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan sudah terkelola
dengan baik dengan memanfaatkan limbah bahan baku yang sudah tidak terpakai menjadi
bahan bakar untuk pemasakan, hasil pembakan menghasilkan limbah abu yang dimanfaatkan
untuk pupuk tambahan dalam mensuburkan tanah dan tumbuhan cengkeh itu sendiri, yang
terakhir limbah air yang sudah digunakan dalam proses penyulingan dimanfaatkan untuk
menyirami tanaman cengkeh dan lain-lainya untuk menyuburkan tanaman tersebut. Dampak
lingkungan sosial sekitar penyulingan saat lah baik dikarenakan membuka banyak sekali
lapangan pekerjaan untuk para petani daun cengkeh yang mendapatkan penghasilan harian
setiap pengumpulan daun cengkeh yang berguguran dan pembukaan lapangan kerja untuk
pekerja penyulingan.

6
3.6 Aspek Keuangan
Analisis biaya pada aspek keuangan meliputi biaya tetap seperti (penyusitan alat
produksi, penyusutan alat transportasi, pemilihan alat transportasi, pemilihan alat
produksi,uang bensin, uang makan, uang rokok, gaji karyawan) dan biaya variabel seperti
(bahan baku, bahan bakar karet ban, listrik). Hasil proses produksi menghasilkan setiap
bulannya berkisar 890 - 1290 Kg minyak atsiri perbulannya dengan rata – rata yang didapatkan
pertahunnya adalah 12844,3 Kg minyak atsiri. Dengan harga minyak daun cengkeh per Kg
berkisar dari Rp. 120.000 – Rp. 145.000 Kg berikut merupakan rincian biaya bisnis tersebut:
1) Biaya Tetap
Biaya tetap dalam bisnis penyuligan tiga putra minyak atsiri daun cengkeh ini adalah
biaya yang selalu digunakan dalam proses produksi penyulingan minyak atsiri daun cengkeh
yang besarnya tidak mempengaruhi dari jumlah produksinya. biaya tetap dalam penyulingan
minyak atsiri daun cengkeh meliputi:
Tabel 1. Biaya Tetap
NILAI PERTAHUN
NO URAIAN (Rp)
1 Uang Bensin Rp 60.000.000
2 Uang Rokok Rp 36.000.000
3 Uang Makan Rp 40.500.000
4 Tenaga Kerja Rp 135.000.000
Total Rp 271.500.000
Beradasarkan tabel diatas biaya pada uang bensin sebesar Rp. 60.000.000 per tahun,
Uang Rokok Rp. 36.000.000 per tahun, uang makan Rp. 40.500.000 per tahun dan biaya tenaga
kerja sebesar Rp. 135.000.000 per tahun, dengan total keseluruhan biaya tetap sebanyak Rp.
271.500.000 per tahun. Berikut merupakan Biaya penyusutan alat pertahun sebegai berikut:
Tabel 2. Biaya Penyusutan Peralatan
Umur
Harga Awal Harga Akhir Penyusutan Total Biaya
No Alat Jumlah Ekonomis
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(bulanan)
1 Garpu Besar 2 6 180.000 70.000 18.333 36.667
2 Alat Penjepit 2 6 70.000 20.000 8.333 16.667
3 Sekop 2 6 70.000 20.000 8.333 16.667
4 Drigen Besar 7 24 200.000 90.000 4.583 32.083
5 Drigen Kecil 15 12 14.000 1.167 17.500
Pipa Proses
6 2 48 7.000.000 2.000.000 104.167 208.333
Penyulingan
7 Screen Sablon 4 6 80.000 20.000 10.000 40.000
Drum Tempat
8 8 24 100.000 40.000 2.500 20.000
Titrasi Minyak
9 Corong 2 6 20.000 3.333 6.667
10 Ember 4 6 30.000 5.000 20.000
7
Umur
Harga Awal Harga Akhir Penyusutan Total Biaya
No Alat Jumlah Ekonomis
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(bulanan)
Pompa Alat
11 Penyedot 2 6 25.000 4.167 8.333
Minyak
12 Gayung 2 6 15.000 2.500 5.000
13 Ketel Uap 2 48 23.000.000 8.000.000 312.500 625.000
15 Mobil Pick Up 3 60 178.000.000 75.000.000 1.716.667 5.150.000
TOTAL 6.202.917
Biaya penyusutan dihitung dengan rumus:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Penyusutan = (1)
𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖

