Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ARSITEKTUR BALI

DOSEN : FIRDAWATY MARASABESSY S.T., M.Si

DISUSUN OLEH :

SUPRIYANTO H. RAHMAN

07262111060

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. Karena dengan rahmat, hidyah dan
inayahnya makalah ini terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas saya, mata
kuliah “perkembangan arsitektur” pada semester ganjil tahun ajaran 2022 Universitas
Khairun Ternate.

Dalam makalah ini saya menggunakan judul “ARSITEKTUR BALI” dan saya menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurna, untuk itu saya mohon saran
dan kritik yang membangun dari pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULU......................................................................................................1

1.1.Latar belakang................................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah.........................................................................................................1

1.3. Tujuan...........................................................................................................................1

1.4. Manfaat.........................................................................................................................2

1.5. Metode..........................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1. Pengertian arsitektur bali..............................................................................................3

2.2. Sejarah dan perkembangan...........................................................................................3

2.3. Gambaran umum dan konsep........................................................................................7

BAB III : PENUTUP.........................................................................................................12

3.1. Kesimpulan ..................................................................................................................12

3.2. Saran.............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

ii
BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bali memiliki beragam kebudayaan, mulai dari seni tari, seni tabuh, seni rupa dan seni
bangunan. Bali terkenal memiliki bangunan tradisional yang bernafaskan agama, yang telah
diikat dalam suatu aturan-aturan tertentu, yang kemudian dijadikan konsep dan pedoman
dalam membangun Bali ke depan. Kita menyadari pula bahwa arsitektur di daerah Bali
mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak zaman kerajaan hingga sekarang. Terbukti
dari banyaknya ditemukan peninggalan berupa bangunan-bangunan tradisional Bali yang
memiliki ciri khas tersendiri. Bangunan dengan corak arsitektur khas bali memiliki makna
dan nilai estetika yang tinggi sehingga banyak yang terkenal sampai ke manca negara.

Dari hal inilah kini mahasiswa arsitektur di Bali sebagai generasi akademis perlu
mempelajari kembali Arsitektur Bali sehingga bisa memperoleh wawasan agar bisa menjaga,
melestarikan dan mengembangkan Arsitektur Bali sebagai titipan para pendahulu kita kepada
generasi selanjutnya. Disamping itu, agar dimasa depan bangunan tradisional Bali yang telah
ada tetap lestari dan dapat menjadi simbol daerah Bali ditengah gempuran pengaruh
globalisasi.

1.2. Rumusan Masalah


Ada beberapa rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam makalah ini,
diantaranya :
 Apakah pengertian arsitektur tradisional Bali?
 Bagaimana sejarah dan Perkembangan Arsitektur Bali ?
 Bagaimana gambaran umum dan konsep arsitektur Bali ?
1.3. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan
perngertian arsitektur Bali dalam sejarah perkembangannya dari masa ke masa. Serta
gambaran-gambaran umum dan konsep yang ada dalam arsitektur Bali.

1
1.4. Manfaat
Manfaat yang didapat adalah dari penyusunan makalah ini antara lain :
 Mahasiswa dapat mengenal ciri khas arsitektur suatu daerah khususnya Bali
 Mahasiswa dapat memahami sejarah dan perkembangan arsitektur Bali
 Mahasiswa dapat megerti gambaran umum dan konsep arsitektur Bali sehingga
bisa menjaga dan melestarikan Arsitektur Bali sebagai suatu titipan sekaligus
menjadi identitas pembangunan di Bali
1.5. Metode
Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian
pustaka

2
BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Arsitektur Bali

Arsitektur memiliki definisi yang sangat beragam tergantung dari sudt mana kita
memandang arsitektur tersebut, apakah sebagai ilmu, sebagai seni, ruang, bentuk, gaya,fungsi
dan lainnya. Arsitektur merupakan seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi
bangunan atau metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. Arsitektur adalah seni
dan teknik bangunan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan praktis danungkapan
manusia beradab. Dari sudut kebudayaan, maka arsitektur merupakan hasil karya manusia
atau perwujudan gagasan manusia berupa benda budaya yang digunakan untuk memnuhi
kebutuhan akan kehidupannya baik jasmani maupun rohani. Jadi Arsitektur Bali dapat
diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang
secara turun-temurun dengan segala aturan-aturan yang diwarisi dari zaman dahulu hingga
sekarang, sampai pada perkembangan satu wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada
lontar Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya, sampai pada penyesuaian-penyesuaian
oleh para undagi yang masih selaras dengan petunjuk-petunjuk dimaksud. Arsitektur
tradisional Bali yang mengakar dalam masyarakat Bali yang memberikan identitas dan citra
Bali yang kuat dan dapat dilihat dari proses, produk, dan penerimaan oleh masyarakat.