Biaya penyusutan peralatan atau transportasi dipegaruhi dari banyaknya peralatan


produksi atau transportasi yang dimiliki. semakin banyak alat produksi atau transportasi akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya penyusutan.
Pemeliharaan alat produksi pemeliharaan alat penyulingan seperti pipa proses
penyulingan, ketel uap, ketel penutup uap dengan cara pengelasan dibagian-bagian tertentu
yang mengalami korosif atau bolong pada alat penyuingan tersebut. Pemeliharaan transportasi
dengan cara penggatian oli mesin, service dan pergantian sparepart apabila diperlukan.
Total nilai investasi sebesar Rp. 483.500.000. Terdiri dari harga tanah untuk usaha
Rp.80.500.000, biaya pembangunan Rp. 100.000.000, alat perlengkapan penyulingan ketel uap
dan peralatannya Rp. 60.000.000, bak pendingin Rp. 40.000.000 dan alat transportasi sebesar
Rp. 203.000.000.
2) Biaya Variabel
Biaya variabel dalam bisnis penyuligan tiga putra minyak atsiri daun cengkeh ini
meliputi:
2014 2015
URAIAN JUMLAH SATUAN NILAI TOTAL URAIAN JUMLAH SATUAN NILAI TOTAL
Daun Cengkeh 714.718 Kg Rp 1.215.020.600 Daun Cengkeh 711.991 Kg Rp 1.210.384.700
Bahan Bakar Karet ban 2.647 Kg Rp 1.800.000 Bahan Bakar Karet ban 2.647 Kg Rp 1.800.000
Listri 132,3 Kwh Rp 3.000.000 Listri 145,5 Kwh Rp 3.240.000
TOTAL Rp 1.219.820.600 TOTAL Rp 1.215.424.700
2016 2017
URAIAN JUMLAH SATUAN NILAI TOTAL URAIAN JUMLAH SATUAN NILAI TOTAL
Daun Cengkeh 720.076 Kg Rp 1.224.129.200 Daun Cengkeh 718.316 Kg Rp 1.221.137.200
Bahan Bakar Karet ban 2.647 Kg Rp 1.800.000 Bahan Bakar Karet ban 2.647 Kg Rp 1.800.000
Listri 198,6 Kwh Rp 3.600.000 Listri 198,6 Kwh Rp 3.600.000
TOTAL Rp 1.229.529.200 TOTAL Rp 1.226.537.200
2018 2019
URAIAN JUMLAH SATUAN NILAI TOTAL URAIAN JUMLAH SATUAN NILAI TOTAL
Daun Cengkeh 652.916 Kg Rp 1.109.957.200 Daun Cengkeh 715.165 Kg Rp 1.215.780.500
Bahan Bakar Karet ban 2.426 Kg Rp 1.650.000 Bahan Bakar Karet ban 2.647 Kg Rp 1.800.000
Listri 231,7 Kwh Rp 3.850.000 Listri 264,8 Kwh Rp 4.800.000
TOTAL Rp 1.115.457.200 TOTAL Rp 1.222.380.500

Gambar 3. Biaya Variabel Pada Tahun 2014 – 2019


Dari hasil tabel diatas biaya vasiabel yang meliputi bahan baku daun cengkeh, bahan
bakar karet ban dan listrik memiliki perbedaan setiap tahunnya.