2.2 Sejarah dan Perkembangan

a. Sejarah Arsitektur dalam Prinsip Spiritual di Bali

Menurut Ida Pandita Dukuh Samyaga, perkembangan arsitektur bangunan Bali,


tak lepas dari peran beberapa tokoh sejarah Bali Aga berikut zaman Majapahit.
Tokoh Kebo Iwa dan Mpu Kuturan yang hidup pada abad ke 11, atau zaman
pemerintahan Raja Anak Wungsu di Bali banyak mewarisi landasan pembanguna
arsitektur Bali.

Danghyang Nirartha yang hidup pada zaman Raja Dalem Waturenggong setelah
ekspidisi Gajah Mada ke Bali abad 14, juga ikut mewarnai khasanah arsitektur tersebut ditulis
dalam lontar Asta Bhumi dan Asta kosala-kosali yang menganggap Bhagawan Wiswakarma
sebagai dewa para arsitektur.

3
Penjelasan dikatakan oleh Ida Pandita Dukuh Samyaga. Lebih jauh dikemukakan,
Bhagawan Wiswakarma sebagai Dewa Arsitektur, sebetulnya merupakan tokoh dalam cerita
Mahabharata yang dimintai bantuan oleh Krisna untuk membangun kerjaan barunya. Dalam
kisah tersebut, hanya Wismakarma yang bersatu sebagai dewa kahyangan yang bisa
menyulap laut menjadi sebuah kerajaan untuk Krisna. Kemudian secara turun-temurun oleh
umat Hindu diangap sebagai dewa arsitektur. Karenanya, tiap bangunan di bali selalu disertai
dengan upacara pemujaan terhadap Bhagawan Wiswakarma. Upacara demikian dilakukan
mulai dari pemilihan lokasi, membuat dasar bagunan sampai bangunan selesai. Hal ini
bertujuan minta restu kepada Bhagawan Wiswakarma agar bangunan itu hidup dan
memancarkan vibrasi positif bagi penghuninya. Menurut kepercayaan masyarakat Hindu
Bali, bangunan memiliki jiwa bhuana agung (alam makrokosmos) sedangkan manusia yang
menepati bangunan adalah bagian dari buana alit (mikrokosmos).Antara manusia
(mikrokosmos) dan bangunan yang ditempati harus harmonis, agar bisa mendapatkan
keseimbangan anatara kedua alam tersebut.Karena itu,mebuat bagunan harus sesuai dengan
tatacara yang ditulis dalam sastra Asta Bhumi dan Atas Kosala-kosali sebagai fengsui Hindu
Bali.

b. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Bali


Babakan sejarah tradisional Bali yang disajikan dalam berbagai naskah ternyata
bervariasi . namun dalam kaitannya dengan perkembangan arsitektur maka
babakan perkembangannya akan diambil menurut babakan sbb:
 Masa Prasejarah
 Masa bali Age
 Masa Bali Kuna
 Masa kekuasaan Majapahit
 Masa Penjajahan Belanda
 Masa Kemerdekaan

1) Masa Prasejarah
Masa ini diperkirakan langsung sampai abad ke 1 Masehi masyarakat masih hidup
secara nomaden. Kemudian mulai menetap di bawah pohon ,goa,dan akhirnya pada bangunan
yang sangat sederhana dari ranting pohon yang terolah secara teknis. Tentu saja bangunan
semacam ini tidak bisa bertahan lama, sehingga tidak ada peninggalan yang bisa dipelajari.

4
2) Masa Bali Age
Masa ini dimulai dari saat keberhasilan Rsi Markendya dengan pengikut para
transmigran dari jawa yang berasal dari orang-orang bangunan(Orang Age)membuka hutan di
Bali. Karena keberhasilan ini maka mulai dibangun permukiman-permukiman didaerah-
daerah subur dipegunungan dan juga mulai dibangun permukiman-permukiman didaerah-
daerah subur dipegunungan dan juga mulai dibangun tempat-tempat peribadatan Hindu
dengan sebuta n Hyang untuk istilah pura sekarang. Atas keberhasilan ini pula maka dimulai
pembangunan Besakih tahap awal yang berasal dari kata “basuki”yang artinya selamat.para
ahli dari berbagai aspek kehidupan juga didatangkan dari jawa yang menyangkut bidang-
bidang pertanian,peternakan,irigasi,dan permukiman. Hubungan dengan Cina dan Jawa
menjadi erat. Berita tentang kemakmuran Bali pada saat itu dicatat oleh pedagang cina dan
juga pedagang Yunani. Hasil arsitektur permukiman pada masa ini masih terlihat pada desa-
desa Bali Age di daerah pegunungan seperti Trunyan,Sukawana,Taro,Cempaga,Sidatapa dll.
Masa ini diakhiri dengan mulai berdirinya kerajaan Bali Kuna dengan nama Singa Mandawa
dengan raja pertamanya Kesari Warmadewa dengan raja pertamanya kesari Warmadewapada
abad ke IX.

3) Masa Bali Kuna


Puncak keemasanb dari masa ini adalah pada waktu pemerintahan raja Udayana
Warmadewa yang memerintah bersama-sama permaisuri Dharmapatni. Pada masa ini ada
keajaiban penting yang berkaitan dengan perkembangan arsitektur yaitu datangnya Mpu
Kuturan dari Jawa ke Bali. Menurut Buku Sejarah Bali kedatangan Mpu Kuturan dari Jawa
ke Bali. Menurut Buku Sejarah Bali kedatangan Mpu Kuturan pada masa pemerintahan raja
Anak Wungsu (putra udayana adik erlangga ). Mpu Kuturan mengadakan pembaharuan di
bidang keagamaan sarana peribadatan dan permukiman. Beliau mulai menghidupkan kembali
paham trimurti yang dipuja melalui pura Tri-Khayangan yang merupakan pengikat dalam
satu desa adat. Dalam rumah tangga juga dikembangkan tempat pemujaan keluarga Rong
Tiga atau sanggah kemulan dan Hyang Guru.Masa Bali Kuna ini berakhir dengan
ditaklukannya Bali oleh Majapahit pada abad XIV.

4) Masa Majapahit
Masa pemerintahan Majapahit di Bali dimulai dengan pengangkatan Sri Kresna kepakisan
sebagai Adapati Bali dan di sampangan,Gianyar,Jaman Keemasan dicapai oleh penerus
5
beliau yaitu raja Dalem Waturenggong.pada masa ini dating dari Jawa seorang tokoh agama
Hindu yang beraliran Siwa .Beliau banyak mengadakan pembangunan keagamaan dan juga
pembangunan masyarakat. Tempat pemujaan khusus untuk Tuhan Yang Maha Esa ataupun
manifestasinya diwujudkan dengan bangunan Padmasana. Pada waktu ini juga banyak
dibangun pura-pura pantai dan juga kemudian dibangun pura-pura untuk menghormati beliau.
Pada masa ini diintrodusir Asta Dasa Kosali sebagai dasar aturan pembangunan,masyarakat
mulai digolongkan secara fungsional berdasarkan profesi dalam Catur Warna, dan mulai
dibangunBale Banjar sebagai sarana pengikat persatuan untuk kelompok masyarakat kecil.
Akhirnya masa ini berakhir setelah Belanda di Bali banyak pusakasuci lontar diangkut
keNegeri Belanda termasuk juga pustaka-pustaka. Beberapa puri yang juga sebagai symbol
kekuasaan kerajaan Bali dihancurkan. Dalam bidang arsitektur diupayakan juga terjadi
semacam perkawinan (Alkulturasi),yang menghasilkan bangunan-bangunan denmgan postur
belanda dengan tatahias Bali. Hasil pembangunan pada masa ini beruopa kantor
pemerintahan Belanda seperti kantor Residen,Kantor kontrolir,museum Bali. Bali hotel dan
beberapa sekolah dan rumah pejabat Belanda. Masa ini berakhir dengan proklamasi
kemerdekaan th 1945 dan lebih mantap lagi setelah penyerahan kedaulatan th.1949 maka
mulailah babakan baru pada Masa Kemerdekaan.

5) Masa Kemerdekaan
Merdeka masyarakat Bali juga diartikan merdeka dalam dalam membentuk corak
bangunan. Pada awal masa ini banyak dibangun fasilitas kantor untuk pemerintahan dan juga
rumah-rumah jabatan yang penampilannya ham. Hal ini dapat dimaklumi karena ketersediaan
para perancang teramat sangat terbatas. Masyarakat umumnya suyka meniru hal-hal yang
dianggap baik seperti apa yang dibangun oleh pemerintah dan seperti apa yang dimiliki oleh
para pejabat. Sehingga badai perombakan bangunan-banguna tradisional Belanda,Bali dan
digantikan dengan bangunan jenis”Kantoran”.lama kelamaan timbul pula keperihatinan
karena produk tradisional yang merupakan budaya daerah ini populasinya kian menyusut.
Sampai akhirnya timbul kesadaran utuk menyelamatkan serta mengembangkan warisan
budaya sebagaimana diaqmatkan dalam pasal 32 UUD 1945 .maka untuk itu mulailah dirintis
suatu peraturan daerah yang mengandung misi mempertahankan dan mengembangkan inti
dan gaya Arsitektur Tradisional Bali. Lahirlah pera No.2,3 dan 4 Th.1974 tentang Tata Ruang
untuk Pembangunan,Lingkungan khusus dan bangunan-banguanan.