8
3) Penerimaan
Penerimaan pada bisnis penyulingan Tiga Putra minyak atsiri daun cengkeh merupaan
hasil dari perkalian penjualan dalam bentuk (Kg) dengan harga per (Kg) minya dalam bentuk
rupiah. Hasil dari penerimaan penyulingan Tiga Putra minyak atsiri dihasilkan dari produksi
pembuatan minya atsiri daun cengkeh setiap tahunnya sebagai berikut:
Tabel 3. Jumlah Penerimaan Pada Tahun 2014 – 2019
Rata- Rata Rata- Rata Harga
Tahun Penjualan(Kg) Per(Kg) Total
2014 12.850 Rp 131.083 Rp 1.684.420.833
2015 13.104 Rp 132.667 Rp 1.738.464.000
2016 12.932 Rp 134.833 Rp 1.743.664.667
2017 13.145 Rp 131.667 Rp 1.730.758.333
2018 11.793 Rp 134.636 Rp 1.587.766.636
2019 13.242 Rp 129.750 Rp 1.718.149.500
Berdasarkan tabel diatas hasil analisis komponen yang mempengaruhi penerimaan pada
penyulingan Tiga Putra minyal atsiri daun cengkeh pada tahun 2014 sampai 2019 meliputi
jumlah minyak atsiri daun cengkeh yang dihasilkan dan harga minyak atsiri daun cengkeh
per(Kg).
4) Pendapatan
Pendapatan dari penyulingan Tiga Putra minyak atsiri daun cengkeh didapatkan dari hasil
selisih antara pendapatan penjualan dikurangi pengeluaran yang terdiri dari biaya tetap, biaya
variabel dan beban pajak. Berikut merupakan pendapatan dari penyulingan Tiga Putra minyak
atsiri daun cengkeh sebagai berikut:
Tabel 4. Pendapatan Bisnis Penyulingan Minyak Atsiri Daun Cengkeh

Berikut ini hasil laba dari pendapatan bisnis penyulingan Tiga Putra minyak atsiri daun
cengkeh pertahunnya. Pendapatan dari bisnis penyulingan minyak atsiri ini dipengaruhi jumlah
minyak atsiri daun cengkeh yang diproduksi dengan pembiayaan yang dikeluarkan. Analisis
Kelayakan Bisnis.

9
Tabel 5. Cash Flow 2014 – 2019
TAHUN CASH FLOW PRESENT VALUE

0 -Rp 483.500.000 -Rp 483.500.000

1 Rp 185.372.233 Rp 154.476.861

2 Rp 243.811.300 Rp 169.313.403

3 Rp 234.907.467 Rp 135.941.821

4 Rp 224.993.133 Rp 108.503.633

5 Rp 120.531.436 Rp 48.438.881

6 Rp 216.541.000 Rp 72.519.143

NPV = Rp. 205.693.742


Nilai NPV > 0 maka usaha ini LAYAK
IRR = 37%
Nilai IR > discount rate (20%) maka usaha ini LAYAK
Profitability Index = 1,2
Nilai Proitability index > 1 maka usaha ini LAYAK
𝑅𝑝.483.500.000
PBP (1) = = 2,13
𝑅𝑝.227.229.012

Dari hasil Payback Period modal investai awal akan kembali pada 2 tahun 39 hari
𝑅𝑝.100.000.000
PBP (2) = = 0,44
𝑅𝑝.227.229.012

Dari hasil Payback Period modal investasi tambahan untuk pembangunan penyulingan akan
kembali pada 5 bulan 7 hari
𝑅𝑝.8.852.299.400
BEP Produksi = = 66.840 Kg
𝑅𝑝.132.439

Hasil perhitungan Break Even Point pembagian biaya produksi selama 6 tahun dan rata
– rata harga produk per Kg didapatkan hasil produksi sebanyak 66.840 Kg untuk menggetahui
target supaya pembiayaan = biaya total supaya tidak ada untung maupun rugi.
𝑅𝑝.8.852.299.400
BEP Harga Produk = = Rp. 114.866
77066
Hasil perhitungan Break Even Point pembagian biaya produksi selama 6 tahun dan hasil
produksi selama 6 tahun didapatkan hasil sebesar Rp.114.866 untuk harga produk per Kg Kg
untuk menggetahui target supaya pembiayaan = biaya total supaya tidak ada untung maupun
rugi.

10
Usulan perbaikan dari aspek teknik dan teknologi menghasilkan biaya:

INVESTASI : Rp. 7.000.000


PENDAPATAN : Rp. 38.4000.000 / TAHUN
UMUR : 3 TAHUN
SISA : 2.000.000

Gambar 4. Cash Flow Usulan Penelitian


NPV = (-7.000.000) + ((P/A . 10% . 3) x 38.400.000) + ((P/F .10%. 3) x
2.000.000)
NPV = (-7.000.000)+ (2,487 x 38.400.000) + (0,7513 x 2.000.000)
NPV =Rp. 90.003.400
(1) Usulan perbaikan untuk meningkakan pendapatan dari bisnis penyulingan Tiga Putra
minyak atsiri daun cengkeh dengan cara pemberian bonus tambahan jika melebihi
standararisasi sebesar 16 Kg per masakan akan mendapatkan bonus sebesar Rp. 10.000
per(Kg) setiap satu kali pemasakan.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian analisis kelayakan bisnis penyulingan minyak atsiri
daun cengkeh di kecamatan cepogo studi kasus di penyulingan Tiga Putra minyak atsiri
dinyatakan pada beberapa aspek seperti berikut:
1. Aspek pasar pada penyulingan ini mencangkup pada distributor yang sudah bekerja sama
yang mengambil produk minyak atsiri daun cengkeh setiap bulannya.
2. Aspek teknik dan teknologi pada penyulingan ini sudah sesuai dengan teknik proses
produksi penyulingan minyak atsiri, seperti menggunakan ketel uap yang menggunakan
material alumunim agar minyak atsiri yang didapatkan jernih dan proses pendinginan
menggunakan bak pendingin yang sesuai agar pendingian maksimal.
3. Aspek manajemen diketahui kurangnya SOP pada penyulingan tersebut yang berdampak
pada proses penyulingan minyak atsiri yang mengakibatkan kurang maksimalnya hasil

11
minyak dikarenakan proses pemasakan kurang dari 8 – 9 jam dan kurangnya pengetahuan
mengenai cara menjaga pemanas tetap stabil.
4. Aspek hukum pada penyulingan ini belum adanya surat izin usaha yang diterapkan oleh
DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
5. Aspek lingkungan pada penyulingan berdampak baik di lingkungan sosial dikarenakan
banyaknya membuka lapangan kerja baru didalam penyulingan tersebut dan terhadap petani
daun cengkeh beserta pengepul daun cengkeh. Limbah cair pada penyulingan tidak
membahayakan terhadap lingkungan dikarenakan tidak adanya bahan kimia tambahan pada
penyulingan.
6. Aspek keuangan pada penyulingan ini Usaha penyulingan Tiga Putra minyak atsiri daun
cengkeh layak untuk dijadikan bisnis dengan nilai NPV > 0 sebesar Rp. 205.693.742. Nilai
IRR sebesar 37% dimana IRR > discount rate 20%. PI > 1 yaitu 1,2. PBP (1) investasi awal
dengan nilai 2,13 dan PBP (2) investasi ke dua dengan nilai 0,44. BEP produk didapatkan
hasil 66.840 Kg dan BEP harga produk didapatkan harga produk sebesar Rp. 114.866.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil diatas didapatkan saran yang diberikan sebagai berikut:
1. Untuk memperluar pemasaran dilakukan hubungan lebih baik lagi dengan distributor yang
lain dan perusahaan besar untuk mendapatkan harga produk yang lebih biak lagi
2. Untuk memaksimalkan hasil produksi dilakukkan perbaikan di proses pendingin dan
perbaikan pada ketel uap menggunkan alumunim food grade
3. Dibuatnya usulan Standar Operasional Prosedur (SOP) proses produksi
4. Pembuatan surat izin ke DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu) untuk legalitas usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. (2016). Analisis Perhitungan Biaya Produksi Berdasarkan Metode Full Costing
Dalam Menentukan Harga Jual Produk Lemari. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan
Akuntansi Universitas Halueleo Kendari, 1–14.
Adiwijaya, J. C., & Malika, U. E. (2016). Feasibility of Essential Oil Refining Based on
Financial Aspect and Technology. Studi Manajemen Agribisnis Jurusan Manajemen
Agribisnis Politeknik Negri Jember, 1(3), 187–192.
H Lutfi, M., N Wisnu, J., & Purbasari, A. (2013). Peningkatan Kadar Eugenol Pada Minyak
Atsiri Cengkeh Dengan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum. Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Kimia Universitas Diponogoro Semarang.