6
2.3 Gambaran Umum dan Konsep
 Gambaran Umum
Arsitektur Tradisional Bali bersumber dari ajaran – ajaran serta tuntunan tentang
merencanakan dan menciptakan ruang. Ajaran serta tuntutan tersebut mengandung nilai yang
sangat mendasar, nilai filosofis, nilai religius serta nilai manusiawi yang termuat dalam lontar
– lontar. Konseptual perancangan arsitektur tradisional Bali berdasarkan pada nilai tata ruang
yang dibentuk oleh tiga sumbu berikut :
a. Sumbu Cosmos : Bhur, Bhuah dan Swah (hydrosfir, litosfir dan atmosfir)
b. Sumbu Ritual : Kangin dan Kauh (terbit dan terbenamnya matahari)
c. Sumbu Natural : Utara dan Selatan (gunung dan laut)
Arsitektur Bali tidak hanya berkaitan dengan pembangunan tempat suci spiritual seperti pura
dan candi seperti pandangan orang awam, tetapi juga sangat mempengaruhi tata ruang,
teknik, nilai estetis, ukuran hingga ritual yang digunakan dalam pembangunan. Arsitektur bali
juga tidak hanya berfokus pada arsitektur Tradisional, tetapi juga pada pengembangan
arsitektur modern sesuai perkembangan zaman namun masih mempertahankan konsep
Arsitektur Bali. Foto berikut menjelaskan beberapa gambaran umum tentang Arsitektur Bali :

7
Gbr. 1 : rumah tradisional Bali Gbr. 2 : Bangunan meru khas Bali

Gbr. 3 : karang gajah menjadi salah satu Gbr. 4 : pola pemukiman khas di desa
Ornamen khas di Bali Penglipuran, Bangli

Gbr. 5 : Pelinggih sbg tmpat bersthananya Gbr. 6 : Gerbang rumah khas Bali
Tuhan beserta manifestasinya

Gbr. 7 : Salah satu bentuk perkembangan Gbr. 8 : Bangunan utama Museum Indonesia Arsitektur Bali
pada ornamennya yang bergaya arsitektur Bali

8
 Konsep Dasar
Arsitektur tradisional Bali yang kita kenal, mempunyai konsep-konsep dasar yang
mempengaruhi tata nilai ruangnya.
Konsep dasar tersebut adalah:
 Konsep Tri Hita Karana
 Konsep hirarki ruang, Tri Loka atau Tri Angga
 Konsep orientasi kosmologi, Nawa Sanga atau Sanga Mandala
 Konsep keseimbangan kosmologi, Manik Ring Cucupu
 Konsep proporsi dan skala manusia
 Konsep kejujuran bahan bangunan
 Asta Kosala Kosali
 Asta Mandala

 Penjelasan Beberapa Konsep dalam Arsitektur Bali :

1. Konsep Tri Hita Karana


Tri Hita Karana yang secara etimologi terbentuk dari kata : tri yang berarti tiga, hita berarti
kebahagiaan, dan karana yang berarti sebab atau yang menyebabkan, dapat dimaknai sebagai
tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagian. Ketiga hubungan tersebut
meliputi :
1. Prhyangan : Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa,
2. Pawongan : Hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya, dan
3. Palemahan : Hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya.
Selanjutnya ketiga hubungan yang harmonis itu diyakini akan membawa kebahagiaan
dalam kehidupan ini, di mana dalam terminalogi masyarakat Bali diwujudkan dalam 3 unsur,
yaitu : parahyangan, pawongan, dan palemahan.
Dalam arsitektur Bali, hal ini sangat di utamakan dan selalu menjadi landasan pokok
dalam membangun. Konsep Tri Hita Karana menjelaskan bagaimana suatu tatanan ruang
arsitektur yang harmonis di antara ketiga unsur tersebut sehingga terjadilah penataan ruang
yang seimbang.