12
Henri, B. (2018). A Feasibility Study Framework for E-Business Start-ups: A case study on
Sxuirrel. International Journal Master of Engineering in the Faculty of Engineeing at
Stellenbosch University, (March).
Hofsrand, D., & Clouse, M. H. (2009). Feasibility Study. International Journal of Iowa State
University Extension and Outreach, (November).
Irfani, R. (2011). ANalisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel Laptop Di Umkm Yogi
Tas Kabupaten Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Departemen Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Irovetz, L. E. J., Uchbauer, G. E. B., Toilova, I. V. S., Toyanova, A. L. S., Rastanov, A. L. K.,
& Chmidt, E. R. S. (2006). Chemical Composition and Antioxidant Properties of Clove
Leaf Essential Oil. Journal of Agricultural and Food Chemistry of American Chemical
Society, 5000, 6303–6307.
Mukherjee, M., & Roy, S. (2017). Feasibility Studies and Important Aspect of Project
Management. International Journal of Advanced Engineering and Management, 2(4), 98–
100.
Novak, L. E. E. R. (1996). Market And Feasibility Studies : A HOW-TO GUIDE. International
Journal The Community Planning Workshop of Broad Base Program,Inc, (May).
Nunez, L., & Aquaino, M. D. (2012). Microbicide Activity of Clove Essential Oil (Eugenia
Caryophyllata). Journal Brazilian of Microbiology Faculty Pharmacy and Biochemisty of
University of Buenos Aires, 1255–1260.
Nwakoby, N. peace, & Ezejiofor, R. A. (2018). Feasibility Study and Entrepreneurial Success :
Ev Evidence idence from Selected Manufacturing Firms in Anambra State. International
Journal of Trend in Scientific Research and Development(IJTSRD).
Purnomo, R. A., Riawan, & Sugianto, L. O. (2017). Studi Kelayan Bisnis. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, 230.
Putra, R. S. (2016). Analisis Kelayakan Usaha Gerabah Anggota Koperasi Kasongan Usaha
Bersama ( KUB ). Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan
Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta.
Suranto (2004). Implementasi Service Quality Dan SWOT Analysisi. Program Studi Teknik
Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suranto (2004). Penentuan Jenis Produk Tegel Keinginan Konsumen Dengan Conjoint
Analysis. Fakutlas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Muhamadiyah
Surakarta.

13
Suranto & Ananda, M. R (2005). Peenentuan Stretegi Pemasaran Berdasarkan Perilaku
Konsumen Dengan Metode Diskriminan. Fakultas Teknk Program Studi Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Suranto (2006). Strategi Pembelajaran Dengan Focused Based Education. Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Vina, O., T, K. J., A, C. G., Niňo, J. P., Mosende, R., & Nerissa, G. (2014). Feasibility Study
Lovebada Bango Laundry Shop. International Journal of Accountancy Program of Father
Saturnino Urios University, 1–63.
Wahyuningtyas, M. N. (2014). Analisis Studi Kelayakan Bisnis Salon dan SPA House Of
Khadijah. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Departemen Manajemen Intitut Pertanian
Bogor.
Zahlinar, Z. (2015). Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh ( Eugenia
aromatica) Di Kabupaten Halmahera Barat Zefika ZAHLINAR. Fakultas Teknologi
Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor.

14

Anda mungkin juga menyukai