9
2. Hirarki Ruang / Tri Angga/Tri Loka
Tri Angga adalah salah satu bagian dari Tri Hita Karana, (Atma, Angga dan Khaya).
Tri Angga merupakan sistem pembagian zona atau area dalam perencanaan arsitektur
tradisional Bali.
o Utama, bagian yang diposisikan pada kedudukan yang paling tinggi,
o Madya, bagian yang terletak di tengah
o Nista, bagian yang terletak di bagian bawah, kotor, rendah
3. Asta Kosala Kosali

Asta Kosala Kosali merupakan Fengshui-nya Bali, adalah sebuah tata cara, tata letak, dan tata
bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan tempat suci yang ada di Bali yang
sesuai dengan landasan Filosofis, Etis, dan Ritual dengan memperhatikan konsepsi
perwujudan, pemilihan lahan, hari baik (dewasa) membangun rumah, serta pelaksanaan
yadnya.

Asta Kosala Kosali merupakan sebuah cara penataan lahan untuk tempat tinggal dan
bangunan suci. penataan Bangunan yang dimana di dasarkan oleh anatomi tubuh yang punya.
Pengukurannya pun lebih menggunakan ukuran dari Tubuh yang empunya rumah. Mereka
tidak menggunakan meter tetapi menggunakan seperti:

-- Musti (ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang
menghadap ke atas),
-- Hasta (ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan
sampai ujung
jari tengah yang terbuka)
-- Depa (ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke
kanan)

4. Asta Bhumi
Yang dimaksud dengan Asta Bumi adalah aturan tentang luas halaman Pura,
pembagian ruang halaman, dan jarak antar pelinggih.
Tujuan Asta Bumi adalah
a) Memperoleh kesejahteraan dan kedamaian atas lindungan Hyang Widhi
b) Mendapat vibrasi kesucian
c) Menguatkan bhakti kepada Hyang Widhi

10
5. Konsep Tata Ruang Sanga Mandala

Konsep tata ruang Sanga Mandala juga lahir dari sembilan manifestasi Tuhan dalam
menjaga keseimbangan alam menuju kehidupan harmonis yang disebut Dewata Nawa Sanga
(Meganada, 1990:58)

Konsepsi tata ruang Sanga Mandala menjadi pertimbangan dalam penzoningan


kegiatan dan tata letak bangunan dalam pekarangan rumah, dimana kegiatan yang dianggap
utama, memerlukan ketenangan diletakkan pada daerah utamaning utama (kaja-kangin),
kegiatan yang dianggap kotor/sibuk diletakkan pada daerah nistaning nista (klod-kauh),
sedangkan kegiatan diantaranya diletakkan di tengah (Sulistyawati. dkk, 1985:10). Dalam
turunannya konsep ini menjadi Pola Natah (Adhika, 1994:24)

6. konsep manik ring cucupu

. Konsep manik ring cacupu adalah konsepdimana manusia harus selaras dengan alam.
Seperti janin(manik) danrahim ibu(cacupu). Karena memiliki kesamaan unsur pembentuk

11
BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Arsitektur Bali
yang telah ada dan berkembang sampai saat ini merupakan warisan sekaligus titipan dari para
pendahulu yang menjadi salah satu identitas pembangunan di Bali yang harus dijaga dan
dilestarikan selanjutnya. Arsitektur Bali memiliki Sejarah yang panjang berlandaskan konsep-
konsep spiritual dan budaya yang menyatu dengan kehidupan masyarakat sehingga tetap
eksis hingga sekarang, oleh karena itu perlu dijadikan sebagai pedoman bagai generasi
penerus khususnya arsitek Bali agar pembangunan di Bali kedepan tetap selaras dan harmonis
dengan alam sesuai konsep yang ada.

3.2 Saran

Adapun beberapa saran yang ditujukan kepada semua pihak terkait dengan materi dalam
makalah ini :

 Hendaknya pembangunan di Bali selalu berlandaskan konsep-konsep arsitektur Bali,


walaupun pembangunan tersebut telah bersifat modern. Jangan sampai meninggalkan
identitas Arsitektur Bali.

 Penataan ruang dan kota wilayah Bali hendaknya harus sesuai dengan Tri Hita
Karana, sehingga masalah seperti banjir, tanah longsor, abrasi dan semacamnya dapat
dicegah.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Buku

- Putra, Gusti Made. 1996. “Pengetahuan Arsitektur Tradisional Indonesia”.


Denpasar: Prodi Arsitektur Universitas Udayana.

 Internet

- id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Bali

- http://id.scribd.com/doc/25389132/Arsitektur-Tradisional-Bali

- http://ngeblogbelogan.blogspot.com/2011/11/konsep-arsitektur-tradisional-
bali.html

- http://arifuddinali.blogspot.com/2013/01/museum-di-taman-mini-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai